Pages

Thursday, December 24, 2015

Meraih Impian

Tanggal 25 November kemarin, ke Singapur untuk menemui 2 orang calon buyer.
Berangkat dari Jakarta, sekalian menemani mama ke Jakarta.

Naik Lion Air jam 06.15 sampai di Changi jam 09.00 naik taksi ke daerah Marine Parade.
Beres ngobrol dari sana trus ke Orchard menemui buyer satunya lagi.

Jam 3 sore sudah beres, aku  muter2 di Orchard Road dan Rafless City.

Ke Singapur udah kayak dari Solo ke Jakarta urusan gawean. Blas gak ada rasa “piknik” nya.
Tapi rasanya menyenangkan bisa keluar negeri bukan untuk plesir tapi urusan MicaWork.
Jadi seperti seekor ikan yang nyemplung ke laut dan menemukan habitatnya. 
Seneng banget. 
Aku banget!
Ini duniaku yang sebenarnya! Hehe.
Ga pernah terbayangkan urusan MicaWork bisa bikin aku ke Singapur menemui calon buyer.


Hari itu juga pulang ke Jakarta dengan penerbangan terakhir AirAsia jam 20.55

Rasanya okeh hidup kayak gitu: bolak-balik  Singapore atau negara lain untuk urusan MicaWork. Haha...

Januari besok sudah punya tiket JOG-KUL-HKG untuk nonton pameran Toys dan Stationery.
Pameran toys terbesar di kawasan Asia, nomer dua di dunia.
Tujuannya bukan nyari ide desain, tapi lebih ngisi batere semangat berkreasi; karena kesibukan akhir-akhir ini rasanya lebih banyak urusan rutin: produksi, marketing, motret, semacam itulah.

Kali ini pergi sendiri lagi. Mama ga mau ikut.

Hongkong, Januari dingin banget.
Gak ada yang diliat. Males” katanya.

Berangkat dari Yogya tgl 11 sore, tanggal 14 siang sudah sampai Yogya lagi.
Di Hongkong hanya semalam. 
Rencana hanya liat pameran saja dan kalau sempat ke Sam Shui Po : pusat tekstil, kulit dan perlengkapan industri lainnya.

Malamnya pengen ke ke daerah Soho atau Lan Kwai Fong. Area hype untuk nongkrong dengan teman.

Sebenarnya (setidaknya sampai saat ini) ga terlalu suka Hongkong. Karena terlalu “kota” banget.

Tapi semoga suatu saat bisa pameran di Hongkong dan membangun bisnis disana. Huhu!

MicaWork adalah cerita tentang sebuah perjalanan panjang.
Kalau diwadahi pakai ember; keringat dan airmata yang terkumpul bisa untuk usaha laundry. Haha.

Apapun pencapaian MicaWork saat ini, masih lebih panjang jalan yang harus di tempuh.


Seminggu yang lalu, gak sengaja klik lagu mandarin di youtube. 
Sebenarnya ga suka lagu mandarin, tapi waktu itu dengerin sampai selesai. Iringan piano nya bagus.

Trus 2 hari yang lalu, lagu itu muncul lagi di beranda youtube.
Aku klik lagi.

Re-play 2 kali.
Lagunya nyantol banget.
Ternyata itu sound track sebuah web-seri di youtube. Ada 6 episode.

Kisah nyata tentang seseorang bernama  Zheng Xi, yang punya impian menjadi pembuat film, dan ingin meraih impian itu bersama seseorang bernama Tao Ye.
Awalnya memang Tao Ye memberi harapan dan membalas rasa Zheng Xi.

Namun kemudian Tao Ye justru memilih orang lain dan terus  mengecewakan Sheng Xi.

Hingga suatu malam Tao Ye menyelinap ke kamar Shen Xi dan bersebadan dengan orang lain.
Tao Ye mengira Shen Xi sudah tidur, padahal Shen Xi menggigit bibir hingga berdarah agar suara tangisnya tidak pecah.

Akhirnya Sheng Xi memilih untuk melupakan Tao Ye; tapi tidak impiannya.
Justru makin terpacu untuk membuktikan bahwa dia bisa menjadi pembuat film yang hebat.

Ketika habis liat web-series itu, rasanya biasa saja.
Tapi dua hari ini tiba-tiba merasakan racunnya.


Jadi ingat cerita lalu.


MicaWork juga berawal dari sebuah impian yang ingin aku raih bersama seseorang.
Berbagi impian ini dengannya.


Tapi mirip dengan kisah Shen Xi, akhirnya aku harus melakukan pilihan,
Aku memutuskan pergi.

Malam itu di depan rumah tempat dia tinggal; aku berkata : meski aku hanya punya satu sayap pun, aku akan tetap berusaha meraih impian itu.
Sedih? Kecewa?

BANGET!!

Tapi hidup terus berjalan maju, dan aku masih bertahan meraih impian itu.
Menerima peristiwa lalu sebagai cerita dan pelajaran hidup.
Justru aku bersyukur bisa mengenalnya dan pernah dekat selama beberapa saat.

Seperti kata Shen Xi di akhir film, dunia ini luas sekali; di tengah riuhnya ramai kehidupan, betapa beruntungnya aku bisa bisa bertemu dan mengenalmu.

Lirik lagunya, kira2 demikian:

Dia, yang dulu meraih erat tanganku tapi akhirnya melepaskannya

Dia, yang pernah mengucap janji, namun hanya berakhir sebagai kebohongan.

Meski akhirnya dia tidak menjadi milikku; tapi aku tidak menyesalinya.

Hari-hari kemarin indah karena bisa bersamanya.

Mungkin itu hanya illusi, namun aku tidak menyesalinya.

Karena mengenalmu adalah satu hal terindah di hidupku.

Terima kasih sudah pernah ada di hidupku.

Terima kasih sudah menjadi bagian ceritaku.





Tuesday, October 27, 2015

MicaWork Go BIG+BIH Thailand

Sudah lama pengen ke Bangkok International Gift Fair &Bangkok International Housewares Fair (BIG+BIH); pameran produk kreatif ternama di Bangkok.
Konon pameran ini yang menjadi inspirasi dan acuan pameran Inacraft di Indonesia.

Jadi pas kemarin MicaWork lolos kurasi Kementerian Koperasi trus diajak kesana rasanya surpraizzz banget. 
Tapi grogi juga, lha wong menurutku Bangkok itu khan Bandung-nya dunia; Kiblatnya kreatifitas.  Tiap kali ke Bangkok selalu dibuat nganga dengan craft dan  desain produk unik dan kreatif disana. 
Aku mikir: apa ya produk MicaWork sudah pantas mewakili Indonesia.
Apalagi ini event International, bukan kelas bazar umum atau event KBRI.


Waktu persiapan mepet, karena habis pameran Crafina juga.
Aku tentukan thema pameran ini "travelling", jadi hanya bawa bantal leher, sampul paspor, sleepmask, topi, totebag, semacam itulah.

Berangkat tanggal 18 Oktober dari Jakarta naik flight pertama AirAsia jam 06.55.
Sendirian. 
Mama ga mau ikut, Wik dan Nyo juga sedang banyak gawean.

Sepanjang jalan aku terus berdoa semoga ga nemu masalah dengan bea cukai di Dong Muang.
Intinya begini : tiap kita membawa barang masuk ke negara lain (bukan utk dipakai pribadi), meskipun hanya satu buah barang, prinsipnya itu adalah ekspor. Jadi harus memenuhi prosedur ekspor umum. Apalagi jika ini berkaitan dengan pameran, dll.

Meskipun sudah dilengkapi dokumen2 : packing list, keterangan bea cukai Indonesia, pengantar dari kementerian koperasi, jaminan dari KBRI setempat, dll; konon kadang2 saja nemu masalah di bea cukai negara tujuan.
Masalahnya adalah: mustinya barang-barang tersebut  hanya untukk pameran, tidak boleh dijual. Harus dibawa balik ke negara asal.
Tapi prakteknya selalu dijual, sehingga seharusnya ada bea masuk, dll.
Apalagi jika ada barang-barang yg termasuk dalam daftar LarTas (larangan terbatas) ekspor-impor.

Terakhir MicaWork pameran di KL juga sempat ditahan oleh bea cukai. Saat itu yg ditahan rombongan dari Indonesia. Ada anggota rombongan kami yg bawa kain batik. Padahal itu dilarang masuk Malaysia.

Untung ada ibu Dewi dari asosiasi yg bisa "ngobrol" dengan org bea cukai, sehingga akhirnya kami dilepas. Fiuuhh! Bikin senewen banget. Rasanya udah kayak jadi penyelundup obat terlarang.


Karena kuatir masalah bea cukai itulah, kali ini hanya bawa 3 koper barang. Agar ga terlalu menyolok.
Sampai Dong Muang jam 10.10.
Pas ambil bagasi jantung dagdigdug ga karuan. 
Aku berharap bisa keluar bareng rombongan orang lain, agar petugas gak fokus liat oom-oom bawa 3 koper gendut, dan 2 ransel chubby.

Lha kok gak ada!!!

Kebanyakan perorangan atau pasangan dengan bawaan seuprit.

Mau gak mau kudu keluar khan; mosok mau balik Indonesia lagi.

Aku jalan keluar lewat green-lane. Trolley aku cengkeram kuat-kuat.
Dibalik dinding yang membatasi area pengambilan bagasi dan custom:

CILUK BA!

Ga ada petugas sama sekali! Mesin x-ray dimatikan dan suasana lengang.

Segera aku keluar.

Doooh lega PUOLLL!!
Haha...

Dari Dong Muang, naik taksi ke lokasi venue : BITEC didaerah Bangna, utk display booth. 
Naik taksi + toll habis THB 400.
Sampai di lokasi sdh ada beberapa org dari Indonesia peserta pameran.
Setelah kenalan, topik pembicaraan adalah : pengalaman menembus bea cukai. Haha.

Sekitar jam 3 sore, ada Prim: org Thailand yang jadi liaison dari KBRI, lari-lari nyariin mb. Yessi dari Kementerian sambil cerita : ada 4 peserta dari Indonesia yang sedang ditahan bea cukai bandara Suvarnabhumi. Dor!
Kami yg tadinya sibuk display stand masing2 langsung geger dan ikut senewen, kembali ngobrol masalah bea cukai.

Dengar-dengar, akhirnya ada staf KBRI yang ke bandara menyelesaikan masalah itu, dan peserta disuruh bayar (kalau ga salah dengar) masing2 THB 4ribu. Dueng!.

Sesuai dugaanku pameran BIG+BIH ini besar dan kuerennnn banget!!
Banyak sekali peserta pameran perorangan muda usia yang menampilkan produk-produk yg bikin nganga. 
Banyak sekali produk yg inovatif. Packing dan konsep brandingnya kelas dunia.
Dsiplaynya juga bikin minder.
Sementara Indonesian Pavillion biasa saja. 
Rasanya  bikin makin ga pede.




Pameran berlangsung 5 hari; dari tanggal 18-23 Oktober.
3 hari pertama khusus utk buyer. Jadi pengunjungnya adalah orang2 dari perusahaan yang akan memesan utk dijual lagi.
Buyer dari seluruh dunia.
Yang mampir ke booth MicaWork banyak juga. Ada yg dari Amerika, Mesir, Singapur, Jepang, Karibia, dll.
Mereka bilang produk MicaWork unik dan minta di berikan penawaran.
Senengnya: mereka bisa mengenali bahwa MicaWork adalah produk handmade.
Ada yg bolak-balik datang ke booth dan tanya-tanya, ada yg sekali datang trus langsung menugaskan agennnya untuk follow up, ada yg juga langsung email dari kantor pusat, menyatakan keseriusan mereka.
Bangga banget bisa bilang: "...this made in Indonesia"


Tinggal sekarang aku bisa atau tidak follow up.
Kirim barang alias ekspor itu khan ga se-sepele kirim  barang via JNE. 
Butuh kelengkapan legalitas, perhitungan harga, disiplin produksi, kreatifitas untuk pengembangan produk, dll.

Bp. Lutfi Rauf : Duta Besar RI untuk Thailand, mampir di booth MicaWork


Bp. Bebep Djundjunan Perutusan Tetap KBRI di Thailand. Promosi buku PLUSH. 
Jadi ingat hutang jalan-jalan ke Bangkok sama mas Fachmy :p


Menurut peserta lain yang sudah pengalaman pameran; respon buyer untuk booh MicaWork pertanda baik.
Karena biasanya buyer tidak akan menjalin kontak bisnis dengan peserta yg baru pameran pertama kali.
Mereka akan menilai keseriusan sebuah perusahaan setelah sebuah brand ikut pameran beberapa kali.


Selama trade show 3 hari ini, pameran hanya sampai jam 6 sore. Peserta juga dilarang jual produknya.
Jadi, suasana relatif sepi. Bagi peserta dan buyer akan lebih nyaman dengan situasi ini karena  gak terganggu keriuhan pengunjung.
Tapi bagi peserta pameran yg terbiasa pameran di Indonesia dan mengharapkan penjualan: bakal stress karena ga ada penjualan.

Ada peserta dari Korea yang kebingungan kenapa pengunjung sangat sedikit. Haha.

Kami hanya boleh menjual di public day, pameran utk umum: di 2 hari terakhir.
Dan memang  dua hari tersebut pengunjung sangat ramai. Bahkan sebelum event dibuka sudah antri di depan pintu masuk.
Pameran buka jam 1000 sampai jam 2100

Respon konsumen untuk produk MicaWork juga sangat baik.
Beda dengan buyer yg ngomong seperlunya, dan menunjukkan apresiasi/minat dengan permintaan follow up setelah pameran; konsumen umum lebih menunjukkan apresiasi melalui pujian, dan pembelian.
Mereka juga bisa mengenali MicaWork produk handmade.
Banyak yang bilang beda dengan produk yg ada di Thailand.

Aku menemukan ada satu booth yg menjual bantal leher, tapi model dan desainnya biasa saja. Ada lagi yg jual bantal leher yg isinya buckwheat, semacam kulit gandum gitu.

Hari kedua public day; sekitar jam 12 siang, bantal leher sudah terjual semua hanya sisa 1 buah.
Beberapa barang lain juga terjual habis.
Jam 4 sore, aku sudah beres-beres.  Dari 3 koper hanya sisa setengah koper


Selama pameran ini, ada beberapa tawaran ikut pameran skala lokal juga.

Rencana hari terakhir pameran ini pindah penginapan ke daerah Siam Square. Jadi paginya sudah check out dari hostel tempat menginap dan ransel aku bawa ke pameran.

Aku kuatir kalau terlalu malam, rebutan taksi dengan pengunjung dan peserta lain padahal kudu bawa 3 koper dan 2 ransel. Gak mungkin naik BTS atau MRT khan.
Jadi sekitar jam 5 sore aku cabut dari pameran dulu.

Rasanya masih percaya-gak percaya dengan kesempatan yang Tuhan berikan : bisa ikut pameran keren di Bangkok dan produk MicaWork diterima pasar. 
Memang kalau Tuhan sudah menyediakan rumahnya, Tuhan juga akan mnyediakan isinya.

Pas pamitan dengan mb. Yessy dan teman-teman kementerian; mereka tanya, “Pak, tahun depan ikut pameran Tokyo Gift, mau gak ?”
Duh! Aku khan jadi trus piyeeeeee.... gitu ! (*njaluk dikeplak)

Hahahahaha...




Monday, September 21, 2015

BaPer In Style

Hongkong Trade Development Council (HKTDC) adalah lembaga yang mempromosikan bisnis Hongkong melalui event-event yang mempertemukan produsen barang dan jasa, konsumen, serta elemen2 pendukung : desainer, ahli legal, akuntan, dll.

Tgl 17-19 September kemarin mereka mengadakan promosi dagang di Jakarta berupa pameran produk-produk unggulan UKM dari Hongkong dan produk-produk yang mendapakan penghargaan atas inovasi dan desainnya.
Jenis produknya cukup beragam: fashion, toys, elektronik, furnitur, mobile app, dll.
Khusus tanggal 17 ada beberapa sesi simposium.

Ketika registrasi secara online, aku tidak menduga event ini ternyata sangat keren. Selain barang yang dipamerkan sangat inspiratif, materi simposium juga mencerahkan.

Tema simposium pertama/pembuka: mempromosikan Hongkong sebagai pusat bisnis di Asia: modern, efisien, mudah diakses, dan aspek regulasi yang sangat mendukung; serta sebagai pintu masuk pasar China dan global.


Simposium kedua : “Latest Trend in Digital Marketing and E-Commerce”
Ada 3 pembicara. Pembicara pertama yang paling menarik : Jason Chiu yang menyampaikan transformasi perdagangan “tradisional” ke “E-Commerce”, dan saat ini sudah menjadi “Social-Commerce”
Adalagi fenomena showrooming dan webrooming, pentingnya aspek “experience” bagi konsumen.
Konsep 020 : online to offline; bagaimana online shop membutuhkan keberadaan industri offline.
Masih banyak lagi.


Simposium ketiga, “Creativity in Business: Dialog with Design Experts”
Ada 3 pembicara: brand consultant, perancang busana, dan arsitek.
Pembicara kedua: Elmer Ho yang paling menarik. Dia adalah kepala perancang busana beberapa merk utama. Salah satunya Ceruti.
Elmer Ho menjelaskan bagaimana seorang perancang harus melakukan riset, menentukan trend, dll dan yang terutama menjaga “brand DNA”

Nampak sekali event ini sangat matang dirancang; memiliki kesatuan utuh antara materi simposium dan produk yg dipamerkan.
Juga ada event-event pendukung lain : gala dinner, promo wisata di Grand Indonesia dll.

Bagi setiap peserta yang mendaftar online dan diketahui berasal dari luar kota; disediakan pengganti trasnport.
Aku cukup menunjukkan KTP, kartu nama, email konfirmasi, dan 3 kartu nama peserta pameran; memperoleh amplop berisi Rp 1.500.000.

Selain itu, dengan mengikuti  tiga simposium; mendapatkan souvenir USB dan kesempatan memenangkan tiket PP ke Hongkong.

Baru kali ini aku nonton pameran, ikut simposium, trus dapat duit.



------------------------------

Hari kedua di Jakarta, aku antar mama check kesehatan.
Pulangnya kluyuran sendiri  di Pasarbaru.
Nemu satu toko kain khusus katun dan linen dari Jepang;  persis yang pernah aku Adah, dan Icha beli di Singapur.
Pilihannya jauh lebih banyak: tokonya dua lantai memanjang.
Harganya juga lebih murah.

Aku jadi kayak kuda lumping baper. 


---------------------------------

Hari ketiga, janjian dengan mb. Septi; editor penerbit Puspa Swara.
Rencananya  kami ingin menyusun buku cara pembuatan perlengkapan travelling: bantal leher, tas, sampul paspor, dll.
Judulnya semacam : “handmade traveller”, atau  “crafter traveler” atau sejenisnya.

Kami membicarakan konsep isi, lay out, dll .

Jadi terbayang dengan editor pertama: mas Fachmy. Huhu...

Aku bercerita tentang teman-teman crafting di Solo. Pas nyebut “IloveCha”. Mb. Septi langsung ingat Icha.

Sebenarnya kami sudah lama ingin mb. Icha nulis buku; sejak produknya masih tas, boneka, dll. Sampai ketika produknya beralih ke sepatu. Tapi tidak ada kelanjutannya.

Aku jawab : Icha memang masih belum stabil dan fokus ngurusin aspek bisnis IloveCha.

Aslinya dia bukan orang yang kurang inisiatif, bahkan cenderung keras kepala, kataku lagi.

Iya, dari interaksi kami dulu, kayaknya mb. Icha orangnya cukup aktif kok.
Kalau sampai sekarang belum beres, semoga bukan karena mb. Icha tidak enak hati karena ada bagian  naskah yang waktu itu saya minta diperbaiki. Kata mb. Septi.

Kayaknya bukan. Tapi menurut saya karena Icha masih belum fokus saja. Jawab saya.

Titip salam saja utk Mb. Icha. Semoga dia masih berkenan meneruskan proyek buku yang dulu. Karena kami belum pernah menerbitkan buku tentang sepatu handmade. Kata mb. Septi lagi.

Trus aku menunjukkan foto kami berlima;

Kalau ini Adah, adik Icha yang suka masak.

Ini Mas Fahmi, editor buku PLUSH saya. Dia editor dan penulis keren juga; yang memprakarsai komunitas Tangan Grathil, , sekaligus tukang potret rombongan travelling kami.

 Aku cerita soal Tangan Grathil yang saat ini masih mati suri.


Trus ini mas B. Yang akan mendorong Icha serius menangani IloveCha.
Hahaha...

Mb. Septi pengen produk yang difoto dengan peraga.
Jadi misalnya, bantal leher difoto ketika  dipakai, dll.

Aku langsung membayangkan komunitas Solovely Traveller jalan ke Bangkok untuk foto-foto peragaan produk.


Sedetik kemudian aku langsung baper. hahaha...

.

Monday, April 06, 2015

Inacraft 2015 - Let's Step Forward

Poster MicaWork di Inacraft 2015
INACRAFT 2015 tahun ini yang ke 17.
Seneng banget MicaWork bisa ikut lagi. Ini yang ke 4.

Persiapannya lumayan jumpalitan dan ngos-ngosan. Tapi hasil produknya lumayan lah. Banyak produk dan desain baru.
Semoga bisa diterima konsumen. hehe.



Besok pagi: hari Senin, aku dan mama ke Jakarta.
Semua barang pameran dan rak sudah dikirim. Tinggal besok Senin dan Selasa ngatur displaynya.

Pameran Inacraft 2015 akan berlangsung dari tanggal 8-12 April 2015 di Balai Sidang Senayan JCC Jakarta.

Habis pameran rasanya pengen jalan-jalan singkat.
Tapi lihat nanti sajalah :D

Sunday, February 22, 2015

Me On Cam

Sudah beberapa kali merasakan 'shooting'
Tapi kemarin rasanya grogi banget, karena kali ini unsur "acting"nya lebih banyak dan plot ceritanya kudu improvisasi sendiri. 
haha...

Kali ini shooting alias taping untuk acara Smart Living di MNC Channel : Home&Living.

Gak tahu hasilnya kayak apa. Tapi seneng banget nambah pengalaman, teman-teman baru dan semoga membuka kesempatan-kesempatan baru :D