Pages

Tuesday, August 31, 2010

Lubang Hitam

Dulu di SMA diajarin bahwa lubang hitam adalah pengkerutan ekstrim massa berukuran besar di luar angkasa sana, menjadi sebuah massa yang sangat kecil.

Beda dengan pengkerutan jeruk yang cuma jadi kisut, pengkerutan ini menghasilkan gravitasi yang sangat besar, secara massa awalnya juga gede banget.
Akibatnya semua materi yang berada di dekatnya akan mengalami ‘sedotan maut’ lubang hitam, melewati worm hole untuk dimuntahkan di ujungnya (*namanya apa ya? Mosok lubang putih?)

Intinya, kalau sudah kesedot lubang hitam ini, semua materi –termasuk gelombang dan cahaya- akan ditekan, dimampatkan untuk melewati lubang hitam ini, trus dipancarkan kembali diujung satunya ke ruang baru.

Kira-kira gitulah! Sedang males nyari di internet. Hehe..

Barusan Agil sms, ‘sudah tidur mas?’

Hayah! Baru jam 10 malam gak mungkin aku sudah tidur tho.
Apalagi ini tanggal 30, artinya besok tanggal 31, artinya lagi: aku kudu menyiapkan gajian. Hebohnya lagi gajian bulan ini ditambah THR.

Rasanya kayak disedot masuk lubang hitam! Huhuhu….

Banyak orang berpikir jadi pengusaha itu enak.
Aku bilang: coba saja! Kalau sudah menjalani, aku mau bilang: RASAIN!!

Paling mumet kalau sudah menjelang gajian. Masalahnya mulai dari ketersediaan duit karena cash-flow meleset atau tagihan belum masuk, ketersediaan data (*pada males banget bikin laporan kerja!), ngitung gaji, ambil duit ke bank, ngitung duitnya……

Kalau hanya 3-4 orang sih bisa dikerjain sambil nonton ‘Penghuni Terakhir’.
Tapi kalau sudah puluhan, dengan unit usaha yang beda-beda, dengan koefisien yang kompleks: ngelu!

Salah satu kebahagian pengusaha adalah ketika bisa bayar gajian tiap bulan tepat waktu, bisa naikin gaji, bisa ngasih THR banyak….
Itu yang selalu jadi pokok doa aku tiap pagi sebelum gawe: warung-warung ini bisa menjadi saluran berkat bagi teman-teman kerja.
Aku selalu percaya Tuhan yang akan menyediakan duitnya. Entah dari mana.
Aku sengaja ngerjain urusan gaji sendiri, agar dapat “menyentuh’ teman2 kerja secara personal.

Syukur pada Tuhan, selama ini aku bisa bayar gaji tepat waktu. Termasuk untuk bulan Agustus ini. Ditambah total THRnya yang lebih besar dari total gajian.

-----

Seminggu ini “meriang” nyari kucing persia pengganti Lulu.
Sudah muterin petshop, browsing di kaskus, telpon2 cattery di Ygya dan Solo…belum ada yang suka. Aku maunya betina, medium, warna red tabby atau bicolor batman, usia 6-8 bulan.
Di yogya ada yg bagus. Tapi alamak mintanya 7 juta! Aku sudah tanya, katanya bayar pake duit semua, gak boleh pake daun. Haha…

Sempat tanya sama Yuda. Kucingnya pasti bagus-bagus (*di bandung tuh orang dan kucing kok bisa keren2) tapi rada males mikir delivery-nya. Lagian kucingnya pasti gak beda jauh dengan Yuda: selebritis, biayanya mahal! Huhuhuhu….

2 hari yang lalu, nemu yang rada lumayan di Solo: betina, grey tabby, usia 6 bulan tapi belum vaksin dan mata kiri luka habis berantem. Pemiliknya: mbak Anik (punya kucing banyak banget: ada 30an!) Janji mau nge-vaksin dulu itu kucing.

Dikasih nama apa ya? Partinah kayaknya bagus. hahaha

Beberapa hari ini juga terjebak kayak Christin yang ‘gali lobang tutup lubang’ waktu tidur. Sehari ini sudah minum 3 cangkir kopi, trus ini ditemani 1 teko teh panas. huuaaahemmm (*menguap tapi gak bisa tidur)

Friday, August 27, 2010

Kennedy Syndrome

Dulu ketika masih menjadi penatua, beberapa kali mendapat tugas mengunjungi anggota jemaat gereja kami yang gak bisa kemana-mana. Termasuk pergi ke gereja.
Ada yang karena terlalu renta, stroke, cacat tulang belakang, dll. Malah ada yang hanya bisa merem melek tanpa bisa berkomunikasi, nyaris vegetatif.

Rasanya depressing banget liat orang-orang yang gak bisa apa-apa seperti itu.
Aku pernah nulis pengalaman tersebut di sini.

Disatu sisi membuat aku mensyukuri ke-well being-an yang aku miliki. Tapi disisi lain menjadi mimpi buruk: piye jal kalau sampai kayak gitu…

Kekuatiran ini bukan karena mengkhayal, tapi juga karena latar belakang penyakit genetis di keluarga.
Tidak banyak orang, bahkan dokter syaraf yang mengenal istilah ‘Kennedy Syndrome’. Di internet pun informasinya sangat minim. Aku mengetahui nama kelainan syaraf langka ini dari sepupu yang didiagnose penyakit tersebut oleh seorang dokter di Australia.

Gak tahu kenapa dinamai ‘Kennedy Syndrome’. Yang jelas ini adalah penyakit syaraf yang diturunkan melalui garis ibu ke anak laki-laki. Penyakit ini menyerang syaraf kaki pada usia 30an. Semua paman dari pihak ibu serta sepupu cowok yang ibunya sekandung ibu terkena penyakit ini.
Menginjak usia 30-an kaki jadi lemah. Kehilangan tenaga. Semakin lama semakin parah; gak bisa naik tangga, gampang jatuh bahkan hanya karena menginjak kerikil kecil. Puncaknya adalah kelumpuhan kaki.

Syukur pada Tuhan, hingga saat ini aku tidak mengalami itu. Saat kelas 3 SMA, pernah mengalami gejala yang mirip: kaki mudah sekali lelah, bahkan berdiri mandi saja rasanya cuapeee luar biasa. Juga gak bisa lari. Untungnya gejala itu hanya berlangsung sebulanan. Setelah itu pulih kembali.

Kondisi-kondisi diatas menjadi semacam ‘trauma’ yang kemudian membuat aku mengeksploitasi diri: mumpung masih bisa jalan, berlari, angkat-angkat barang, mumpung masih bisa mikir macem-macem, masih bisa ngomong, masih bisa apa saja, mumpung masih ini, mumpung masih itu……

Gawean utama aku adalah ngurus warung-warung keluarga.
Jaga warung 12 jam sehari, 7 hari seminggu. 365 hari setahun. Dari Senin sampai Senin.

Tapi begitu saja masih bisa baca buku (sebelum tidur or pas warung sepi), nonton indovision (malam minggu only atau kalau gak bisa tidur), nulis di blog (kapanpun pengen), belajar bikin laman (sambil jaga warung) Rasanya masih punya semangat dan tenaga untuk bikin ‘mainan’ lain.

So, aku rintis beberapa warung lagi: Servis24 (reparasi elektronik), MicaWork (handicraft), Tukangku (jasa instalasi&perawatan), dan yang paling baru : BantaLia (soft furniture).

Syukur pada Tuhan, usaha-usaha itu berjalan baik dan sehat. Konsekuensinya nambahin kegiatan dan tentu saja pikiran. Karena pasti saja ada masalah yang muncul dan kudu diselesaikan. Setidaknya mikir langkah warung-warung ini kedepannya.

Hari ini badan pegel buuuwaanget. Semalam habis nutup warung, makan sebentar, trus langsung motongin 2 gulung kain untuk bikin bantal sampai jam 1 pagi.

2 gulung = 100 yard = 90 meter lebih. Haha…mabok tenan!

Tapi gawean-gawean ini memberi kenikmatan ego dan kepuasan psikologis yang bikin ketagihan. ibarat heroin.

Rasanya masih belum puas, sekarang sedang ngisik-isik bantalCinta.com (soft furniture ukuran jumbo yang rencananya dijual online) dan be One (personalized plush : dapat ide pas jalan ke bangkok kemarin)

T-One(somewhere, someday, somehow kudu bisa buka lagi)

Kalau suatu saat ternyata aku gak bisa menghindari ‘Kennedy Syndrome’; trus di usia tertentu akhirnya lumpuh, setidaknya aku sudah puas bisa ‘berlari’ selama ini.


so, please jangan pernah bilang : istirahat dulu.
Mungkin saja tidak banyak waktu tersisa. tho?

Thursday, August 26, 2010

Laman Servis24

Diantara gawean yang akhir-akhir ini bikin cape luar biasa serta dis-sosial super parah, ada saja hal-hal yang bikin semangat hidup tetap maksimal.
Salah satunya adalah selesainya ngerjain sendiri laman Servis24: mulai dari nyari hosting, beli domain, belajar ngoprek theme wordpress, input data, index google, google webmaster, dstnya…

Hasilnya belum secanggih laman AirAsia, tapi lumayanlah (*menurut aku)! Hehehe…

Sebelumnya aku sempat tanya bebeberapa web-designer biaya bikin laman kayak gini.
Ternyata mahal bukan main! Paling murah 5 juta! Ada sih yang 2 jutaan tapi liat portofolio-nya gak menarik.
So nekad belajar sendiri bikin laman. Mengorbankan waktu tidur yang makin sedikit. Dan seneng banget bisa selesai. Hore!!



Ternyata bikin laman itu sangat menantang otak dan bikin ketagihan. Kayak ngerjain teka-teki. Hasilnya: aku sudah beli 2 domain lagi. Kali ini tantangannya lebih berat: bikin laman penjualan online. waw!!

Alamat gak tidur 2 minggu!

Tuesday, August 17, 2010

Jiwaku pun tenang.

Aku terbangun.
Pagi masih gelap. Hening terdengar.

Mendengar suara adzan subuh dari Mesjid Agung dekat rumah,
Jiwaku pun tenang.

Beberapa jam kemudian, lagi aku terbangun.
Langit sudah terang. Suara kendaraan mulai terdengar.

Mendengar dentang lonceng Gereja dekat rumah,
Jiwaku pun tenang.

Sehari sudah bekerja, sudah saatnya tidur.
Malam mulai diam. Sesekali kayuh sepeda terdengar.

Mendengar ketuk berirama penderas doa di Klenteng dekat rumah,
Jiwaku pun tenang.

*Minggu, 15 Agustus 2010