Pages

Sunday, November 28, 2004

Marah

Marah ternyata seperti monster Godzila; bisa menyedot banyak energi.
Setiap kali selesai marah, rasanya sangat lelah dan jadi mengantuk.

Sebenarnya aku jarang sekali marah. Bahkan biasanya cenderung toleran berlebihan. Mungkin karena justru bukan kebiasaan; marah jadi sangat melelahkan.

Baru saja aku marah.
Masalahnya sepele: singkat cerita ada pesanan barang ke Wonogiri, tapi gak bisa terkirim karena wiper kaca mobil yg rusak, sejak lebaran kemarin belum diperbaiki. Padahal mustinya tinggal lapor sama teknisi.

Saking marahnya, aku minta seluruh sopir kumpul, bahkan yg lagi off dirumah, aku minta supaya dipanggil.

Gak ngomong banyak, yang pasti mereka tahu aku marah, dan aku minta wiper diperbaiki sekarang juga, gak mau tahu kalaupun harus panggil jin kepala hijau atau montir dari Alaska sana.

Lelah dan jadi ngantuk sekali. Tapi aku pikir ini perlu.
Anggap saja sebagai therapi kejut, supaya para driver lebih teliti dan bertangungjawab.

Duh, ngantuk banget !!
Ngomong2, ternyata marah sama dengan sex, dua2nya bikin ngantuk kalau sdh selesai...tapi kenapa ya orang pasti prefer cape karena sex...hehehehe…

Thursday, November 25, 2004

Nyaman banget

Dua hari ini, ada persidangan gerejawi, yang bikin tegang dan stress, sebab kalau ada bahan atau ada yg gak beres, pasti aku yang disalahin dan dikejar-kejar.
Sampai-sampai aku bilang, ‘kalau nanti masa jabatan habis, gak bakal mau jadi sekretaris umum lagi…’ tapi itu masih 2 tahun lagi…wew!
Dua hari ini juga ngantuk berat. Gimana gak, acara dimulai jam 8 pagi!! Itu khan penyiksaan fisik dan mental bagi gue!!!
Jadi, ketika persidangan tadi selesai jam 5 sore, aku langsung pulang ke rumah, baca kompas bentar, ganti baju trus tidur.
Bangun jam 9 malam langsung ketemu masalah mobil delivery yg macet di Karangpandan, 40 km dari solo. Kudu cari mobil lain untuk tarik pulang.

Tapi malam ini rasanya nyaman banget, rasanya rileks banget. Karena selain persidangan selesai, staff toko dan kantor sdh masuk semua, urusan lain juga sdh pada beres.

Beberapa hari ini pengen ke gramedia, pengen cari buku dan mampir ke disc tara beli cd-nya Delon. Tapi ga sempat terus. Shy bilang lagu2nya bagus, jadi tambah pengen beli. Semoga besok siang bisa curi waktu bentaaaarrr aja :D
Aku juga pengen re-setup aquarium air laut aku yang akhir-akhir ini ga ke urus. Rasanya berdosa banget nelantarin nemo; ikan-ikan imut yg sdh jadi peliharaan selama hampir 1 tahun.

Ehm, ngantuk nih. Tidur dulu ah….
as a matter of fact, rasanya pasti lain kalau pas relax gini ada seseorang yg bisa diajak melakukan sesuatu sebelum tidur……..hehehehe :p

Sunday, November 21, 2004

Sushi, Di, dan Le-A

Di Sogo – Plasa Indonesia ada counter yang menjual sushi; makanan mentah khas Jepang. Tapi aku ga pernah pengen beli, apa lagi nyobain makanan yang lucu dan imut itu. Membayangkan memasukkan seiris ikan mentah kemulut sdh membuat aku pengen huek..huek…

Sampai kemarin, aku baca sebuah majalah yang mengulas tentang sushi. Ditulis sangat menarik, tentang orang2 yang awalnya jijik sampai akhirnya ketagihan, faktor kesehatan, deliciousness, sampai penampilannya yg cute.
Artikelnya sedemikian ‘memancing’ dan promotif sampai-sampai aku jadi pengen ngrasain makan sushi.

Ngomong soal sushi, aku jadi ingat Di yang aku kenal lewat chat di IRC pada Mei 2003.
Sama seperti sushi, awalnya aku ga tertarik utk bersahabat dengan anak ini. Tapi Di sering mengirimkan sms sampai akhirnya kami bertemu.
Dia sering kirim sms, sehari bisa 3-5 kali, bercerita tentang dia, keluarga, atau kuliahnya.

Dan itu membuat aku jatuh hati. Untuk pertama kali sejak aku balik ke solo 4 tahun yang lalu, aku jatuh hati.

Aku mulai mendapati apa yang dikatakan Di, kebanyakan adalah bull shit. Apa yang diceritakannya tentang keluarga, masa lalu, dan kehidupannya, semua bull shit.

(tapi lucu juga suatu hari aku menemukan web site Di di internet, dan Di bilang ga suka sama orang yg suka ngomong gede dan bullshit…..HECK!!)

Tapi namanya juga cinta. Dan cinta itu buta. Aku selalu membuat pemahaman permisif tentang situasi yg ada.

In the mean time, di suatu malam, lewat IRC juga, aku kenal Le-A, anak yogya, sebaya dengan Di.
Selanjutnya kami sering telpon ngobrol ngalor ngidul, soal cerpen dia, kuliah, dosennya yg bego, nyokapnya yg pregnant, bagaimana dia suka memandang bintang2 sambil tiduran di atap bersama inceran dia…atau pengalaman ons dia yang katanya, “ah, cuma gitu-gitu aja….”

Tapi teteuuup…yang namanya kasmaran membuat aku makin lupa daratan. Rasanya rela dan pengen mengabdikan hidup. Jangankan Indosat, kalau bisa Indonesia aja pengen aku bawa ke pegadaian untuk Di.

Suatu hari, aku kenalkan mereka berdua. And the satire begins….
One thing lead to another, rasanya ada “sesuatu” yg salah…tapi aku gak ngerti apa.
Aku ga pernah berprasangka buruk, karena aku berpikir, Le-A adalah sahabat, dia tidak akan berkhianat.
So, aku tetap percaya dengan logika…bukan pada hati aku yg sdh lama berdering…SOMETHING IS WRONG!!!……

Just to make sure, akhir maret 2004 aku ngomong sama Di, bahwa aku pengen serius sama dia.

Jawab Di :
3 Syarat! Yakni :

1. masa percobaan 3 bulan
2. selama 3 bulan no physical contact di depan umum
3. ga boleh cerita siapa2
.
Jawab aku : go to hell!! Since we know each other long enough, sudah cukup banyak tawa, geram bahkan airmata yg tumpah; penjajagan sih okay, tapi aku pengen jadi pacar dia, bukan jadi sopir atau babby sitter. 3 syarat itu cuma cara dia untuk memperpanjang ‘memanfaatkan’ gue. So aku ngomong saja: GOOD BYE!! NEVER SEE EACH OTHER AGAIN.

Le-A ???
Suddenly dia hilang ditelan monitor di warnet. Ga pernah kontak via email nor telp.

Sampai kira2 5 bulan kemudian, aku kenal dengan seseorang (lagi2 lewat IRC) yang bercerita ternyata benar Di dan Le-A cheat on me dan mereka pacaran.

Benci sama mereka ?
ehm…rasanya gak sih. Toh kejadian itu sdh cukup lama.
Bahkan kadang-kadang malah kangen mereka berdua.
Seperti pagi ini, bangun tidur tiba-tiba bisa kangen sama Di.
Yaaaaahh……….. tapi it’s all over and covered up. Semua sdh terungkap, orang seperti apa gue, sahabat seperti apa Di dan Le-A, words is spoken. We passed point of the no-return allready.

Jadi kalaupun aku kangen, it’s not about tomorrow; it’s about something in the past, something nice we had through. Sesuatu yang ternyata hanya impian.

Semoga saja mereka awet-awet saja. Karena, kalau tidak, sia-sia saja mereka sudah kehilangan teman seperti aku…( boleh ya, ge-er dikit) kalau mereka hanya mendapat one nite stand.

Or maybe it is what they all deserve it ?


Sushi, Di, dan Le-A, 3 hal yang aku tertarik karena pencitraan image yang tidak obyektif.
Tapi rasa sejati baru akan kita ketahui ketika lidah sudah mengecap, perut sdh mencerna.

Balik ngomong soal sushi, pasti lucu kalau beli sushi di Sogo Plasa Indonesia, trus minta tolong sama nyokap supaya digoreng……
Emang ada sushi goreng? hehehehe... KAMPUNGAN BANGET!!!! :D

Chatting lagi aja ah!…… :p

Thursday, November 18, 2004

Stereotype

Secara umum, aku gak percaya dengan yg namanya “stereotype”; watak yang ditempelkan pada manusia secara ras atau suku.
Misalnya kalau orang yahudi dikenal licik, orang jawa dikenal santai dan santun, orang china dipercaya rajin dan pelit, orang batak dan madura dikenal galak dan kasar, orang betawi dianggap malas, dstnya

Dalam berkawan, teman sekolah/kuliah/kerja , tempelan stereotype ini jarang sekali terwujud.
Aku punya banyak teman batak yang lebih halus dan santun dari teman yg dari Solo. Aku punya teman orang betawi yang lebih rajin dari orang china. Aku juga punya kenalan orang china yang royal bak Sheik dari Arab.

Tapi, beda dipergaulan pertemanan, beda lagi dengan konsumen yang datang ke toko.

Biasanya orang ‘pribumi’, baik itu madura, jawa, atau orang jakarta sekalipun, biasanya memang lebih santun dan tahu diri.
Kalau masuk toko, mereka benar-benar akan membeli sesuatu.
Pertanyaan yg diajukan hanya seputar barang yg akan dibeli, menawar harga seperlunya, tidak rewel, lebih low profile, dan akhirnya beli.

Tapi kalau orang china! Weleh-weleh…..
Masuk toko petantang-petenteng, tanya harga semua kompor gas dan kulkas 3 pintu dan teve sampai water heater segala. Semua merk!! Minta penjelasan detail….
Rewel bukan main, minta contoh barang yg masih disegel di kardus, ga puas dengan barang serupa yg di display, cobain teve, vcd, dvd, dan compo…….
Trus terakhir tanya harga teve plasma…. Nawar separo harga, minta bonus….. dan akhirnya cuma bilang :…ya sudah, saya cuma mau liat-liat dulu, nanti kalau sudah ada uang akan beli……
Atau kalaupun beli, mereka akan tanya tentang teve plasma yg harganya 80 juta, padahal akhirnya cuma beli teve produk china seharga 550 ribu !!!

Kayak tadi, ada yang tanya kulkas 3 pintu, trus akhirnya ‘komit’ dengan kulkas 2 pintu LG seharga 1,8 juta…tapi nawar 1,2 juta!!!!
Aku cuma bilang, “pak, itu kulkas, jangan dianggap beli daster di pasar klewer!!!”

Dalam pertemuan dengan beberapa dealer elektronika beberapa waktu yg lalu, ternyata banyak pemilik toko yg punya pendapat yang sama, bahwa konsumen orang china emang nyebelin!

Well, aku juga china, tapi rasanya gak gitu-gitu amat!

Tuesday, November 16, 2004

The second day of Lebaran

Hari ini cape banget.
Kemarin-kemarin emang cape, tapi hari ini capeeeeee….banget. sampai kaki rasanya kebas.
Tadi toko rameeeeeee….banget. Kesannya pembeli sampai saling berebut beli tv, kulkas, mesin cuci, atau vcd player.
Yang paling rame adalah kipas angin dan ac.
Mungkin karena banyak pemudik yang kaget dengan panasnya udara di kota Solo.

Oh, ya semalam – mungkin karena cape – sampai ga bisa tidur. Tidur bentar aja mimpi dijadiin calon kepala desa! Ga nyambung dan gak mutu banget khan ?!!!

Rak display toko mulai kosong. Malah digudang beberapa jenis barang sdh gak ada.
Karakter konsumen…mungkin karena mengikuti pameo “pembeli adalah raja” semua bertingkah rewel, semua minta diduluin, gak mau tahu staff toko dan sopir terbatas.
Sekarang sudah jam 23.07 aku masih nunggu ada 2 sopir yang belum balik dari delivery barang…
Kasihan, mereka pasti juga cape sekali.

Kalau liat hasil penjualan, rasanya seneng sih..
Walaupun ada rasa penasaran: kenapa kok beberapa hari ini gak ada konsumen yang bisa diajak “kenalan” :D
Pasti hidup akan lebih ‘hidup’ hehehehe…..

Thursday, November 11, 2004

ke-mumet-an jelang lebaran

Menjelang lebaran gini, penjualan meningkat. Tapi mumetnya juga dobel.
Gak cuma konsumen atau sub agen yg tambah rewel, tapi juga staff dan karyawan yg sdh kerasukan holiday-sindrom.
Sampai kadang2 kelakuannya konyol gak karuan, bikin darah berbusa.

Tadi, salah satu sopir di suruh ambil teve ke gudang. Di gudang dia ngasih DO sama penjaga gudang trus naik mobil lagi.
Dalam perjalanan balik ke toko, dia baru sadar kalau dia belum bawa barangnya. 8-/

Sopir satunya lagi, bawa kulkas yg akan dikirim ke konsumen, bersikukuh balik ke garasi untuk ambil terpal karena hujan.
Lamaaaaaa…ditunggu ga balik-balik. Sampai akhirnya bisa dihubungi lewat hp yg sebelumnya tulalit melulu…
Dia bilang nunggu hujan reda, karena ternyata selama ini wiper kaca depan macet……
Aku sampai ga habis pikir, kenapa kalau gitu tetep aja maksain ambil terpal, toh percuma mobil ga akan bisa dipake karena hujan gede.
Hasilnya adalah si sopir tadi dibego-bego-in sama orang toko.

Kalo konsumen; lain lagi kelakuannya; khususnya jenis2 yang baru mudik dari kota2 besar.
Tiba-tiba mereka ngomongnya lu-gue dengan dialek ajaib, dan menganggap orang solo ga pernah ke jakarta semua.
Dengan sombong mereka cerita sering belanja barang elektronik di mal –mall di Glodok, dll
Trus nanyain tv-tv harga mahal, kayak Sony, nawar separo harga (kayak beli daster di pasar klewer)…dan akhirnya cuma beli tv china harga paling murah….

Ada sih, pemudik-pemudik yang royal dan berduit banyak; yang merasa udah jadi milyarder. Yang kayak gini ini ‘santapan’ paling enak :) tinggal di sentil egonya dikit, mereka akan beli barang2 mahal gak pake nawar, masih ngasih tip lagi huahahahaha

Jalanan depan toko juga macet dan berisik banget. Sampe pusing!!

But…well, I’m still beliefe: life is beautiful.
(serasa main film :D…………….)

Sunday, November 07, 2004

I'm not a morning person

Kalau ada orang yg males baca, takut ketinggian, takut jadi gemuk, atau gak suka asap rokok…
Aku adalah orang yg paling males bangun pagi. Mendingan ga tidur sekalian.

Aku selalu ngomong, I’m not a morning person…
Kecuali ada urusan hidup dan mati, aku akan bangun jam 8-9 pagi (jam segitu masih termasuk ‘pagi’ khan ??:p…………)
Kalau dipaksa bangun lebih awal dan ditambah ga minum kopi, seharian rasanya jadi kayak mayat hidup. Linglung dan bawaanya pengen pingsan saja.
Tidur semalam butuh minimal 8-9 jam. Kurang dari itu, besok paginya pasti mood dan semangat hidup drop ke titik beku huehehehe…

So, udah biasa kalau ada urusan kantor, urusan gereja atau lain2; janji ketemu jam 7 pagi, pasti show up telat dengan muka linglung, ngomel panjang lebar, dan cari2 biang kerok yang bikin skedul kerjaan pagi2 :D

Pasang weker? wah percuma aja, sebab weker dan alarm di HP semua pakai fasilitas snooze, jadi kalau alarm bunyi, aku akan otomatis ngitung waktu minimal yang dibutuhkan utk mandi dan bikin kopi, sisanya dipake mencet tombol snooze…
Go to hell rencana semalam utk bangun lebih awal.

Aku pernah dengar pepatah “Ayam yang bangun pagi akan mendapatkan kesempatan mematuk cacingnya duluan” (something like that lah…)
Wah, aku sih ga percaya pepatah yg menyesatkan itu; ya kalau jadi ayamnya, kalau jadi cacingnya ?…….mati dong aku!

Hehehe, ora meaning banget ya ?

Friday, November 05, 2004

Pelacur

Ketika aku masih bekerja sebagai arsitek, aku menjadi rekanan sebuah resto fast food yang berpusat di amerika. Di Indonesia, jumlah out-let restonya termasuk yg paling banyak.
Sebenarnya company ini punya in-house architect sendiri. Biasa aku panggil bu Ita.
Tugas bu Ita hanya menangani konsep umum image resto fast-food tsb, sedangkan practical design tetap dilakukan oleh arsitek lain. Selain aku, ada 2 arsitek lain yg dijadiin langganan.

Selain berhubungan dengan bu Ita, kami (aku dan 2 arsitek lain) juga harus berhubungan dengan divisi kitchen dan divisi operational.
Berbeda dgn bu Ita yg berpikir design resto harus fancy dan super kreatif, dua divisi ini lebih mengutamakan aspek maintenance, function dan durability. Hal-hal yang sangat dinista oleh bu Ita.
(setelah baca blog Shy, aku tiba2 jadi suka ngomong ‘nista’…)

Bukan karena mau menjilat dua divisi itu utk merebut jatah proyek, dasarnya emang desain aku berkarakter simple, clean dan functional, sehingga sering kali kesannya (aku dan 2 arsitek lain) lebih mengakomodasi keinginan mereka.

Pernah suatu kali, waktu habis presentasi, kami bertemu bu Ita di lift-lobby. Rupanya dia masih gregetan dengan desain-desain kami, sampai dia bilang, “kok mau-maunya jadi pelacur..”
Bukan sekali itu dia ngomong kayak gitu.

OK, lepas dari soal desain arsitektural, aku memang selalu berpikir; pelacur itu bukan hanya seseorang yg buka baju, terlentang, do his/her job, trus terima duit.
Pelacur adalah orang yg dalam berpikir atau melakukan sesuatu menafikan norma, iman, serta nuraninya demi memperoleh (imbalan) sesuatu.
Artinya bisa saja seorang arsitek pantas disebut pelacur karena menafikan kaidah-kaidah arsitektur demi mengejar proyek daan mendapatkan design-fee.
Sebaliknya seorang perempuan yg menjual tubuhnya tanpa merasa bersalah, bisa disetarakan dengan seorang artis yang menghibur penonton, atau bahkan seorang dokter yang menyembuhkan pasiennya.

Sebut saja Pak Jun, aku kenal dia waktu kerja sebagai sales pabrik elektronik merk kelas dunia. Dia selalu memuji brand yang dia bawa, serta membandingkan dengan sebuah merk dari china. (sebut saja merk ticin)
Ironisnya, 2 tahun kemudian dia pindah dari pabrik “kelas dunia” tersebut dan masuk ke pabrik merk china; Ticin.
Giliran sekarang dia muji2 setinggi langit merk Ticin dan bilang kalau merk yg dulu biasa2 aja…
Yang kayak gini gimana coba….

Anyway,
Aku pernah nonton sebuah film, judulnya sudah lupa, tapi pemainnya Sigourney Weafer. Film ini tentang seorang lawyer yang sdh established, kaya dan terpandang. Tapi kalau malam hari menjajakan tubuhnya hanya sebagai keisengan, tanpa harus bergumul dengan batinnya.

Jadiiii….. seandainya aku terinspirasi film diatas, dan tidak merasa bersalah (dan nista!!) untuk mengiyakan ajakan ml setiap kali chatting (bila perlu minta duit)…berarti aku bukan pelacur khan ?

Tapi, ehmm….. masalahnya : kira-kira ada yang mau sama aku gak ya ?
HUH! Nista banget!!!