Pages

Saturday, December 31, 2011

Ini Ceritaku, Mana Ceritamu?

Tahun 2011 yang 3 jam lagi berlalu ini luarrrr biasa keren!!!
Banyak sekali peristiwa dan pencapaian, yang untuk menggambarkannya aku selalu berkata: “ini pasti karya Tuhan!”.
Dan aku kudu menulisnya di sini, sebelum 2011 lewat. 3 jam lagi cuy!

Aku menulis buku!
BUKAAAAN! Bukan buku nota jualan kompor gas!. Itu sih ga ada bangga-bangganya.
Tapi buku yang akan dipajang di Gramedia, Gunung Agung, Kharisma, TogaMas, hopefully di Kinokuniya dan Amazon.com juga. hehehe.
Bukan juga buku print on demand; tapi diterbitkan oleh Tiga Serangkai, penerbit utama yang konservatif: tidak sembarangan menerbitkan buku.
Buku ini tidak hanya berisi galeri karya, tapi juga cerita sebagian perjalanan hidup.
Argh!! Nulisnya pake jungkir balik dan begadang 1001 malam. Fufufu…
Patut dibeli, dibaca dan dikoleksi! *promosi-buku-terselubung.
Rencana launching Maret 2012. Masih cukup lama karena aku masih bingung menentukan artis dangdut siapa yang akan di panggil. Hehehe….
Tapi mustinya akhir Januari atau awal Februari bakal official pre-sales.
Beli ya! Beli ya…beli ya!! *promosi-buku-terbuka
Kalau mau beli pas pre-sales ada bonusnya: souvenir, fans-card, undangan workshop gratis, dan tanda tangan asli dari penulisnya ditambah doa jadi selebritis!
Beli 3 eks. dapat jaminan di follow tuiternya. Wakakaka…

Bagi aku pribadi, penulisan buku ini adalah jawaban Tuhan ketika aku gamang luar biasa di awal tahun 2011. Tuhan menunjukkkan aku berarti, aku berharga.

Bandung, 16 Desember 2011
ki-ka: Nina, Sari, Fitri, Yoyong, Icha, and me! :D

Sahabat itu beda sama teman.
Teman itu kenalan yang hanya nge-‘like this’ status di facebook. Tapi sahabat nge-‘like this’ setiap status kehidupan. ‘online’ maupun ‘offline’.
Banyak sahabat di Solo yang sudah pindah ke luar kota; beberapa dari mereka kemarin mudik pas liburan. Senang sekali mereka menyempatkan mampir ke rumah.

Di tahun 2011 ini aku juga mendapat banyak teman yang semoga bisa menjadi sahabat. Seorang teman juga butuh diuji oleh waktu dan badai untuk menjadi sahabat.
Kiky, I’id, mas Fachmy, mb. Fitri, Icha, Daniel, dll adalah beberapa teman yang aku kenal di tahun 2011, dan sudah sempat bikin ‘sesuatu’ bersama.
Masing-masing kami pasti punya kekurangan dan kekuatan. Semoga Tuhan melebihkan kekuatan dan kesabaran kami untuk bisa saling menerima dan menjadi sahabat.

Tentu saja si Iko, seseorang yang membuatku tetap tegak melewati tahun 2011. Cerita tentang Iko adalah cerita hidup aku saat ini.

Tapi urusan begadang, sahabat paling setia sekaligus usil adalah si Miley.
Kucing satu ini suka gelisah kalau gak ngeliat aku satu hari. Gak bisa nerima kalau liat aku dan Iko tidur rada sore, suka ribut garuk2 pintu kamar minta ikut masuk.
Kalau sedang kerja malam trus kehilangan sepotong kertas atau secarik perca, noleh saja pasti ada si Miley sedang gigit atau mainan barang itu dengan tampang nakalnya.


MicaWork adalah Perjalanan
Aku gemar melakukan perjalanan: menembus batas wilayah untuk menjelajahi daerah baru, untuk melihat hal-hal baru, mengenal orang-orang baru; yang membuat hidup makin kaya dengan makna.
Bagi aku MicaWork adalah sebuah perjalanan yang dimulai sejak tahun 2005.
Tahun 2011 ini MicaWork melesat luar biasa. Dimulai ketika aku mencoba membuat bantal leher yang kemudian menjadi produk unggulan. Saat ini penjualan online maupun offline bantal leher menakjubkan. Terus terang sampai kewalahan. Produk-produk lain meski gak seheboh bantal leher juga laris manis.
Aku gak pernah promote, tapi fanspage Micawork naik 300 orang lebih hanya dalam waktu 6 bulan.


Dulu ikut bazzar kampung saja sudah bangga banget; tapi Tuhan memberi kesempatan bazzar di event-event yang makin keren. Bulan desember MicaWork ikut bazzar di Crayons Craft Bandung. Untuk Februari, MicaWork sudah lolos seleksi bazzar Hellofest di Jakarta. Bocoran informasi: April nanti MicaWork juga akan tampil di event craft paling gede se Asean.

Plaza Ambarrukmo, September 2011

Tangan Grathil
Tangan Grathil adalah amanah. Gak terbayang komunitas lokal yang kami dirikan bulan September kemarin menjadi virus yang menular kemana-mana. Saat ini Tangan Grathil chapter Surabaya dan Bandung officially terbentuk, telah punya pengurus definitif dan program kerja. Keterbatasan pengurus TG di Solo yang membuat kecepatan pertumbuhan virus ini rada terhambat di kota lain.
Dari komunitas ini juga foto kami yang mengerikan itu masuk koran. Hahaha…

Mama ku sehat!
Salah satu kebahagiaan adalah kalau orangtua sehat. Beberapa tahun yang lalu mama kudu operasi by-pass jantung dan setelah itu kondisi kesehatannya tidak selalu baik. Tapi setelah melakukan perubahan pola makan, saat ini mama sangat sehat dan bugar. Kegiatannya juga makin banyak. Kadang-kadang timbul rewelnya; tapi bagi aku selama mama sehat itu sudah lebih dari cukup. hehehe....

The running-well store
Kesibukan-kesibukan baru terus terang membuat urusan toko rada keteteran. Untungnya teman-teman kerja tetap bersemangat dan komit dengan kewajiban mereka. Ada juga mb. Wulan: teman baru yang sangat membantu urusan administrasi; sehingga toko masih running well dan definitly makin solid.

Ah, setengah jam lagi 2011 berlalu, dan masih banyak hal dan peristiwa yang sebenarnya pengen aku catat.
Tapi garis utamanya adalah: tahun 2011 ini aku diingatkan lagi bahwa Tuhan selalu setia dengan janji Kasih Karunia-nya. Bahwa sebuah ikhtiar pasti ada hasilnya.

Bahwa saya luar biasa ‘kaya raya’ dengan kesempatan2 , sahabat2, pengalaman2 dan semangat yang ada.

Semoga itu bisa menjadi bekal bagi saya untuk menjalani tahun 2012, menjadikan saya bisa lebih bermanfaat bagi orang lain, dan me-Muliakan Tuhan.

Tahun 2011 luar biasa.

Ini ceritaku, apa ceritamu ?

Friday, November 25, 2011

Catatan 24 November 2011

Tanggal 19 kemarin pertemuan dengan penerbit jadi dilaksanakan di Yogya. Awalnya aku terharu (*lebay) ketika tahu lokasi pertemuan di resto Dixie yang di Gejayan. Aku punya kenangan di sana. Tapi ternyata pelayanan resto ini sangat gak oke, sampai beberapa kali aku merasa kudu ngomong pake tanda seru.

Such an unrecommended place indeed!!


However pembicaraan dengan tim penerbit tercapai dengan baik. Ada juga beberapa teman yang juga membahas buku masing-masing. Sekarang tinggal menunggu proses lay out dan sebagainya.

Aku masih kudu menyusulkan beberapa foto, dan kayaknya pengen ada beberapa revisi kecil; tapi secara umum penulisan naskah sudah selesai.

Lega.

Tapi sedih juga ding; karena masa-masa penulisan ini punya sisi-sisi menyenangkan.

Semoga segera bisa nulis buku berikutnya :D

Sudah saatnya ngurus gawean lainnya yang sebulan ini terlantar : toko, pesanan2 MicaWork, persiapan bazzar di Bandung, dll


Ternyata menulis buku itu memang tidak mudah, menyedot habis otak dan hati. Ibarat batere, kayaknya aku sudah butuh charge ulang. Penerbit sudah menawarkan uang muka royalti yang cukup dipakai backpacking ke India. Tapi sampai hari ini aku menahan diri tidak mengambilnya. Ntar dulu!

Biar ngumpul cukup banyak untuk keliling eropa 2 bulan. Hehe…


Aku juga belajar kalau proses pemotretan itu riweh dan rempong.

Yaaaaaa…. anggap saja persiapan menjadi selebritis. *glek!


Oh ya, beberapa hari yang lalu, mas Fachmi, mb. Fitri, Icha, dan aku di wawancarai harian Jawa Pos tentang komunitas Tangan Grathil di Solo. Hari minggu kemarin di muat di lembar Radar Solo. Satu halaman full + profil aku di bagian bawah. Kayaknya memang takdir jadi selebritis bukan mengada-ada. Hahahaha.

Komunitas Tangan Grathil adalah wadah bagi pelaku kreatif, khususnya bidang crafting. Sebenarnya aku dan Icha sudah lama pengen bikin kayak gini. Sudah lama pengen melakukan sesuatu untuk masyarakat.

Tapi hanya sebatas angan sampai kemudian bertemu mas Fachmi dan mbak Fitri yang memiliki idealisme yang sama. Jadlah kami membuat komunitas dengan satu semangat dan idealisme: berbagi.

Ketika pertama kali di sounding di facebook, peminatnya ternyata banyak sekali dan berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Sms dan message di FB gak ada matinya. Padahal tadinya kami membayangkan ini adalah komunitas lokal.

Jadilah kami memutuskan untuk mengembangkan ini menjadi komunitas nasional dengan chapter-chapter di banyak kota lain. Asyik dan keren juga kalau bisa memiliki suatu gagasan dan merealisasikannya, dan kemudian menjadi virus yang menyebar ke banyak orang.


Sudah ada beberapa teman yang bersedia menjadi pengurus Komunitas Tangan Grathil di Yogya, dan Bandung yang diprogramkan berjalan mulai tahun depan.

Untuk Jakarta, Surabaya, Medan, Purworejo dan Makasar pun ada, tapi kami kudu berhati-hati agar semangat dan idealisme komunitas: “berbagi” tetap terjaga


Kemarin setelah kami diwawancarai Jawa Pos, kami berkelakar; hanya masalah waktu kami masuk acara Kick Andy. Sesuatu banget ya! Hohoho….


Tapi itu lebih pada becanda saja. Motivasi kami benar-benar berbagi. Rasanya udah sueneng banget melihat antusiasme teman-teman yang menjadi peserta.

Beberapa peserta malah sudah bisa memanfaatkan hasil workshop untuk bikin sesuatu trus di jual di fesbuk. Dan laku!!!

Sudah saatnya potensi ekonomi mikro dikembangkan, dareeeepada invest duit di saham yang sejatinya adalah judi.


Beberapa foto kegiatan :





Dua hari ini, aku juga sudah mulai membuka pesanan-pesananan MicaWork yang sebulan ini aku tutup dulu agar bisa konsen di penulisan buku.

Rasanya kata “bersyukur” tidak cukup bisa menggambarkan kehidupan saat ini.


Satu-satunya hal yang mengganggu adalah geraham bungsu yang bermasalah karena tumbuh miring dan menimbulkan rasa nyeri.

Rencananya besok mau dioperasi. Semoga lancar. Aku takut jarum suntik! Pengalaman tang, catut dan gerinda masuk mulut itu traumatik :p


Semoga lancar…soalnya kayaknya gak ada selebritis yang gagal tampil gara-gara sakit gigi. fufufu...:(

Thursday, November 10, 2011

Anxiety

Tanggal 19 Nov nanti, di Yogya akan ada pertemuan dengan penerbit Tiga Serangkai untuk membahas layout buku, dll, sebelum masuk tahap setting.
Aku kudu menyiapkan “dummy” tampilan buku sesuai yang diinginkan: jenis dan warna font, tata letak galeri foto, dll
Pihak penerbit memberi kesempatan kepada kami para penulis mengajukan keinginan masing-masing. Moga-moga saja keinginan aku terpenuhi semua. Hehe.

Tapi itu berarti setidaknya tanggal 17, sepuluh hari sejak hari ini, dummy sudah kudu masuk ke penerbit. Agar mereka juga bisa mempersiapkan diri.

Masalahnya, sampai hari ini masih ada beberapa bagian yang belum selesai di edit. Aku juga kudu mencari printshop yang bisa mencetak format Microsoft Publish. Sudah coba tanya ke beberapa printshop di Solo gak ada yang bisa.
Mosok kudu ke Yogya khusus nge-print.

Ohya, seminggu yang lalu ada ada pertemuan dengan tim marketing dari pihak Tiga Serangkai; mereka menyampaikan rencana road show selama tahun 2012. Bakal ada launching di toko-toko buku, komunitas, dll.
Kayaknya bakal keren: travelling sekaligus kerja, dibayarin lagi. Ah bakal menyenangkan!
Berasa jadi artis yang punya jadwal promo keluar kota. Hahaha…

by the way, baru sekali itu blusukan di kantor Tiga Serangkai yang ternyata kewreeen + guuuede banget!!!!

Somehow, aku dan beberapa penulis juga membuat rencana promo sendiri. Bukunya dijadwalkan terbit awal maret 2012. Tapi sebelumnya kami akan mengadakan pre-order sales. Rencana roadshow pertama besok Desember di Bandung.

Sudah 2 minggu hampir tiap hari tidur jam 4 pagi, bangun jam 9. Rasanya lumayan mabok. Dan bikin hidung aku ngucur kayak keran bocor.

Hari ini rasanya paling down. Kehabisan energi dan semangat. Rasanya gamang dan gak pede. Malah jadi mikir yang nggak-nggak.




apakah aku melakukan sesuatu yang benar?


Is this what I want?


Would be my book good enough?


Apa yang saya harapkan dari buku ini?


Should I do these?


aaahhh....

-------

Bukan berarti aku tidak bersyukur. Aku masih sering tertegun dengan kesempatan nulis buku ini.
Kalau bukan Tuhan yang menganugerahi kesempatan ini, rasanya mustahil.

Semoga buku pertama ini akan membuka peluang yang lebih besar lagi, untuk aku pribadi, tapi juga untuk banyak orang.
Melalui proses menulis ini, aku juga belajar bagaimana memberi nyawa pada aksara yang aku deretkan agar memiliki makna. Dan bahwa sebuah buku yang baik akan membuat penulisnya juga belajar menjadi lebih baik lagi.
Hari-hari terakhir ini malah sudah mulai memikirkan konsep buku selanjutnya.

Hampir jam 12 malam. Sehari ini baru masuk perut: 1 kantung keripik jagung, 2 bakpau sedang dan 3 cangkir kopi.

Kayaknya kudu istirahat trus nyari makanan yang rada serius dulu. Kepala mulai sakit. Hohoho….

Thursday, November 03, 2011

Menulis

... menulis itu menderetkan kata dan memberinya nyawa, agar bermakna.

Monday, October 10, 2011

Senayan in 6 Months!





McDonald’s Sarinah Jakarta, Jumat pukul 0630 pagi.


Masih sepi. 

Secangkir kopi panas dan sepotong hash browns. 
Oh ya, juga bukunya Danny Gregory : Creative License yang aku baca semalaman. 

Aku merenungkan keajaiban-keajaiban yang hadir beberapa bulan ini. 
Aku menahan diri tidak mencatatnya di blog, agar energi menulis hanya tercurah untuk naskah buku yang kudu diserahkan akhir Oktober nanti. 

Namun perjalanan ke Jakarta kali ini kudu dicatat. 

Ada dua orang penanggung jawab dua venue besar. Yang satu kelas internasional. 
Mereka masing-masing memberi aku kesempatan yang bagi banyak orang lain nyaris mustahil. 

Ini pasti campur tangan Tuhan.....

So.......Senayan, I’ll see you in 6 months !! 

(joget-joget....)

Saturday, October 01, 2011

Oktober 2011

Untuk catatan.

Selamat datang Oktober 2011, bulan yang mungkin paling 'gila' sepanjang hidup. 
Banyak hal akan berubah setelah ini.

1 tenggat waktu penulisan buku
1 pembentukan komunitas kreatif
2 bazzar di Solo dan Yogya
1 jadwal mengisi workshop
1 jadwal workshop 'travel writting'
1 jadwal sarasehan
2 perjalanan keluar kota (solo-yogya tidak termasuk 'luar-kota')


Tuhan, tolonglah saya. Biarlah Kemuliaan MU yang dinampakkan.

Friday, September 23, 2011

Jalan Galau No 82

Aku sering menertawakan teman yang mengeluh sedang "galau" baik di facebook,  twitter, blog, atau sms.
Di benak aku, 'heizzz....plis deh! pada kurang gawean...."

Tapi hari ini tiba-tiba aku yang tersengat galau....

Berawal dari beberapa hari yang lalu mantengin iklan Mega Sale nya AirAsia.
Rasanya sudah lama sekali gak kluyuran di antah berantah.
Airline satu ini sudah memberi aku tiket ke KL, Singapore, Bangkok, Saigon, Hanoi, Taipei...

Kemarin bertemu teman lama; ketika aku bercerita sedang nulis buku, dia langsung tanya, 'buku backpacking ya mas?....'

Kemarin malam di facebooknya Matatita, ada info event  UBUD Travel Writing & Travel Photography Trip. (Info klik disini)
Pembicaranya selain Matatita ada Agustinus Wibowo.... ARGGGHHHHHH!!!

Trus tadi siang ada teman lain lagi yang mengunggah foto jadul kami pas bareng-bareng naik kereta ke Jakarta.
ki-ka: sukandar, roni, dyah, iryadi, aku.
Jadi pengen banget nyangklong ransel tua warna hijau lagi trus wandering nyasar-nyasar di kota asing.
Seperti ketika pertama kali ke Bangkok; kami tiba malam hari, belum punya bookingan penginapan, ga tahu jalan, ga bisa bahasa setempat....... yah semacam itulah, yang membuat adrenalin nyembur.
Aku iri luar biasa kalau melihat turis mondar-madir depan warung sambil bolak-balik Lonely Planet. hohoho...

Masalahnya dalam setahun ke depan jadwal gawean akan luar biasa padat.
Diluar gawean rutin, ada naskah yang kudu diserahkan akhir Oktober nanti. Desember mau buka lapak di Amplaz lagi, dan berencana bikin pre-order sales buku.
Belum lagi event-event kecil yang tetap kudu diperhatikan serius.
Mulai awal tahun 2012 pasti akan ada kegiatan-kegiatan road-show yang berkaitan dengan buku.
Hahaha....sok artis!.

Barusan simulasi tiket AirAsia ke Kalkuta India untuk Oktober 2012. Dapat harga 900ribuan. Gimana gak langsung senut-senut pencet tombol 'BELI'....

Gimana gak galau ?


Wednesday, September 14, 2011

Crafty Corner MicaWork & Hello Bleu Ver. 1.1

Sudah lama pengen banget buka lapak produk MicaWork di mall. 
Apalagi dengan meningkatnya penjualan online beberapa bulan ini. 

Beberapa kali ngobrol dan mendapat penawaran dari EO pameran di mall tapi gak pernah punya hati untuk sewa stand. 
Tiga tahun yang lalu pernah buka lapak di Plaza Ambarrukmo dan cukup berhasil, tapi melihat kondisi ekonomi seperti ini rasanya pesimis bisa mengulang keberhasilan yang sama: penjualan nutup biaya atau setidaknya untuk promosi.  

Awal puasa kemarin dapat informasi Asephi DIY bekerja sama dengan Plaza Ambarrukmo  di Yogya mengadakan Craft Corner, sebelum hingga sesudah lebaran. Namun melihat stok MicaWork yang masih sangat minim, hanya bisa ikut yang sesudah lebaran : 6-11 September dengan catatan memanfaatkan waktu sebulan untuk ngebut bikin barang. 

Masalahnya: semua orang yang aku mintain pendapat bilang kalau tanggal tersebut Yogya sudah sepi. Pemudik dan pendatang sudah balik semua. 
Tapi feeling aku mengatakan ada harapan Amplaz masih ramai pengunjung orang luar kota, sehingga jika penjualan buruk, setidaknya bisa promosi. 
Jadilah aku memutuskan sewa lapak. 

Aku juga mengajak Hello Bleu untuk ikut jualan. Meskipun baru 2 kali bertemu personil Hello Bleu: I’id dan Kiky, kayaknya 2 orang ini nyaman diajak berteman. 

Namun ternyata waktu sebulan yang aku rencanakan untuk bikin stok pameran habis untuk memenuhi pesanan-pesanan MicaWork dan kesibukan toko menjelang lebaran. 
Bahkan saking capek dan stress-nya kena radang tenggorok dilanjut flu parah. Padahal seingat aku sudah 3-4 tahun gak pernah kena flu. 

Rasanya down banget. 
Nyaris putus asa. Mosok mau pameran tapi gak punya barang. 
Aku coba bikin Merchandise Plan : jenis dan jumlah barang dagangan yang akan dijual dengan memperhatikan target penjualan agar bisa balik modal.
Tapi sampai lima hari sebelum hari H baru tercapai 40%. Dengan kecepatan yang ada dibutuhkan setidaknya 2 mingguan lagi. Gosh! 

Di benak aku ada si setan yang terus berkata : batal saja! Batal saja! daripada rugi tenaga dan waktu!...toh kamu sudah berusaha sekuatnya! Batal saja!... Apa kamu gak malu kalau stand-nya nanti kosong…. 

Tapi ada juga si malaikat yang terus berkata: jangan dengerin kata setan! Terus saja berusaha! Berhasil atau gagal itu urusan nanti! Ayo jangan kalah sama virus flu! Kamu masih muda! Semangat!! 
Kamu justru kudu malu kalau batal! Ayo kamu pasti bisa bikin stand MicaWork menarik dan pameran ini bisa berhasil. 

Dan si malaikat menang. 

Sambil sentrap-sentrup pilek, sehari hanya tidur 2-3 jam, aku berusaha  memanfaatkan waktu menyiapkan merchandise sebaik mungkin, sebanyak mungkin. 
(*untuk yang kemarin habis lebaran aku antar jalan-jalan dan cari oleh-oleh, sekarang tahu khan how much I care!)

Kurang satu hari, aku baru sadar gak punya rak display. Wedew…mosok mau di tumpuk kayak obralan baju bekas? Wew…. 

Jadilah aku memanfaatkan tangga aluminium dan beberapa lembar papan tripleks milik toko. 
Pokoknya gimana caranya kudu bisa jalan dengan apa yang ada se-efisien mungkin tanpa mengeluarkan duit lagi.

Tanggal 5 malam, aku ke Yogya untuk load-in barang ke Plaza Ambarrukmo. 
Hello Bleu ternyata juga gak punya banyak barang. Malah sebagian masih belum selesai dijahit. Hehehe… 

Tapi kami cukup percaya diri bagaimanapun hasilnya nanti; kami pasti memperoleh sesuatu. Setidaknya pengalaman. 

Ternyata feeling aku gak meleset. Amplaz masih ramai pengunjung dan penjualan hari pertama bagus. Agak kaget malah: wew! ternyata produk kami disukai dan laris!
Timbul masalah baru: kalau penjualan bisa terus sebaik hari pertama ini, stok MicaWork dan Hello Bleu tidak akan cukup bertahan sampai hari terakhir. 


Jadilah kami jualan sambil ngerjain produk masing-masing. Setiap malam bubar pameran aku naik bis dari Janti pulang ke Solo. Sampai di rumah mandi trus bikin produk sampai jam 4 pagi. Tidur trus paginya ke Yogya lagi. 
Demikian pula Kiki dan I’id pulang ke rumah masing-masing jahit-menjahit sebelum tidur. Hahaha… pasti orang mengatakan kami “ngoyo” kayak orang gla. 

Diluar ekspektasi kami: respon dan penjualan sangat baik. Friendlist dan fans page di facebook juga meningkat banyak. Lapak kami selalu menarik orang datang berkerumun. 
Meskipun lelah, tapi kami bertiga sangat menikmatinya.  
Allhamduliah yaa... (*Syahrini wanna be)


Sebagai crafter sekaligus (calon) pengusaha, kami belajar secara langsung konsep 4 P dalam ilmu marketing : Product, Pricing, Positioning (place), serta Promotion. 
Tambah satu lagi ‘P’ : Partnership. 

Keberhasilan ini pasti atas perkenan Tuhan, juga kerja keras serta kebersamaan kami bertiga.

Secara pribadi aku sangat bersyukur: berhasil buka lapak di mall besar, penjualan bagus, promosi berhasil, mendapat kontak-kontak strategis. 
Dan terutama senang banget bisa bekerja sama dengan Hello Bleu serta berteman dengan Kiky dan I’id. 
Mereka berdua adalah crafter yang memiliki komitmen, idealisme, antusiasme, serta ketulusan. 
Aku percaya dengan etos kerja demikian, mereka pasti sukses dibidang crafting ini. 

Owl-nya Hello Bleu serta Martryoshka-nya MicaWork
Banyak situasi yang membuat kami makin bersemangat, misal ada seorang cowo yang beli owl-plush Hello Bleu yang harganya gak sampai seratus ribu, untuk dikirim ke Bulgaria. Yang bikin kami bertiga nyaris pingsan adalah ongkos kirimnya : Rp 2,8 juta! 

Kami sudah usul, bagaimana kalau duit 2,8 juta itu diberikan kepada kami bertiga yang akan nyanyi happy birthday di youtube sambil masing-masing bawa owl. Hahahaha… 
Tentu saja ditolak. Huahahaha…. 

Meski masing-masing tetap memiliki bendera: MicaWork dan Hello Bleu, tapi aku pengen kebersamaan kami dapat terus berjalan dan berkembang bersama crafter-crafter lain yang memiliki idealisme yang sama: komitmen, ketulusan, positif, dan kerja keras. 

Satu janji kami ke Asephi DIY: bersedia ikut event pameran di dalam dan luar negeri. (*Nggaya!!!)

So next time jalan-jalan di mall, di Indonesia atau di Paris; kalau melihat ada satu oom-om dan dua mbak-mbak jualan barang-barang lucu + unik sambil pegang jarum dan benang, jangan segan mampir. That's us!
Mampir saja! untuk sama-sama belajar crafting, ngobrol soal bisnis, ide-ide baru, atau apalah..... Kami senang mendapat teman baru. 

Dan oh ya buy one of our handmade product as well. Heuheuheuuuu…. 

Beberapa foto Crafty Corner MicaWork feat. Hello Bleu klik di sini


# sudah 2 hari capenya gak ilang-ilang, dikejar setumpuk pesanan-pesanan. Tapi sudah melamunkan event berikutnya….

Tuesday, August 16, 2011

Kopitiam Oey - Solo

Tertunda hampir dua minggu, hari ini janjian ketemu mas Fachmy untuk menyerahkan draft naskah.
Secara ini bulan puasa, aku minta mas Fachmy yang menentukan tempat bertemu sekalian buka puasa: Kopitiam Oey

Sengaja aku hadir lebih awal agar bisa motret dan mempersiapkan diri untuk membahas draft naskah. Rasanya kayak menghadap dosen pembimbing skripsi. Hohoho…

Kopitiam Oey adalah warung kopinya tokoh kuliner Bondan Winarno yang terletak di daerah Kabangan – Solo.

Dapat diduga, aku langsung ngesot-ngesot melihat interior kopitiam ini.
Sederhana tapi keren.

Konsep desain interiornya Peranakan : perpaduan antara melayu-china.
Terlihat dari elemen interior: poster kuno, pigura, penerangan, dll

Berikut beberapa foto yang sempat aku ambil.

tampak depan. turun dari taksi langsung motret


display dibagian foyer. back ground pintu bak mobil truk.


dine area

out-door sitting

semua tulisan dimenu, hiasan, dll memakai ejaan lama

Namanya juga kopitiam, minuman utamanya kopi.
Ada berbagai macam kopi.

Makanan-nya mulai dari roti bakar sarikaya, fish and chip, dll.
Terus terang aku tidak terlalu memperhatikan. Benak aku dipenuhi pikiran : draft naskah, pesanan2 yang belum selesai, toko yang sedang rame, rencana pameran di plaza ambarukmo, pengembangan produk, balas sms konsumen……

Krompyang!
... otak aku sudah over-heated.

Kami berdua memesan nasi ayam bryani. Kopi tubruk untuk aku, es cincau untuk mas Fachmy.

Dapat takjil es buah yang menurutku rasa susunya terlalu kuat.

Nasi bryaninya sih lumayan. Rasa cengkeh dan rempahnya kuat.
Tapi kalau disuruh memilih, mending makan nasi goreng biasa saja. hehe


Total kerusakan berdua IDR 62 ribu. Lumayan untuk sebuah ambiance kopitiam yang keren.

Tiga jam kami ngobrol.
Mas Fachmy menilai draft aku cukup memenuhi ekspektasinya. Yipee!
Tinggal nunggu koreksinya trus dilanjut naskah lengkap untuk masuk bagian editor cetak dan pengembangan.

Pulangnya sempat ngobrol sama mbak Utami: store managernya, membahas peluang workshop penulis dan crafting di Kopitiam Oey.

love this place :) nanti lebaran sudah janji ngajak Darma kesini.


Friday, August 05, 2011

Catatan 5 Agustus 2011

Hari-hari ini berkelebat sangat cepat.
Banyak sekali peristiwa dan pengalaman baru yang bergegas melintas hingga kadang gak sempat dinikmati.

Usaha-usaha yang selama ini sudah ada, berjalan excelent.
Tapi 2 bulan ini perkembangan usaha MicaWork terasa sangat cepat dan memiliki dimensi yang berbeda.
Terutama setelah iseng pasang iklan di TokoBagus.com, Tokopedia.com dan Etsy.com (yang terakhir ini khusus craft dan berbasis di US).

Tiba-tiba saja kudu ganti hp yang dapat menampung sms dan dan baca email pesanan-pesanan di sembarang tempat.
Masih hp murah sih. Samsung C3322 harga IDR 520ribu. Hehe.

Tapi bagaimanapun, terasa sekali aku sangat diberkati Tuhan.
Dan sekali lagi belajar bahwa ketekunan dan kesetiaan itu hasilnya luar biasa.

Anyhow, hari Rabu kemarin ke Yogya (lagi).
Di KA Prameks ada seorang cewek duduk di depan aku dan mengenakan bantal leher.

‘okay’ pikirku, nerusin baca buku yang aku bawa.

Tapi sedetik kemudian aku kaget mengenali bantal leher yang dia kenakan.
Bantal leher itu produk MicaWork dan dipesan melalui internet dengan desain khusus : mobil Jeep. Pembelinya waktu itu juga memesan bantal berbentuk bintang untuk si Lintang: anaknya.

Senang banget rasanya lihat bantal leher MicaWork bisa bikin seorang cewek tidur pulas sampai nganga-nganga sepanjang perjalanan Solo-Yogya. Hahaha..

Diam-diam aku potret :D
There’s nothing can make me happier at that moment.


-----

Di Yogya rencananya bertemu Iid dan cowoknya untuk bicara soal sablon. Aku pengen mencoba melakukan eksplorasi teknik sablon pada produk MicaWork.
Juga pengen bikin merchandise (t-shirt, topi, dll) yang serial dengan produk MicaWork.

Wew! Mimpi aku masih selangit!

Kami janjian ketemu di Lir Shop: sebuah toko buku, café dan galeri kecil di Baciro: satu daerah yang masih tenang di tengah kota Yogya yang makin hiruk pikuk.

Lir Shop ini jadi tempat mangkal komunitas-komunitas kecil: fotografi, crafting, klub buku, dll.

Dari dulu pengen banget punya kayak gini. Sederhana tapi running well.



kebetulan hari itu ada workshop oleh www.ojanto.blogspot.com

Website Lir Shop : http://lirshop.blogspot.com/

Entry kali ini just another catatan kecil saja kok.

Doa saya malam ini: meski hidup melangkah cepat, semoga tetap sederhana dan running well.
Selamat malam :)

Wednesday, July 27, 2011

Stalker


There is always somebody out there who constantly reads your blog and
secretly follows the story of your life.

Friday, July 22, 2011

une plaignent


est là
tout dispositif qui peut arrêter le temps ?

*sigh....

Tuesday, July 19, 2011

Romansa Toko Buku.

Baru saja baca di yahoo: Borders, jaringan toko buku yang berpusat di Michigan - Amerika mengajukan ke-bangkrutan-nya dan akan menutup ratusan toko bukunya di seluruh dunia.
Beritanya di sini.


Hari Sabtu yang lalu, aku kudu menemui editor untuk membicarakan out-line dan development naskah, serta time-frame penulisan hingga penerbitan.
Selain aku ada 3 penulis lain yang juga hadir untuk membahas buku mereka.
Sama-sama pertama kali diminta nulis. Sama-sama masih belum percaya diri untuk dunia ini.
Tapi kami guyon dan berandai-andai buku kami selain nanti tersedia di Gramedia dan sejenisnya, juga dijual di toko buku sekelas Periplus dan Kinokuniya. hahaha...

Kalau Borders ditutup, berarti hilang sudah satu jaringan toko buku internasional yang akan menjual buku saya nanti (*mengkhayal kebablasan)

hohoho.....

Di kawasan Asia, Borders hanya ada di Malaysia dan Singapore.
Aku pernah ke Borders yang di Bukit Bintang - Kuala Lumpur, dan Marina Trade di Singapore.
Terus terang bukan toko buku favorit. Kalah kolosal dengan Kinokuniya yang selalu sukses bikin endorphin membludak di otak. Karena aku bisa menemukan buku tentang semua yang aku sukai: desain, travelling, dan chocolate cookies.

Tapi tetap saja penutupan Borders bikin prihatin, karena beberapa orang mulai menganalogikan toko buku dengan toko-toko kaset dan CD yang bangkrut satu persatu.
Saat ini orang-orang tidak lagi 'beli' kaset atau CD karena bisa mengunduhnya dari internet.
Demikian juga keberadaan buku konvensional yang mulai digantikan e-book yang bisa diunduh dari sembarang tempat.

Padahal sensasi nongkrong di toko buku, beli buku, hingga baca buku tebal, dstnya tidak tergantikan dengan e-book.
Sama seperti kuaci: kerepotan memakannya merupakan keindahannya.

Semoga saja toko-toko buku besar dapat menemukan strategi bertahan menghadapi zaman.

Toko buku selalu berhasil menjadi oase ketika aku risau.
Mangkanya ke mall manapun, kota manapun, negara manapun, aku selalu berusaha mengunjungi toko bukunya atau pasar bukunya.
Menurutku lagi, sebuah mall baru lengkap bila ada toko bukunya.
Baru bisa disebut 'kota' kalau ada Gramedia-nya. hehehe....

Kios-kios buku di Chatuchak Weekend Market - Bangkok.
Terakhir kesana cuma sempat motret,
lain kali kesana pengen bisa pergi sendiri agar bisa puas nongkrongin buku.



Oh ya, tentang nulis bukunya:
Ini sudah tanggal 19 Juli. Masih coret-coret ga jelas di sembarang kertas.
Padahal minggu pertama Agustus kudu masukin draft naskah. Busyeeeeet!
Kayaknya aku kudu menyepi ke Mauritania untuk nulis.

(*gubrak)

Sunday, July 10, 2011

Rempah Rumah Karya

Hari sabtu kemarin, aku menghadiri open house Rempah Rumah Karya bersama Iko. Rempah Rumah Karya adalah adalah wadah komunitas pelaku seni dan budaya yang berada di Solo. Diharapkan bisa menjadi perekat, wadah pengembangan, workshop, dll. Lebih jauh lagi juga menjembatani pelaku seni, budaya, desainer, dstnya dengan pihak luar : buyer internasional, dll

Facebook Rumah Rempah klik disini

Terasa sekali ruh 'seni' dan 'budaya' di acara kemarin yang dibuka dengan atraksi ibu-ibu warga sekitar yang menyanyikan lagu-lagu rakyat dengan diiringi ketukan penumbuk padi. Juga aneka hidangan dari jajan pasar, cabuk rambak, bakmi geyol, wedang ronde, dll.Acara inti adalah diskusi panel yang diisi oleh beberapa pembicara keren: budayawan, arsitek, dll.
Sayang walikota Solo: Djokowi yang mustinya hadir sebagai salah satu pembicara, batal karena (nampaknya) ada konggres PSSI.

Seneng banget bisa bertemu dan kenalan dengan banyak orang.
Ada arsitek, perupa, juga beberapa tokoh media.
Kenalan dan ngobrol dengan editor Tabloid Rumah dari Kompas Group, sempat membahas soal liputan.
YAY! bungah banget! Seneng banget!
Ketemu juga beberapa penulis komunitas Sabdaspace.org. Sempat diskusi dengan Hai Hai Bengcu yang kontroversif itu. hahaha...

Materi yang disampaikan pada diskusi panel juga sangat 'mberkahi'. Memberi inspirasi bagi proyek yang sedang aku garap saat ini.
Salah satu pembicara diskusi panel; Basuki, seorang 'empu' keris dari Karanganyar berkata (kira-kira) demikian:
Selama 350 tahun bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda, hutan dan tambang kita tetap utuh. Budaya kita terjaga.
Tapi ketika kita merdeka, tidak sampai 50 tahun kita sudah kehilangan banyak sekali sumber daya alam dan budaya bangsa.
waw!

Beliau juga menunjukkan bagaimana sebuah tradisi dan kreasi seharusnya memberi makna dan menyatu dalam kehidupan banyak orang.

Bangunan Rempah Rumah Karya sendiri sangat luar biasa Di-arsiteki Paulus Mintarga yang sangat 'go green'.
Konsep bangunan Rumah Rempah mencerminkan konsep beliau: bahan bangunan memanfaatkan limbah, tata ruang dan udara sangat tropis, pencahayaan menggunakan lampu LED yang hemat energi. Luar biasa!

Beberapa hari sebelumnya, ngobrol dengan mas Fahmi editor Tiga Serangkai yang mendorong aku bikin workshop craft di Solo.
Dan kemarin aku dan Iko kenal Rempah Rumah Karya. Serasa 'tumbu ketemu tutup'.

Ah, hidup saya keren!!

Saturday, June 25, 2011

Published Soon!

Hari ini rasanya sueeeennneeeeng banget.
Sampai-sampai terpikir mengikat kaki ke tiang lampu depan rumah agar tidak loncat-loncat terus. Huhuhu…

Dua hari yang lalu, mbak Atiek dari sebuah penerbit buku besar di Solo telpon minta bertemu untuk membicarakan penerbitan isi salah satu blog yang aku kelola.

Wew!

Tadi siang kami sudah bertemu dan langsung membicarakan konsepnya.
Ternyata aku dan mbak Atiek punya konsep yang sama untuk buku yang ditargetkan akan terbit sekitar Oktober nanti.

Senangnya!
Bukankah ini pertanda dan awal yang baik :)


Hingga buku tersebut diterbitkan, banyak hal bisa terjadi: ditunda, batal, dll.

Tapi aku sudah bersyukur pada Tuhan, tulisan dan karya aku diapresiasi.

*nyari rantai untuk mengikat kaki

Friday, June 17, 2011

Gajah, siapakah saya....

Sekitar bulan April kemarin, aku dan bu Julia diundang bu Esther Karundeng untuk menjadi juri lomba lukis caping yang diselenggarakan dalam rangka ultah Panti Wreda Asih.
Pesertanya sudah sepuh-sepuh.

Ibu Esther mempertemukan aku dengan salah seorang peserta.
Namanya lupa, tapi peserta ini: seorang nenek yang usianya 94 tahun.

Emak ini suka menggambar; terutama ayam jago dan gajah, ungkap bu Esther yang mengambilkan sehelai kertas kosong dan bolpoin.

Si nenek segera menggambar dengan satu tarikan garis seekor figur gajah. Karakteristik banget!

Emak kenapa suka menggambar gajah? tanyaku.

Gajah itu binatang yang besar tapi tidak ganas. jawab si emak.
Gajah juga tidak sembrono. Ketika disuruh menaiki undakan kayu, dia memeriksa apakah kayu-kayu itu cukup kuat untuk diinjak.
Ini adalah gajah yang sering aku lihat di Siam. katanya lagi sambil meneruskan gambarnya.

Catatan: Siam adalah nama resmi negara Thailand yang dipakai sampai tahun 1949
Si nenek pasti sudah lupa jumlah, jenis kelamin, suara dan bau gajah yang dilihatnya waktu itu.
Mungkin dia pernah lihat gajah ngamuk di televisi.

Tapi, adalah waktu yang menghapus aspek-aspek detail dan drama yang gak penting. Yang mengendap dibenaknya saat ini adalah citra seekor gajah : binatang yang besar tapi tidak ganas.

Bisa jadi citra yang ada di endapan benak dan hati itu adalah citra sejati seekor binatang. Atau juga seseorang.

Biasanya peristiwa yang terjadi sekian tahun yang lampau memang terlupakan detail dan sisi dramanya.
Yang masih mengendap di dasar benak dan relung hati adalah citra dan kesan peristiwa itu.
Serta citra sejati orang-orang yang terkait: siapakah seseorang itu sebenarnya.

aku sudah lupa kado ultah apa yang diberikan AAA kepadaku 5 tahun yang lalu, tapi aku ingat AAA adalah teman yang murah hati

aku sudah lupa kata-kata yang diucapkan BBB 2 tahun yang lalu, tapi aku ingat BBB adalah seseorang yang sabar dan penyemangat.

aku sudah lupa apa yang dilakukan CCC di kantor 4 tahun yang lalu, tapi aku ingat CCC adalah seorang penolong.

aku sudah lupa masakan yang dibuat DDD 7 tahun yang lalu, tapi aku ahu DDD adalah tukang masak berbakat

aku sudah lupa detail peristiwanya, tapi aku ingat EEE adalah penipu.

------

Tadi sore aku melihat tautan di fesbuk: beberapa teman yang dulu pernah bekerja di kantor yang sama, menyelenggarakan temu kangen di Jakarta.
Aku diundang tapi gak bisa hadir. Padahal pengen sekali ketemu mereka yang dulu selama beberapa tahun intens berinteraksi.

Dulu, ketika pertama kali bertemu mereka, aku bertanya: siapakah kamu.

Kali ini, seandainya bisa bertemu, aku akan bertanya: siapakah saya?