Pages

Saturday, November 24, 2007

Asian Idol

Sesudah melihat tampilan para pemenang Indonesian Idol : Delon, Mike, Ihsan dan Rini, aku pengen usul ke panitia Indonesian Idol (*panitia? kelurahan kalee), Untuk Asian Idol, daripada ngirim salah satu kontestan, mending kirim Reog saja...kayaknya lebih genuine dan otentik.

(*serasa nonton lomba karaoke-an di kelurahan pas KKN jaman dulu)

Thursday, November 22, 2007

Paket Hemat Thanksgiving

Banyak orang Indonesia yang ikut merayakan budaya-budaya Amerika.
Misalnya saja : Valentine, Haloween, Hari Ibu, Hari Bapak, baby shower, dll.
Tapi anehnya perayaan Thanksgiving malah gak.

Padahal sebenarnya Thanksgiving adalah perayaan yang paling dekat dengan budaya agraris di Indonesia.
Thanksgiving bukan perayaan agama.
Awalnya adalah perayaan syukuran atas hasil panen para petani dan peternak di Amerika.
Dalam perkembangan kehidupan modern, Thanksgiving menjadi momen keluarga dan bangsa untuk mengucap syukur atas kehidupan yang sudah dilalui. Thanksgiving juga menjadi momen untuk berbagi.


Hari-hari ini, warga Amerika sedang merayakan Thanksgiving. Kalau di Indonesia ga ada even kayak gitu, semoga bukan berarti karena orang + bangsa Indonesia tidak bisa bersyukur, tapi rasa syukurnya sudah dijadikan satu paket dengan perayaan agama masing-masing. (*paket hemat kalee...)

Tuesday, November 20, 2007

Sriwijaya-Adam

Sabtu kemarin ke Jakarta (lagi).
Malam sebelum tidur, aku baru nyadar : di halaman depan tiket Sriwijaya ada tulisan : 'check-in minimal 1 1/2 jam'. Buset!!! kalau terbang jam 7 pagi, berarti kudu sampai di bandara sebelum jam 05.30 pagi. Plis deh!! mo ngapain ??? manasin + ngelap pesawat ?
Jam 04.30 pagi bangun trus mandi, sebelum pake pakaian telp taksi dulu. Jam 04.55 udah duduk keren di taksi mampir di Mangkunegaran nitip kunci trus meluncur ke bandara.
Dalam perjalanan airport, seperti biasa coba ngobrol sama sopir taksi. Ngobrol soal kerjaan tapi jadi sebel ketika dia tanya lowongan untuk anak temannya. Sebelnya karena dia nunjukin bahwa si anak itu Kristen dan ibunya China.
So what??
Paling jengkel kalau hal-hal kayak gitu ditekankan. Negara ini apa gak makin kacau kalau kesempatan kerja hanya diberikan kepada org yang seagama dan sesuku.
Tapi daripada teriak2, aku bilang, 'ya sudah to pak, kirim saja lamarannya, siapa tahu ada yang butuh nanti..'

Sampai di bandara jam 0525, aku cepet2 masuk bandara tapi langsung dihentikan sekuriti, 'maaf mas, belum buka..'
GUBRAKSSSS!!!! kampungan bangetttttttt!!!
aku tunjukin tiket Sriwijaya, 'Pak, minimal 1 1/2 jam loh pak'
pak satpam dengan santai bilang, 'lha wong petugasnya belum pada datang..'

bagoooozzzzzzzz!!!!!

Singkat cerita, konter check in buka jam 0540. Pilot dan pramugari nongol jam 0645.
Pesawat terbang tepat waktu : jam 0700.
Baru pertama kali ini naik Sriwijaya. Pramugarinya cantik dan keramahannya natural, ga dibuat-buat. Pesawatnya juga bersih. Dapat snack + minum.

Dari Cengkareng aku naik bus Damri ke Gambir trus disambung bajaj ke Tanah Abang.
Baru berapa kali ke Tanah Abang, tapi kok sudah banyak yang kenal.
'boss, kapan dari Solo'
'langganan dari Solo nih'
'loh..kok udah ke sini lagi'
'borong lagi ya mas...'
'...Din...langganan lo datang nih...'
'Bos kok tambah ganteng!'
(*yang ini cuma ada di benak saya. hehehe)

Jam 1120 udah selesai trus langsung cari taksi ke Cikarang untuk bahas renovasi rumah Nyo.
Dan ternyata mahal banget taksi Tanah Abang - Cikarang : argonya Rp 126 rb belum termasuk tol!!
Sampai jam 1450 Linda dan Nyo belum keliatan, masih belum beres dengan kerjaan mereka.
Sampai jam 1505 belum nongol juga, aku putusakan cabut balik ke Cengkareng. Aku tinggalin saja sketsa denah yang sudah kami bahas lewat telpon.
Secara Bis Damri Bandara sudah berangkat, terpaksa naik taksi lagi.

Perjalanan Cikarang-Cengkareng lancar, cuma macet di daerah JembatanTiga.
Argonya Rp 200 rb + toll....HAHHHHHH!!!!

Jam 16.30 saja sudah sampai Bandara. Agak kepagian untuk AdamAir jam 1900 ke Yogya.



Sesudah check-in, aku keluar lagi mo makan di KFC.


Secara aku lapar, pesen makannya banyak banget : Yakiniku with rice, 1 extra rice, 1 ayam paha atas dan Pepsi gelas besar. Kenyang setengah mati. hihihi....
Aku sempat muter2 di bagian luar bandara yang udah kayak terminal bis ini.




Jam 1730 aku masuk dilanjut ke waiting lounge. Orang Adam bilang, 'Pak, delay 30 menit'

bagooozzzzzz!!!



Tapi kerennya Adam bagi2 nasi goreng. (*kelasnya 'penumpang pesawat' tapi tahu ada nasi goreng gratis kok rebutan kayak pengungsi. memalukan!)

Secara aku sudah kenyaaaaaannng sama KFC, aku berdiri ambil foto saja. hehehe....
Aku pikir delay akan lebih dari 30 menit, karena sampai ada nasi goreng, pasti delay-nya lama.
Ternyata bener2 cuma 30 menit.

Kali ini aku bisa dapat window-seat, duduknya ga sebelahan sama orang gendut, tapi tangannya penuh luka sampai pasang seat-belt saja ga bisa. OALAH AdamAiiiiiiiiiir!!!!!

Pramugari AdamAir? weks! ga ada manis2nya sama sekali.

Landing di Bandara Yogya lumayan oke, tapi kayaknya baru kali ini aku merasa ngeri waktu landing. Ga takut mati sih. Ga tahu kenapa.

Clear masalah bagasi, aku naik ojek ke Janti, trus naik bis ke Solo.

Sampai Panca Murah jam 1110.

Capek tapi lega. Selamat sampai rumah.

Bukankah itu yang paling penting. mau naik Sriwijaya, Adam, AirAsia, Garuda, atau Singapore Airlines....yang penting bisa sampai tujuan, bisa pulang sampai rumah.

hehe...

Thursday, November 15, 2007

1 tiket 2 kursi

Disetiap bandara pasti ada sebuah kotak untuk mengukur dimensi bagasi yang bisa dibawa masuk ke dalam kabin. Tas golf misalnya tidak muat kedalam kotak pengukur, jadi ga mungkin bisa ditenteng ke dalam kabin.

Aku mikir, mustinya juga disiapkan alat untuk mengukur bodi penumpang. Kalau ada penumpang yang lebih besar dari standar, maka penumpang itu DIHARUSKAN beli tiket untuk 2 seat.

Minggu lalu dari Jakarta ke Jogja pake AdamAir flight terakhir.
Cuaca malam itu sangat jelek, sepanjang perjalanan pesawat terguncang-guncang keras dan pilot terus menyalakan tanda ‘seat belt’.

Namun yang menyiksa adalah penumpang sebelah aku bapak2 yang ‘mbodi’ : ombo tur gedhi -> lebar + besar menyita sandaran tangan dan ¼ bagian kursi aku, Udah gitu ‘body odor’ bapak itu yang kemana-mana. HUEK !!
Untung saja aku mendapat isle-seat jadi bisa mendapat ruang+udara di lorong

Sudah beberapa kali mengalami hal ini: naik pesawat dan duduk disebelah penumpang oversized. Ga enak banget.

Sampai di Yogya, pesawat mendarat keras sekali. Baru sekali ini aku mengalami hard landing seperti itu. Dalam hati aku berpikir, ini pasti juga gara2 bapak oversized yang sudah pasti overweight ini.


Jadi sudah saatnya airline memperhatikan hal ini : ukuran dan berat penumpang.
Diskriminasi ? gaklah…..selama ini semua airline juga sudah ngurusin wanita hamil, anak2, lansia, orang cacat.
Ngurusin oversized+overweigh person juga sama pentingnya dengan melarang penumpang merokok, bawa durian, atau bawa ayam hidup ke dalam kabin.

Ga adil banget kalau penumpang dengan berat badan 40 kg kudu membayar over bagage 10 kg, sementara penumpang lain berat badannya saja sudah 90 kg.
(*Kemarin naik AdamAir, kudu bayar over bagage 22 kg, tapi direceiptnya hanya di tulis 19 kg sisanya masuk kantong petugasnya.)

So, kalau ada orang beli tiket lewat telpon, selain tujuan, jam keberangkatan dll, juga kudu ditanyakan : berat badan dan ukuran celana, kalau ukuran celana saja udah 40, berikan pilihan, “bapak mau beli tiket 2 seat, atau mau masuk bagasi/kargo ?”

Hehe…sebenarnya ya ga segitu-gitunya!….cuma saja seharusnya oversized person nyadar diri kalau naik pesawat : duduk lebih ‘rapi’ supaya penumpang disebelahnya juga bisa duduk nyaman.
(*Ngebayangin duduk sebelahan sama pr*tt* *sm*r* di kelas ekonomi dalam penerbangan lintas benua …what a night-mare!!)