Pages

Sunday, December 31, 2006

Doa Syukur 2006


TUHAN, aku bersyukur untuk tuntunan Mu dalam kehidupan di sepanjang tahun 2006.
Banyak peristiwa dan masalah yang aku yakin dapat terlampaui semata karena campur tangan Mu.
Biarlah melalui itu semua aku melihat kemuliaan Mu dan semakin dekat pada Mu.

Terima kasih untuk kehidupan Ma dan Pa; adik2 : Ay, Irawan, Wik, Nyo, Linda, Iwan dan Paolien; keponakan : Moses dan Lia; serta Ie-ie
Terima kasih untuk kehadiran Titi the soulmate, Johan the new nephew serta anak dalam kandungan Paolien di tahun 2006 ini.
Terima kasih untuk kehidupan rekan2 kerja di PKF Group.

Banyak hal akan terjadi di tahun 2007 yang belum dapat kami pahami. Tapi dalam Iman dan Pengharapan dalam KRISTUS, kami percaya Engkau akan tetap setia menyertai kami.
Ajar juga kami agar semakin berkenan kepada Mu.

Kami juga serahkan bangsa dan negara ini. Banyak bencana alam dan kesusahan sudah terjadi. Kami percaya Engkau mau menengok dan menyentuh satu persatu saudara-saudara kami yang sedang mengalami kepahitan. Tunjukkan dalam situasi yang kelam pun TUHAN tetap ada dan setia.

Dalam nama YESUS KRISTUS, TUHAN dan Juru Selamat kami yang hidup, kami mengucap syukur dan berdoa.


Amin.

Friday, December 22, 2006

the amazing jouney - Part 3

29 November 2006
jam 8 pagi aku sdh sampai RS Gleaneagles Intan lagi.
Kondisi mama baik. Wik balik Darby Park, trus sama Irawan ngurus pindahan ke Holiday Villa.
dr. David memperkenalkan seorang pasiennya dari Surabaya. Jam 3 sore mama disuruh mandi pake obat antiseptik dan setelah itu diberi obat tidur. Sebentar saja mama sudah teler dan kadang mengigau. Jam 16.20 mama di dorong ke kamar operasi. Aku yang ikut satu lift hanya boleh mengantar sampai depan ruang penerimaan operasi. Wik dan Irawan bawa barang2 ke ruang tunggu operasi.


(ruang tunggu operasi)

Setelah mama masuk ruang operasi, kami masing2 berdoa. Aku ga bisa nahan air mata. Nunggu lamaaaa banget. Streeess banget!
Tapi aku percaya Tuhan sudah memiimpin sejauh ini, tentu Tuhan masih terus bekerja melalui dokter, obat dan peralatan di RS Gleaneagles Intan ini.
Jam 12 malam dokter baru keluar memberi tahu operasi berjalan lancar dan sebentar lagi mama akan dipindah ke ICU.
Terima kasih Tuhan, operasi berjalan dengan baik.
Jam 00.45 Ma di dorong keluar dari ruang operasi. Tidak terlalu sadar, malah keliatannya kesakitan. Dokter mempersilahkan kami meinggalkan no telp dan balik apartemen. Mereka bilang akan menghubungi kami bila terjadi sesuatu. RS Gleneagles memang tidak mengijinkan keluarga pasien nginep ga jelas di lingkungan RS. Tapi aku minta ijin sama mereka utk stay. Aku bisikin Ma: "not to worry dan keep strong, aku akan tunggu Ma di luar...."

Malam itu duduk di lobi sampai pagi.

30 November 2006
Sekitar jam 5 pagi aku tanya kondisi Ma lewat intercom. Nurse bilang she is okay and not in pain anymore.
Jam 8 atas seijin penjaga ICU aku bisa masuk sebentar. Mama sudah sadar tapi mengeluh sakit. Badannya penuh dengan selang dan alat2 lain.
Jam 9-an Wik dan Irawan datang, jam 10 kami boleh masuk. Ma disuapin bubur oleh Wik. Cuma masuk 1 sendok.
Sekitar jam 3 pm papa datang dari Indo naik AirAsia, sama Wik diantar cari minum, tapi ga jadi karena papa maunya yg murah kayak di Indo. Plis deh!
Sorenya mama di pindah ke ward 665. Wik nemenin mama di RS. Aku, Pa dan Irawan balik ke Holiday Villa. Ternyata apartemennya kecil dan ga sebersih Darby Park.
Langsung blegk! tidur.

1 Desember 2006
Pagi2 jam 07.30 aku sudah ke RS lagi. Mama baik.
Paling ngeri ketemu sama pasien dari Sby yg seneng banget ngajak ngobrol ngga jelas.
Seharian di kamar nemenin Ma. Wik balik ke Holiday Villa dan ajak Pa ke stasiun LRT nunjukin cara naik kereta ke KLIA.

2 Desember 2006
Pagi ini sebelum ke RS, ke Ampang Park beli voucher apartemen Darby Park.
Hari ini papa balik ke Jakarta.

3 Desember 2006
Naik taxi ke gereja St Andrews’ Presbyterian Church, sebuah gereja tua di KL.

Kebanyakan pengunjungnya adalah ekspatriate. Ada bermacam2 bangsa dan negara asal. Pendeta berkotbah tentang nilai2 yang benar dalam kehidupan. Sempat kenalan sama Audrey yg nitip angsa porselin dan doa untuk Ma.
Balik dari gereja, aku sengaja jalan kaki ke stasiun LRT tapi nyasar sampai stasiun Dang Wangi, melewati 2 stasiun lain yg lebih dekat. Ke RS lagi. Hehe…anggap saja ikut amazing race
Siang ini Irawan balik ke Jakarta.

4 Desember 2006
Sebelum ke RS, ngurus pindah ke Darby Park lagi. Sempat kehilangan 2 koper di front office, gara2 ngurus laundry yg belum selesai. Tapi ternyata disimpan di locker hotel.
Di RS, dokter bilang Mama besok bisa balik. Puji Tuhan! Hore!
Aku di RS sampai jam 21.30, balik pake bis. Secara ngga bisa tidur, aku jalan2 ke KLCC dan daerah Bukit Bintang. Di jalan ke arah bukit bintang banyak café dan music lounge, tapi ga berani masuk, bayang2 Titi kacak pinggang menari2 depan mata. Hehe…
Sampai apartemen jam 1 pagi, mandi trus tidur.

5 Desember 2006
Ke kantor Garuda Airline ngurus tiket rencana balik tgl 8. KL-Jkt oke tapi Jkt Yogya masih waiting list.
Pas naik bis ke RS... Wik telp, tekanan darah mama drop, heart beatnya kacau. Langsung di infus lagi. Ga jadi pulang. Untung sorenya sudah stabil.
Di RS sampai jam 22.00. Bengong di Darby Park, jadi pengen ke warnet yang kata Lonely Planet ada di daerah Jl Hang Tuah dekat Petaling.
Aku naik LRT, sampai stasiun Pasar Seni udah jam 22.50.
Muter2 di daerah Petaling ga nemu warnet, malah pas di chinatown di tawarin cewe. Aih! Emang eke cowo apaan! HUH! cape deeggh!
Di Stasiun LRT, loket belum tutup, tapi sudah tidak ada penjualan tiket. Cuma bisa beli tiket pake koin di mesin tiket.
Tuing! Harga tiket RM 1.60 tapi Cuma punya koin RM 1.50. Banyak orang yang juga panik, karena 5 menit lagi LRT masuk dan itu yg terakhir. Gubrak!
Mungkin penjaga loketnya kasihan, akhirnya mau jualan lagi. Hore! Cepet2 beli tiket dan lari ke lantai 3 tempat LRT lewat. HUH! Keringetan dan gugup bukan main! Hampir ketinggalan LRT.
Sampai Darby Park jam 00.05 mandi, nonton Astro 1 jam-an trus tidur.

6 Desember 2006
Hari ini mama boleh balik, kira2 jam 3 sore semua beres, langsung ke HSC Medical Center untuk check hasil operasi. Puji Tuhan menurut dr. Soo hasil operasi dan kondisi Ma baik.
Blood pressure dan heart beat Ma baik. Flu Wik makin parah.
Jam 20.20 aku ngabur sebentar ke Suria KLCC, pengen cari oleh2 untuk Titi dan yang lainnya. Tapi malam itu akhirnya cuma beli cheri, abon ayam untuk mama dan cookies untuk Wik.
Malamnya mama bisa tidur enak karena tidak terganggu nurse yang tiap jam periksa tekanan darah dan heart beat.

7 Desember 2006
Pagi jam 10.00 ke Dr David di RS Gleneagles Intan untuk check terakhir sebelum balik Indo. Dr. David bilang, kondisi Ma baik dan boleh balik Indo. Aku dan Wik ajak mama puter2 kota. Rio, si sopir taksi nawarin antar ke KLIA besok pagi seharga RM 85 (Rp 213.500 approx)

Siangnya jalan2 sendiri ke Little India dan China Town borong barang2 yg bisa dijual di One2.
Sorenya ke KLCC lagi, beli jaket untuk Titi.

8 Desember 2006
Makan pagi di resto lantai bawah, karena ada buburnya untuk Ma. Jam 10 tepat di jemput Rio berangkat ke KLIA. Kira2 sejamlah perjalanan ke KLIA. Si Rio sok jadi guide cerita2 sepanjang
jalan ke KLIA.

Sampai di KLIA masih jam 11.00 an. Counter Garuda belum buka. Nunggu deh!
Seat Ma, Wik dan aku ke Jakarta sudah oke, tapi utk Jkt-Yogya hanya aku yg oke, mama masih waiting list. Wik memang mau stop di Jkt.



Mama diantar pakai kursi roda. Karena departure masih lama, kami sempat muter2 di airport dan makan dim sum di resto Eden. Enak banget tapi harganya buset!! : RM 121 ( Rp 303.700)
Pesawat berangkat tepat waktu. 14.40
Sampai di Cgk jam 15.40 local time….buru2 beresin tiket, puji Tuhan Mama dapat seat ke Yogya. Mama diantar kursi roda lagi. Orang2 Garuda sangat ramah. Pesawat berangkat jam 16.45 sampai di yogya jam 17.45 dijemput Irawan dan Ay langsung ke Solo.
Kami sampai solo dengan baik dan selamat.
Rasanya ini sebuah kemenangan dan finish yang sangat melegakan.
Sejak awal aku percaya Tuhan yang selalu bekerja dan menuntun kami.
Segala Kemuliaan hanya bagi Tuhan.

Saat ini bagi Ma masih tahap recovery. Aku, Iwan, Paolien dan Ie2 memantau heart beat, blood pressure, makanan, serta medicine intake mama dengan ketat.

Masih ada PR yang belum selesai : statement terima kasih untuk team dokter, nurse, ahli fisioterapi, ahli diet, dll yang sudah merawat mama. Pengennya ngasih souvenir, tapi masih belum nemu....

HAGHH!! lega!!!

foto-foto selama di KL dapat di-klik di sini

the amazing journey - Part 2

... draft lanjutan the amazing journey Part 1...sebenarnya udah kadaluarsa, tapi terlanjur diketik..



23 November 2006
Pagi2 kudu ke yogya, tadinya mau naik KA tapi kesiangan, jadi naik Taxi.
Langsung ke kantor Imigrasi Yogyakarta untuk bikin paspor yang kudu jadi sore itu.
Mulai hari ini aku juga puasa.
Siangnya ke Peripheral di Malioboro Mall cari buku Lonely Panet, tapi adanya edisi Malaysia, Brunei dan Singapore. Mahal lagi!
Coba ke Gramedia Jl. Solo, siapa tahu ada yg khusus Malaysia. Eh ga ada!
Ke warnet Bayonet depan Gramedia, chat sama Titi malah berantem. Browse any info about KL, eh! printernya ga jalan, data2 yg sudah dicollect jadi sia2
Nunggu hujan, balik Periperal di Malioboro Mall beli Lonely Planet
Di rumah, Ma kuatir karena aku ga bisa dikontak secara hp aku mati.
Malamnya Titi datang ngasih kamera
Papa ribut suruh beli simcard prabayar Jimat.

24 November 2006
Jam 5 sudah bangun, setelah semalaman ga bisa tidur. Aku, Ma, Irawan dan Wik diantar Ay Ke airport Adisucipto Yogyakarta. Ay yang langsung ke Solo
Terbang jam 07.40. Sampai di Cengkareng jam 08.40 langsung re-confirm utk penerbangan Garuda ke KL jam 11.20.
Nunggu di eksekutif lounge, Wik ambil majalah yg ada foto Irawan pas hadir di acara cocktail Mercedes-Benz.

Sampai di KL jam 14.40 waktu setempat. KLIA keren banget, naik kereta transit ke main building. Setelah imigrasi dan bagasi beres, langsung ke konter limo. Biaya KLIA ke apartemen RM 92 (approx Rp 231,000). Mobilnya Mercedes. Perjalanan kira2 45 menit. Cuaca agak mendung. Rasanya kayak di Bandung.
Apartemen PNB Darby Park keren banget. Kami di lantai 11. Viewnya Petronas dan KL Tower. Aku dan Wik ke HSC Medical Center rekonfirmasi appointment Ma utk hari Senin.
Di apartemen Irawan malah tidur dan ga bangun sampai pagi. Aku dan Wik beli makan malam di Lotus Binjai, kedai makan 24 jam.


25 November 2006
Sesudah makan pagi, kami sepakat ke KLCC naik LRT. Sebelumnya ke Ampang Park, beli voucher apartemen utk 2 hari lagi, karena ga nemu apartemen lain yg oke tapi murah. Di mall SuriaKLCC cuma sebentar. Pengen naik ke jembatan yang menghubungkan kedua tower Petronas, tapi kehabisan tiket. Tiket ini gratis tapi sangat terbatas. Dari sana kami naik taxi ke Jalan Petaling : chinatown di KL, beli kue moci, liat razia pedagang kakilima, ke toko buku Mentor dan toko buku Pai Yun, trus sempat mampi Toko Teh beli poci untuk oleh2 besan2 Ma, gantungan kunci dan oleh2 lain. Pulangnya naik LRT sampai dekat apartemen. Malamnya mama masak sup dan mi. Ga ada minyak dan kecap manis. Susahnya!!
Tensi mama agak tinggi. Kecapean kali ye!


26 November 2006
Mungkin mama stress, tensinya tinggi banget. Pindah apartemen. Ke lantai 29. viewnya makin keren. Seharian ga kemana-mana, aku beliin mama nasi ayam di resto Minmax.
Malamnya mama puasa utk medical test besok pagi


27 November 2006
Sesudah breakfast, kami ke HSC Medical Center yang masih satu building dengan Darby Park.
HSC Medical Center hanya berupa klinik, tapi reputasinya bagus. SBY saja pernah diperiksa di sini.
Ma melakukan serangkaian test, termasuk wawancara awal dengan dr Khoo. Akhirnya ketemu juga sama Dr. Soo Che Siong yang bilang mama harus melakukan endoskopi pemasangan ring. Dijadwalkan besok jam 8 pagi. Kudu ngasih UM sebesar RM 38.000 (approx 95 jutaan), tapi kami lega karena tidak perlu operasi. Langsung ke KLCC lagi. Makan Sushi trus ke AQUARIA liat seaworldnya Malaysia. Tiketnya RM 35 (Rp. 88.000) per orang. Ga selengkap seaworld jakarta. Sebelum pulang, beli buah cheri, jambu air malaysia dan mangga Australia yg gede banget. Sempat belanja di supermarket. Malamnya Ma puasa lagi, Irawan juga karena kudu check up besok pagi.



28 November 2006
Pagi2 jam 8 aku antar Ma ke HSC Medical Center dan dipersiapkan utk operasi pemasangan ring. Sementara Irawan dan Wik ngurus pindah apartemen lagi. Kali ini tetap di lantai 29.
Mama masuk ruang operasi jam 09.30 Tapi baru 15 menit sudah keluar lagi. Mama bilang endoskopi gagal, ring tidak bisa dipasang. Kudu operasi bypass. Sekiar jam 2 datang dr. David Khoo yang memperkenalkan diri sebagai heart surgeon dan mempresentasikan teknis operasi bypassnya. Tidak kudu membelah dada depan dan menghentikan jantung, tapi belah samping dan menggunakan alat. Ahh serem banget!!.
Sore itu kudu langsung masuk RS Gleneagles Intan .
Sesudah membereskan administrasi dll, kami meluncur ke RS Gleneagles Intan.
Sampai di sana jam 17.30 an, find out RS sudah penuh, bahkan sudah ada 6 pasien antri mendapatkan kamar. Tinggal 1 kamar seharga RM 1.600.
Melihat kondisi Ma, RS memberikan the only room left kepada Ma. Udah gitu didiskon hanya RM 980 ( Rp. 2.500.000).
Kami harus memberi UM sebesar RM 40.000 (Rp 100,400 jt)
Malamnya aku beliin mama nasi di Chicken Rice Shop di Great Eastern Mall. Aku juga beliin mama sweater dan kaos kaki. Malam itu Wik nginep di RS. Aku dan Irawan naik taxi balik ke Darby Park. Jam 9 udah tidur


...to be continued...

Thursday, December 21, 2006

the amazing journey - Part 1

Sudah 2 tahun ini Ma setiap hari minum pil Norvasc untuk mengontrol tekanan darahnya. Kadang Ma lupa minum obat, tekanan darahnya jadi tinggi tapi so far baik2 saja.
Pas liburan Lebaran kemarin, Ma mengeluh sesak nafas dan ga enak badan. Tapi mama ngeyel ga mau di ajak ke Jakarta untuk konsultasi ke dokter jantungnya. Ma malah marah2 kalau diajak ke dokter.
Hingga tiba2 tgl 10 November tiba2 Ma bilang mau ke jakarta. Aku cepet2 telp Garuda book tiket untuk penerbangan Senin, 13 November.
Aku ga pernah menyangka kalau itu menjadi awal dari Amazing Journey yang menguras emosi dan fisik mirip The Amazing Race.
Berikut ini catatan “ringkasnya”.

13 November 2006
Aku dan Ma ke Jakarta pake Garuda penerbangan jam 11. Di Jakarta dijemput Nyo dan Wik langsung ke toko buku mandarin di Glodok, trus makan di Plaza Semanggi dan ke Dapur Coklat di Menteng. Tadinya mau nginep di apartemen Ay di Semanggi, tapi ga jadi karena ada tamu, so kami memutuskan nginep Ibis Tamarin.
Malamnya makan di Plaza Indonesia. Beli coklat yang 100 gramnya 85 ribu di toko (namanya lupa).
Di Kinokuniya dapet buku2 tentang coklat.
Nyo dan Wik balik apartemen.

14 November 2006
Sesudah sarapan langsung check out dan ke RS Jantung Harapan Kita
Berhubung dokter Aulia Sani sedang cuti, Ma ditangani oleh Prof. Dr. Harmani. Setelah melihat hasil EKG dan treadmill, beliau menyimpulkan ada penyempitan di pembuluh jantung Ma. Dr Harmani menyarankan endoskopi untuk mengetahui tingkat penyempitan. Awalnya Ma ga mau takut sakit, tapi dokter dan kami terus ngomong perlunya tindakan tersebut.
Sore itu Ma langsung masuk RS Mitra International Jatinegara.
Malam itu aku tidur di RS, Nyo dan Wik balik apartemen lagi.

15 November 2006
Pagi2 jam 5 suster sudah masuk minta mama menyiapkan diri untuk endoskopi. Mustinya dijadwalkan jam 9 pagi, tapi ternyata molor sampai jam 10.30.
Hasil endoskopi sangat buruk : 70%, 100%, 80% disarankan untuk ambil tindakan berupa pemasangan ring. Biayanya 140 juta. Alternatif lain operasi by pass biayanya 120 jt. ALAMAK!!
Papa datang dari Semarang…bikin ribet dengan tiket Adam Air-nya
Telp Titi susah banget dan ga bisa membantu. Jadi jengkel.
Malamnya dokter datang dan menegaskan pentingnya utk segera diambil tindakan. Karena kondisinya sangat riskan. Tapi mama tetap ga mau.
Ya sudah, aku ngomong dokter bahwa kami butuh waktu.
Rencana besok balik dari RS mau ke apartemen tapi ternyata masih ada mas Rudy.

16 November 2006
Sesudah beresin administrasi rumah sakit, dll, langsung cabut ke rumah Nyo di Cikarang. Seneng ketemu Moses dan Lia.
Makan siang di resto (lupa namanya) di Cikarang juga
Malamnya ke Hero…tapi mama jadi kecapean dan lehernya bengkak.
Malam itu aku putuskan besoknya balik ke Semarang. Telp ke Garuda, tiket ke Semarang tinggal 2, itu saja kelas yang mahal. Merem waelah! supaya mama bisa istirahat lebih baik.

17 November 2006
Pakai penerbangan Garuda, ke semarang jam 13.00
Di Airport di jemput papa trus langsung pulang ke Grand Marina
Sorenya ke toko buku [ài].
Titi sms dipromosikan jadi koordinator CC
Pulangnya mampir Hero…Ma malah beli 2 kantong gorengan!!! Ckckckck!
Tekanan darah Ma normal, tapi masih ga mau operasi.
Malamnya ngobrol sebentar sama Titi pake frenz papa.

18 November 2006
Pagi2 aku ajak mama ke pasar tiban dekat gate Grand Marina beli sayur mentah sekalian jalan2. Aku telp Wik supaya ke Semarang menemani mama, so aku bisa balik Solo.
Sementara kami bersaudara sepakat harus segera diambil tindakan, menunggu mama siap mental.

19 November 2006
Wik dijemput papa di airport. Aku balik pake joglosemar jam 12 siang. Di toko buku [ài]. , mama dan wik ketemu Ko Chea dan isterinya Ci Ninik. Mereka share pengalaman Ko Chea operasi bypass di KL, dan memberikan rekomendasi dokter dan RS.
Malamnya kami bersaudara : aku, Ay, Wik, Nyo dan Iwan ngobrol lewat telp. Kami sepakat berangkat ke KL. Aku dan Ma belum punya paspor harus segera ngurus.

20 November 2006
Di Solo aku beresin kerjaan. Toko2 juga kebetulan malah rame.
Kami bersaudara sepakat berangkat ke KL a.s.a.p. Paspor segera dibuat. Yang berangkat Ma, aku, Wik dan Irawan.
Titi ke Solo ngasih sweater hehe..

21 November 2006
Ay urus dokumen di Yogya, cari Malaysia Ringgit dan US dollar

22 November 2006
Ay bilang besok kudu ke yogya foto paspor.
Ketemu mas Wima yang bakal renovasi rumah.
Pesan2 untuk penanggung jawab di Solo sementara aku ga ada.
Gajian Karyawan hari ini diberesin.
to be continued...

Monday, September 18, 2006

p u l a n g

Baru jam 10 pagi, ketika kami tiba di Singapura. Suatu kesempatan luar biasa kalau kami sekeluarga besar bisa ke Singapura. Bahkan tante Ie-ie, adik mama yang biasanya paling males kalau diajak jalan2; kali ini tumben mau ikut.

Dari airport kami langsung menuju rumah teman papa. Mereka tinggal di sebuah bangunan berasitektur “peranakan” yang bagus banget.
Bentuknya rumah toko model kuno kayak di daerah Pasar Baru dan Senen di Jakarta. Bagian bawah mereka gunakan sebagai toko kelontong. Naik ke lantai 2 kudu lewat tangga kayu. Jadi ingat rumah kami di Solo jaman dulu.
Lantai 2 yang luas digunakan sebagai rumah tinggal yang terdiri dari beberapa kamar. Lantainya dari kayu yang licin karena usianya. Semua pintu kamar dilengkapi dengan korden kain putih berbunga cherry merah jambu. Dibagian depan ada balkon berlantai kayu yang lumayan luas. Balkon ini menghadap jalan yang ramai dengan pejalan kaki. Sayang kamar mandinya masih model kuno, sehingga kesannya agak jorok.
Papa yang mengenal rumah ini paling semangat mengajak kami berkeliling rumah.

Selesai menaruh tas dan koper serta melihat-lihat ruangan, kami sepakat pergi jalan2. Semua tampak happy dan santai. Tapi sebenarnya aku sangat cemas karena nanti aku kudu balik Indonesia pake pesawat jam 08.00 malam. Selama jalan2 dari satu mall ke mall lain aku bolak-balik liat jam.

Meski aku sudah berusaha ngecheck waktu, tapi tiba2 aku sadar sudah jam 6 sore. Aku langsung minta rombongan supaya balik, karena aku dan tante kudu siap2 ke airport dan pulang.

Sebenarnya agak males musti pulang ke Indonesia malam itu, lagipula kami akan mendarat di semarang jam 10 malam, trus masih kudu ke solo. Another 2,5 jam perjalanan darat. Tapi kata tante aku, “malam ini kudu jaga rumah”.

WAKS!!!
Ga tahu gimana, sampai rumah teman papa, sudah jam 07.00 malam. Aku jadi stress banget! Ga mungkin banget bisa ngejar pesawat. Kalau ngebut ke airport bisa ½ jam saja, pasti tiba di counter check-in sdh jam 19.45. Pasti udah closed. Kalaupun ada delay, pasti kudu berantem sama petugas check-in. Males banget musti berantem pake bahasa Inggris. Aku sudah mulai mengarang alasan kenapa late check-in.

Tapi aku kudu pulang! ada sesuatu di benak yang mengharuskan aku pulang.
Ketika menuruni tangga sambil bawa koper, aku sadar, dompet aku ga ada! HADUH!!
Melihat kehebohan aku, isteri teman papa cuma senyum dibalik kacamata berbingkai emasnya.
Aku lihat tante sudah nunggu dibawah. Aku berlari menuruni tangga sambil teriak, “simpenin dompet aku ya!”
Taksi juga sudah menunggu. Taksinya berwarna kuning.

Aku liat jam dinding sudah jam 19.27 !! Wadouuuww!!

Ga ngerti gimana aku kok malah balik naik ke lantai 2, di sana aku liat Moses (keponakan aku yang berusia 5 tahun) sedang mainan dompet aku.
Aku find out ternyata Moses punya kios di balkon berlantai kayu. Dan dia juga sedang berantem sama pemilik kios disebelahnya. Aku mikir, wah Moses kok galak.
Tiba-tiba terdengar suara azan. Anehnya aku yakin itu pasti azan subuh.

Wait!, wait!!

Moses keponakan berusia 5 tahun punya kios di balkon orang ?
Suara azan subuh jam 7.30 malam ?

Iya aku cuma bermimpi!! Dan terbangun karena mendengar azan subuh masjid sebelah.

Sekilas seperti mimpi biasa. Tapi 1 tahun ini aku sering bermimpi berthema sama : dalam sebuah perjalanan ke kota lain dan dikejar waktu kudu pulang dan menghadapi masalah; jalanan macet, ga nemu hotel tempat city check-in, kesasar, ketiduran, lupa liat jam, jalan ke airport ditutup utk bazaar, penjual tiketnya salah jadwal, kehabisan duit, kelamaan jalan di mall,….name it !

Biasanya mimpi-mimpi itu sangat detail dan bisa diingat selama beberapa hari.

Mungkin aku sudah mulai gila ya ?

Sejauh ini aku cuma cerita sama Titi yang selalu jadi paranoid tiap kali aku mimpi kayak gini. Dia kuatir aku “pulang” beneran alias dead. Hehe.

Aku sendiri masih menikmati hidup kok, meski kalau kudu mati juga ga takut.
Toh semua manusia akhirnya juga akan “pulang” alias dead. Yang penting kewajibannya terlaksana, kewajiban kepada sesama manusia, terutama kewajiban pada Tuhan.

Karena bukankah “pulang” itu ke rumah Tuhan, gimana coba kalau sampai Tuhan ngomel kita ga tanggung jawab; belum menyelesaikan tugas kemanusiaan kita, trus disuruh balik ke bumi.
Kalau bisa hidup lagi sih ga masalah, tapi kalau balik sebagai hantu trus ditangkep Tim Pemburu Hantu di TPI khan repot!
image peranakan shop-house diambil dari sini

Sunday, September 17, 2006

r o k o k

Kata orang sih : faktor utama seseorang menjadi perokok adalah pengaruh lingkungan.

Hampir semua orang di lingkungan kerja aku adalah perokok. Bahkan bapak dan 2 adik cowok adalah perokok.
Di kantor apalagi! Kalau sedang kerja lembur, kantor jadi penuh asap rokok. Sampai2 aku cemas ikut didakwa sebagai penyebab Malaysia butek karena asap.
Beberapa teman yang tadinya bukan perokok pun akhirnya ketularan. Alasannya macem2; ada yg bilang, ‘dari pada hanya jadi perokok pasif, sekalian jadi perokok aktif’. Ada lagi yang bilang, ‘sebagai pelengkap minum kopi’ (apa hubungannya coba!)

Tapi sampai sekarang aku tidak pernah jadi perokok. Pengen saja gak.
Itu pasti karena aku cowok yang tahan godaan. Huahaha…

Tapi soal tergoda sama Titi itu bukan karena lingkungan. Tapi karena "aku tahu yang aku mau" Kalau banyak yang bilang dia oke, mungkin itu kebetulan saja kok. Hehe…

Anak satu itu kadang bikin anyel karena beda frekwensi. Tapi biar sajalah; secara merokok juga pasti punya akibat sampingan. Hehe…

Thursday, September 14, 2006

catatan hari ini

Tadi pagi waktu bangun tidur langsung terpikir, “wah laper…makan apa ya?!” tapi langsung ingat hari ini jadwalnya puasa. Itu artinya cuma boleh nenggak 1 cangkir kopi trus stop makan + minum sampai jam 5 sore. Juga butuh waktu khusus berdoa utk segala urusan keluarga.
Padahal hari ini banyak banget kerjaan fisik dan urusan luar : ke bank; cari : fitting lampu, alumunium siku, ambil pesanan kaca; dan yang paling susah beberapa hari ini punya rencana ngamuk sama Pak Benny tentang suatu hal. Dan mbak Anna bilang Pak Benny hari ini mau menghadap. (eitzzz! menghadap! hehehe…..)

Sebenarnya ngamuknya gak bener2 karena marah, tapi karena berharap Pak Benny bisa “insaf” kalau diamuk pake gaya walang kekek. (hehe.he.. aku jadi geli sendiri)
Sudah disiapkan “pidato” formal yang dijamin bikin Pak Benny manggut2.

Ternyata hari ini lebih sibuk dibanding perkiraan, banyak tamu yang musti ditemui: dari urusan order sampai soal kontrak iklan radio, trus ada kiriman barang masuk. Puasa jadi ga kerasa, lapar sih gak, tapi hausnya terasa banget.

Tahu-2 sudah jam 5.20 pm.
Kebetulan Sugeng bilang mau beli es teh, aku bisa nitip teh manis panas. Sempat juga nyari tempat sepi di gudang dan ngomong sama Tuhan: ‘Terima kasih Tuhan sudah menyertai kehidupan keluarga kami (mama, papa. ay, wik, an, iwan, irawan, linda, paolin, moses, lia, johan, ie2, titi, dan the incoming nephew) sampai sejauh ini'

Akhirnya baru sempat makan waktu sampai di rumah jam 9 malam. Mama juga baru balik dari Semarang bawa ayam goreng. Enak banget..hehe iyalah! Secara belum makan seharian.
Kenyang makan, langsung ke warnet, chatting pake nick “laris jaya” mirip nama toko di depan warnet. Tapi ternyata malah ga laku dan jadi ngantuk.

Cuma sejam di warnet pulang dan bikin indomi; masih kenyang tapi mulutnya yg masih laper.
Selesai makan, coba telp Titi di hp frenz nya tapi gak aktif.

For the time being, teh panas yg aku bikin sebelum nulis sudah habis dan udah ngantuk lagi. Baru saja ada alert sms masuk. Mungkin dari Titi.

Ohya, sampai sekarang pak Benny gak muncul. Batal sudah rencana ngamuknya.
Moga2 besok dia muncul, secara besok aku gak puasa, ngamuknya bisa lebih semangat dan ekspresif.
Hehe…

emang puasa gak boleh ngamuk ? boleh kok! kalau sudah direncanakan jauh2 hari (kata satpam toko sebelah )

Monday, September 04, 2006

se uprit

Kalau memberi sesuatu kepada orang di Glodok, Jakarta; pasti penerimanya bilang, “kamsia”

Orang Jawa bilang, “matur nuwun
Orang Jerman bilang, “danke
Orang Jepang bilang, “arigato
Orang Inggris bilang, “thank you
Orang Taipei bilang, “xie xie

Tapi aku paling suka dengan bahasa Indonesia : “terima kasih

Karena pengucapnya menyatakan sudah menerima “kasih”. Bukankah suatu pemberian pasti disertai dengan “kasih” biar cuma se-uprit.

Ada lagi,
Kalau di bandara, pengumuman dengan bahasa inggris diawali dengan “attention please

Aku lebih suka bahasa indonesia: “perhatian
Ada kata “hati” di sana; orang yang memberikan “perhatian” memberikan hatinya
Meski juga cuma se-uprit.

Gitu gak sih ?

Wednesday, August 30, 2006

arem-arem sumanto

Suatu hari aku dan teman sekelas berdarmawisata ke Yogya. Waktu itu kami kelas 6 SD. Sebelum berangkat, kami masing-masing dibagi 1 dos snack yang berisi antara lain, kue soes, arem-arem, kacang goreng dan permen.
Ketika hampir sampai Yogya, kami melewati daerah Bogem yang terkenal dengan Juru Khitannya. Sambil membuka arem2, iseng aku tanya, “potongan kulit khitan itu dikemanain ya?”
Dengan santai teman aku menjawab, “Oh itu, dijadiin krecek untuk sambal goreng. Termasuk untuk arem-arem yg kita makan ini”
Sontak aku lepeh arem-arem yg sedang aku kunyah, dan sisa arem-arem yang masih ditangan aku buang.

Sampai lulus SMA aku ga doyan arem-arem.

Arem-arem : kayak lemper gitulah, tapi dibuat dari beras nasi dengan isi sambal goreng ati, dibungkus daun pisang dan dikukus.

Sunday, August 27, 2006

beli...gak beli...beli....gak beli...

Ada satu hobi yang sudah lama sekali tidak di dinafkahi : memotret.
Dulu pas masih jadi kuli, sering banget motret2 apa saja yang diliat menarik. Secara waktu itu jadi arsitek, yang dipotret kebanyakan bangunan dan detail-detail interior. Kebetulan tustel kantor (masih model manual) spesifikasinya lumayan, bisa untuk bermain2 dengan kecepatan dan bukaan cahaya. Seneng banget kalau misalnya hasil jepretan gak kabur karena pake kecepatan rendah padahal ga pake tripod.
Kadang aku sering iri sama imgar yang punya kamera dan isi blognya foto2 keren.

2 hari ini aku sedang perang batin. Udah browse di internet + jalan2 ke toko kamera. Pengen banget beli kamera yang murah saja, tapi sudah cukup lumayan untuk motret2. Rasanya sudah jatuh cinta sama Canon PowerShot A430. Harga paket (+memory card, batere charger, dll) ga sampai 1,8 juta.
Sejak akhir tahun 2005 aku dan adik2 set up toko buku mandarin dan rohani di semarang. Namanya toko buku [ài] Seneng banget kalau bisa menata window display dan interiornya secara menarik. Pertengahan Agustus ini kami mengadakan pameran di Semarang dan Solo. Belum sempat terdokumentasikan. Ini membuat nafsu beli kamera semakin menggebu.
Tapi masih mikirrrrr....
Rasanya kamera belum jadi kebutuhan primer. Masih banyak yang lebih penting. Dalam kondisi ekonomi kayak gini, duit segitu juga bisa jadi tambahan modal (at least 20-25 buku khan lumayan).
Tapi kok aku masih pengen banget!!

Mosok sih mau beli kamera saja musti konsultasi sama psikolog ?! plis deh!

Monday, August 14, 2006

Diskriminasi

Belum lama ini RUU Kewarganegaraan RI disahkan.
Lumayan seneng karena berarti ada kemajuan dalam usaha menghilangkan diskriminasi. Tapi mungkin dalam kenyataan sehari-hari UU baru ini belum berarti apa-apa.

olotronok” adalah merk elektronik yang diproduksi di Indonesia.
Merek yang berasal dari Jepang ini terkenal di Indonesia. Kualitas produknya memang oke dan perusahaan ini memiliki banyak program kemasyarakatan. Selain itu slogan perusahaan menunjukkan visi “maju ke depan”
Tapi sudah jadi rahasia umum: seseorang keturunan china tidak akan diterima bekerja di perusahaan ini, kecuali sudah tidak ada alternatif lain.

Sebaliknya…

ilitrinik” adalah merk produk elektronik di Indonesia. Asalnya dari Jepang juga. Kebalikan dengan “olotronok”; jangan harapkan bertemu seorang yang bukan china di jajaran staf dan managemennya. Kalau bertemu orang non-china yang bekerja di perusahaan ini, jabatanya pasti diantara sopir, office boy, kepala gudang, atau satpam.

Jadi sering prihatin dan gusar.
Disatu sisi kebijakan 2 perusahaan itu (juga perusahaan2 serupa) rasanya sangat mengusik nurani. Kadang jadi pengen gak usah berhubungan dengan mereka. Tapi disisi lain rasanya mustahil mengelak menghadapi hal-hal stupid kayak gini.
Jadi mikir, orang2 kayak gitu dulu sekolahnya dimana, orang tuanya mendidiknya bagaimana, besok kalau mati di basement neraka lantai berapa….

Diskriminasi juga bukan cuma urusan ras, agama, suku, golongan….makin lama malah melebar ke urusan yang makin ga mutu.

Belum lama ini, aku menandatangani pembaruan akta penunjukkan dealer produk elektronik “olotronok”. Didalam perjanjian itu ada kolom nama isteri yang aku kosongin saja. Secara aku belum nikah.
Baru saja aku di telepon oleh staf perusahaan itu. Dia bilang ini bisa jadi masalah, dan sesuai “petunjuk” atasannya, aku musti membuat surat pernyataan belum menikah. Alamak!!

Oh ya, sebentar lagi peringatan 17 Agustus. Katanya sih peringatan “kemerdekaan”
Emang kita sudah merdeka ???

Monday, July 24, 2006

akal busuk lucifer

Semalam lucifer curhat dengan gendruwo berkolor pink; kapster langganannya.

lucifer
gue bete deh liat Tuhan!!!!

gendruwo berkolor pink
Ya iyalah bok! secara elo setan!

lucifer
Tuhan sabar banget sama penduduk Indonesia; kayak pada ga puas dengan bencana alam yg gue kirim, malah pada bikin swa-bencana. Lumpur sidoarjo, pembalakan liar, nilep uang bantuan bencana, tawuran massal.
Huh! Coba saja gue yang punya hak eksplorasi di sono; Gue cuma merem dan ngomong, “berisik loe!” dan Indonesia pun ilang dari peta dunia….

Thursday, July 20, 2006

tepung, minyak dan telur

Waktu kecil, aku selalu dingatkan untuk tidak menyia2kan makanan. Dengan cara mengambil makanan secukupnya, membeli makanan sesuai kebutuhan dan tidak mudah membuang2 makanan. Alasan yang selalu diberikan adalah, 'masih banyak orang lain yang saat ini kelaparan'

Beberapa tahun yang lalu dalam sebuah acara pemuda, ada seorang rekan yang marah2 karena beberapa hari sebelumnya kami merayakan ulang tahun seorang teman dengan melumuri teman yang ultah itu dengan telur, kecap, coca cola, tepung,...you name it!
Terus terang saat itu ketika dimarahin, aku merasa mangkel. dalam hati aku mikir, "doh! segitunya! sok banget! toh belinya juga ga pake duit elo!"
Tapi di tengah trend bencana di negara ini (juga di negara2 tetangga) ajaran untuk selalu menghargai sesuatu anything yang bisa dimakan, menjadi sangat berarti. Sebulir tepung, seulas minyak, dan sebutir telur bisa menjadi makan malam bagi seorang anak yang malam itu harus tidur di tenda dan bapak ibunya baru saja mati.



Hari ini Mama ulang tahun. Tadi malam kami sekeluarga dine-out. Kami sangat bersyukur pada Tuhan yang telah memberikan usia, damai sejahtera, serta kesehatan kepada mama.
Selesai makan, kami meminta waiter untuk membungkus lauk dan sayur yang tersisa untuk di bawa pulang. Bukan untuk kucing!
Tapi sebagai bagian ungkapan syukur kepada Tuhan atas kecukupan makanan, juga karena kami mengingat, 'banyak orang lain yang saat ini sedang lapar'

foto diambil dari sini

Sunday, July 16, 2006

siapa bilang aku dijual?


Aku sedang nonton tayangan pelelangan gaun-gaun milik Lady Di di Metro tv.
Itu orang-orang kok super kaya buanget!!; beli baju 'bekas' saja sepotong 500 jutaan. Ada yang beli lebih dari 3 potong malah. Ga kebayang duitnya sebanyak apa.
Aku cuma kuatir kalau ada yang ke Indonesia trus liat aku trus sambil nunjuk ngomong,
"kamu...aku beli deh!"

Tuesday, July 11, 2006

good nite dear...

Aku perhatikan, ternyata mengingat sesuatu; -i.e. angka- menjelang tidur itu suatu kekonyolan.

Beberapa malam ini, menjelang tidur aku baca ELDEST -> fiksi setebal 750 halaman karya Christhoper Paolini.
Saat tingkat kesadaran anjlok sampai 26,79% ditelan kantuk, biasanya aku cuma liat nomor halaman dan feel pede 'besok pasti ingat'....
tapi selalu saja, besoknya aku musti merunut ceritanya lagi sampai menemukan halaman terakhir yang dibaca.
ah, semoga ini bukan tanda-tanda sindrom pelupa kayak kakek2 tetangga. hehehe....

Selain baca, beberapa bulan ini ada kegiatan lain pengantar tidur : ngobrol lewat fren sama Titi yang di yogya. Murah banget, paling 1.500 rupiah perjam.
Ada saja yang bisa diobrolkan. Dari masalah kerjaan sampai urusan pacar kenalan yang sama ga jelasnya dengan penyelesaian Lapindo Brantas.
kira-kira ngobrol sama Titi 1 - 1,5 jam sudah membuat hidup hari ini lengkap dan permitted to have a sound sleep.
Ohya, tanggal 13 Juli 2007, Titi akan ujian skripsi.
Semoga sukses ya nak! Nanti kalau sudah selesai, malemnya kita ngobrol2 lagi. hehe..

Wednesday, June 21, 2006

/ h i d u p /

Menang tidak selalu berarti mengalahkan orang lain. Seringkali yg paling berat justru dengan mengalahkan diri sendiri. Juga bukan selalu diraih dengan membekuk lawan tapi justru menekuk ketakutan di hati menjadi kekuatan untuk mempercayai diri sendiri. Kemenangan juga bisa diraih bersama-sama.

Baru saja selesai nonton dvd
Akeelah and The Bee.


Keren Banget!! sampai ga tahan pengen menulis sesuatu. Film ini bercerita tentang Akeelah seorang anak berusia 11 tahun yang mengikuti lomba mengeja kata.

Untuk memenangkan lomba mengeja, Akeelah tidak perlu merangkai kata menjadi sebuah kalimat indah atau novel best seller, cukup menyebutkan setiap huruf pembentuk kata yang diberikan.
Hidup mustinya juga kayak gitu. Untuk bisa memenuhinya, cukup dengan menjalani setiap hari yang membentuk kehidupan ini. Tidak perlu mengejar riwayat kehidupan penuh keagungan.
Mirip sebuah kata, kehidupan bisa sederhana, bisa rumit bin sulit. Tapi pastinya setiap kata kehidupan bisa dieja menjadi urutan huruf yang lebih mudah dilafalkan.

Jadi ingat waktu masih kecil: terkadang terlalu banyak mengambil nasi sehingga ketika perut sudah mulai kenyang, nasi di piring belum habis. Kalau sudah begini, mama selalu bilang, “ga usah dipaksa, tapi coba dimakan pelan – pelan”
Biasanya sih habis juga.
Ketika pekerjaan menumpuk dan bikin stress, biasanya aku mencoba menerapkan hal ini: sesendok demi sesendok, huruf demi huruf. Pasti akhirnya beres.

....ya, kalau gak lupa sih!

Monday, June 05, 2006

"plung!"

Samuel Mulia, seorang kolumnis di Kompas menulis; bahwa dia pengen punya rumah yang bisa membuat tetamunya pengen buang air besar ketika hadir di rumahnya. Karena dia percaya itu artinya mereka kerasan di rumahnya. Wakakak!

Mungkin untuk orang lain bisa kayak gitu, tapi kalau aku gak banget! Bukan urusan kerasan ga kerasan.

Ini urusan “kebersihan

Aku paling ga bisa BAB sembarangan tempat. Apalagi kalau tempatnya jorok. Paling susah kalau keluar kota trus kudu nginep. Kalau dapat hotel bintang (biasanya bersih) masih bisa di “paksa” tapi kalau kebetulan kudu nginep ditempat yg ga jelas, bisa-bisa 4 hari usus ga bergerak. Susssaaahhh banget pas dulu menjalani KKN di Banyumas.Untung saja kebagian rumah penduduk yang ada kamar mandinya, kalau sampai kudu jongkok di sungai kayak teman yang lain…walah-walah!! Bisa-bisa selesai KKN kudu langsung ikut therapi pemulihan trauma jiwa.
Itu saja karena merasa tempatnya ga sebersih kamar mandi di Hilton, aku selalu berusaha makan sedikit supaya perut ga cepat penuh.

Ini juga urusan “terbiasa

Sudah beberapa kali nginep di tempat Titi (iya betul!! nginep!! Silahkan berpikir yang tidak2), belum pernah sekalipun bisa BAB. Padahal kamar mandinya bersih. Dulu waktu masih di Yogya, kalau di kantor tiba-tiba pengen BAB, mendingan ngebut naik motor pulang ke kost. Pernah sekali di daerah Selokan Mataram jatuh dari motor gara-gara menerjang polisi tidur. (walah! namanya juga kebelet)

Selain kebersihan, untuk bisa bab juga butuh “privacy”(plis deh! ga usah tertawa!!!)

Ga kebayang bisa bab di mall-mall atau lobby hotelyang WC nya kayak cubicle kamar ganti. Khan malu kalau ada bunyi “plung”!

cemburu

[tulisan ini dibuat 7-8 bulan yang lalu, tapi belum pernah ter up-load dan terlupakan, sampai aku temukan tanpa sengaja. Yo wis aku up load saja. Hehe…]

Cemburu itu sesuatu yang konyol dan sangat menyesakkan; baik bagi pelaku maupun obyeknya.
Bagi pelaku, cemburu seperti membakar hati dan pikiran : rasanya ilang semua rasa damai dan percaya diri. Bagi obyeknya, dicemburuin itu bikin bete dan rasanya pasti garing banget.

Dalam batas normal, cemburu itu penting dan wajar. Bahkan bisa jadi penyedap bagi sebuah relationship. Tapi kalau sdh kejadian kayak staff kantor aku; punya isteri yang super cemburuan yang terkadang sudah diluar nalar, itu sudah kayak racun saja. Bayangin saja :

1. pagi : antar suami sampai tempat kerja
2. siang : antar makan siang sekalian ngecheck keberadaan suami
3. telp lebih dari 10 kali selama jam kerja
4. sore/malam : jemput suami dari tempat kerja
5. kalau suami ada tugas keluar ? : sebisa mungkin ikut atau minimal diselidiki siapa yg akan ditemuin suaminya.
6. Ketahuan suami ngobrol sama cewek ? wah bakalan si cewek dimaki, diteror via telp, dll.

Cemburu kayak gitu memang gak nalar dan kadang dekat banget dengan gejala kegilaan.
Bagi orang yg sedang cemburu, apa yang terlihat dan terdengar dirasakan sangat nyata dan rasional, sementara orang lain pasti akan melihat itu gak normal.

Dialog di benak aku :
Ehm…kenapa ya aku nulis tentang hal ini ?
Apa aku sedang cemburu? Sama siapa?
Kok bisa? Khan selama ini gak punya rasa khusus ?
…….???

Ah, aku gak bisa nemuin jawabnya.
Seperti aku bilang : cemburu itu memang gak nalar!!

Wednesday, May 24, 2006

Rendang Hati Macan

Dalam lelakon hidup saat ini, seseorang sering dihadapkan pilihan2 dilematis.
Ga usah ngomong situasi perang yang pilihannya hidup atau mati, di dalam dunia bisnis saja, seringkali motto yang dipakai adalah : siapa makan siapa.
Persaingan, orientasi target, kondisi ekonomi umum, kendala2 usaha, dll dapat menjadi tekanan yang menimbulkan stress, dan membuat hati mencelos. Dibutuhkan hati seliat baja dan segarang macan untuk memutuskan sesuatu, menjalaninya, dan menghadapi konsekuensinya sepanjang hidup.

Pilihan2 yang kudu dihadapi kadang sudah ga bisa di bahas pake logika dan hati nurani. Kondisinya kerapkali rumit, karena faktor2 yang ada seringkali abu2; bukan hitam atau putih. Selalu ada benturan nurani dan “akal sehat”
Plis deh! Jangan bilang bermurah hati; ini reality life!!…bukan reality show di tv.

Masalahnya, seringkali aku justru terjebak dengan suara hati yang biasanya dipengaruhi rasa iba. Beberapa teman pernah ngomong, “Pras jadi laki-laki kok ga tega-an….gampang diperalat loh!”

Kadang jadi mikir, mungkin aku bisa lebih “sukses” kalau lebih “tegas”; tidak mudah jatuh iba. Mungkin tiap hari kudu makan hati macan, beruang atau dingo agar jadi manusia berhati garang kayak macan.

Masalahnya, aku cuma doyan hati ayam atau hati sapi yg dimasak sambal goreng.
Bisa jadi itu yang membuat aku jadi manusia berhati ‘winnie the pooh’
….*sigh!

Monday, April 17, 2006

Life is Beautiful

lifes might be so fragile
but God create them beautiful
so, how come He wouldn't take cares

Monday, April 10, 2006

Ku Ingin Menghayati

Perayaan Pra Paskah sudah dimulai beberapa minggu yang lalu, tapi baru mulai hari ini aku menjalankan puasa dan pantang. Aku berniat puasa makan+minum sejak bangun pagi (tapi kopi tetep wajib!!) dan pantang online internet (kecuali utk email urusan kerjaan dan blog ini)
Siang ini lumayan juga nahan lapar + haus, dan nahan kebiasaan online. hehehe...

Tadi jam 6 sore buka, trus ikut ibadah khusus yang diselenggarakan tiap sore di gereja.
Ada teman2 dari Univ. Kristen Duta Wacana Yogya yang membawakan Ibadah Meditatif Taize; liturgi ibadah berasal dari Perancis yang menekankan pada doa dan suasana hening.
Kami diajak merenungkan sengsara Tuhan dan penghayatannya dalam kehidupan masing-masing.
Suasana gereja sore ini sangat berbeda. Jemaat dipersiapkan untuk dapat mengikuti ibadah secara simultan tapi hening. Kami duduk di tikar dengan penerangan lilin.
Dalam hening, aku merenungkan banyak hal;

Jangankan Tuhan, akhir-akhir ini Ti saja sampai bosen dengerin aku mengeluh 'stress'
Memang sih kehidupan akhir-akhir ini berat banget, khususnya urusan bisnis yang tentu saja sangat dipengaruhi situasi ekonomi negara.

Tapi!!!! kalau dilihat-lihat, dibandingkan, dsbnya.... seharusnya aku bersyukur, karena meskipun kondisinya sangat ketat dan membuat stress, toh bisnis masih berjalan.
Meskipun cash flow sangat ketat, toh semua kewajiban pokok masih terpenuhi : tagihan, gaji karyawan, dll

Setelah membaca Firman Tuhan, aku juga diingatkan, Tuhan sudah mengaruniakan Keselamatan juga Damai Sejahtera.
Seharusnya terhadap situasi kehidupan saat ini, aku merespon dan menghayatinya melalui sikap yg lebih positif. Dalam kondisi apapun Tuhan selalu menyertai (kata garwa aku, 'Gusti mboten sare')

Sungguh Ibadah sore hari ini memberi semangat baru.
Aku sungguh bersyukur. Aku bersyukur untuk Penyertaan Tuhan, kesempatan pelayanan di gereja, keluarga, pekerjaan, juga kehadiran Titi. Tuhan sungguh baik.

Aku sms adik-adik dan mama sebuah doa bersama :
"Tuhan, dalam masa Pra Paskah ini, kami ingin bersyukur untuk setiap berkat yang sudah KAU berikan. Tapi ajarlah kami juga untuk menghayati sengsaraMU agar hidup kami makin berkenan di hadapanMU. Amin"

Friday, March 31, 2006

Aku dan Joe

Ada seekor kucing di rumah kami. Namanya Joe.
Si Joe memang rakus, tapi lucu dan alim; gak suka kluyuran atau dugem.
Setiap pulang, aku selalu mendapati si si Joe nunggu di balik pintu.
Ibu bilang, “Joe kok deket banget sama kamu” hehe..

Tapi namanya juga kucing!!; suatu hari si Joe duel dengan kucing tetangga, sehingga pahanya terluka. Oleh ibu diberi betadine dan perban, tapi selalu saja dikoyak Joe.

4 hari sejak berkelahi, lukanya tambah parah dan infeksi. Joe jadi lemes, pincang, dan ga mau makan.
Aku masukin Joe ke dalam dos utk di bawa ke dokter hewan dekat rumah.
Waktu keluar rumah, si Joe malah ketakutan, loncat keluar dari dos dan berlari pulang. Pasti kakinya sakit sekali untuk berlari, tapi mungkin rasa takutnya lebih kuat.

Aku tangkap dan masukin dos lagi. Kali ini aku tutup pake keranjang.
Sepanjang perjalanan ke dokter, Joe teriak2. Heiz!! Malu banget diliatin orang, dikirain aku nyulik kucing. Untung saja sesampai di tempat dokter, si Joe jadi diem.
Karena masih bernanah, Joe hanya disuntik antibiotik dan lukanya dibersihkan. “2 hari lagi balik ya, lukanya akan di jahit”, kata dokter.

2 hari kemudian, aku bawa Joe ke dokter dan kembali menahan malu diliatin orang yang pasti mengira aku sedang menculik kucing. Kali ini si Joe malah sampai pipis.
Setelah dibius luka Joe di jahit dan diperban ketat.
Besoknya, si Joe sdh keliatan lebih baik dan mulai rakus kayak biasa.
Belum seminggu, Joe sudah kudu di bawa ke dokter lagi, karena perban lepas dan lukanya digarukin sampai terbuka lagi. Lukanya dijahit lagi dan perbannya diikat lebih kencang.
Waktu aku bawa pulang, Joe yang masih setengah sadar, menggeram2 ga jelas. Mungkin sakit dan pusing akibat dibius.

3 minggu kemudian aku bawa lagi ke dokter untuk melepas perban dan jahitan. Kali ini lukanya sembuh dan kering.

Tapi sejak itu Joe tidak pernah duduk dekat pintu waktu aku pulang, dan hanya mau dekat2 kalau liat aku bawa makanan.

Dasar Kucing!!

Sunday, February 19, 2006

The Finest Moment


Baru saja selesai nonton tayangan American Idol di tv; melihat ledakan kebahagiaan seseorang yang dinyatakan masuk babak selanjutnya. Meski belum menjadi pemenang kompetisi, tapi mungkin bagi mereka inilah the finest moment;
- ketika mimpi adalah kenyataan,
- ketika bahagia membuncah di dada,
- ketika terbang ke langit bukan suatu kemustahilan,
- ketika rasanya tak ada lagi yang diinginkan dalam hidup ini,

aku jadi terkenang dengan setiap‘the finest moment' yang pernah terjadi dalam hidup, yakni :

ketika suatu siang pertama kali disebutkan sebagai juara umum di kelas 1 SMA.

ketika suatu sore papa, mama dan adik2 surprise ke Yogya dan jemput di tempat latihan beladiri di Sitihinggil alun2 selatan

ketika suatu pagi, Alim -teman sekelas- gedor2 pintu kost ngasih tahu aku di terima di UGM

ketika suatu pagi berangkat ke Jakarta untuk menetap.

ketika suatu pagi menerima baptisan kudus di GKI Kebayoran Baru

terakhir kali di suatu pagi tanggal 15 Februari 2006 ketika seseorang menyandarkan kepala dibahu aku. (eh, yang bener waktu itu dia nangis atau kelilipan ya ?)

Tidak banyak ‘the finest momen’ terjadi dalam hidup aku. Langka. Tapi akan terjaga dan teringat sampai the 'last moment’ of life.

Halah!! :p

Wednesday, February 15, 2006

mau jadi garwaku ?

Kemarin sore pas naik sepur Prameks Solo-Yogya, ada sms masuk:

sms Miko :
Pe, valentine acara apa nih ?

sms aku :
ini on d way ke yogya, Ti ngajak nonton Rio Febrian. Kebetulan ada teman dia yg ultah juga. Kamu ngapain Mik ? met V day ya.

sms Miko lagi :
Masalah sama Ti sudah beres to?! have fun ya. aku ga ada acara khusus Pe, paling makan2 sama teman. met valentine juga.

Ti janji jemput di stasiun tugu jam 19.00 tapi telat 20-an menit. HUH!
Alasannya musti ngedrop tiketnya Ical dan Dani dulu, sementara aku dipaksa-paksa calo2 tiket di stasiun tugu untuk beli tiket ke jakarta!! nekad bener!

Sesampai di Dixie resto easy dining di yogya, Ical dan Dani sudah nunggu di pelataran parkir.
Meski ga heboh, dekorasi Dixie lumayan ‘gitu deh’
Duduk sebentar, kami sepakat memanfaatkan komplimen pemotretan.
(hm…maklum public figure! Fotografer ga bisa nganggur liat kami)

Pas kami lagi dijepret-jepret…..ada 4 ekor burung nazar yang baru datang trus ngotot pengen duduk dimeja kami. Salah satunya adalah Hadi, mantan Titi yang sudah nemu spesies yang sama : burung nazar betina (Dani bilang : itu pemerah pipi kok sampai jidat…)
Posisi meja kami memang strategis banget, dan waktu meninggalkan meja utk berfoto, kami tidak meninggalkan tanda bahwa meja tsb occupied.
Tapi jelas2 kami datang lebih dahulu dan waitress sudah menaruh menu list.

Untung ada Faiz -teman Titi- yang lebih ngotot + galak mempertahankannya. Sehingga ketika kami kembali, burung2 nazar itu sdh dihalau utk minggir. Hehehe…

Acara diawali dengan game2 spesifik valentine. Dilanjutkan Rio Febrian menyanyikan beberapa lagu selama lebih dari 1 jam.
Aku sih paling suka lagu “bidadari” yg dulunya dinyanyiin oleh Andre Hehanusa.

Aku dan Ichal order steak lidah, Ti pesen rib, Dani pesen beef steak.
Rasanya lumayan, meski ga terlalu istimewa.
Ada komplimen desert berupa chocolate crepes. Rasanya juga biasa saja.

Acara selesai jam 10. 30 an.
Mampir kost Dani sebentar (aku diberi Ichal dan Dani lampu kayu keren!), langsung meluncur ke tempat Ti. Kami memang sepakat ngobrol.
Karena rasanya selama ini sudah ngalor ngidul ga jelas mau kemana. Banyak teman (sebut saja wartawan, karena suka gosip dan nyebarin berita) yang tanya, apakah kami jadian…
(jadi apa? jadi ngetop? Hehe! Khan sudah!!)


Ti, sebenarnya, apa sih arti aku bagi kamu? Teman, bapak, kakak, lawan sms, TTM, pacar, atau apa……. ?

Lhah! sampeyan maunya pripun ?

Piye to! Kok balik tanya!
Gini….yang jelas I’m too old for fooling around ga jelas. Aku maunya settle down saja. aku maunya kamu jadi garwa!

Tapi khan kita beda agama…..emang mau ke Belanda !!

Halah! Nanti kita adain saja pernikahan lintas agama, suruh Ichal jadi penghulu, trus Dani jadi pendeta..

xixixixi… Dodol !!

Kok malah ngguyu….

Khan sampeyan nulis di blog, ‘jatuh cinta adalah produk akhir dari sebuah perjalanan..’
kira2 ya gitu..
Monggo kita jalani sama-sama, saya akan ada utk sampeyan baik suka maupun duka. Sebaliknya sampeyan juga akan ada untuk saya kapanpun dan dimanapun.
Gak cuma sekadar pacar, tapi soulmate. Sampeyan sudah separuh dari jiwa saya.

…… (speechless. Ti jauh lebih muda tapi selalu bisa membuat jiwa saya tenang)


Besoknya saya balik ke Solo setelah sempat nengok Iwan, adik bungsu. Dan saya tahu, saya bahagia. dan punya…..garwa. hehe...

Friday, February 03, 2006

dalam diam

4 hari ya…
tapi kok sampeyan bisa tahan+tega ga jujur soal ‘teman Jo’ ya? Kayaknya yang itu lebih dari 4 hari deh!

relationship ?
iya ya!…aku juga ga habis berpikir, dimana gerangan si “relationship” berada ketika sampeyan dengan sadar (*a.k.a tidak dibawah paksaan dan tekanan) menyembunyikan keberadaan ‘teman Jo’ di kost. Ngungsi banjir kalee…

kehilangan ?
Ah! Semoga aku bukan dianggap indomie…
Tentu saja aku masih ingin sekali perjalanan kita bisa berlanjut.
Itu mengapa aku masih butuh waktu untuk diam, agar insiden senin kemarin hanya menjadi pengalaman pahit, bukan racun yg membuat mati rasa.
Juga supaya aku tidak ngomong sesuatu yg malah nyakitin sampeyan.
Jangan paksa aku membalik perasaan seketika, karena aku juga tidak akan memaksa sampeyan memilih Pras atau Syam.
(oh ya, kalau dibilang ‘nothing happened’ antara sampeyan dan Syam……
well, plis deh! selama ini juga ‘nothing happened’ between us, tapi bukan berarti ga ada yg khusus diantara kita khan
?)

Masih pengen diem?
Diem aja sakit, apalagi kalau sambil gerak2; bisa-bisa bodol!!

Pasti kamu tanya, “sampai kapan?”
Ini perasaan le! Bukan sekaten yang bisa dibuka tutup pakai perda DIY

Pasti kamu tanya lagi, “trus musti gimana?”
Wis tho! Khan sayah (*org bandung suka ngomong ‘sayah’ ya..) sudah bilang pengen diem dulu. Ga usah lieur. Nanti juga keliatan kok; arti aku bagi kamu “confirmed passenger” atau penumpang cadangan dari pak GG.

Saturday, January 28, 2006

sms-an miko semalam

2 hari yg lalu si Miko, teman gereja di jakarta aku tunjukin foto si Titi. Ini sms-an kami semalam.


Wah si Titi cute juga ya Pe, photogenic juga. Tapi sagitarius biasanya tipe pembosan dan mudah terbang he.. Met ulang tahun juga walau telat. Nemu di mana ?

Kenal di milis. Sdh lama, 1 th lebih. Waktu kenal masing2 punya bojo. Tadi siang dia & teman2nya ke solo. Bosenan? Semoga tidak, krn ini bukan ketertarikan sesaat. Hehe..

He.. tapi feeling gue seh gitu? Ngapain ke solo nengokin kamu ya? He.. orang Padang ya Pe? Wah sekarang pacaran ya? Km si melankolis choleris atau apa?

Dia ke Solo pas libur kerja. K’betulan temannya ada urusan kerja di solo. Selama di Solo, aku niat seriusan baru kali ini. Kalo sama yg seblmnya cuma HTS. Selain itu ga ada lagi; jaga ‘reputasi’ saja.
Kayaknya aku koleris melankolis. Kehidupan Miko bagaimana ?

Titi orang Muntilan. Napa ?

Tuh tebakan g benar kan he.. walau br sepintas mengenal km he.. Ya mudah2an g doain dari jauh. Wajahnya seh kyk Padang. Klo aku pulang kenalin ya PE.. Klo aku si ceria Sangpleg. Klo aku ada anak SMA yg suka ama aku tp ga tahu neh ga mdh jth cinta.

Pe, fs km yg tdk resmi apaan? Kok ada yg resmi dan tdk resmi ?

Yg ga resmi k’banyakan artis ga jelas. Aku ga mau ngasih kamu; kuatir kamu beberin di persidangan sinode yad, khan repot! Kalau baca blog aku: www.celeronpras.blogspot.com

He.. masak mau membuka rahasia.. Bknnya dari fs km itu kalau di telusuri satu2 jg sdh bercerita keselebritisan kamu he.. Jd bs liat wajah km lagi neh

Rahasia? Aku kok tdk merahasiakan keartisan aku; selama bukan pornografi + pornoaksi, aku p’caya Tuhan juga m’jaga ‘rasa’ yg ada. Gitu…hehe.

Msh sering chatting ya? Aku sdh jarang. YM aku ken_lanang@yahoo.com.
Anak SMA? REPOOOOTTT!!

Wah dah lama banget engga? Si Titi kerjanya photomodel Pe? Kuliah di IAIN ngambil jurusan apa? Wah berarti dah resmi ya? Mulai hari ini

Dia kuliah di UGM, rencana feb ujian skripsi. Kerja di tour. Kami ga pernah verbal ‘jadian’ di jalani saja. Beberapa teman kayaknya sudah ngerti juga kok.

Selamat selamat ternyata perjalanan km hebat juga Pe? Mang kamu dah open ya Pe? Kok sampai teman2 tahu juga he.. Salut salut? Kok kyknya di IAIN ?

Teman2 dekat saja. Kayaknya ga disebut IAIN deh!
BTW, sampeyan msh pnt? Or malah pdt?

He.. coba km cari bk informasi yg nama pdt kyk g ga ada? He.. Km suka clubbing dsb getu pe? Wah jadiannya di rayain dimana Pe? Long weekend kmn neh?

Siapa tahu pake nama lain! :p Aku punya teman seleb di jkt; desemb kemrn pas aku+Titi ke jkt diajak ke club; just pengen tahu saja. Sampeyan suka juga ? Kalo aku + Titi lbh suka ‘ngafe’. Long wiken, aku kerja, Titi juga.

Ah ternyata dah bln madu ke jkt segala ya. Aku ke solo km malah ke jkt? Teman kamu banyak amat seh Pe? Berarti km bamyak kenalan di kalangan selebritis ya he.. Aku mah ga pernah clubbing atau dugem, ke kafe jg jarang2…..masak seh pakai nama lain ya enggaklah

Bulan madu? Plis deh!
Banyak sih gak, tapi yg cuma bbrp ini berkualitas + b’komunikasi dg baik.

Sori, barusan balas sms Titi. Dia lapor sdh sampai kost.
Mik, hari gene sdh bkn waktunya ngomong ‘cinta’. Kalo kamu merasa nyaman + yakin bisa jalani hidup bareng dia, ya jalani saja.
Jatuh cinta adalah ‘hasil akhir’, bukan ‘modal’ dalam membina relasi.

Thx mungkin belum ketemu yg cocok aja kali Pe? Klo km mungkin dah ketemu yg cocok ya slamat deh. Wah jam segini baru pulang? Malam banget ya. Trus km bilang apa he..

Dia tadi dari solo sdh malam, trus dia khan bareng2 teman2 dia. Aku bilang cepat2 tidur, krn jam 5 pagi sdh kudu di airport.
Kalau blm ada yg cocok trus TTM-an gitu? Kecocokan juga ‘hasil akhir’ yg kudu dicari. Bukan sesuatu yg jatoh dari langit tiap pagi. Emangnya embun ?! :p

Huahaha… Mungkin mang lom ada keberanian dan komitmen pdhl banyak yg pengen jadi istri he..Ga tahu kyknya lom ada yg pas aja he.. Baju kalee

Yo wis, jalani + nikmati saja kehidupanmu. G’nite; just ingat Yesus mengasihimu dan Dia sungguh setia.
Pe.

Sunday, January 15, 2006

nyamuk nyamuk nakal

Aku suka pakai sepatu.
Bukan apa, selain lebih rapi, kaki selalu bersih, juga ada alasan yg lebih penting : ga digigit nyamuk!!
Rasanya sejak lahir aku selalu dijadiin nyamuk sebagai sumber pakan favorit, bahkan ketika orang lain dengan cuek bercelana pendek or naked; aku baru lepas celana sebentar saja, pasti sudah bentol-bentol merah. (Mending kalau digigitin manusia hehehe....)
Beberapa kali kejadian pas camping, teman satu tenda tenang2 saja, tapi esok paginya muka, tangan dan kaki aku dipenuhi bentol2 gigitan nyamuk...padahal sama-sama ga mandinya! sungguh tidak adil!!

Kata seorang teman, mungkin darah aku manis. Eh! dia bilang yang manis itu aku atau darah aku ya? (*huek!)

Dulu waktu kecil, gigitan nyamuk akan aku garuk sampai jadi luka dan infeksi.
Masih ingat waktu itu setiap selesai mandi, ibu merawat satu persatu luka dengan memberi salep yang kemudian ditutup sepotong perban dan diplester. (thank's ma, aku tahu menjijikkan sekali merawat borok-borok itu..)
Jadinya kaki-tangan aku selalu dihiasi potongan-potongan perban berplester. Untung saat ini cuma beberapa yg jadi tatoo permanen di kaki.

Thank's God...sudah ditemukan lotion mosquito repelent kayak Sari Puspa dan sejenisnya. Setiap bepergian, barang ini masuk list no 1. Mending lupa bawa sikat gigi daripada ketinggalan anti nyamuk.
Tiap kali check-in sebuah hotel selalu minta kamar di lantai setinggi mungkin. Pertimbanganya satu : nyamuk ga bisa terbang tinggi. huehehe..
Dengan adanya lotion ini, juga dimungkinkan kegiatan2 out-door yang kudu naked.... (*misalnya mandi di tengah hutan..hehehe...)

Seandainya PBB mengadakan resolusi yang membuat nyamuk di bumi ini punah, huh! aku pasti yang pertama kali setuju!!