Gelisah. Sudah jam 20.05. Di kantor masih ada klien.
Akhirnya jam 20.25 baru selesai, aku cepet2 bubar jalan dan sms, “sori, telat sebentar. Kerjaan baru selesai”.
20 menit kemudian aku liat dia duduk di McDonalds kutak-katik hape ditemani Coca Cola dan sekantong fries. Utuh.
Aku menepuk bahunya, Hei, kataku trus aku mengulurkan jabat tangan, apa kabar?
Dia cuma senyum-senyum.
Kapan nyampe Solo?, tanyaku lagi
Tadi pagi. Mustinya naik airasia tapi kemarin malam dapat sms ditunda jadi penerbangan siang. Gue jadi naik Mandala deh!
Hah! Tiketnya hangus dong! Borju amat. Emang udah kebanyakan duit? Kyaaa…Bagi dong!
Hehehe… dia tertawa, Iya sih, sayang tiketnya angus.
Aku mencebil, trus gimana ke Samarinda kemarin? Orang satu ini paling seneng kalau di tanggap kerjaannya.
Bisa operasi berapa orang?, tanyaku
15 orang. Kebanyakan kasus katarak. Cuma 2 hari kok. Pras, ngobrol di rumah kamu saja ya. Mau bawa makanan pulang gak?
Okay! Aku bangkit berdiri, tapi ga usah beli apa2. aku masih punya makanan di rumah kok..
Jalan kaki 5 menit sampai di rumah.
Dia langsung duduk lantai depan teve. Aku nyalain teve, cari channel AXN
Aarrrgh!… teve ga usah dinyalain bisa gak?! Bete deh gue liat elo diajak ngobrol malah nonton teve, katanya.
Aku matiin teve, duduk di kursi. Manyun.
Kembali dia bercerita tentang pekerjaannya sebagai spesialis mata dan alasan dia pulang ke Solo.
Mulai minggu depan gue ikut pendidikan lanjutan tiap weekend. Gue jadi makin sulit pulang ke solo. Mumpung masih bisa pulang solo nih, secara sejak lebaran kemarin belum pernah pulang.
Tapi alasan utama adalah ketemu elo.
HAH! Plis deh!.......NGAPAIIIIN !! aku berjengkit.
Dia diam sejenak, trus berkata pelan,
Kamu boleh percaya boleh gak. Sejak kita bertemu dulu, setiap ketemu orang lain, gue kok malah ingat elo. Padahal banyak orang yang “lebih” dibanding kamu. Dan kalau gue pikir, ketemu elo cuma sekali, itupun cuma ngobrol beberapa jam. Tapi gue ga pernah merasa senyaman itu. Menurut gue itu yang paling penting. Dan gue pikir elo juga merasa nyaman bersama gue. (*ngarep!!)
Tapi kalau di sms, elo ga pernah balas. Kalau gue telpon, elo malah marah2, sambil geleng2 kepala. Sebenarnya, elo maunya gimana sih?
Aku diem aja. Aduh! Pusing ngadepin kayak gini.
Ngomong dong! sergahnya …gue serius nih!
Aku ga ngerti musti ngomong apa. Jawabku.
Gini,
Seandainya kita bertemu 5 tahun yang lalu, mungkin hal ini bisa jadi sederhana.
Tapi orientasi dan fokus hidup aku sekarang cuma 3 : pekerjaan, pekerjaan, dan pekerjaan (*hetty koes endang mode on) jadi sudah ga ada ‘mata kuliah’ lain dalam hidup aku. Apalagi yang nyangkut any kind of relationship.
Kamu juga pernah dengar cerita aku dan garwa. Ibarat wayang, sang dalang sudah menampilkan gambar gunungan yang artinya : satu aspek kehidupan aku sudah berakhir.
Tentang perasaan ‘nyaman’ itu tergantung kamu sendiri. Cobalah menerima orang lain apa adanya. Pasti rasa ‘nyaman’ itu bisa kamu dapatkan dari siapapun.
Kebetulan saja kamu merasa nyaman ketika kita ketemu pertama kali. Tapi mungkin dalam kesempatan lain belum tentu. Bayangin saja rentang usia kita hampir 12 tahun.
Kamu ga jelek, profesi kamu oke, karakter kamu juga baik. Kamu akan menemukan orang yang lebih sesuai untuk kamu.
Iya, gue sudah menduga kok elo ngomong gitu. Yang penting gue sudah ngomong. Gue ga ngarep banyak. Seandainya tiap gue ke Solo bisa ketemu kamu, atau sebaliknya pas ke jakarta kamu mau ketemu gue.. bagi gue itu sudah cukup.
Kamu juga kudu tahu bahwa gue ga minta apa2 dari kamu.
Hahaha…plis deh! escort kalee!!! Aku ngakak. Mencoba membuat suasana lebih lunak.
Dia diam
Aku juga jadi diam. Jadi nggak enak ati oi!
Ya udah deh…ga usah terlalu dijadikan pikiran. Maaf ya. Katanya. Sambil rebah tiduran.
Aku bangkit dari kursi dan duduk di sampingnya di lantai.
Selanjutnya dia bercerita tentang tradisi kumpul keluarganya, pengalaman operasi mata, tawaran kerja di singapore, operasi mata lagi, kostnya di Jakarta, rencana ke batam operasi mata (*lagiiiii….).
Aku cerita rencana kerja aku, cerita perjalanan ke malaysia, ke Jakarta berburu kain (*yang bikin dia nyolot: ke Jakarta kok ga mampir atau telpon kek!)…..
Kira2 jam 12 malam aku ajak dia ke Pasar Kembang.
Belum lama ini aku menemukan warung makan enak+murah yang bukanya jam 11 malam.
Kami makan soto. Dia yang bayar.
Dari sana aku antar dia pulang naik taksi.
Di taksi dia tanya, besok gue ada acara keluarga. Lusa sebelum gue balik Jakarta, bisa ketemu lagi gak?
Liat saja nanti, tapi kalau ga bisa, ketemu di Jakarta saja. Tgl 25 April rencananya aku mau ajak ibu aku nonton Inacraft di Jakarta. I’ll see you.
Ah, dari dulu juga kamu ngomongnya seperti itu!, tukasnya.
Iya. Maaf!
(if were you ever read this entry, just take it as a tribute for you)