Pages

Wednesday, October 28, 2009

Unyeng Unyeng

Kemarin pas di di Cikarang, baru nyadar kalau Moses (*keponakan) juga punya unyeng-unyeng 2!

Jadi ingat waktu masih kecil.

Waktu itu rambut aku biasa dipotong cepak. Trus kalau ada orang dewasa berdiri di belakang pasti langsung bilang, "wah unyeng-unyeng Pau ada dua! pasti nakal!"

plis deh!

Ga tahu bagaimana hipotesa itu terbentuk.
Tapi sudah jadi legenda kalau manusia berunyeng-unyeng lebih dari satu pasti nakal+bandel+liar!
Konon orang Bali percaya anak ber unyeng-unyeng dua, lahir bersamaan dengan monyet; mangkanya nakal bukan main.

Tapi yang jelas aku ngakunya waktu kecil bukan anak nakal. Moses juga ga nakal malah termasuk cerdas, kreatif, dan imajinatif persis oom nya ini. hahaha...

Katanya lagi ada yang unyeng-unyengnya 3, 4, bahkan 6! trus njuk koyo opo ya sirah-e?
huhuhu....


Saturday, October 17, 2009

[Cat Per] KL-Bkk Juli 2009

Akhirnya bisa juga catatan perjalanan ini ditulis dan di unggah di blog.

Pertengahan Juli 2009 yang lalu jadwal mama untuk medical check ke KL lagi.
Momen ini aku persiapkan untuk sekalian mengajak Wik dan Tio. Harapannya bisa mengulang perjalanan kami berempat di tahun 2007 yang lalu. Sempat terpikir: keren juga kalau dijadikan rutin, ditulis, trus diterbitkan dengan judul: The Path of 4 Explorers : Jejak 4 Penjelajah Kehidupan.
hehe.

Secara pergi ke KL sudah kayak ke warung sebelah, blas sudah ga ada excitement-nya, sudah bosan malah; kali ini aku berencana mengajak mereka ke Bangkok, Thailand : The Land of Budha.Tiket pesawat dan hotel sudah mulai dibeli sejak bulan Januari 2009. Kebetulan pada waktu itu ada promo Malaysian Airline dan Tune Hotel. Tapi Mama dan Wik baru tahu rencana ke Bangkok 2 hari menjelang berangkat. Hehe bikin kejutan ceritanya, juga supaya keluarga ga heboh dengan fenomena flu babi dan kondisi moneter dunia.

Perjalanan kali ini lebih ‘flashy’ karena ngajak mama; hotel upper-range (*tapi dapet murah banget karena ada promo) dan dekat moda transportasi, serta itinerary kudu elder-person-friendly. Daripada diajak nonton situs sejarah, rasanya lebih cocok mengamati ‘urban-scene’ (alias: shopping!)
Ndilalah kurs Rupiah menguat banyak: 1 Bath cuma IDR 290…. (Maret lalu sempat diposisi IDR 325) Lumayan tho!!

Meski demikian, total biaya perjalanan kali ini tetap murah, bahkan bila dibanding jalan-jalan di Jakarta.

Pada akhirnya juga ada beberapa perubahan: dapat hotel yg lebih baik, dan Tio ga ikut. Tapi perjalanan kali ini dapat menjadi momen yang utuh untuk nyenengin mama dan adik serta memberi inspirasi luar biasa bagi kehidupan dan pekerjaaan.






Catatan perjalanan kali ini panjang banget, jadi dibuat menjadi beberapa bagian.

Klik tiap subyek dibawah untuk catatan detailnya.

Our Itinerary 13-15 July

Our Itinerary 16-17 July

Our Itinerary 18-19 July

Our Beds

Our Foods

Our Flights


.

Friday, October 09, 2009

...not that simple : "Are You Happy?"

Saat ini jumlah cabang dan personil kantor makin banyak. Agar bisa bayar pulsa telpon pake daun jambu, beberapa hari yang lalu perusahaan beli hape CDMA + Fren buanyak. Aku dapat satu.

Punya no telpon yang belum terpublikasi membuat aku jadi pengen iseng, sms ke belasan orang dengan sebuah pertanyaan sama: "Are You Happy?"

Beberapa langsung menjawab:

Absolutelly!

I’m always happy.. How about You?

Yes!! Sure!

Yess!! Siapa nih?

I’m happy, Alhamdulliah!

etc

Beberapa lagi merespon:

??

Siapa neh!

Sopo iki?

Ada yang ga aku tanggapi, tapi ada beberapa yang aku jawab:

It’s a simple question, just answer: are you happy?

Semua menjawab dengan jawaban senada :

Yes Of Course!

Tapi yang awalnya iseng, aku jadi berpikir:

Bisa jadi pertanyaan ‘are you happy’ bukan pertanyaan sederhana, setidaknya lebih sulit menjawab pertanyaan ini dibanding pertanyaan : sudah makan? Sudah mandi?

Ga ada tolok ukur yang baku, dan cara untuk mengetahui validitas jawabannya.

Ada orang yang yakin dengan kebahagiaannya kapanpun di tanya, tapi ada orang yang ga yakin sebenarnya “I’m happy” or “I’m not happy” sih?

Jawaban pertanyaan ini juga tergantung pada sipenanya:

Misal kalau dia musuh, saingan, atau mantan suami/istri, jawabannya kudu "YESS!!" (*gengsi dong kalau ketahuan oleh mantan bahwa kita ga happy!)

Kalau dia pacar yang sedang digila-gilain, kudu jawab “YES I’m Happy” juga, supaya dia ga lari.

Kalau dia orang yang mau kita porotin: ada baiknya jawab “I’m not happy now” agar di happy-happy-in : diajak jalan2 ke Athena, dibeliin netbook paling anyar, ditambahin duit bulanannya, dibeliin permen…. Pokok-e supaya dapat porotan lebih banyak!

Hehehe… ruwet juga ya!. Mbuhlah!


Tapi ada satu respon menarik yang aku dapatkan.


Sebut saja dia Joko; dia membalas pertanyaan aku dengan dengan sms : Who’s this?

Aku jawab : Someone with a decent curiosity

Jawaban Joko (aku salin persis sms dia)

You are not DECENT. When you say SOMEONE. Dasar bego! Klo ga ngerti inggris, ga usah sok2 gaya!!


Huhuhuhu….

Nggak ngerti dimana kesalahan kalimat aku, yang aku tahu selama ini Joko adalah seorang yang sangat sopan, pintar, penuh perhatian, rendah hati, punya kegiatan keagamaan seabreg, dan ga pernah ngomong kasar.

Joko ini juga adalah salah satu dari 3 orang yang mencantumkan nama aku di halaman pengantar skripsi studinya.

Aku sambil periksa beberapa kali, aku ga salah nomor kirim sms, ini benar-benar no si Joko.

Jadi alih2 tersinggung, aku balas :

Hehe… Ini Pras alias Paulus dari Solo. Maaf bahasa inggris saya memang jelek. Kayaknya kamu sedang tidak happy ya.

Ndilalah trus aku ada tamu, aku masukin hape ke laci.

Kira-kira 1 jam kemudian, aku baru pegang hape itu lagi.

Ada 2 sms panjang lebar dari Joko yang menjelaskan kenapa dia sms seperti itu (*dikirain sms dari mantan pacar and so on), serta miskol dari Joko.

Hahaha… Kasihan Joko. Dia pasti kaget banget dan tengsin luar biasa!

Pernyataan "I’m Happy" or "I’m not Happy" bisa jadi juga merupakan bagian dari pakaian dan topeng yang kita pakai sehari2 untuk membentuk citra diri yang ingin kita tampilkan.

Ketika tidak hati2 memberikan respon, citra diri bisa-bisa buyar.


So, kalau aku yang ditanya : Are You Happy ?

Jawab aku : Well, depends! How much you’ll pay me, Sir?


Hahaha..

Wednesday, October 07, 2009

The Good, The Bad, and The Ugly

21 September 2009. Lebaran hari kedua.

Warung rame luar biasa. Berjubel orang beli teve, mesin cuci, kulkas. Apalagi yang beli barang-barang kecil kayak dvd player, rice cooker, kipas angin; sampai kudu antri dilayani.


THE GOOD

Usianya paling belum sampai 30, mas-mas gitulah! Dari pakaian dan bau parfumnya keliatan pasti bukan orang Solo.

Mas, teve 21’ flat yang lumayan, berapa ya?

Ada merk Niko mulai harga 775 ribu, ada Sanyo mulai 950 ribu atau LG mulai 1 juta.

Saya mau beliin bude saya, jangan terlalu murah tapi bagus dan garansinya gampang, rekomendasinya apa?

Kalau gitu, Sanyo saja! Mas liat sendiri gambarnya juga bagus kok!
Seandainya jadi, ini mau dikirim atau dibawa sendiri?

Bawa sendiri saja. Saya bawa mobil jeep kok. Harga net berapa?

900 ribu saja.

Ya sudah! kalau ada minta yang masih segel ya!

Sip! Saya siapkan barangnya.

TV Sanyo 21 tipe SF harga 900 ribu, artinya aku hanya untung 16 ribuan. Meski demikian aku senang karena konsumennya gampang + ga rewel, dan yang paling utama: untuk budenya dia ga pelit!


THE BAD

Mas, teve 14’ yang paluuuuing murah berapa?

Tanya seorang bapak2 usia 40-an, item, berjaket kulit diikuti istrinya (*mustinya!) dan seorang anak umur 8 tahunan.

Ada Niko 550 ribu, Sanyo 650 ribu atau Mytron teve rekondisi hanya 450 ribu. Saya cobain ya, nanti bapak liat sendiri gambarnya

Setelah 3 teve itu saya nyalain, sianak nunjuk yang merk Niko ngomong,

Yang ini saja bu, gambarnya bagus.

Si ibu yang diajak ngomong, menjawab:

Halah tivi ini khan cuma untuk simbah mu, ga usah yang bagus-bagus, yang paluuuiing murah wae!

Si bapak tanya lagi: Harga pasnya berapa?

Aku jawab: Niko dipotong 25 ribu jadi 525 ribu tapi Mytron ga bisa kurang lagi; 450 ribu!

Sepasang suami istri itu merengek, merajuk, merayu, menghujat minta agar harga tv Mytron dikurangi. Tapi aku bertahan dengan harga 450 ribu.

Akhirnya mereka beli Mytron harga 450 ribu. Aku untung 70 ribu. Sendainya mereka beli Niko dengan harga 525 ribu aku hanya untung 27 ribu. Aku puas bisa “nggorok” (*mengambil laba banyak) dari sepasang suami istri ini! Beli teve buat ortunya sendiri kok pelit!


THE UGLY

Sebelum "The Good" mas-mas-yang-beli-tv-untuk-budenya datang, ada 2 pasang konsumen yang naksir beli tv LG. Yang satu pasangan muda suami istri, yang satu lagi seorang bapak dan anak laki2nya. Mereka sama2 naksir tv LG SuperSlim yang aku hargain 1.075 ribu.

Waktu pasangan muda melihat aku melepas TV Sanyo (*bawa sendiri) dengan potongan 50 ribu; mereka tanya,

Pak, kalau LG nya saya bawa sendiri juga, dipotong 50 ribu juga ya!

Jadi 1 juta 25 ribu ya. Yo wislah!. Ini supaya cepet saja, jadi saya bisa melayani konsumen yang lain. Saya ambilin yang masih dalam dos ya, nanti saya bantu ikat di sepeda motor.

Pasangan muda ini datang naik sepeda motor. Agar si suami bisa boncengin tv baru dengan sepeda motornya, si istri pulang naik bis sendiri ke Wonogiri.
Aku untung 40 ribu.


Sibapak dan sianak? Itu akan jadi cerita konyol tersendiri berikutnya.