Pages

Thursday, December 23, 2004

Rama dan Sinta...versi siapa ?

Pernah dengar cerita Rama dan Shinta ?

Pasti ceritanya begini :
Pada suatu hari, Rama dan Sinta out bound ke hutan
Singkat cerita, Sinta yang ditinggal Rama mengejar Kijang Emas dilarikan Rahwana ke istananya, dan mau dinikahin…(mosok mau disuruh pasang rak teve, ga mungkin tho!!)
Rama dengan dibantu Hanoman dan gangnya menyerang istana Rahwana untuk merebut Sinta kembali.
Dalam peperangan tersebut, dikisahkan salah satu adik Rahwana, yakni Kresna malah berpihak dan membela Rama melawan Rahwana.
At the end, tentu saja akhirnya Rama dan sekutunya menang….
Tidak ketinggalan Kresna mendapat hadiah rumah senilai 1 milyar karena berteriak “METAL!!!!” dan dianggap membela kebenaran….


Oops….kebenaran ????…
Shek…shek!! Mengko dishik!…….
Ternyata di suatu daerah Srilangka, versi Rama dan Sinta gak kayak gitu; bahwa Rama dan Shinta adalah pasangan suami-isteri baik-baik seperti yang ditampilkan di infotainment, bahwa Rahwana adalah playboy cap jenggot, bahwa Kresna adalah seorang yg membela kebenaran……

Sebaliknya, kisahnya demikian :
Rama adalah seorang raja yang kurang care sama Sinta, playboy, suka mengejar cewe2 abg (ingat Kijang Emas)…
Ini membuat Sinta jengkel dan depresi berat….sampai akhirnya seperti Reza, artis yang kemaren ngilang…akhirnya Sinta juga melarikan diri ke Istana Rahwana (hehehe…ini sih penculikan proaktif)
Tentu saja Rama tengsin berat dan mengumpulkan bala tentara utk menyerang Rahwana yang sdh berbaik hati jadi tempat curhat Sinta….
In the mean time, Rahwana punya adik, Kresna, yang sejak dulu pengen mengkudeta kakaknya….
Kesempatan nih si Kresna bersekutu dengan Rama menyerang kakaknya…

Got any sense ?

ngomongin kebenaran sebuah ‘cerita’, selalu dapat ditemukan lebih dari satu versi…
Kayak sebuah koin yang selalu punya 2 sisi wajah……
Kayak kalaideskop yang selalu memiliki
Kayak aku yang kadang ganteng(*huek..cuih!), kadang uelek…

Cerita Rama dan Sinta mengajar aku utk selalu melihat suatu kondisi dari berbagai sudut pandang. Belum tentu sebuah kejadian atau ‘citra’ kita pahami sebagaimana dipahami orang lain, not mention apa yg sesungguhnya terjadi.
Ketika kita menilai salah perbuatan seseorang, bisa jadi sebaliknya….
Jadi sebenarnya, tergantung dari perspektif siapa kita memandang sesuatu; seorang garong, let’s say, bisa jadi dipandang anaknya yg sedang sakit, sebagai ortu yg sekedar melaksanakan kewajibannya………..
Bukan menafikan kebenaran absolut sih, tapi mungkin istilahnya “empati”

So, aku jadi mikir….
Kemaren cinta aku habis ditolak mentah-mentah…kayaknya ga mungkin dia tertarik aku, karena dia bakal jadian sama co yang tajir, guanteng kayak Ipe, …

Tapi, …jangan2 itu cuma pemahaman aku saja ya….jangan2 sebenarnya kalau dilihat dari sudut lain, aku lebih tajir, ganteng, dan pantas digilai kunyuk satu itu ?

bleh! postingan kok semakin ga mutu!

Thursday, December 09, 2004

nemo & my fish tank

Sodara-sodara....inilah marine fish tank saya yg sdh berumur 1 tahun...:)


here they're: the trio nemo...my cute fishes....

Tuesday, December 07, 2004

Maaf, miss you.........

Seberapa “jauh” kita dapat memaafkan seseorang. Berapa kali maksimal seseorang dapat melakukan kesalahan untuk dimaafkan. Dosa seperti apa yang bisa dimaafkan….

Seseorang bertanya pada Tuhan Yesus, “berapa kali kita harus mengampuni saudara yang bersalah kepada kita”. Di Alkitab tertulis Yesus menjawab, “7 x 70 kali….” Yang artinya : tak terbatas…..

Coba baca di Al Quran, atau di kitab suci lain, pasti semua agama mengajarkan hal yang sama; tidak ada batas jumlah mengampuni, tidak terbatas jauhnya kita dapat memaafkan seseorang.

Adalah hati yang menentukan batas.
Hati dapat cekak, tapi juga bisa seluas samudra.

Dan ada cinta yang dapat membuat hati seluas samudra, membuat sebuah luka tidak untuk dilupakan, tapi dimaafkan.

Apakah rindu menjadi tanda bahwa kita telah memaafkan seseorang ?

Di, …..miss you…

Monday, December 06, 2004

Preman baru

Dirumah kami, ada preman baru!!!.
Preman satu ini ga tahu diri banget, ga sopan, ndableg, urakan plus rakus.
Emang sih, selama ini gak pernah berani masuk rumah. Tapi kalau dengar suara lemari makan dibuka, apalagi suara sendok beradu piring, langsung berdiri didepan pintu teriak minta bagian.
Kayak ga pernah dikasih makan aja.
Padahal selama ini oleh mama selalu dijatah makan minimal 4 kali sehari!!


Preman sableng satu ini emang lahir dekat rumah, trus suka dikasih makan oleh mama.
Yang paling parah, akhir2 ini, ibu si preman suka ikut-ikut berdiri di depan pintu.

Kalo dicuekin, mereka suka melotot dan memandang rendah, seolah-olah gue sdh melakukan sesuatu yang tidak pantas.

Aku pernah ngomong masalah ini sama mama. Jawab mama si enteng, "kucing aja kok diributin!..."
Wealah!!


Sunday, November 28, 2004

Marah

Marah ternyata seperti monster Godzila; bisa menyedot banyak energi.
Setiap kali selesai marah, rasanya sangat lelah dan jadi mengantuk.

Sebenarnya aku jarang sekali marah. Bahkan biasanya cenderung toleran berlebihan. Mungkin karena justru bukan kebiasaan; marah jadi sangat melelahkan.

Baru saja aku marah.
Masalahnya sepele: singkat cerita ada pesanan barang ke Wonogiri, tapi gak bisa terkirim karena wiper kaca mobil yg rusak, sejak lebaran kemarin belum diperbaiki. Padahal mustinya tinggal lapor sama teknisi.

Saking marahnya, aku minta seluruh sopir kumpul, bahkan yg lagi off dirumah, aku minta supaya dipanggil.

Gak ngomong banyak, yang pasti mereka tahu aku marah, dan aku minta wiper diperbaiki sekarang juga, gak mau tahu kalaupun harus panggil jin kepala hijau atau montir dari Alaska sana.

Lelah dan jadi ngantuk sekali. Tapi aku pikir ini perlu.
Anggap saja sebagai therapi kejut, supaya para driver lebih teliti dan bertangungjawab.

Duh, ngantuk banget !!
Ngomong2, ternyata marah sama dengan sex, dua2nya bikin ngantuk kalau sdh selesai...tapi kenapa ya orang pasti prefer cape karena sex...hehehehe…

Thursday, November 25, 2004

Nyaman banget

Dua hari ini, ada persidangan gerejawi, yang bikin tegang dan stress, sebab kalau ada bahan atau ada yg gak beres, pasti aku yang disalahin dan dikejar-kejar.
Sampai-sampai aku bilang, ‘kalau nanti masa jabatan habis, gak bakal mau jadi sekretaris umum lagi…’ tapi itu masih 2 tahun lagi…wew!
Dua hari ini juga ngantuk berat. Gimana gak, acara dimulai jam 8 pagi!! Itu khan penyiksaan fisik dan mental bagi gue!!!
Jadi, ketika persidangan tadi selesai jam 5 sore, aku langsung pulang ke rumah, baca kompas bentar, ganti baju trus tidur.
Bangun jam 9 malam langsung ketemu masalah mobil delivery yg macet di Karangpandan, 40 km dari solo. Kudu cari mobil lain untuk tarik pulang.

Tapi malam ini rasanya nyaman banget, rasanya rileks banget. Karena selain persidangan selesai, staff toko dan kantor sdh masuk semua, urusan lain juga sdh pada beres.

Beberapa hari ini pengen ke gramedia, pengen cari buku dan mampir ke disc tara beli cd-nya Delon. Tapi ga sempat terus. Shy bilang lagu2nya bagus, jadi tambah pengen beli. Semoga besok siang bisa curi waktu bentaaaarrr aja :D
Aku juga pengen re-setup aquarium air laut aku yang akhir-akhir ini ga ke urus. Rasanya berdosa banget nelantarin nemo; ikan-ikan imut yg sdh jadi peliharaan selama hampir 1 tahun.

Ehm, ngantuk nih. Tidur dulu ah….
as a matter of fact, rasanya pasti lain kalau pas relax gini ada seseorang yg bisa diajak melakukan sesuatu sebelum tidur……..hehehehe :p

Sunday, November 21, 2004

Sushi, Di, dan Le-A

Di Sogo – Plasa Indonesia ada counter yang menjual sushi; makanan mentah khas Jepang. Tapi aku ga pernah pengen beli, apa lagi nyobain makanan yang lucu dan imut itu. Membayangkan memasukkan seiris ikan mentah kemulut sdh membuat aku pengen huek..huek…

Sampai kemarin, aku baca sebuah majalah yang mengulas tentang sushi. Ditulis sangat menarik, tentang orang2 yang awalnya jijik sampai akhirnya ketagihan, faktor kesehatan, deliciousness, sampai penampilannya yg cute.
Artikelnya sedemikian ‘memancing’ dan promotif sampai-sampai aku jadi pengen ngrasain makan sushi.

Ngomong soal sushi, aku jadi ingat Di yang aku kenal lewat chat di IRC pada Mei 2003.
Sama seperti sushi, awalnya aku ga tertarik utk bersahabat dengan anak ini. Tapi Di sering mengirimkan sms sampai akhirnya kami bertemu.
Dia sering kirim sms, sehari bisa 3-5 kali, bercerita tentang dia, keluarga, atau kuliahnya.

Dan itu membuat aku jatuh hati. Untuk pertama kali sejak aku balik ke solo 4 tahun yang lalu, aku jatuh hati.

Aku mulai mendapati apa yang dikatakan Di, kebanyakan adalah bull shit. Apa yang diceritakannya tentang keluarga, masa lalu, dan kehidupannya, semua bull shit.

(tapi lucu juga suatu hari aku menemukan web site Di di internet, dan Di bilang ga suka sama orang yg suka ngomong gede dan bullshit…..HECK!!)

Tapi namanya juga cinta. Dan cinta itu buta. Aku selalu membuat pemahaman permisif tentang situasi yg ada.

In the mean time, di suatu malam, lewat IRC juga, aku kenal Le-A, anak yogya, sebaya dengan Di.
Selanjutnya kami sering telpon ngobrol ngalor ngidul, soal cerpen dia, kuliah, dosennya yg bego, nyokapnya yg pregnant, bagaimana dia suka memandang bintang2 sambil tiduran di atap bersama inceran dia…atau pengalaman ons dia yang katanya, “ah, cuma gitu-gitu aja….”

Tapi teteuuup…yang namanya kasmaran membuat aku makin lupa daratan. Rasanya rela dan pengen mengabdikan hidup. Jangankan Indosat, kalau bisa Indonesia aja pengen aku bawa ke pegadaian untuk Di.

Suatu hari, aku kenalkan mereka berdua. And the satire begins….
One thing lead to another, rasanya ada “sesuatu” yg salah…tapi aku gak ngerti apa.
Aku ga pernah berprasangka buruk, karena aku berpikir, Le-A adalah sahabat, dia tidak akan berkhianat.
So, aku tetap percaya dengan logika…bukan pada hati aku yg sdh lama berdering…SOMETHING IS WRONG!!!……

Just to make sure, akhir maret 2004 aku ngomong sama Di, bahwa aku pengen serius sama dia.

Jawab Di :
3 Syarat! Yakni :

1. masa percobaan 3 bulan
2. selama 3 bulan no physical contact di depan umum
3. ga boleh cerita siapa2
.
Jawab aku : go to hell!! Since we know each other long enough, sudah cukup banyak tawa, geram bahkan airmata yg tumpah; penjajagan sih okay, tapi aku pengen jadi pacar dia, bukan jadi sopir atau babby sitter. 3 syarat itu cuma cara dia untuk memperpanjang ‘memanfaatkan’ gue. So aku ngomong saja: GOOD BYE!! NEVER SEE EACH OTHER AGAIN.

Le-A ???
Suddenly dia hilang ditelan monitor di warnet. Ga pernah kontak via email nor telp.

Sampai kira2 5 bulan kemudian, aku kenal dengan seseorang (lagi2 lewat IRC) yang bercerita ternyata benar Di dan Le-A cheat on me dan mereka pacaran.

Benci sama mereka ?
ehm…rasanya gak sih. Toh kejadian itu sdh cukup lama.
Bahkan kadang-kadang malah kangen mereka berdua.
Seperti pagi ini, bangun tidur tiba-tiba bisa kangen sama Di.
Yaaaaahh……….. tapi it’s all over and covered up. Semua sdh terungkap, orang seperti apa gue, sahabat seperti apa Di dan Le-A, words is spoken. We passed point of the no-return allready.

Jadi kalaupun aku kangen, it’s not about tomorrow; it’s about something in the past, something nice we had through. Sesuatu yang ternyata hanya impian.

Semoga saja mereka awet-awet saja. Karena, kalau tidak, sia-sia saja mereka sudah kehilangan teman seperti aku…( boleh ya, ge-er dikit) kalau mereka hanya mendapat one nite stand.

Or maybe it is what they all deserve it ?


Sushi, Di, dan Le-A, 3 hal yang aku tertarik karena pencitraan image yang tidak obyektif.
Tapi rasa sejati baru akan kita ketahui ketika lidah sudah mengecap, perut sdh mencerna.

Balik ngomong soal sushi, pasti lucu kalau beli sushi di Sogo Plasa Indonesia, trus minta tolong sama nyokap supaya digoreng……
Emang ada sushi goreng? hehehehe... KAMPUNGAN BANGET!!!! :D

Chatting lagi aja ah!…… :p

Thursday, November 18, 2004

Stereotype

Secara umum, aku gak percaya dengan yg namanya “stereotype”; watak yang ditempelkan pada manusia secara ras atau suku.
Misalnya kalau orang yahudi dikenal licik, orang jawa dikenal santai dan santun, orang china dipercaya rajin dan pelit, orang batak dan madura dikenal galak dan kasar, orang betawi dianggap malas, dstnya

Dalam berkawan, teman sekolah/kuliah/kerja , tempelan stereotype ini jarang sekali terwujud.
Aku punya banyak teman batak yang lebih halus dan santun dari teman yg dari Solo. Aku punya teman orang betawi yang lebih rajin dari orang china. Aku juga punya kenalan orang china yang royal bak Sheik dari Arab.

Tapi, beda dipergaulan pertemanan, beda lagi dengan konsumen yang datang ke toko.

Biasanya orang ‘pribumi’, baik itu madura, jawa, atau orang jakarta sekalipun, biasanya memang lebih santun dan tahu diri.
Kalau masuk toko, mereka benar-benar akan membeli sesuatu.
Pertanyaan yg diajukan hanya seputar barang yg akan dibeli, menawar harga seperlunya, tidak rewel, lebih low profile, dan akhirnya beli.

Tapi kalau orang china! Weleh-weleh…..
Masuk toko petantang-petenteng, tanya harga semua kompor gas dan kulkas 3 pintu dan teve sampai water heater segala. Semua merk!! Minta penjelasan detail….
Rewel bukan main, minta contoh barang yg masih disegel di kardus, ga puas dengan barang serupa yg di display, cobain teve, vcd, dvd, dan compo…….
Trus terakhir tanya harga teve plasma…. Nawar separo harga, minta bonus….. dan akhirnya cuma bilang :…ya sudah, saya cuma mau liat-liat dulu, nanti kalau sudah ada uang akan beli……
Atau kalaupun beli, mereka akan tanya tentang teve plasma yg harganya 80 juta, padahal akhirnya cuma beli teve produk china seharga 550 ribu !!!

Kayak tadi, ada yang tanya kulkas 3 pintu, trus akhirnya ‘komit’ dengan kulkas 2 pintu LG seharga 1,8 juta…tapi nawar 1,2 juta!!!!
Aku cuma bilang, “pak, itu kulkas, jangan dianggap beli daster di pasar klewer!!!”

Dalam pertemuan dengan beberapa dealer elektronika beberapa waktu yg lalu, ternyata banyak pemilik toko yg punya pendapat yang sama, bahwa konsumen orang china emang nyebelin!

Well, aku juga china, tapi rasanya gak gitu-gitu amat!

Tuesday, November 16, 2004

The second day of Lebaran

Hari ini cape banget.
Kemarin-kemarin emang cape, tapi hari ini capeeeeee….banget. sampai kaki rasanya kebas.
Tadi toko rameeeeeee….banget. Kesannya pembeli sampai saling berebut beli tv, kulkas, mesin cuci, atau vcd player.
Yang paling rame adalah kipas angin dan ac.
Mungkin karena banyak pemudik yang kaget dengan panasnya udara di kota Solo.

Oh, ya semalam – mungkin karena cape – sampai ga bisa tidur. Tidur bentar aja mimpi dijadiin calon kepala desa! Ga nyambung dan gak mutu banget khan ?!!!

Rak display toko mulai kosong. Malah digudang beberapa jenis barang sdh gak ada.
Karakter konsumen…mungkin karena mengikuti pameo “pembeli adalah raja” semua bertingkah rewel, semua minta diduluin, gak mau tahu staff toko dan sopir terbatas.
Sekarang sudah jam 23.07 aku masih nunggu ada 2 sopir yang belum balik dari delivery barang…
Kasihan, mereka pasti juga cape sekali.

Kalau liat hasil penjualan, rasanya seneng sih..
Walaupun ada rasa penasaran: kenapa kok beberapa hari ini gak ada konsumen yang bisa diajak “kenalan” :D
Pasti hidup akan lebih ‘hidup’ hehehehe…..

Thursday, November 11, 2004

ke-mumet-an jelang lebaran

Menjelang lebaran gini, penjualan meningkat. Tapi mumetnya juga dobel.
Gak cuma konsumen atau sub agen yg tambah rewel, tapi juga staff dan karyawan yg sdh kerasukan holiday-sindrom.
Sampai kadang2 kelakuannya konyol gak karuan, bikin darah berbusa.

Tadi, salah satu sopir di suruh ambil teve ke gudang. Di gudang dia ngasih DO sama penjaga gudang trus naik mobil lagi.
Dalam perjalanan balik ke toko, dia baru sadar kalau dia belum bawa barangnya. 8-/

Sopir satunya lagi, bawa kulkas yg akan dikirim ke konsumen, bersikukuh balik ke garasi untuk ambil terpal karena hujan.
Lamaaaaaa…ditunggu ga balik-balik. Sampai akhirnya bisa dihubungi lewat hp yg sebelumnya tulalit melulu…
Dia bilang nunggu hujan reda, karena ternyata selama ini wiper kaca depan macet……
Aku sampai ga habis pikir, kenapa kalau gitu tetep aja maksain ambil terpal, toh percuma mobil ga akan bisa dipake karena hujan gede.
Hasilnya adalah si sopir tadi dibego-bego-in sama orang toko.

Kalo konsumen; lain lagi kelakuannya; khususnya jenis2 yang baru mudik dari kota2 besar.
Tiba-tiba mereka ngomongnya lu-gue dengan dialek ajaib, dan menganggap orang solo ga pernah ke jakarta semua.
Dengan sombong mereka cerita sering belanja barang elektronik di mal –mall di Glodok, dll
Trus nanyain tv-tv harga mahal, kayak Sony, nawar separo harga (kayak beli daster di pasar klewer)…dan akhirnya cuma beli tv china harga paling murah….

Ada sih, pemudik-pemudik yang royal dan berduit banyak; yang merasa udah jadi milyarder. Yang kayak gini ini ‘santapan’ paling enak :) tinggal di sentil egonya dikit, mereka akan beli barang2 mahal gak pake nawar, masih ngasih tip lagi huahahahaha

Jalanan depan toko juga macet dan berisik banget. Sampe pusing!!

But…well, I’m still beliefe: life is beautiful.
(serasa main film :D…………….)

Sunday, November 07, 2004

I'm not a morning person

Kalau ada orang yg males baca, takut ketinggian, takut jadi gemuk, atau gak suka asap rokok…
Aku adalah orang yg paling males bangun pagi. Mendingan ga tidur sekalian.

Aku selalu ngomong, I’m not a morning person…
Kecuali ada urusan hidup dan mati, aku akan bangun jam 8-9 pagi (jam segitu masih termasuk ‘pagi’ khan ??:p…………)
Kalau dipaksa bangun lebih awal dan ditambah ga minum kopi, seharian rasanya jadi kayak mayat hidup. Linglung dan bawaanya pengen pingsan saja.
Tidur semalam butuh minimal 8-9 jam. Kurang dari itu, besok paginya pasti mood dan semangat hidup drop ke titik beku huehehehe…

So, udah biasa kalau ada urusan kantor, urusan gereja atau lain2; janji ketemu jam 7 pagi, pasti show up telat dengan muka linglung, ngomel panjang lebar, dan cari2 biang kerok yang bikin skedul kerjaan pagi2 :D

Pasang weker? wah percuma aja, sebab weker dan alarm di HP semua pakai fasilitas snooze, jadi kalau alarm bunyi, aku akan otomatis ngitung waktu minimal yang dibutuhkan utk mandi dan bikin kopi, sisanya dipake mencet tombol snooze…
Go to hell rencana semalam utk bangun lebih awal.

Aku pernah dengar pepatah “Ayam yang bangun pagi akan mendapatkan kesempatan mematuk cacingnya duluan” (something like that lah…)
Wah, aku sih ga percaya pepatah yg menyesatkan itu; ya kalau jadi ayamnya, kalau jadi cacingnya ?…….mati dong aku!

Hehehe, ora meaning banget ya ?

Friday, November 05, 2004

Pelacur

Ketika aku masih bekerja sebagai arsitek, aku menjadi rekanan sebuah resto fast food yang berpusat di amerika. Di Indonesia, jumlah out-let restonya termasuk yg paling banyak.
Sebenarnya company ini punya in-house architect sendiri. Biasa aku panggil bu Ita.
Tugas bu Ita hanya menangani konsep umum image resto fast-food tsb, sedangkan practical design tetap dilakukan oleh arsitek lain. Selain aku, ada 2 arsitek lain yg dijadiin langganan.

Selain berhubungan dengan bu Ita, kami (aku dan 2 arsitek lain) juga harus berhubungan dengan divisi kitchen dan divisi operational.
Berbeda dgn bu Ita yg berpikir design resto harus fancy dan super kreatif, dua divisi ini lebih mengutamakan aspek maintenance, function dan durability. Hal-hal yang sangat dinista oleh bu Ita.
(setelah baca blog Shy, aku tiba2 jadi suka ngomong ‘nista’…)

Bukan karena mau menjilat dua divisi itu utk merebut jatah proyek, dasarnya emang desain aku berkarakter simple, clean dan functional, sehingga sering kali kesannya (aku dan 2 arsitek lain) lebih mengakomodasi keinginan mereka.

Pernah suatu kali, waktu habis presentasi, kami bertemu bu Ita di lift-lobby. Rupanya dia masih gregetan dengan desain-desain kami, sampai dia bilang, “kok mau-maunya jadi pelacur..”
Bukan sekali itu dia ngomong kayak gitu.

OK, lepas dari soal desain arsitektural, aku memang selalu berpikir; pelacur itu bukan hanya seseorang yg buka baju, terlentang, do his/her job, trus terima duit.
Pelacur adalah orang yg dalam berpikir atau melakukan sesuatu menafikan norma, iman, serta nuraninya demi memperoleh (imbalan) sesuatu.
Artinya bisa saja seorang arsitek pantas disebut pelacur karena menafikan kaidah-kaidah arsitektur demi mengejar proyek daan mendapatkan design-fee.
Sebaliknya seorang perempuan yg menjual tubuhnya tanpa merasa bersalah, bisa disetarakan dengan seorang artis yang menghibur penonton, atau bahkan seorang dokter yang menyembuhkan pasiennya.

Sebut saja Pak Jun, aku kenal dia waktu kerja sebagai sales pabrik elektronik merk kelas dunia. Dia selalu memuji brand yang dia bawa, serta membandingkan dengan sebuah merk dari china. (sebut saja merk ticin)
Ironisnya, 2 tahun kemudian dia pindah dari pabrik “kelas dunia” tersebut dan masuk ke pabrik merk china; Ticin.
Giliran sekarang dia muji2 setinggi langit merk Ticin dan bilang kalau merk yg dulu biasa2 aja…
Yang kayak gini gimana coba….

Anyway,
Aku pernah nonton sebuah film, judulnya sudah lupa, tapi pemainnya Sigourney Weafer. Film ini tentang seorang lawyer yang sdh established, kaya dan terpandang. Tapi kalau malam hari menjajakan tubuhnya hanya sebagai keisengan, tanpa harus bergumul dengan batinnya.

Jadiiii….. seandainya aku terinspirasi film diatas, dan tidak merasa bersalah (dan nista!!) untuk mengiyakan ajakan ml setiap kali chatting (bila perlu minta duit)…berarti aku bukan pelacur khan ?

Tapi, ehmm….. masalahnya : kira-kira ada yang mau sama aku gak ya ?
HUH! Nista banget!!!

Monday, October 25, 2004

Enid Blyton

Masa-masa menjelang lebaran, selalu menimbulkan stress.
khususnya untuk urusan toko; meningkatnya penjualan yang konsekuensinya :
1. order & persediaan barang secara tepat
2. tempat/gudang penyimpanan extra
3. delivery ke langganan/konsumen
4. pricing
5. ngatur jadwal kerja staff
6. namanya juga toko : gimana meningkatkan sales.

Biasanya pelarian stress kayak gini, aku ke toko buku dan borong buku.
Kemarin malam aku ke toko buku Perintis, beli :
Novel-2 Fira Basuki (Pintu, Jendela, Atap)
Pohon-Pohon Sawi karya Romo Mangun
Mesagge in The Bottle, karya ...(lupa! tadi aku bawa ke toko dan ketinggalan)
Emil Dari Lonneberga karya Astrid Lindgren
Bengkel Elektronik terbitan CV Aneka
Pasukan Mau Tahu - Misteri Surat Kaleng
Lima Sekawan Di Pulau Harta

dua buku terakhir aku sikat sampai jam 4 pagi. serasa balik ke masa lalu.
karena buku2 karya Enid Blyton dulu pertama kali terbit waktu aku masih sekolah menengah, dan aku pernah punya semua koleksinya :
Pasukan Mau Tahu
Lima Sekawan
Trio Detektif
dll

Kalau baca buku2 Enid Blyton, ada syarat yg harus dipenuhi : sedia makanan!!
Sebab tokoh2 nya diceritakan sering piknik dan membawa bekal roti kismis, limun jahe, coklat, tomat, keju, krim, strawberry...
bahkan kalau dikisahkan mereka terjebak misalnya di sebuah rumah tua, penceritaan bagaimana mereka membagi makanan, tetap bisa memancing perut aku ikut lapar....



Yesterday...

Yesterday, was an ordinary day
I got up a little late
I had my breakfast at eight
I left the house at nine
I didn't have much time

Yesterday wan an ordinary day
but yesterday, you were far away

Yesterday, was an ordinary day
I came home after tea
There was a film on teve
My coffe was cold
And the film was very old

Yesterday, was an ordinary day
You were always with me
When I came home
You were always with me
I was never alone

Yesterday, was an ordinary day
but yesterday, you were far away.....

Wednesday, October 20, 2004

Murah Hati or Gak Berpendirian ?

Jarak dari rumah ke tempat kerja aku kira-kira 600 meter. Melewati pertokoan dan Jl. Keprabon: "pusat" lesehan makanan khas solo, seperti nasi liwet, wedang ronde, dll.

Aku suka sekali jalan kaki kalau pergi atau pulang kerja.
Para tukang beca dekat rumah, juga sopir kami tahu kebiasaan aku : prefer on foot.

Sampai kira-kira setahun yang lalu; karena gak enak badan, aku naik beca atau diantar mobil.
Rupanya itu dijadiin kebiasaan; setiap kali keluar dari pintu rumah, langsung salah satu sopir yg ada langsung bilang, "saya antar pak!"
Trus kalau pas gak ada mobil, langsung saja para tukang beca berebut menghampiri.

Jadi ingat waktu masih di Jakarta.
Aku tinggal di Jl. Haji Nawi - Radio Dalam, trus kantor di Wijaya Grand Center.
Pulang dari kantor, aku biasa naik bajaj (..kok gak pernah ketemu Bajuri ya ???)
Begitu mendekat ke antrian bajaj, biasanya mereka saling mendahului nawarin bajajnya,
padahal, rasanya aku bayarnya normal aja. cuma Rp. 3.000,00
Biasanya kami bisa berkomunikasi. Meskipun aku bukan org yg cerewet, tapi aku suka ngajak ngobrol dikit. Mungkin itu yg membuat mereka bersikap ramah.

Cuma gak tahu kenapa, yg jelas aku kadang-kadang jadi merasa gak nyaman....
seolah-olah sdh ga punya pilihan....
gimana gak, kalau tiap kali mereka sdh nyosor duluan...I don't have any heart to reject them.
Aku mikirnya sih, "ah, cuma tiga rebu kok....mereka butuh, aku juga gak capek..."

Terkadang, kalau pengen naik bis ke Blok M (dulu pas di jkt) atau pengen jalan kaki (di Solo) musti muter cari jalan lain yg gak ketemu mereka.

beberapa hari ini aku jadi mikir, sebenarnya aku ini bersikap "murah hati" atau "gak berpendirian" ya ?

Tuesday, October 19, 2004

Mandi Malam

Aku sudah lupa, sejak kapan terbiasa mandi malam; mungkin sejak SMP atau malah SD.
Yang jelas, mandi malam membuat badan menjadi segar, bersih, tidak lengket dan nyaman; waktu naik ke tempat tidur.

Beberapa teman yag tahu kebiasaan aku biasanya komen : rematik!!
Mama juga suka bilang, “kalau mandi malam pake air panas ya!”

Tapi aku gak pernah percaya dan gak pernah bisa menangkap logika dan korelasi mandi malam dan rematik. Menurut aku itu hanya pamali jaman baheula :p

Akhir2 ini, aku terbiasa online sebelum tidur. Baca email, browsing sebentar dan kadang (hehehe..selalu ding!) masuk channel dalnet.
Trus beberapa hari yang lalu pake nick “solo-habismandi”.

Ga tahunya, nick ini jadi penglaris, karena banyak sekali yg kemudian querry dengan first line yg macam2 :
Mulai dari :
“..wah seger ya..!”
“mandi malam apa gak bikin rematik”
“kok baru mandi ?”

sampai :
“mau dong mandi bareng…”
“wah badan kamu pasti enak dicium”
“mandi lagi di kamar hotel aku yok!!...”
“….tadi jack off ya? “

dan malah ngajak :
“ml sambil mandi bareng, mau ga?”

Biasanya yang terlalu saru gak aku ladeni. Rasanya kok gak sampai hati. (hehehe padahal kadang2 penasaran juga…)
Tapi banyak juga yg bisa menjadi obrolan yg gak basi dan pengisi waktu menunggu kantuk.

Tadi aku juga sempat kenal dan ngobrol. Kayaknya lumayan nyambung. Sempat tukeran no hp dan janji besok mau telp.
Ya siapa tahu bisa dilanjutkan ke tahap mandi bareng….
Eh! maksudku di tempat masing2. hehehe….:p

Ibadah

Tadi siang aku melakukan wawancara kepada beberapa calon staf teknik.
Aku selalu berpikir bahwa ketekunan menjalankan ibadah adalah penting. Karena itu sangat membentuk karakter dan kepribadian seseorang.

Salah satu pertanyaan yg aku ajukan kepada calon beragama muslim adalah : “hari ini puasa ga ?”
Hampir semua menjawab ya. I like that!
Tapi ada satu yang menjawab tidak.
Orang ini sebenarnya lumayan keren. Foto yang dia lampirkan di berkas lamaran dia yg membuat aku tertarik mengundang dia wawancara.

Waktu aku tanya alasan kenapa tidak puasa, dia menjawab, “sedang banyak kerjaan”
Ketika kau kejar, “Pekerjaan apa ?”
“bantu menjahit” jawabnya. Ternyata ibunya menerima jahitan.
Tanya aku lagi, “loh, kamu bisa menjahit ?”
“tidak sih, hanya bantu ibu angkat2 kain dan bongkar jahitan yg salah….”

WEW!!
Bukan apa, aku Cuma tidak bisa menerima profile seorang calon staf teknik, dengan kualifikasi lulusan SMK jurusan mesin, memiliki ketrampilan bubut besi, las, dan pekerjaan bengkel lainnya yang mustinya manly dan physiccal; tidak berpuasa karena membantu ibunya pasang kancing…..

Sewaktu aku tanya, “wah, kamu bantu menjahit saja sdh tidak bisa puasa..”
Barulah dia bilang, “ sebenarnya karena tadi pagi gak bisa bangun sahur…”

Well,
It’s very nice that he helps his mother. It’s a fine thing.
Tapi aku tetap berpikir: tidak seharusnya dia menjadikannya satu alasan tidak tekun beribadah….

Sunday, October 17, 2004

AFI

Aku terkadang memperhatikan acara reality show di TV : AFI.
Seperti malam ini, seorang lagi tereliminasi. Beberapa orang tersentuh haru. Sementara yang tereliminasi membuat pidato perpisahan tentang bersyukurnya dia bisa mengikuti acara ini, beratnya meninggalkan teman2, terima kasih untuk para mentor, dan senangnya bisa pulang dan bertemu keluarga. Rasanya selebritis banget.
Terus terang, saya jadi berandai-andai menjadi salah satu peserta AFI, berusaha tampil keren dan baik, supaya disukai dan dipilih penonton; untuk tidak tereliminasi. Dan kalaupun seandainya akhirnya harus tereliminasi, saya membayangkan bagaimana saya akan bersikap seelegan mungkin, dan kata-kata apa yang akan aku ucapkan dalam pidato perpisahan. Ah, seandainya saja…..HEI!! tapi tiba-tiba aku tertegun! Saya sebenarnya hidup dalam AFI!!! Kita semua hidup dalam AFI!!!
Hidup kita seperti AFI, kita berusaha tampil baik dan berkenan, tapi akhirnya kita tetap seperti acara AFI, kita harus menghadapi eliminasi.
Satu persatu kita dieliminasi dari kehidupan. Satu persatu kita dipanggil “pulang” persis seperti AFI, kita tidak bisa menolak utk dieliminasi. Entah sehebat apa kita berusaha, sebagus apapun kita tampil, tapi ketika saatnya tiba, kita harus meninggalkan ‘panggung’, tanpa pemberitahuan sebelumnya, kita harus kembali pulang.

Saya berpikir, pidato seperti apa yang akan saya ucapkan.
Apakah saya akan mensyukuri apa yang sdh saya lakukan dalam “karantina” kehidupan ini, apakah saya sudah berusaha belajar menyanyi (mengucap syukur kepada Tuhan) dengan ‘pitch’ yang benar. Apakah saya akan gembira meninggalkan hidup ini, karena saya akan bertemu “keluarga”, atau malah menangis, menyesal dan mengutuki kenapa harus secepat ini tereliminasi.

Dan saya berpikir, kemana saya akan pulang dari hidup ini.
Apakah sesudah ini, saya akan dilupakan, mati dan tamat; atau meskipun telah meninggalkan panggung, aku akan punya kehidupan baru, dengan karakter dan jiwa yang baru ?

Saya juga berpikir, seandainya saat ini belum tereliminasi, apa yang harus aku perbuat
Kapan kita akan tereliminasi, tidak sepenuhnya tergantung pada kita. Pihak lain yang menetukan. Kalau dalam AFI, penonton mengirimkan SMS, tapi dalam kehidupan, Tuhan menentukan.
Apakah itu berarti saya akan menyerah pada nasib dan mengutuki penonton yang kurang mengirim SMS, atau malah sebaliknya : belajar sekuat tenaga, berusaha tampil sebaik mungkin, dan berdoa sebagai ungkapan syukur atas kesempatan yang ada. Dan akhirnya biarlah Tuhan yang menetukan

Dan akhirnya saya berpikir, masuk 10 besar sudah kesempatan hebat kok!
Kesempatan utk mengikuti AFI adalah suatu karunia. Tidak banyak orang memiliki kesempatan ini. Sama dengan hidup. Banyak yang diharapkan lahir dan manjadi manusia, tapi hanya sedikit yang menjadi manusia, lebih sedikit lagi yang mendapat kesempatan mengenal Kristus.
Kalau saya mengenal Kristus, itu artinya saya sudah masuk 10 besar. Jadi kapanpun saya tereliminasi, saya sudah patut bersyukur, saya sudah masuk 10 besar.

Dan akhirnya ketika saya harus tereliminasi….
Saya akan lega, saya akan pulang dengan sukacita, saya akan mengucapkan pidato dengan penuh syukur, bangga dan lega; karena saya tahu, saya sudah bernyanyi dan tampil sebaik mungkin. Dan malam ini saya akan tidur di rumah Bapa yang menunggu saya.
10/16/2004 11:46 PM

Thursday, October 14, 2004

AKU ARSITEK!!!

Tiap kali, aku ditanya, “Kerja apa nih?”
Aku jawab dengan bangga : AKU ARSITEK!!

Well, as a matter of fact; I was an architect.

Ya, impian dan cita-citaku sejak kecil adalah menjadi arsitek.
Ya, sejak kecil ketika teman2 mengkoleksi gambar robot, aku koleksi gambar rumah
Ya, aku lulusan Fak. Teknik Jur. Arsitektur Universitas Gadjah Mada
Ya, aku bekerja dari tukang gambar, sampai akhirnya jadi kepala divisi perancangan.
Ya, aku punya beberapa karya “public project” yang salah satunya berdiri gagah di Jl. MH Thamrin Jakarta.
Ya, aku jadi anggota Ikatan Arsitek Indonesia.

It was 14 May 1998, when my parents told me that 1 by 1 of their store in Solo rioted and burned down.
Syukur pada Tuhan, keluarga selamat.
Tapi semua habis.
Tidak tersisa satu helai pakaianpun.
Tidak satu piringpun tersisa.
Asuransi ? well…siapa yang menduga kami akan mengalami hal ini ?

Bangkit lagi ?
Mustinya gitu, tapi papa-mama sudah trauma dan kecewa.
Padahal butuh semangat dan tekad baja untuk mulai lagi dari awal.
Dan cuma itu, karena sdh tidak ada tabungan apalagi deposito.

Aku tahu, aku harus pulang.
Dan sebagai the eldest child, aku kudu berdiri di depan, meski mungkin I’m not the best.

Tapi gak segampang itu meninggalkan dunia meja gambar.
I went to Jakarta to avoid my parents bussines. I always hate to be a shop keeper.
Tapi ada pilihan yang harus di jawab….

Akhirnya, awal tahun 2000,
ada acara perpisahan di sebuah kantor di Jakarta.
Perpisahan untuk aku.
Beberapa rekan menangis. Boss bilang, he’d accept me, kapanpun mau balik.
Tapi aku ihklas dan percaya, Tuhan menghendaki ini.

Now, it’s oktober 2004.
Hampir 4 tahun sejak aku balik Solo.
Ada setumpuk catatan rasa putus asa, kecewa, marah, menyesal, dan nangisss…

Tapi, juga sudah ada 3 toko berdiri : elektronik, furniture, dan sebuah toko fancy+stationery.
Bulan depan kami resmikan sebuah usaha lagi.
Thank’s God for your hands
Thank’s for the good name of my family,
Thank’s for the togetherness of my folks…

Now, I am not an architect.
Bukan, sekarang aku bukan seorang arsitek.

Tapi dalam setiap detik hidup aku, selalu saja masih ada sekian nano detik…sebuah mimpi
Suatu saat aku akan duduk di depan meja gambar lagi.
Suatu saat aku akan berbicara dengan seseorang tentang indahnya rumah yg aku gambar
Suatu saat aku akan berdiri di sebuah proyek yang merealisasikan gambar rumah ku

Jadi,
Tiap kali kamu tanya, “Kerja apa nih?”
Aku akan jawab dengan bangga : AKU ARSITEK!!

Thursday, September 09, 2004

a/s/l.....1

aku sering ragu dan bingung, kalau ditanya a/s/l….. waktu chatting.

Pernah aku jawab………21/m/solo;
Respon dia : waduh, masih muda banget. Maaf, aku pengen chat sama yg mature…

Pernah aku jawab……… 30/m/solo
Respon dia : ……(setelah diem agak lama)…… punya kenalan brondong ? aku cari brondong nih.

Pernah aku jawab………35/m/solo
Respon dia : ……kurang tua! Aku suka sama oom-oom yg usia 45 th ke atas. Kenalin dong!

Pernah aku jawab………55/m/solo
Respon dia : ..gila!, masih kuat juga kakek2 chatting malem2 :p


Pernah aku jawab………675/m/solo
Respon dia : ……males chat sama orang gila kayak elo!

Seminggu yang lalu, aku ketemuan dengan seseorang yang nicknya “look4mature”, setelah menyebutkan nama dan jabat tangan, :

Dia : ….kamu bohong ya!
Aku : bohong apa ?
Dia : asl!
Aku :…(waduh!) ….loh, dulu aku bilang usiaku berapa ?
Dia : 32
Aku : emang segitu! lah menurut kamu, harusnya usia aku berapa ?
Dia : …..paling-paling 26 th!

GUBRAKKK!! (…….dia gak tahu aku aslinya sudah 37 tahun! )

Saturday, September 04, 2004

Chemistry....?

Biasanya paling malas untuk ketemuan dengan orang yg aku kenal lewat #gim. Tapi rekor hari ini; aku ketemuan 2 kali dengan PLU :

KETEMUAN I
Aku kenal A 6 bulan yang lalu. Dia tinggal di kota salatiga, 50 km dari solo.
Hanya aku yang ngasih picture, dia tidak.
Tapi aku suka deskripsi tentang A : tidak putih, tidak ndut, bekerja, gak suka dugem, dll
Kami sangat menikmati ngobrol lewat telpon dan sms. Sehingga terus terang aku mulai ‘suka’ sama A.
Setelah beberapa kali penundaan, akhirnya jam 01.30 siang tadi kami ketemuan.
Aku mengharapkan, kami bisa ngobrol banyak, to know each other better.
Tapi terus terang, setelah ketemu, aku merasa sedikit kecewa dan tdk merasa nyaman. Karena obrolan hanya basa basi.
Sebenarnya image fisik (yang aku bayangkan) gak melesat jauh, tapi kemudian aku jadi berpikir : well, seharusnya dia bisa berpakaian lebih rapi, tidak perlu melepas beberapa baju kancing utk melihatkan bulu dada; spit each 5 minutes while we walk to find a cab, dan ketika aku ajak ke toko buku, cuma satu section buku yang dia brows : sex book.

So, ketika akhirnya (around 15.00) dia bilang mau pulang, aku langsung bilang “Okay, aku antar kamu naik bis…”
Sesudah dia pergi, aku masih SMS bilang thanks sudah mau ketemuan, sampai ketemu lagi.
(dia belum balas sms sampai saat ini)
Well, aku tetap ingin berteman lagi. Tapi memang ketemuan ini gak ‘menggembirakan’.
Sepulang ketemuan, aku email Shy (teman di prendster), how lauzy my date L

KETEMUAN II
Si B juga aku kenal di #gim around 6 bulan yang lalu.
Sejak kenal, kami cuma saling telp 2 kali, beberapa kali sms. Tapi dari kesempatan chat yang pertama aku sdh tahu B bukan ‘tipe ideal’ : agak ndut, putih, chinesse (well, aku juga chinesse, tapi gak prefer chi), he was a drug user, was a dugem-er, dan masih 22 tahun (well usia segini apa bisa nyambung dengan gue yg sdh 35 th ……….???)
So, tiap kali dia ngajak ketemuan, gua cari2 alasan utk menolak. Sebab aku pikir bakalan gak ada artinya.
Bahkan terus terang no hp dia sdh aku hapus.
Sampai, jam 19.00 tadi si B telpon ngajak ketemuan jam 21.00 di warung gudeg.

Terus terang kali ini aku mau, karena masih penasaran dgn ketemuan yg tadi siang.
Tapi aku gak berharap banyak, bahkan belum mandi sejak pagi :p.

Ketemu pertama, langsung canggung, tepat seperti yang aku bayangkan, even he’s cute enough; he has a bigger body frame than mine, sipit, a little chuby, dan body languagenya gak enak; duduk membelakangi aku.
Aku sudah mikir cari alasan utk minggat aja L

Then while we eat, we start to talk.
Dan dalam beberapa menit, keadaan berbalik; kami jadi akrab.
Kami ngobrol panjang, ngakak bareng, sharing our life-story….hingga tahu-tahu kami diusir sama pemilik warung karena sdh jam 12.00 malam dan warung kudu tutup……
(SMS dari Shy yang tadi siang gue curhatin aja gue cuekin….) kami sempat saling mau bayar gudegnya.
kami pulang masing2 dan janjian akan ketemu lagi.
Di rumah, selesai mandi, ada sms dari dia; bilang thanks sdh dibayarin gudegnya.
Well, I’m happy, senang bisa ketemu dan ngobrol sama dia. Suddenly I feel tonite the stars is brighter :D
Dan pertama kali dalam hidup berpikir : A chinesse one could be attractive too :p