Pages

Friday, March 21, 2014

Day 2 : Get Inspired!

Bagian 2 dari 4 tulisan. 

Baca bagian 1, klik : Day 1 : Get Around 

March 7th, 2014 Good morning Singapore! 
Our first morning in this singapore trip. 

Terbangun jam 0617 WIS (waktu Indonesia bagian Singapur
Mandi, dll, jam 0800 kurang; aku dan mas Fachmy turun ke bawah (dormitory kami di lantai 3
Sudah ada Icha dan Adah sedang sarapan. 
Ada roti tawar dan selai; sereal, teh, kopi dan susu. 

Jam 10 lebih baru meninggalkan hostel. 
Tujuan pertama ke Merlion. 
Belum sah ke Singapur kalau belum narsis di depan Merlion. Haha 

Kami naik MRT dari Farrer Park, turun di Raffles Place 
Menyusuri Battery Road yang satu sisinya hotel mahal One Fullerton dan satu sisinya Singapore River. Keren banget!
Banyak street furniture yang keren untuk foto-foto :D 

Pas sampai jalan Esplanade Bridge, kami menunggu lama sekali lampu tanda penyebrangan untuk pejalan kaki jadi hijau. 
Meski ngomel: “iki kok suwe banget tho!...panas banget ki!.... patung-e khan tinggal nyebrang!” 
Tapi gak terlalu peduli sebenarnya, karena asyik motret.

Sampai akhirnya kami sadar: kalau mau nyebrang musti mencet tombol yang ada di tiang lampu bangjo. Haha kami ngakak panjang mentertawakan ke’kampungan’ kami. 




Puas narsis (aku ga termasuk lho yo. Hehe
Kami menyusuri jalan, naik tangga, dan muncul persis di tempat kami tadi lama menunggu untuk menyebrang. Rupanya dengan melalui bawah tanah, tanpa perlu nyebrang jalan; kita bisa menuju ke patung singa berbadan ikan itu. 
Sekali lagi kami ngakak menyadari kekonyolan kami. Haha. 

Sesuai itinerary, selanjutnya kami naik MRT ke stasiun Bugis, jalan kaki ke Bali Lane dan Haji Lane. 
Dua jalan kecil; lebih cocok disebut gang sih. 
Rumah-rumah sepanjang dua lane ini diubah menjadi toko craft, distro, pernik, café, yang sangat unik. 
Kami berempat kayak anak kecil masuk toko permen. 

Keren banget pokoknya! Bisa bikin kesurupan liat barang-barang yang di jual disana. 
Selama di Singapur; hanya di tempat ini; tiap dari kami beli sesuatu. 
Aku beli kaus kaki lucu untuk Rio, adik Micha yang baru saja lahir. 



Aku : kayaknya keren kalau kita berempat bikin toko kayak gini, jual clothing mas Facfmy, sepatu Icha, karya MicaWork, dan cooking Adah 
Fachmy : iya! Ayo mas kita bikin! Yang ada tempat untuk kita nongkrong, rapat, dll 
Adah : iya, ada café kecilnya. 
Icha: Bisa untuk workshop juga... Di mana ya….Bandung wae! Aku mau!! Bisa sering naik kereta api. Hehehe… 
Aku: yang penting juga bisa ngasih kita duit untuk jalan ke Turki… hehehe 

Gak pernah terbayangkan ketika kami berempat kenalan pertama kali dulu; bahwa kami bisa jadi sebuah kelompok; gak hanya teman wedangan; tapi juga pameran bareng di Solo, Yogya, Bandung dan sekarang jalan bareng ke Singapur. 
Impian bikin toko bareng, kok rasanya jadi gak terlalu jauh untuk digapai. 

Secara sudah waktunya mas Fachmi Jumatan; kami bergegas ke Sultan Mosque yang ada di area itu. 
Ini masjid terbesar di Singapur dan dimasukkan kedalam salah satu tujuan wisata. 
Kalau menurutku yg hanya duduk diluar, banyak masjid di Indonesia yang lebih keren dan unik. 

Selesai Fachmy ibadah; kami berempat sudah kelaparan dan kehausan. Itu sekitar jam 1430.
Di kawasan Sultan Mosque ada Kampong Glam yang terdiri dari toko-toko unik, resto dan café khas timur tengah. 
Kami makan di resto Kampung Glam. 
Saking hausnya, mas Fachmy pesan es Lychee 3 gelas. Adah juga pesan 2 gelas. 
Hanya diminum airnya. Buah lychee nya dicuekin. 


Selesai makan langsung bergegas balik ke hostel; untuk siap-siap pameran. 
Di Singapura ada sebuah museum desain kontemporer bernama Red Dot Design Museum. 
Setiap Jumat, minggu pertama, mereka mengadakan Market of Artist And Designers (MAAD). 
Semacam bazar gitulah. Secara ini musium desain; produk yang dijual harus melewati kurasi dulu. 
Selain bazar juga ada pameran hasil karya lomba desain grafis; komunitas ilustrator, dll. 

Biasanya juga ada pertunjukan musik. 





Aku gak bawa banyak barang; tapi nominal hasil penjualan bisa menutup tiket dan penginapan. 
Respon pengunjung dan sesama peserta melihat karya MicaWork juga bagus. 
Display MicaWork

Sebagian karya MicaWork

Crowd di stand MicaWork

Detail pameran karya MicaWork, bisa dibaca disini. 

Karya Icha: sepatu handmade juga mendapat respon yang bagus dari pengunjung. 
Hanya saja Icha tidak bawa banyak produk; akibatnya beberapa pengunjung harus kecewa karena ukuran kaki dan sepatu ga pas. 

Pendeknya: kami sangat bersyukur dan bangga bisa mengikuti event MAAD. 
Bagi MicaWork (dan Icha juga tentunya) ini adalah A Step Forward : suatu langkah maju yang memberi semangat baru berkarya. 

Pendingin udara di musium bikin menggigil. Lapar pula. 
Tapi aku ga tahu lingkungan disekitar musium: bisa beli makanan dimana. Lagipula aku fokus jagain stand memperhatikan respon dan apresiasi pengunjung. 
Aku perhatikan mas Fachmy juga mulai teler dan keliatan ngedrop. 


Coba keliling lokasi pameran, liat ada stand yang jual sandwich ayam. 
Aku tawarkan ke mas Fachmy. Rada kuatir juga : enak atau gak. Halal or tidak. 
Tapi Mas Fachmy mau. 
Ditambah kopi panas, jadilah itu makan malam kami. 

Pameran selesai jam 1200 malam. Kami pulang naik taksi. 
Cape banget, ngantuk banget, kaki gempor. Tapi seneng banget. 

Setiap desainer, pelukis, penulis hebat; pastilah melihat hasil karya orang lain dulu, menangkap impian yang ada dibaliknya, usaha yang dilakukan; sebagai inspirasi untuk mencapai impiannya sendiri. 

Icha, Adah, mas Fachmy dan aku; hari ini sudah melihat banyak sekali hal-hal yang manjadi inspirasi dan semangat baru bagi masing-masing impian kami. 


Tunggu saja saat kami beraksi! Hahaha…

next : Day 3 : Get Up!

Catatan:
Foto-foto di atas adalah mas Fachmy, Icha dan Adah. S
ebagian foto milik Fachmy, Icha, dan Adah.

Tuesday, March 11, 2014

Day 1 : Get Around

Bagian 1 dari 4 tulisan.

6  Maret  2014
Hari ini aku, mas Fachmy, Icha dan Adah akan get around alias jalan-jalan ke Singapur; yang di tahun 2014 dinobatkan sebagai kota paling mahal di dunia, bahkan mengalahkan Tokyo.

Tiket Tigerair dibeli sejak Januari kemarin, dapat harga promo IDR 568.100, sudah pulang pergi. Lebih murah dari tiket SOC-CGK vv. 

Rasanya semangat + girang banget. 
Seminggu sebelumnya malah aku sudah terjangkit pre-holiday syndrome. 
Seperti biasa mas Fachmy setiap kali mau jalan keluar kota, mbingungi: belum nyuci baju, belum seterika, belum packing… pokok-e rempong banget!

Padahal ujungnya bawaan dia paling baju selembar dan 3 lembar tissue basah. 
Kali ini dia juga ribut mau bawa kacamata. 
Yang menurutku sudah ga jaman banget! 
So eighties! Itu jaman ‘catatan si boy’.

Untuk teman-teman, ini pengalaman pertama keluar negeri. 
Paspor mereka saja baru jadi 2 minggu sebelum keberangkatan. Sempat bikin aku senewen karena nama Icha di paspor beda dengan nama di tiket. Jadi aku kudu ngurus koreksi nama via telpon ke Jakarta. 

Penerbangan kami dari Yogya jam 1600. 
Dari Solo naik Prameks jam 14.30, turun di stasiun Maguwo sejam kemudian. 
Tiket IDR 6ribu per pax. 

Dibandara langsung masuk dan check-in, trus keluar dan menunggu di Solaria. 
Aku sejak pagi belum makan, sementara bocah-bocah itu sudah mulai jeprat-jepret pake fish eye trus di upload di media sosial. 

Kira-kira jam 1715 kami bayar airport tax IDR 100ribu, dan masuk ke ruang boarding yang persis ruang tunggu pembayaran listrik itu. 

Imigrasi lancar. Jedok jedok! And officialy we’re out of Indonesia. 



Pesawat kami ber-registrasi 9V-TAY berangkat tepat waktu, penumpang hanya sekitar 35%. Pasti orang-orang menghindari kami: rombongan heboh. Ngalahin Olga CS pas ke Singapura kemarin. Haha. 


Penerbangan kami : TR 2215 dijadwalkan mendarat di terminal 2 Changi, pukul 2115; tapi pilot nginjek gas pol; sehingga tiba lebih cepat 20 menit. 
Begitu keluar dari pesawat; teman-teman langsung panik: motret dan selfie. Kamera, hp, tablet semua dipakai motret. Kalau saja disitu ada tukang foto keliling, pasti juga sudah di pake semua. Haha. 












Antrian imigrasi panjang banget; tapi prosesnya cepet dan gak sampai 10 menit sudah beres, langsung ambil bagasi. 
Kami beli dulu karty EZ-link untuk naik mrt. Bayar SGD 7. 
Dari nominal itu, hanya bisa dipakai SGD 2, sisanya: SGD 5 untuk deposit. Masing-masing kami top up SGD 10 (approx. IDR 93ribu

Keluar dari Changi sudah jam 2215 

Sebulan sebelumnya, kami sudah pesan kasur di Mori Hostel
Aku ngajak mereka mencoba menginap di dormitory. Merasakan jadi backpacker. 
Padahal alasan sebenarnya, ya karena kami ga kuat bayar hotel sekelas Mandarin atau semacamnya. Hehe. 

Pemesanan kamar via hostelworld.com sebulan sebelumnya, dapat harga SGD 26 (approx IDR 245ribu) semalam. Dari tarif normal SGD 50. 
Untuk booking via Hostelworld.com hanya bayar uang muka 10% 

Stasiun MRT terdekat adalah Farrer Park. Jalan kaki ke hostel, kira-kira 5 menit lah. 

Reception Mori Hostel hanya buka sampai jam 2300. 
Aku sudah email agar mereka mau menunggu kami sampai. Tapi mereka jawab, seandainya petugas receptionist sudah pulang; kami bisa masuk pintu dengan kode akses tertentu trus mengambil perlengkapan yang sudah mereka siapkan. 

Kami sampai di hostel sudah jam 2315, syukurlah masih ditungguin. 
Langsung bayar untuk 3 malam: SGD 63 + deposit SGD 20. 
Diberi sprei, sarung bantal dan selimut untuk dipasang sendiri. 
Ini memang kebiasaan hostel dimana-mana; untuk menjamin bahwa sprei, dll tersebut baru. Bukan bekas orang lain. 

Setelah masuk kamar dan pasang sprei, langsung jalan ke Mustafa Center, sebuah toko serba ada yang buka 24 jam.
Mendekati Mustafa, di pojokan jalan ada rumah makan yang kalau lihat namanya; kami yakin itu halal. Sesuai kebutuhan teman-teman yang muslim.
Karena sdh lapar, kami memutuskan masuk. Menunya masakan India gitulah: ada nasi juga sih. Nasi India *goyang-goyang kepala.

Mas Fachmy pesan nasi dan ayam panggang. Aku pesan nasi dan ayam goreng, Icha dan Adah pesan nasi dan ikan goreng.

Harganya bikin kami langsung pucat. Mahal banget!!! Satu orang SGD 70, approx. IDR 65ribu! 

Sudah gitu.. blehhhh!! Rasanya gak enak banget.
Mungkin utk orang lain ini enak; tapi bagi kami kuahnya persis jamu cabe puyang di campur semir sepatu.

Belum 3 jam di SIN, sudah kangen dengan makanan Indonesia.
Mas Fachmy terus mengomel dan membandingkan dengan harga dan rasa sego kucing di dekat rumahnya. 

Selesai makan, kami ke Mustafa. Lihat prospek barang-barang yang bisa di beli untuk oleh-oleh sebelum pulang nanti, sekaligus berusaha move on dari makan malam yang bikin trauma dan nyaris membuat kami mengadu ke komisi Perlindungan Anak cabang Delanggu.

Pulang jalan kaki, sampai di hostel jam 0100 lebih langsung brak! tidur. Capek sih.

Hari ini, kami belajar pengalaman baru: selain halal, mustinya ada sertifikasi cocok dengan lidah Indonesia. Bagi teman2 juga pengalaman baru: nginep dihostel: berbagi ruang dengan orang asing. Get around memang mustinya demikian: melihat dan merasakan hal-hal baru sehingga mata dan hati semakin terbuka, dan mensyukuri hal-hal kecil yang selama ini terabaikan; serta memperoleh semangat baru untuk menjalani kehidupan esok penuh sinar gilang gemilang *lebay Hahaha……


next: Day 2 - Get Inspired!



Monday, March 03, 2014

A Step Forward


Hari ini rasanya produktif banget, meskipun sangat melelahkan :D
Hampir semua urusan bikin penawaran, follow up pesanan besar, serta bikin invoice-invoice selesai.


Banyak pola-pola yang juga selesai aku kerjakan.

Tapi yang paling bikin semangat adalah 3 hari lagi mau ke Singapore, bareng mas Fachmy, Icha dan Adah.
Selain mau jalan-jalan, terutama mau ikut bazaar  MAAD (Market of Artist And Designers) di Red Dot Design Museum di Singapore.


Gak bawa barang banyak; secara bagasi pesawat mahal. huhu.
Aku cuma bawa beberapa bantal leher, scented plush, topi kupluk, small plush, dan gadget sleeve.
Tapi semoga ini jadi satu langkah maju bagi MicaWork.



Urusan hostel, itinerary, dll sudah beres.
Tinggal nanti improve disana.
Bisa dibayangkan hebohnya perjalanan kami.
Ada t-shirt official juga karya mas Fachmy

Sepulangnya nanti, sudah kudu langsung fokus persiapan pameran INACRAFT 2014.

Ah, I'm so blessed! :)