Pages

Thursday, July 28, 2005

Cukur Rambut : it’s a matter of trust

Setuju banget dengan batfirman : ke dokter gigi itu mengerikan.
Tapi ada satu tempat lagi yang juga membuat was-was : barber shop alias tukang cukur rambut.
Bukan karena kursi dokter gigi dan tukang cukur yang sama-sama kayak kursi mesin pembunuh, tapi efek dari cukur rambut bisa membuatmu jadi lebih muda, segar dan rapi, atau sebaliknya menuai badai olok-olok karena disangka habis ditangkep BUSER….
Kebanyakan orang pasti punya preferensi tukang cukur rambut yang dipercayai sudah paham bentuk batok kepala dan lokasi pitak pelanggannya. Jarang ada orang yang mau membiarkan rambutnya dicukur oleh tukang cukur yg gak jelas.

Sewaktu masih tinggal di Jakarta, selama hampir 8 tahun aku cuma mempercayai Pak Udin di Wijaya Grand Center Jak Sel yg boleh megang clipper dan gunting dekat2 kepala aku. Aku tinggal datang, duduk, ditutupi pake kain, dicukur; hasilnya pasti okay.
Di Solo aku juga memilih tukang cukur ala barber shop yang biasanya di sebut tukang cukur Madura (mungkin karena dikelola oleh orang yang berasal dari Madura).
Sebenarnya ada 3 orang tukang cukur, tapi selama beberapa tahun ini aku hanya mau dicukur oleh Pak Ahmad yang kayaknya paling senior.

Kemarin waktu aku datang, ndilalah Pak Ahmad sedang mudik ke Madura.
Cuma tinggal 2 tukang cukur : yang satu sibuk dan sudah ditungguin 2 pelanggan lain, sementara tukang cukur yang satu cuma nganggur.
Ada satu anak yang sedang dibujuk ibunya supaya mau dicukur sama tukang cukur yang nganggur, tetapi sia anak ngeyel minta tukang cukur lainnya.

Aku yang tadinya pengen pulang saja menunggu Pak Ahmad balik, jadi iba dengan tukang cukur itu, jadi aku memutuskan untuk jajal ilmu cukurnya.
Agak deg-degan juga sih: sebab kayaknya dia juga masih kagok-kagok megang clipper; gak lucu kalau sampai kena kuping khan.

Syukur, hasilnya okay! Gak kalah sama cukuran Pak Ahmad.

Seperti juga ke tukang cukur; seseorang merasa lebih nyaman dan aman bersandar pada kebiasaan dan kesamaan dalam menilai/melakukan sesuatu. Misalnya dalam berteman, bekerja, dll.
Padahal di luar kebiasaan dan kesamaan yang dipertahankan, ada peluang-peluang baru yang patut dijajal dan memperkaya kehidupan.

Tentu saja itu tidak berlaku untuk “kebiasaan” baru kayak : nge-drug, berhenti nge-blog, ngembat dompet teman, ke kantor tanpa sikat gigi, dll

Kata kuncinya adalah : berani membuka diri dan percaya kepada orang lain serta kesempatan yang ada.
it’s a matter of trust.


So, mau coba tampil beda ?
(Tetep setuju dengan batfirman: ke dokter gigi itu mengerikan!!)

Friday, July 15, 2005

Blog Tanpa Huruf "R"

Banyak o..ang bilang aku mi..ip A..i Wibowo. Kayaknya emang bene.. kok! Hehehe…

Bukan!!! bukan postu.. tubuh, atau wajahnya (*kata mama, aku lebih ganteng)….tapi lidahnya sama-sama pendek alias cadel. (profesi sih sama : artis :p)

Bukan cadelnya orang china totok, tapi cadel o..ang yang tidak bisa melafalkan hu..uf “R “

Seka..ang sih cuek saja. Tapi dulu waktu masih SD, paling st..ess kalau pas pelaja..an ‘menga..ang’, ka..ena biasanya kudu maju ke depan kelas dan membaca ka..angannya.
Aku jadi setengah mati be..usaha mencari kata-kata yang tidak mengandung hu..uf “R”

Namanya juga bocah: teman2 sekelas suka menggoda dengan pu..a-pu..a gak mendenga.. ucapan aku, dan minta untuk diulang, ‘apa?? gak denger! ora krungu, baleni! baleni!!’
Paling gedeg kalau aku minta tolong sesuatu, t..us me..eka bilang, ‘okay, tapi bilang dulu : “laler menclok rel sepurrr trus muni mak lerrr…’

Biasanya aku cuma diem, tapi wajahnya jadi hijau… (*pengen jadi hulkman tapi kurang bahan)
Kalau sudah gitu, me..eka suka ngomong,’makanya banyak makan cabe, supaya ga cadel’
Apa hubungannya coba : cabe sama cadel ??

Bebe..apa teman (*dan paca..2) bilang: sua..a cadel itu seksi (*ah, itu pasti bohong. coba aku te..iak2 di mall: alih2 dibilang seksi,pasti malah dianggap china gila!)
Sebaliknya aku paling sebel kalau denge.. orang cadel ngomong. ..asanya pengen nabok! Soale bikin mi..is kuping.

But, even gitu, aku be..pendapat Tuhan membe..i kekhasan pada tiap manusia melalui ‘kecacatan-2’ kecil kayak gini : cadel, kidal, (ganteng termasuk ga ya?), dll

Hehe….

Tuesday, July 12, 2005

Untuk Kokok

Kok,
Aku masih ingat waktu pertama kali kamu memperkenalkan diri di depan kelas sekolah minggu.
Itu tahun berapa ya? 1998 khan ?
Dengan cuek kamu menulis di papan tulis, dan anak2 nyengir membaca namamu : “KOKOK” malah ada yang langsung teriak ‘kokok petok’. Hehehe
Gak jelas gimana bisa ortu ngasih nama kayak gitu sih?!!

Seneng loh bisa nambah ‘pejantan’ baru di gerombolan guru sekolah minggu yang mayoritas cewek semua. Aku jadi bisa mendapatkan pembanding. maksudnya: dibandingkan kamu, aku jadi kelihatan lebih ganteng (*huek…cuih!) hehehe… gak ding!
Sekolah Minggu GKI Kebayoran Baru beruntung banget kamu mau bergabung, karena ga banyak orang yg punya kapasitas dan waktu, bersedia dan sabar melayani di bidang ini.

Kita sempet bareng ngerjain banyak program ya?
Salah satunya Pokja pembinaan GSM: selama beberapa hari berdua muter2 jakarta pake mobil kamu yg bikin stress, gara2 pintu mobil ga bisa dibuka!!
Rasanya sih, kita memang banyak mengerjakan sesuatu bersama-sama. Terutama biasanya kita satu kubu kalau debat sama si Steve hehehe…
<--- ini Kokok :p

Tapi aku kudu bilang : aku kadang mangkel kalau “angot syndrom” atau “sak penak-e dewe syndrom” kamu kumat.
Paling kesel kalau kita bubar persiapan mengajar, trus ke blok M untuk naik bis pulang.
Meskipun teman2 kita itu ngakunya preman blok M…… tapi Kok! mereka tuh cewek semua!
Mbok ya elu tuh nemenin gue nungguin cewe2 itu sampai dapet bis masing2…. Gak malah begitu liat bis arah grogol, langsung da-da da-da + loncat masuk bis!
Huh! gak jentel banget!
Bener2 ga punya perasaan!

Eh, waktu aku pindah ke Solo, kayaknya kamu lagi training dimana gitu ya ?
Seneng juga akhirnya kamu dimutasi ke Semarang; kalau aku butuh khan deket hihihihi…

Oh ya Kok,
Terakhir kali kita ketemu di Solo, rasanya baru 3 bulanan kemaren ya ?!
Bagaimana kabar ibu? Jadi gak tinggal sama kamu?
Bener rumah kamu di Candi Baru udaranya sejuk dan suasanyanya enak, tapi musti dipikirin apa beliau betah kalau gak ada kegiatan, padahal biasanya sibuk momong cucu kakak kamu?

Soal ajakan jalan ke Jepang akhir 2005, aku masih mikir-mikir. Pengen sih!
Kamu bilang : yang penting beli tiketnya…..tapi emang bisa beli tiket pake duit gambar bagong ?!!! :p
(ehm…kira-kira si Ria mau gak ya jadi sponsor hehehehe…)
lagian aku kuatir dibilang gak kreatip ngikut2 Krisdayanti show di Jepang hihihihi….

Thank’s ya untuk email dan sms berisi quotes pemacu semangat yang selama ini kamu kirimkan.

Kok,
Rasanya cukup lama kita berteman, tapi mungkin aku yang belum bisa menyadari keberadaan kamu sebagai sahabat. Take our friendship as granted.
Bukan bermaksud membandingkan, tapi pertemanan kita gitu-gitu saja. ada ya syukur, ga ada ya “emang gue pikirin” :p

Sampai ketika kemarin siang Rinda telpon dan dengan gugup bilang, “Kokok sudah berpulang….”



…….





Aku memang tahu dokter memvonismu leukimia 4 tahun yang lalu, tapi tidak pernah menduga secepat ini.
Aku jadi bingung-bingung gak mudeng; mendengar kabar itu.

Barulah beberapa saat kemudian, tiba-tiba kelenjar air mataku jebol.

Aku benar2 gak bisa nahan, bahkan aku harus menggigit lidah untuk membekap supaya tangisku tidak bersuara. Malu Kok diliatin customer dan staff kantor!!
Aku memang mangkel kalau bersama teman2 ke blok M kamu seenaknya pulang duluan.
Tapi sekarang aku marah dan sedih, karena sekali lagi kamu “pergi” duluan dan gak tahu kapan kita akan bertemu lagi!!!
Gak pamit lagi!!! SEDIH tahu gak!!!

Malam kemarin aku ketiduran bukan karena ngantuk, tapi capek nangis. Aku baru menyadari pertemanan yang sangat berharga, ketika kamu sudah pergi.

Kok,
Tadi pagi aku ke Semarang, untuk melihat kamu yang terakhir kalinya. Banyak guru sekolah minggu teman kita di Jakarta yang juga datang. 15 orang!
Seneng sih ketemu mereka, tapi sori kami kudu nangis lagi di samping peti kamu.
Meski demikian, kami bersyukur karena pernah mengenalmu, melayani Tuhan bersama, dan berbagi hal-hal yang baik.
Kami sempat bertemu ibumu. Beliau mendekap kami satu persatu, Ah! dia pasti bangga punya anak sepertimu.

Malam ini, mata dan hidungku masih berair ketika aku ngetik blog ini. Tapi aku pengen punya kenangan dari seorang teman seperti mu.
Ibarat tapak kehidupan, pada satu bagian hidupku, kita pernah berjalan bersama.

So…

Kok, selamat jalan.
Teman, sampai bertemu lagi!













Dedicated to :
Kokok Wijanarko
Januari 1965 - 11 Juli 2005

Saturday, July 02, 2005

Pa, Ayo Buat Gantungan Kunci Lagi !

Tanggal 25 Juni kemarin, kami sekeluarga berkumpul, merayakan ultah papa ke 60 tahun. Acaranya sih cuma makan diluar, trus ngobrol dan ngakak-ngakak di rumah. Tapi, momen kayak gini sangat menyenangkan dan berharga, karena kami semua tidak tinggal satu kota.

15 tahun yang lalu papa membuat gantungan2 kunci bertuliskan nama kami; Pras, Ay, Wik, Nyo dan Iwan. Masing-masing 3 buah yang akan dibagikan pada saat ultahnya yang ke 50, 55, dan 60.

Kemarin, Papa membagikan gantungan kunci ke 3 kepada kami anak2nya, dan ngomong,
“Papa sangat bersyukur bisa membagi gantungan kunci ke 3 secara langsung, karena itu berarti papa diberi kesempatan melihat kalian sampai sejauh ini.
Ada pepatah : ‘sulit menjadi ayah yang ideal, tapi lebih sulit lagi menemukan anak yang berbakti’ Semoga Papa masih diberi kesempatan 5 tahun lagi…”

Hubungan papa dan kami, anak-anaknya memang seperti keluarga yang lain: tidak selalu ideal.
Pasti ada saja kelakuan kami yang membuat papa sakit hati. Sebaliknya kami juga sering merasa kesal dengan omelan dan kelakuan Papa yang menurut kami terlalu ruwet.
Tapi meski demikian, kami selalu bersyukur pada Tuhan untuk Papa. Dan kami juga bersyukur didampingi Papa sampai hari ini. Kalau diberi kesempatan memilih, tetap Papa yang ini yang kami inginkan.

So, sepert kata Ay adik aku kemarin bilang, “Pa, ayo buat gantungan kunci lagi yang banyak! Masih banyak 5 tahun-an ke depan yang bisa kita rayakan bersama…..”

Selamat ulang tahun Pa!
(kalau bisa untuk selanjutnya jangan cuma gantungan kunci, tapi ada kuncinya : penthouse atau kapal pesiar gitu!)