Pages

Friday, May 29, 2009

T-One

Merintis suatu usaha di Gresik? Uadoh rek! Mimpi aja males!

Tapi aku pernah bersama seseorang bermimpi merintis sebuah entitas usaha yang menjadi sarana kebersamaan yang enjoyable, menguntungkan, juga bermanfaat bagi orang banyak.

Demi mimpi itu, kami merintis T-One Gift Store awal Februari 2009.
Aku sendiri merintis T-One hanya berdasarkan emosi tanpa pertimbangan nalar, apalagi studi kelayakan. Lha wong kota Gresik kayak apa saja ga tahu. Pokoknya nekad! Didid bilang persis orang buta nyabrang jalan tol.

Hanya dalam waktu 6 hari sebuah kios disewa, diperbaiki dan di-set menjadi sebuah gift store. 10 Februari 2009 T-One dibuka, untuk mengejar momentum hari Valentine.

Syukur pada Tuhan penjualan sesuai harapan, dan store ini direspon baik oleh banyak orang. Ah! Rasanya seneng banget!
Tapi kehidupan memang demikian liarnya, sebuah niat baik jika tidak diimbangi dengan logika bisa menjadi kesalahan konyol.
Aku sempat kehilangan semangat dan memutuskan melepas store ini.

Ikhlas!!!


Namun melihat ini beberapa teman mengingatkan aku tentang tanggung jawab investasi yang telah dilakukan, masa depan dan pengelolaan store selanjutnya, juga nasib teman-teman yang terkait dengan usaha ini.

Pahit banget ketika suatu hari aku ke Gresik untuk mengambil lagi T-One. Ridho tahu bagaimana sepanjang jalan balik Solo bagaimana aku hanya diem melihat jendela malam.

..........................

..........................

Setelah 3 minggu, T-One dibuka lagi. Dengan satu sayap.

Tapi aku diberkati dengan hadirnya mbak Rahma yang sangat bisa diandalkan, mandiri dan setia. Meski kadang kepolosannya bikin gemes.

Kamis 28 Mei kemarin ke Gresik. Nge-check penjualan, stok, bayar sewa gudang, dll
Hasil penjualan sangat membuat bungah ati. Ada peningkatan penjualan yang signifikan. Setelah di potong gaji+bonus, listrik, sewa gudang, sewa kios, ongkos kirim, masih ada sisa laba yang bisa untuk bayar tiket promo AirAsia KL-Hanoi PP maret tahun depan :D



Rasanya jadi semangat banget.

Sempat ngobrol2 dengan pemilik lahan di dekat lokasi yang prospektif bagi pengembangan tahun depan: bikin bangunan yang lebih besar untuk diversifikasi T-One : merchandize, cetak foto, print-shop, dll juga mimpi yang dulu : T-Juice. (tadi siang entah ide dari mana Pak Jun malah usul: jual bakmi jawa!...weks! plis deh! Sopo sing masak!)

Tatanan T-One store rada acak-adul. Tapi ga apa-apalah, kalau ada waktu lain kali ke Gresik agak lama untuk lay-out ulang.

Kalau Tuhan sudah mengijinkan T-One lancar sampai sejauh ini, semoga Tuhan juga memberikan semangat, kekuatan serta kesempatan untuk menjaga T-One menjadi besar dan menjadi saluran berkat bagi banyak orang.



Meski kebersamaan kami hanya mimpi,
semoga mimpi dari kebersamaan kami menjadi nyata dan berarti.

TR : Sub-Soc, 28 Mei KA Turangga

Tanggal 28 Mei 2009 kemarin ke Gresik. Berangkatnya naik KA Sancaka, beli tiket go show cuma tinggal kelas bisnis. Untungnya cuaca agak mendung, penumpang juga ga penuh jadi suasana relatif nyaman.

Balik ke Solo hari itu juga naik KA Turangga dari Sta. Semut jam 1745. Sampai Solo jam 2210.
Baru kali ini naik kereta Turangga dan kebetulan mendapat gerbong versi baru.

Jendelanya kecil-kecil


suasana interiornya. tempat bagasi ada tutupnya kayak di pesawat


ada lampu baca individual, dan stop kontak untuk nge-charge hape?


teve lcd dan rak bagasi. aman ga ya?


menu makan malam. ....ga kenyang!


ada majalahnya! isinya lumayan mengisi waktu.


toilet barunya. lumayan lah!

Tuesday, May 26, 2009

Edwan

Terjadi beberapa hari yang lalu.

Aku sendirian di warung, masih keringatan habis ngangkutin kipas angin satu pickup ke gudang lantai atas.

Masih ngatur antrian nafas.

Uhf… Uhfff….

Tiba-tiba masuk satu laki-laki yg tidak muda lagi, penampilan kumuh, sendal jepit lusuh, topi baseball tua, membawa tas cangklong hitam. Tersenyum.

mas Pau..masih ingat saya khan!.. ngajak salaman dan langsung memeluk aku.

Gubrak!

Melihat aku refleks mundur selangkah dia tanya lagi, masih ingat saya mas Pau?

Aku hanya tersenyum dan menggeleng.

Saya Edwan, tetangga dulu di Dawung. Ingat? Ini Edwaa…n! Ingat khan!!
(*yay! sinetron banget!)

Oh Iya! Seru saya.

Mas Edwan. Apa kabar mas? Lama ga ketemu ya. Kata saya lagi sambil meraih kursi mempersilahkan dia duduk.

Setelah dia menyebut nama, aku jadi ingat. Yups! : Edwan! , tetangga persis sebelah rumah dulu ketika aku masih SD-SMP dan tinggal di Dawung, Solo selatan.
Mukanya memang mengingatkan Edwan yang aku kenal dulu.

Edwan 2-3 tahun lebih tua dari aku, punya satu adik cowo namanya Edwin.
Mereka tinggal bersama bapak ibunya. Sebuah keluarga yang priyayi banget: halus, sopan, sederhana dan teratur. Beda dengan aku dan teman2 lain di kampung itu; Edwan dan Edwin sangat kalem. Penampilan sehari2 mereka sederhana, bersih dan rapi.
Yang aku ingat dari ibu mereka adalah: seorang ibu selalu berjarit batik dan kebaya katun putih.

Sementara kalau siang aku dan teman2 lain ciblon (berenang) di sungai penuh tokai, manjat2 pohon kayak monyet, dikejar2 satpam kebon tebu…..si Edwan dan adiknya dipastikan sedang tidur siang.
Sore hari sekitar maghrib, beberapa kali aku dan teman2 kampung ditegur ortu Edwan karena ngakak2 dan teriak2 ga jelas; karena mengganggu Si Edwan dan adiknya yang sedang belajar.

Mangkanya aku rada kaget ketika melihat penampilan Edwan yang bercerita tentang pekerjaannya saat ini : timbang badan keliling dan istrinya yang sedang sakit.
Sebelumnya dia bekerja jadi kondektur bis, namun akhirnya malah kehabisan banyak duit untuk nombokin setoran.

Tiba2 dia menggeser tempat duduknya kesebelah saya dan merebahkan badan ke pangkuan aku.

Haduh! Opo kie!

Dia nangis dan berkata, sebenarnya saya malu, tapi saya memberanikan diri kesini untuk bertemu mas pau……
dstnya…dstnya…

Aku tegakkan badannya (*risih! Ada cowok rebahan di pangkuan aku!), memberikan penghiburan dan menepuk2 pundaknya.

Tapi setelah aku melakuan hal2 lain yang “perlu dan sepantasnya”, dia malah merangkulkan tangan kanannya di pundak saya. Nangis lagi…

Saya terharu mas Pau masih mau ingat dan menolong saya…huwaaa..!!!
(*loh kok malah nangis tambah kenceng!)

Masuk 2 org sales Comtech yang langsung bengong liat kami berdua.

Gak lama, masuk 2 orang lain lagi yang juga kaget, tapi trus pura2 cuek.

Aku jadi malu! Ketahuan sedang di rangkul cowo. Sambil nangis lagi! Yay!

Aku langsung berdiri, dan berkata,

Mas, silahkan kalau masih pengen disini, tapi saya menemui tamu dulu ya.

Dia ga mau melepas rangkulannya, masih nangis tersedu-sedu, dan malah jongkok memeluk kaki aku…WADOH!!!

matur nuwun mas, matur nuwun, cuma Tuhan yang bisa membalas, saya doakan mas cepat mendapat jodoh…

Membuat aku salah tingkah kebingungan:

JODOH? What? Siapa yang mau nyari jodoh!!

Seharusnya ngedoain aku bisa backpacking ke kawasan mediterania, eropa dan afrika selatan selama setahun, atau apa kek! Hihihi..

Malam sebelum tidur aku berdoa bersyukur pada Tuhan untuk hidup yang sudah diberikan.

Tapi habis itu aku mikir : betapa hidup berjalan dengan liarnya. Seringkali apa yang ada saat ini tidak pernah terbayangkan pada masa lalu.

Trus kira2..Tuhan ngasih aku kesempatan hidup berapa lama ya?
Kalaupun cukup panjang; apa yang akan terjadi 1 tahun lagi? 5 tahun lagi? 20 tahun lagi? 100 tahun lagi?

waw!!!