Pages

Tuesday, March 29, 2011

[TR] Surabaya 17-18 Maret 2011

Ah, sudah lama gak nulis catatan perjalanan…

17 Maret kemarin kudu ke Surabaya.
Berangkat dari Solo naik kereta Sancaka Sore jam 16.40.
Sampai stasiun Gubeng Surabaya jam 21.14; terlambat 20 menit.
Pas turun dari kereta ada life music-nya, nyanyi lagu lawas “…sepanjang jalan kenangan, kita slalu bergandeng tangan.…”
Hehe, sebuah ironi, karena bagi aku stasiun Gubeng maupun kota Surabaya adalah kenangan buruk.

Keluar dari Gubeng, langsung nyari pangkalan ojek. Pengen naik ojek saja, agar bisa menyentuh udara malam dan membaui kota Surabaya.
Ternyata Gubeng gak ada pangkalan ojeknya. Jam segitu tukang ojek sudah pulang (*kata bagian informasinya). Halah!
Mosok kalah sama stasiun Balapan atau Stasiun Tugu. Mau naik apa saja ada. Beca, ojek, andong, taksi pake meter, taksi gelap, pacar gelap… (*maksudnya di jemput pacar gelap)
Terpaksa naik taksi. Gak asyik banget!

Selesai urusan jam 12 malam lebih, baru nyari penginapan.
Aku sempat telpon CitiHub yang konsepnya kayak Tune hotelsnya AirAsia, tapi sudah penuh. Padahal aku pernah liat iklannya, tarif semalam hanya IDR 299 ribu.

Di jalan Kranggan aku liat ada hotel baru. *namanya lupa.
Namun ternyata kamar termurah yang masih tersedia adalah kamar deluxe seharga IDR 560 ribu sekian.
Bagi aku itu rada kemahalan, lha wong paling ditiduri 8 jam saja.

Aku diajak lagi sopir taksi ke hotel dekat situ. Hotel Widodaren. Aku suka suasananya yang kayak homestay.
Syukurlah masih ada kamar standar. Tarifnya IDR 310 ribu. Langsung aku keluarin KTP dan kartu kredit.
Resepsionisnya bilang, ‘kalau pake kartu kredit kena 2% pak’
Weks! Seumur hidup aku baru sekali ini nemu hotel yang mengenakan charge untuk pemakaian kartu kredit. Padahal 2% dari IDR 310 ribu hanya IDR 6.200 rupiah loh!!
Hotel ini kok ridiculous banget. Gak ‘service-oriented
Gak sampai situ, begitu resepsionis yang sudah bapak2 itu liat KTP aku, langsung bilang, “Maaf pak, KTPnya sudah kadaluarsa, kami gak bisa menerima”

Jedhenk!

plis deeeeh! Mosok sampai segitu-gitunya.

KTP aku memang habis bulan Desember kemarin.
Sebelum berangkat ke Surabaya sudah terpikir mau bawa paspor, tapi lupa gara-gara terburu-buru. Tapi seandainya bawa pasporpun, aku sudah terlanjur ilfil sama hotel berbintang satu ini.
Aku gak ngomong apa-apa lagi, kantongin ktp dan kartu kredit langsung pergi. Damn!!!

Singkat cerita, akhirnya dapat hotel Inna Simpang dekat Tunjungan Plasa. Itupun bukan kelas yang paling murah. IDR 700 ribu sekian. Lebih mahal daripada hotel pertama. Tapi ya sudahlah. Sudah males muter2 lagi. Sudah jam 1 pagi uy!

Setelah check-in dan naruh tas di kamar, trus ke Rawon Setan. Pengen tahu se-“setan” apa sih…


Tapi setelah njajal, weleh-weleh! Ternyata menurutku biasa saja. Kuahnya kurang pekat, sambalnya kok kayak sambal bakso, nasinya menggumpal, teh manisnya gak oke (gak fresh, kurang sepet, kurang kental, kurang panas).
Malah menurutku rawon di warung Arek-Arek di Yogya jauh lebih enak.

Nilai plus hanya pada ukuran potongan daging rawon yang generous. Tapi itupun sudah seharusnya.
Lha wong “kerusakan” satu porsi rawon setan + teh manis = IDR 27.500.
Larang-e rek!
Gak pengen balik lagi lah.
Tahu gitu mending makan di Bu Lilik (pernah aku tulis di sini). Atau nasi cumi di depan Ps Turi.

Pulangnya ke hotel jalan kaki. Sepanjang jalan banyak café kaki lima. Persis warung lesehan di Solo atau Yogya, bedanya musiknya jedag-jedug, jualannya pake sloki-sloki.

Sampai hotel langsung mandi dan ketipluk…..



Inna Simpang berbintang tiga, termasuk hotel kuno. Kayaknya seangkatan dengan Hotel Indonesia, Hotel Ambarukmo, dll yang jadul itu. Lumayan bersih, tapi fasilitas kamarnya standar banget. Jadi gak money-wise banget sama tarifnya. Tambah dikit kayaknya udah dapet sheraton atau nginep seminggu di Bangkok.



Jam 0900 check-out nerusin urusan di jl Demak.
Selesai jam 1100, dim-sum di Kowloon Palace di Delta Plasa. Rasanya standar. Teh chrysant-nya enak.
Dilanjut muter-muter di Delta Plasa yang sekarang lebih rapi dan rame. Banyak banget toko yang jualan boneka dan fancy gift.

Sebelum ke Gubeng, aku ke toko buah Hoki nyari oleh-oleh untuk mama dan micha. Secara dekat, aku naik beca.
Sepanjang jalan aku mikir: ini beca bukan ya? Jangan-jangan ini trolley koper… kok cungkring gini :p
Gak kayak beca Solo atau Yogya yang chubby-chubby :D

Siang itu Gubeng rada sepi. Tiket kelas eksekutif ke Solo sudah habis; tapi berhasil dapat tiket kelas bisnis Sancaka siang jam 1500.
Karena weekend, tarif tiket jadi IDR 90 ribu. Sebagai perbandingan pada hari biasa tiket bisnis IDR 60 ribu, tiket eksekutif IDR 85 ribu.

Di Gubeng, ada warung nasi pecel favorit, letaknya di paling ujung dan ada tulisan “Nasi Pecel Madiun”nya.
Menurutku cukup bersih dan ‘palate-able’. Kerusakan nasi pecel + telur matasapi IDR 6.000.

Kereta berangkat tepat waktu. Fiuh! Panas banget, banyak penumpang berdiri gak kebagian kursi.
Tapi lumayanlah, sebelahku ‘limangewu’ Wakakak….

Kesimpulan umum jalan ke Surabaya kali ini: mahal TAPI gak asyik!

Tuesday, March 22, 2011

P40L = 10 Hari Pertama

P40L = Program 40 Lilin.

Satu Doa - Satu Hari - Satu Orang; selama 40 hari masa pra paskah 2011.
Bagi 40 orang-orang yang pernah atau masih menjadi cahaya lilin dalam hidup aku.

(kecuali hari pertama, nama-nama disusun secara acak)

10 Hari Pertama:

9 Maret 2011 - Mama
Hari ini aku berdoa khusus untuk mama.
Tuhan, terima kasih untuk mama yang sudah melahirkan dan membesarkan saya. Terima kasih untuk penyertaan MU dalam kehidupan mama selama ini.
Kiranya Tuhan tetap melimpahinya dengan damai sejahtera, kesehatan serta usia panjang. Cukupkanlah kebutuhannya, dan mampukan mama tetap selalu bersandar pada MU.
Beri mama kesabaran dan kepasrahan menghadapi anak-anaknya yang kadang masih bandel-bandel. Amin.

10 Maret 2011 - Dalih
Dalih Sembiring, seseorang penulis kelas wahid yang pertama kali menunjukkan the joy of writing. Aku masih memiliki karya-karya pertamanya. Sudah kehilangan komunikasi 7 tahun lebih.
Aku berdoa agar Tuhan memberi Dalih kesempatan untuk mengembangkan kemampuan menulisnya. Agar tulisannya bisa menyuarakan kebenaran, keadilan, serta ‘silent scream’ yang selama ini terbisukan. Amin.

11 Maret 2011 – Pak Dar
Darjono Arno Winarno, adalah pemilik perusahaan tempat aku jadi arsitek selama 10 tahun. Beliau adalah guru yang membentuk cara berpikir, filosofi serta perspektif kehidupan yang selama ini aku pegang.
Semoga Tuhan berkenan memelihara kehidupan Pak Dar, keluarganya, kesehatannya. Semoga pengorbanan Pak Dar dalam mengelola perusahaan selama ini menjadi buah kebaikan bagi anak-anaknya. Amin

12 Maret 2011 - Lastri
Lastputrinami Simamora. Ceramah-ceramahnya di persekutuan pemuda di gereja membuat aku kagum akan karakter dan karismanya; dan akhirnya terlibat pelayanan sekolah minggu. Kami sering ngobrol malam-malam di depan Blok M Plaza sampai jam 1 pagi tentang network, integritas, komitmen, juga hal-hal lain.
Aku ingat suatu sore pulang dari Gunung Sindur, kami menunggu hujan reda di gereja. Di ruang pertemuan bawah, Lastri menyanyi yang aku iringi pakai piano. Momen yang sederhana tapi sangat terekam ingatan.
Hari ini aku khusus berdoa agar Tuhan menganugerahkan Lastri damai sejahtera, tetap mengobarkan idealisme dan prinsip yang selama ini Lastri miliki, serta tetap memakai Lastri sebagai alat-NYA dalam banyak rencana dan kehendak NYA.

14 Maret 2011 - Ay
Ay, adik pertama. Orang yang telah berbagi suka dan duka sepanjang usia. Orang pertama kepada siapa aku berpaling ketika menghadapi masalah.
Tuhan, terima kasih sudah menghadirkan Ay sebagai adik. Curahkan kasih setia serta damai sejahteraMU. Sertai kehidupannya bersama suami dan anaknya, jagalah kesehatannya. Ajarlah Ay untuk selalu hanya bersandar pada MU. Tunjukanlah bahwa KAU selalu setia dan tidak akan pernah melepaskannya sebagai milik MU. Amin.

15 Maret 2011 - Moses
Moses, keponakan pertama. Suka baca buku, menulis, pintar dan imajinatif kayak oom-nya, bercita-cita jadi arkeolog.
Semoga Tuhan berkenan memakai Moses seperti nabi Musa, menjadi saluran berkat bagi banyak orang, menjaga kehidupannya, mencapai cita-citanya sesuai kehendak Tuhan. Menjadi anak yang taat kepada Tuhan dan orantua. Amin.

16 Maret 2011 - Tulus
Orang yang tetap setia menjadi sahabat. Bahkan sampai hari ini. Sudah 2 tahun dia pindah ke Pontianak, tapi masih selalu sms dan mampir kalau pas balik Solo.
Semoga Tuhan berkenan memelihara penghidupannya dimanapun dia berada, mengaruniakan damai sejahtera, kebahagiaan serta kesehatan. Amin

17 Maret 2011 - Rinda
Rindawaty Silalahi. Teman yang memberi inspirasi tentang compassion bagi sesama.
Tuhan, seandainya ada lebih banyak orang seperti Rinda, hidup akan terasa lebih hangat bagi banyak orang. Tuhan tahu apa kerinduan Rinda; kabulkanlah apabila Tuhan berkenan. Amin.

18 Maret 2011 - Caroline
Dalam kisah fiksi, konon dunia itu paralel; ada kehidupan kita di dunia lain dengan situasi yang berbeda dengan yang kita hadapi saat ini.
Di salah satu kehidupan di dunia paralel tersebut, aku dan Caroline menjalani hidup bersama.
Membayangkan itu saja cukup membuat aku tersenyum hari ini.
Tuhan telah melimpahi Caroline dengan talenta, karier serta banyak kesempatan yang baik. Kiranya Tuhan juga berkenan melimpahinya dengan damai sejahtera, kebahagiaan, serta kekuatan untuk selalu bersandar pada kehendak Tuhan. Amin.

19 Maret 2011 - Sulistyo
Sulistyo adalah teman sekelas sejak 1 SMA. Anak sombong yang tanpa dia sadari justru telah memotivasi aku untuk selalu meraih nilai tertinggi selama di SMA dan berhasil masuk UGM.
Semoga Tuhan berkenan memampukan Sulis melihat bahwa Tuhan selalu setia menjaganya, baik saat manis maupun getir kehidupan. Amin.

Tuesday, March 08, 2011

Proyek 40 Lilin

Mulai Rabu besok selama 40 hari (tidak termasuk hari minggu), aku akan menulis tentang 40 orang yang paling penting di hidupku. Satu nama satu hari.

Besok, tanggal 9 Maret 2011 diperingati umat Kristiani sebagai Rabu Abu : awal masa perayaan Paskah. Yang biasanya diisi dengan praktek puasa selama 40 hari.

Puasa bagi umat Kristiani dilakukan bukan untuk menebus dosa atau memperoleh amal tertentu, tapi sebagai unjuk rasa syukur atas berkat yang selama ini diterima. Tidak melakukannya juga tidak dosa.

Puasa juga tidak dibakukan dengan peraturan dan jangka waktu tertentu, tapi diserahkan pada masing-masing individu.
Ada umat yang tidak makan/minum selama hari terang, ada yang hanya makan satu kali sehari, atau berpantang makanan tertentu.
Ada pula yang berpuasa dalam bentuk menahan diri dari hal-hal yang selama ini membuatnya tidak punya waktu untuk Tuhan, misal nonton teve, online, dll.
Bentuk puasanya sesuai janji kita kepada Tuhan.

Pesan sejati perayaan Paskah adalah rasa syukur terhadap karya keselamatan yang sudah dianugerahkan Kristus, dan janji setia penyertaan Tuhan delam kehidupan umat-NYA.

Hari minggu kemarin, gereja sudah membagikan buku Saat Hening yang berisi renungan harian dan daftar bacaan kitab suci untuk 40 hari.Justify Full
Aku berharap bisa tekun membacanya selama 40 hari.

Dalam perayaan paskah tahun ini, aku juga akan bersyukur untuk tiap 40 orang penting .

Aku membayangkan, seandainya aku ksatria yang hidup di negeri antah berantah, maka sang Raja akan menganugerahiku dengan 40 lilin pusaka yang akan menerangi langkah kehidupan.
Seperti lilin-lilin itulah 40 orang itu.

Mangkanya aku menyebutnya Proyek 40 Lilin (P40L)

18 orang diantaranya adalah keluarga.
22 orang lainnya adalah sahabat, rekan kerja, pacar, dll
Sebagian besar masih hidup, beberapa diantaranya sudah meninggal.
Sebagian besar masih berkomunikasi, sebagian sudah terputus komunikasinya.
Di tulis secara acak.

Tapi bagi aku 40 orang itu sangat penting.

Aku ada hari ini pasti karena 40 orang itu ada.

Setiap hari selama 40 hari, satu nama satu hari, aku akan menulis doa syukur atas kehadiran mereka dalam hidup aku; dan permohonan khusus kepada Tuhan bagi mereka.

Butuh 2 hari untuk menentukan 40 nama. Kayak mau reshuffle kabinet. Hehe…

Gusti Yesus, paringana pitulung…..

Friday, March 04, 2011

Grammar Hari Jumat

Hari ini Jumat, jam 1100 pagi.
Mas Suyar dan pak Gun mau kirim bantal dan teman-temanya ke Ungaran.

Nanti sore aku kudu kondangan jam 1800 sore.
Ada 2 pilihan kalimat yang mau aku sampaikan ke Pak Gun.

Pak Gun, nanti di jalan jangan lupa berhenti agar mas Suyar bisa sholat Jumat. Tapi usahakan balik Solo cepet ya, karena nanti sore saya kondangan jam 6 sore.

atau

Pak Gun, usahakan balik Solo cepet ya, karena nanti sore saya kondangan jam 6 sore. Tapi nanti di jalan jangan lupa berhenti agar mas Suyar bisa sholat Jumat.

2 kalimat yang kata-katanya sama, hanya beda posisi anak kalimat. Pesannya juga sama.

Tapi aku pilih kalimat kedua, karena menurutku kalimat kedua memberi tekanan lebih pada pesan ‘agar mas Suyar bisa sholat’

Itu menurutku sih.
Gak tahu bener atau tidak.