Pages

Tuesday, May 27, 2014

Loncat Tinggi

Beberapa hari yang lalu, Jerry, seorang teman lama mampir. Lama sekali kami tidak bertemu dan nyaris gak ada komunikasi. Dulu ketika masih sering ketemu, aku menjulukinya mr. Elegant, karena  suka menggunakan kata “elegan”. 
Kami trus ngobrol macam-macam dari soal gawean dia sebagai PNS, pilpres, dan juga beberapa teman dia yang juga aku kenal.

Oh, ya kancamu :  Mr. T, apa kabar? Tanyaku

Dia sekarang di Surabaya, menikah dan punya anak satu. Sudah sukses. Hebat. Cerita Jerry

Tahunya sukses, dari mana? Kerjaannya apa?

Iya, dia sudah punya rumah, ada mobil juga. Itu sukses khan?
Aku gak tahu pekerjaanya apa. Dia hanya bilang punya usaha gitu.

Dulu Jerry aku kenal sangat kritis dan idealis.  Gak tahu sekarang.

----------------------------

Beberapa bulan ini, aku, Icha dan Adah tiap hari senin mengadakan workshop kerajinan tangan di RSU Moewardi di Solo.
Di RSU Moewardi ini terdapat unit yang menangani pasien anak-anak penderita  kanker dan penyakit akut lain.

Sejatinya berat banget bikin workshop ini, karena gawean aku sendiri sudah nyaris tidak tertangani. Waktunya hari Senin pulak  dimana kesibukan awal minggu seabreg-abreg.
Kadang workshop molor, akibatnya beberapa teman di Panca Murah kudu lembur nungguin aku balik.

Belum lagi masalah transportasi. 
Dari Ngruki, Icha dan Adah kudu naik beca dulu ke Tipes, nyari taksi trus jemput aku di Coyudan, sejalan ke Moewardi.
Baliknya juga gak kalah rempong, karena taksi yang mangkal di depan RSU Moewardi semua ga mau pake argo; jadi kami memilih telpon atau nyegat taksi yang lewat.
Itu artinya kudu berdiri di pinggir jalan selama setengah jam. Kadang lebih.
Yang paling berat: aku gak tega banget lihat pasien anak-anak berusia dibawah 10 tahun ini dengan kondisinya masing-masing. 
Semua anak dipasang alat berupa jarum yang dimasukan kedalam pembuluh darah. Ujung satunya ada katup untuk memasukkan cairan infus, kemoterapi, transfusi, dan lain-lain (ga tahu apa itu namanya)
Serem banget liatnya.
Beberapa anak sudah terbiasa. Tapi beberapa anak terlihat masih trauma.

Sebulan yang lalu seorang ibu pasien tertarik ikut workshop menjahit boneka, ketika bilang ‘jarumnya mana’; anaknya yang terbaring disisinya langsung berteriak ketakutan,

“aku gak mau jarum, aku gak mau jarum lagi! Aku gak mau jarum…”

Di tangan kanannya tertancap jarum infus, di tangan kirinya sudah tertancap jarum berkatup lain.

Hari itu aku setengah mati menahan rasa pengen nangis!!
......
......
......

Anak-anak ini memiliki stadium kanker, thalassemia, serta penyakit lain yang beragam. 
Belum tentu anak yang masih terlihat segar di minggu ini bisa bertahan dan kami temui beberapa minggu lagi.
Aku sungguh salut dengan para orang tua yang sangat tabah dan sabar menemani anak-anak ini.
Pasti luar biasa sangat menyakitkan menyaksikan anak yang dilahirkannya menderita seperti itu.
Kebanyakan dari mereka juga berasal dari keluarga menengah bawah.
gantungan kuci hasil karya para orang tua yang dijadikan hiasan tiang infus
adik satu ini lucu banget  T_T

Tujuan workshop kami adalah memberi kegiatan kepada mereka para penunggu anak yang sedang dirawat, serta memberi inspirasi dan pengetahuan kerajinan tangan.
Harapannya ini menjadi kegiatan sambilan mereka selama menunggu di rumah sakit, dan juga kegiatan sampingan di rumah yang bisa memberikan pemasukan.

Untuk tujuan pertama, sejauh ini lumayan  berhasil. Tiap kali kami datang; pasti ada saja ibu-ibu yang ikut berkerumun ikut bikin boneka, gantungan kunci, dll. Bahkan beberapa pasien anak yang agak besar juga tertarik untuk ikut menggambar pola, menggunting, belajar menjahit dengan tangan, dll.

Senang rasanya bisa sejenak mengalihkan perhatian mereka dari kondisi penyakit dan situasi pengap rumah sakit, ke kegiatan yang kami lakukan bersama.
Repotnya tenaga dan waktu mengadakan kegiatan ini lenyap melihat mereka tertawa senang ketika bisa membuat sesuatu.
Membuat kami bertiga selalu bersemangat datang tiap Senin.

Tapi untuk tujuan kedua, kami harus masih menggali metoda praktisnya.
Kami pahami juga saat-saat ini mereka pasti sudah sangat terbebani dengan masalah penyakit si anak. Rada sulit diajak merintis sesuatu usaha sampingan baru.

Pemrakarsa kegiatan ini adalah komunitas 3C (Childhood Cancer Care), sebuah komunitas yang isinya relawan-relawan yang peduli pada anak-anak penderita kanker. 
Mereka juga rutin mengadakan kegiatan bagi anak-anak disana yang sedang menjalani kemoterapi, transfusi darah, dll.

Ada Monika (ketua 3C), Beta, Iyum, dll.
Yang rutin ada disana si Raka. Usianya paling 19 tahun. 
Raka adalah salah satu survivor; julukan penderita kanker yang menjalani kemoterapi dan sembuh. Secara berkala komunitas ini menyelenggarakan acara semacam graduasi bagi survivor-survivor baru.
Aku baca blog Raka yang menceritakan masa-masa dia menjalani kemoterapi yang semua orang pasti tahu: menyiksa.

Dari angkatan aku; hanya sedikit yang sembuh kok mas. Banyak yang gak sembuh dan meninggal. Katanya enteng.

Setiap orang punya perjuangannya masing-masing. Rasanya tidak adil menentukan ketinggian bilah loncat tinggi yang sama untuk tiap orang.

Kehidupan juga masih berjalan. Barusan baca pendiri Prim*g*m*, sebuah bimbingan belajar terkenal di Yogya dan kota-kota lain; ditahan karena dinyatakan bangkrut.
Tapi hidup khan belum berakhir. Apapun kondisi yang dimiliki seseorang saat ini akan terus berubah hingga ajal nanti.

----------------------------

Hari minggu kemarin, rasanya masih belum pulih.
Tapi aku paksakan ke Yogya menengok outlet di Amplaz.
Pulangnya, seperti biasa naik kereta dari sta. Maguwo yang didepan bandara Yogya.
Nungguin kereta datang, aku muter-muter di bandara, liat kesibukan orang-orang yang akan terbang dan baru mendarat.
Ada seorang cewek mendorong kereta, dan dia membawa sebuah bantal leher.  Bantal leher MicaWork!
Pasti! Karena aku yang bikin desainnya.
Bantal lehernya sudah kucel, artinya pasti sering digunakan.

Rasanya seneng buanget! 
Bangga buanget!!
Melihat karya MicaWork di tengah keriuhan umum.

Kalau ga malu, pengen rasanya berjingkat dan meneriakkan lagu Pharell Williams : HAPPY!



Because I’m happy
Clap along if you feel like a room without a roof
Because I’m happy
Clap along if you feel like happiness is the truth
Because I’m happy
Clap along if you know what happiness is to you
Because I’m happy
Clap along if you feel like that’s what you wanna do

Monday, May 19, 2014

Pengakuan, Hari ke 4, Berdarah

Pengakuan

Setiap kali ikut pameran, beberapa hari sebelumnya pasti kehilangan rasa percaya diri. 
Runtuh. Produk MicaWork cukup bagus gak ya; bisa laku gak ya….
Kehilangan orientasi juga. Doh, aku ikut pameran kayak gini, mau nyari apaaaaa!

Inacraft 2014 kemarin, rasanya mental ngedrop banget. 
Apalagi liat stand di depan MicaWork yang lebih gede, diisi crafter beken dan sering tampil di event-event gede.
Rasanya pengen pulang Solo saja.

Hari pertama, bahkan sejak belum pembukaan resmi; sebenarnya stand MicaWork sudah rame.
Stand selalu penuh orang. Sudah ada media yang meliput dan wawancara.
Hari kedua juga rame banget; diliput + diwawancarai beberapa media lain lagi.

Tapi tetap saja aku senewen dan gak pede.
Pengen balik Solo.

Pas hari ketiga, Begitu lihat Caroline datang, aku langsung mengeluh.

Car, aku stress.

Kenapa Pau?

Aku gak pede dengan produk MicaWork. Apalagi liat stand depan itu. Barangnya bagus-bagus. Penataannya juga artsitik banget. Gak kayak MicaWork yang cuma pakai rak besi mirip toko cat.

Tapi kamu lihat sendiri, stand siapa yang lebih rame?
Stand kamu penuh orang terus, sementara stand mereka kadang biasa saja.
Iya khan? Stand siapa yang lebih rame coba?. Jawab Caroline

Iya sih, tapi aku lebih suka komposisi warna mereka.

Pau, mungkin warnanya lebih kamu sukai; tapi produk mereka itu jenis produk umum. Mereka hanya bermain komposisi warna bahan.
Nah kalau produkmu itu sangat keliatan berbeda. Barang dan desainnya orisinil, berdasarkan kreatifitasmu. Orang lain bisa lihat itu kok.

Beberapa teman sebenarnya sudah mengatakan hal yang sama: stand MicaWork lebih rame, bla, bla..
Tapi kata-kata Caroline yang bisa masuk hati. Terlebih argumennya tentang jenis produk itu yang langsung bikin mata aku terbuka..
Rasa pede dan semangat langsung balik. Hehe.



Besoknya ada juga Riki, lama kenal dari chat di internet tapi belum pernah ketemu (ehm…ehm) haha..

Riki bercerita, dia sampai harus lewat stand MicaWork 4 kali baru akhirnya bisa ngajak aku ngobrol.

Rame banget, kamu sibuk terus! Katanya..

Hahaha… ternyata pengakuan dari seseorang tertentu itu kadang penting ya! :D


Hari ke Empat.

Hari ke empat, dalam perjalanan dari hotel ke pameran, aku ngomong sama mama pengen produk MicaWork bisa tampil di bandara. Khususnya produk-produk traveling: bantal leher, cargo scarf, dll.

Tapi rasanya itu keinginan yang di awang-awang. Kalau mau sewa tempat di bandara, selain sulit pasti juga mahal banget. Belum lagi keruwetan pengelolaannya.

Alternatif lainya: masuk melalui toko-toko yang selama ini sudah ada di bandara-bandara besar: toko buku Periplus, Batik Keris, dll.

Tapi kembali aku berpikir: apa ya mereka mau…. Apa ya produk MicaWork sudah pantas di pajang di dutyshop bandara, dstnya.


Selama pameran, banyak sekali pengunjung yang berminat  menjadi reseller produk MicaWork. Ada yang lokal: kelas sista-sista yang jualan via facebook; tapi juga banyak buyer kelas ikan paus dari luar negeri: Jepang, Malaysia, Singapur, dll.


Sore hari keempat itu, ada serombongan mbak-mbak berpenampilan biasa; yang tanya-tanya bagaimana kalau mereka ingin menjual produk MicaWork di toko mereka.

Awalnya mereka tidak mau menyebut nama toko mereka; namun setelah ngobrol panjang mereka menyebutkan nama perusahaan Batik ‘senjatanya-ken-arok’ (sebut saja begitu).
Perusahaan batik terkenal dari Solo, yang punya gerai diseluruh bandara utama di Indonesia.

Kami akan menjual produk MicaWork di seluruh bandara di Indonesia. Kami lihat produk MicaWork unik, dan kualitasnya bisa masuk standar kami.

(Saat itu aku berusaha tampil kalem, padahal dalam hati pengen berteriak: TUHAN!)

Kami bertukar kartu nama dan mereka janji segera menghubungi.

Satu hari setelah pameran, mereka telpon dan bikin janji bertemu.

Saat ini surat-surat sudah di tanda tangani. Kesepakatan-kesepakatan sudah dibuat.
Surat pemesanan barang juga sudah dikeluarkan.
Teman-teman di MicaWork sudah berpacu dengan tugas masing-masing.

Dengan perkenan Tuhan, lebaran tahun ini bantal leher dan produk lain MicaWork akan bisa ditemukan di seluruh bandara besar di Indonesia, dan toko-toko jaringan Batik ‘senjatanya-ken-arok’ (sebut saja gitu)

Sekali lagi hanya bisa bilang,Matur Nuwun Gusti. Biarlah ini menjadi Kemuliaan bagiMU


Berdarah

Pameran kali ini cape banget. Selama pameran, asupan makan juga buruk.
Habis beresin pameran, bongkar rak sendirian, dll; aku ajak mama ke Bandung
Aku titipkan mama di rumah tante di Braga, aku lari-lari di  jalan Holis, berburu kain.

Sampai di Solo mulai merasa kayak kena flu.
Tapi karena gawean seabreg. Rasa cape dan flu gak digubris.

Kehujanan bikin badan demam pun tidak menahan aku  mondar-mandir ke Jakarta.
Bangun jam 4 pagi, mandi air dingin, ke bandara mengejar penerbangan pagi, selesai meeting langsung balik Solo lagi. Begitu terus.

Karena  mulai gak tahan dengan rasa pusing, akhirnya nyerah ke dokter umum.
Disuruh periksa darah; trombosit tinggal 160 (normal 150-550), tekanan darah 60-90.
Besok paginya pas buang ingus, yang keluar darah.
Terus saja begitu. Tissue di tempat sampah warnanya merah semua.
Batuk juga makin menjadi.
Badan makin lemes.

Akhirnya tumbang.

Dokter bilang kena radang tenggorokan parah.
wah! tenggorokan aja sampai kayak gitu.
Ini kalau kamu gak mau istirahat, diobatin kayak apapun gak bakal sembuh. Katanya.

Sekarang ini sudah mulai pulih.
Tenggorokan masih panas, tapi batuk sudah reda, demam sudah hilang, pendarahan juga sudah berhenti.
Tinggal berjuang melawan lemes dan pusingnya.
Dengan semangat yang aku miliki saat ini, kondisi tubuh pasti pulih cepat. 
Segera. Yuhu! :)

Inacraft 2014 kali ini memberi banyak pengalaman Iman, pencapaian, dan juga pelajaran untuk menata energi lebih baik.

Sudah lama pengen ke Kuala Namu. Lebaran kali ini karya-karya saya dulu yang hadir disana. *senyum lebar banget.

Diantara ribuan stand Inacraft, hanya beberapa yang tampil di net.tv.
MicaWork salah satunya :)