Pages

Thursday, June 28, 2007

Ciaaaaa...tt!!!

Ujug-ujug pengen baca buku2 cer-sil karya Kho Ping Hoo (KPH) lagi.

Gara-garanya 2 malam yang lalu beli dvd Curse of The Golden Flower. Sebuah film karya Zhang Yimou.
Plot ceritanya sederhana, agak mirip Othelo nya Shakespeare. Tapi sinematografinya KEREN BANGET!!!
Film ini menunjukkan kekayaan dan kemegahan budaya serta kekompleksan sistem kerajaan China.
Salah satunya terlihat ketika terjadi perang kolosal ala “Lord Of The Ring” yang dimenangkan sang kaisar. Segera saja tumpukan mayat dibersihkan, bunga2 chrysantemum digelar lagi…dan festival dilanjutkan! Seolah tidak terjadi sesuatu peristiwa penting.

Wardrobe para pemain rada terlalu komtemporer, namun masih mencerminkan ke flamboyanan dinasty Tang. Dinasti ini memang dikenal sangat artistik dan menjunjung keindahan. (termasuk payudara yang ndlewer disepanjang film)
Diantara para pemeran, cuma akting Gong Li yang keren, lainnya (termasuk Chow Yun Fat) biasa2 saja, apalagi Jay Chou yang jadi pangeran Jai…huh!


Trus kemarin malam beli dvd lagi (bajakan for sure) : House of Flying Daggers.
Karya sutradara yang sama.
Pada awalnya cerita berkisar masalah politik di masa2 akhir dinasti Tang (again!), namun trus semakin kental kearah kisah roman segitiga. Another love-tragedy story.
Settingnya kalah jauh dibanding Curse of The Golden Flower, namun tragedinya lebih dramatis.

Film terakhir inilah yang mengilik keinginan baca cersil lagi.

Jaman ‘doyan’ cersil terjadi pas masih SMP hingga kelas 1 SMA di Yogya.
Setiap sore ke persewaan buku di batas kota – Jl Solo di Yogya. (sekarang sudah ga ada)
Ga sampai maniak sih (i.e. lupa makan/mandi) tapi lumayan ngabisin waktu.

Instead of Kho Ping Hoo (KPH) sebenarnya lebih suka Gan KL; ceritanya lebih straigh-forward. Gak terlalu banyak diselingi petuah2 kayak di cersil KPH.
Secara ga terlalu maniak (it is a loooonnnng time ago also), jadi aku sudah lupa judul2 utama dan cerita2nya.
Dulu waktu bacapun, aku ga pernah ngapalin nama2 orang dan jurus yang panjang2 banget pake bahasa china hokian.
Beberapa istilah yang diingat : kiam (pedang), kaypang (perguruan kungfu yang anggotanya pengemis), piaw, kati, kang aw, lo cianpwe…apalagi ya..
oh ya juga Bukek Siansu dan Jay Hoa Coat.

Bukek Siansu = nama tokoh utama. Kalau Jay Hoa Coat artinya : “penjahat pemetik bunga” alias penjahat yang juga suka memperkosa korbannya yg perempuan.

Hehe…ga tahu kenapa paling nyantel jay hoa coat . Mungkin karena terdengar ‘lucu’. Yang pasti bukan karena mengidolakan jay hoa coat.

Begitu ada waktu luang, pengen cari persewaan buku cersil.
Zhang Yimou, sutradara 2 film diatas masih punya karya lain yg pengen aku tonton malam ini : Hero.

Monday, June 18, 2007

kental dan berbusa

Sebenarnya paling ga suka makan bubur.
Menurut aku, yang disebut ‘makanan’ musti kudu bisa dikunyah, sementara kalau bubur rasanya gimanaaaaa gitu. Hyyyyek!

Tapi beberapa hari ini setelah tragedi operasi geraham, terpaksa nyerah: makan bubur.
Sehari 3 kali Mama mengirim bubur ayam dalam tupperware.
Enak sih…lagipula lapar :p

2 hari pertama aku lupa balikin wadah tuperware, so aku cuci saja ke kamar mandi di tempat kerja.
Masalahnya : Ga ada sabun cuci atau sabun colek.

Satu2nya barang yang mirip sabun cuci adalah shampoo “lifeboy”
Aku pikir ‘ga apa2 lah, toh mirip sabun cuci : kental dan berbusa’



Ternyata !!!
Sehabis dicuci ga tuperware ga bisa kesat : bunyi : ‘..nyiiittt!!” (kayak iklan di teve itu loh)
Dan baunya!!!! alamak! Bau bubur ayam + shampoo lifeboy : HUEKKK!!
Sumpah!! ga karuan!

Pesan moral :
tidak semua yang kental dan berbusa bisa untuk mencuci
Hyekkkkk!

so, don't try this at home!!!


gambar di pinjam dari sini

Sunday, June 17, 2007

pake tangan kanan atau kiri ?

(sebuah simpati bagi mereka yang teraniaya karena ‘agama’)



Pertama kali baca judul kasus Lina Joy, aku pikir ini adalah kasus “Joy” Tobing : pemenang indonesian idol pertama yg ribut dengan institusi penyelenggara I.Idol.

Ternyata Kasus Lina Joy adalah kasus pindah agama yang memancing polemik heboh di Malaysia dan bahkan negara lain. Even ‘Lina Joy’ sempat menjadi keyword favorit di www.yahoo.com

Ringkasnya: si Lina Joy ini pindah agama dan ingin mengubah status agama di KTPnya.
Tidak cukup pindah tempat ibadah + bikin KTP baru. Di Malaysia itu berarti kudu melalui pengadilan.
Setelah menempuh beberapa tingkat persidangan, polemik di media massa dan akhirnya votting; pengadilan negara akhirnya memutuskan : Lina Joy boleh pindah agama, tapi KTP tetap tercantum agama yang lama.
Di Malaysia (dan mungkin beberapa negara lain) agama seorang sudah ditentukan oleh Negara.

Menyedihkan sekali kalau agama dimanfaatkan sebagai ‘pakaian seragam’ yang kudu dikenakan untuk melegitimasi Kemanusiaan seseorang.

Ditengah-tengah komunitas yang secara formal memiliki kapasitas intelektual, sosio-budaya, dan perangkat pikir yang (seharusnya) bijak, memang masih saja ditemukan paradigma diskriminastif laten yang menggelikan dan sooooo naif.

Yang mengkatagorikan sesuatu dalam pola :

Kalau tidak benar, pasti salah,
Kalau tidak hitam, pasti putih
Kalau tidak laki, pasti perempuan,
Kalau tidak kotor, pasti bersih

Padahal confirmed! kebenaran absolut hanya Tuhan
Padahal confirmed! Sudah ditemukan TV berwarna.
Padahal confirmed! banci saja jenisnya banyak: Taman Lawang, Tessi, Aming, tetangga sebelah
Padahal confirmed! siapa yang berani menjamin bor dr gigi kemarin sudah steril..

Masih saja ada yang menilai agama lain selain agamanya, niscaya suatu kesesatan.

Di Jawa, jauh lebih gampang mendirikan diskotik daripada bangun gereja. Sebaliknya di Menado, jauh lebih gampang mendirikan tempat bilyar remang2 daripada bangun mushola.
Dinegara-negara tertentu pindah agama artinya minta suaka ke negara lain.
Ada teman gampang banget diajak dugem, tapi lebih suka kebelet berat daripada numpang kencing di gereja sebelah.

Mustinya Iman (agama) adalah hubungan paling pribadi antara Tuhan dan seorang manusia.
Mustinya ‘cinta’ antara Tuhan dan seseorang manusia jauh lebih dalam dan tinggi dibanding cinta Juliet & Romeo, kesetiaan Sinta kepada Rama, apalagi janji2 romansa gombal artis2 infotainment.

Mustinya agama seseorang hanya menjadi urusan orang itu sendiri, seperti apakah dia cebok pakai tangan kanan atau kiri.
Sama sekali bukan urusan orang lain.
Mustinya Kemanusiaan seseorang tidak dinilai karena dia Budha, Islam, Kejawen, Kristen, Hindu, Agnosis, Klenik, Atheis, bahkan anti-Kris sekalipun.
Mustinya Tuhan yang memiliki kepantasan menilai Kemanusiaan seseorang; bukan ayah, presiden, negara, rohaniawan, apalagi sekumpulan massa yang digerakkan kepentingan politis.

Mencantumkan preferensi agama seseorang juga sama ga pentingnya mencantumkan preferensi di KTP : cebok pakai tangan kiri atau kanan.
Ga penting!!!

Siti Nurbaya adalah cerita masa lalu
Mustinya kebodohan-kebodohan berke-Tuhan-an juga menjadi cerita masa lalu.

Sigh!!

Friday, June 15, 2007

Pras ke dokter gigi

Jumat yang lalu terpaksa ke dokter gigi.

Dokter bilang 2 gigi harus di cabut : geraham bungsu yang tumbuh sungsang + tetangganya yg udah pecah terdesak si bungsu.
2 gigi ini saling mengait, sehingga ga bisa dicabut biasa, kudu dioperasi.
Secara udah seminggu ini minum bodrex terus untuk menghilangkan rasa sakit, aku nyerah janjiin hari selasa berikutnya untuk eksekusinya.

Selasa siang sempat telpon bagian pendaftaran:

suster, saya Pras nanti malam dijadwalkan jam 9 untuk operasi geraham. Biayanya berapa?

biasanya sih seratus ribu satu gigi

(kok murah banget…9 tahun yg lalu saja cabut gigi di RS Pondok Indah Jkt 150 rb-an…..jangan2 ga pake obat bius, trus nyabutnya pake kunci inggris…wakzz!!)
..Ehm… ini nanti operasi loh sus! Biayanya sama ya ?

kalau operasi 700 ribu per gigi pak.

Oh gitu..

20 menit kemudian, si suster telpun lagi

Pak Pras, ternyata untuk operasi gigi bapak, biayanya 1,5 juta per gigi, jadi kalau 2 gigi 3 juta!!

NYUUUUTTT!! Kok larang bangeeeet !!

Jam 9 dheng aku sampai ke tempat dokter gigi dan langsung di suruh masuk dan duduk di kursi jahanam (kursi praktek dr. gigi yang persis mesin pembunuh abad 12)
Langsung dipasangin celemek di dada dan disuruh menunggu.
Sementara aku semakin tegang + senewen, si dokter asyik ngerjain pasien lain, si suster mondar-mandir menumpuk berbagai macam tang, catut, jarum suntik, alat congkel, dll di meja depan aku.
Aku sampai kebelet tanya sama dokter : ini mo operasi geraham atau mutilasi ????


Sesudah ½ jam diteror dengan kengerian tak terperikan, dokter siap2 menjalankan tugasnya.

Dokter bilang : Tenang saja, ga usah tegang, ga sakit kok…..

Ga tahunya suntikan pertama saja udah bikin aku menggelinjang (oops!)

Sakiiit!!!!

Jadi ngeri dengan suntikan kedua, karena dokter bilang kudu disuntik 2 kali, yang pertama ga sakit, yang kedua ‘clekit’ sedikit.


WHAAA!!!!!!

Setelah meminta waktu 1 menit untuk menenangkan diri, aku pasrah buka mulut untuk suntikan kedua.
Ternyata malah ga terlalu terasa, mungkin disebabkan suntikan anestesi pertama sudah beraksi.

Selanjutnya, pokok-e aku merem waeeeee! Pasrah terserah mo dimutilasi jadi berapa potong….
Sakit sih ga, tapi ngerinya itu!!! Meskipun sudah dianestesi, tapi khan terasa dokter masukin tang, catut, gerinda, pahat, (kayaknya gergaji juga dimasukin!)…nyaris cuma stoomwals yang gak dimasukin mulut.
Juga rasa + bau anyir darah yang sempat muncrat sampai dagu.

Dokternya (perempuan) ternyata hebat, kuat banget nyabutnya. Ga terasa tahu2 udah selesai, tinggal ngerasaain dokter masukin benang dan sibuk njahit luka.
untung aku udah pesen ga usah pake bordiran. Hehehe…
(jadi inget tukang bordir langganan yang kemayu banget)

Ternyata biayanya 1,5 juta udah untuk 2 gigi.
Lumayan bisa hemat.

Sampai rumah, pipi langsung aku kompres pakai es batu dan minum obat yang dikasih dokter : Analsik. Obat ini untuk menghilangkan rasa sakit dan mengandung valium.
Langsung tertidur sampai rabu siang.

Dokternya pinter euy! Paska operasi aku ga kesakitan, ga bengkak, dan rasanya oke2 saja sampai sekarang.
Jadi malu kemarin bisa sampai paranoid gitu.

Sekarang tinggal mikir gigi palsunya…
Kata dokter, inplant gigi butuh 5-10 juta

Dueng!
gambar diambil dari sini