Pages

Tuesday, October 27, 2015

MicaWork Go BIG+BIH Thailand

Sudah lama pengen ke Bangkok International Gift Fair &Bangkok International Housewares Fair (BIG+BIH); pameran produk kreatif ternama di Bangkok.
Konon pameran ini yang menjadi inspirasi dan acuan pameran Inacraft di Indonesia.

Jadi pas kemarin MicaWork lolos kurasi Kementerian Koperasi trus diajak kesana rasanya surpraizzz banget. 
Tapi grogi juga, lha wong menurutku Bangkok itu khan Bandung-nya dunia; Kiblatnya kreatifitas.  Tiap kali ke Bangkok selalu dibuat nganga dengan craft dan  desain produk unik dan kreatif disana. 
Aku mikir: apa ya produk MicaWork sudah pantas mewakili Indonesia.
Apalagi ini event International, bukan kelas bazar umum atau event KBRI.


Waktu persiapan mepet, karena habis pameran Crafina juga.
Aku tentukan thema pameran ini "travelling", jadi hanya bawa bantal leher, sampul paspor, sleepmask, topi, totebag, semacam itulah.

Berangkat tanggal 18 Oktober dari Jakarta naik flight pertama AirAsia jam 06.55.
Sendirian. 
Mama ga mau ikut, Wik dan Nyo juga sedang banyak gawean.

Sepanjang jalan aku terus berdoa semoga ga nemu masalah dengan bea cukai di Dong Muang.
Intinya begini : tiap kita membawa barang masuk ke negara lain (bukan utk dipakai pribadi), meskipun hanya satu buah barang, prinsipnya itu adalah ekspor. Jadi harus memenuhi prosedur ekspor umum. Apalagi jika ini berkaitan dengan pameran, dll.

Meskipun sudah dilengkapi dokumen2 : packing list, keterangan bea cukai Indonesia, pengantar dari kementerian koperasi, jaminan dari KBRI setempat, dll; konon kadang2 saja nemu masalah di bea cukai negara tujuan.
Masalahnya adalah: mustinya barang-barang tersebut  hanya untukk pameran, tidak boleh dijual. Harus dibawa balik ke negara asal.
Tapi prakteknya selalu dijual, sehingga seharusnya ada bea masuk, dll.
Apalagi jika ada barang-barang yg termasuk dalam daftar LarTas (larangan terbatas) ekspor-impor.

Terakhir MicaWork pameran di KL juga sempat ditahan oleh bea cukai. Saat itu yg ditahan rombongan dari Indonesia. Ada anggota rombongan kami yg bawa kain batik. Padahal itu dilarang masuk Malaysia.

Untung ada ibu Dewi dari asosiasi yg bisa "ngobrol" dengan org bea cukai, sehingga akhirnya kami dilepas. Fiuuhh! Bikin senewen banget. Rasanya udah kayak jadi penyelundup obat terlarang.


Karena kuatir masalah bea cukai itulah, kali ini hanya bawa 3 koper barang. Agar ga terlalu menyolok.
Sampai Dong Muang jam 10.10.
Pas ambil bagasi jantung dagdigdug ga karuan. 
Aku berharap bisa keluar bareng rombongan orang lain, agar petugas gak fokus liat oom-oom bawa 3 koper gendut, dan 2 ransel chubby.

Lha kok gak ada!!!

Kebanyakan perorangan atau pasangan dengan bawaan seuprit.

Mau gak mau kudu keluar khan; mosok mau balik Indonesia lagi.

Aku jalan keluar lewat green-lane. Trolley aku cengkeram kuat-kuat.
Dibalik dinding yang membatasi area pengambilan bagasi dan custom:

CILUK BA!

Ga ada petugas sama sekali! Mesin x-ray dimatikan dan suasana lengang.

Segera aku keluar.

Doooh lega PUOLLL!!
Haha...

Dari Dong Muang, naik taksi ke lokasi venue : BITEC didaerah Bangna, utk display booth. 
Naik taksi + toll habis THB 400.
Sampai di lokasi sdh ada beberapa org dari Indonesia peserta pameran.
Setelah kenalan, topik pembicaraan adalah : pengalaman menembus bea cukai. Haha.

Sekitar jam 3 sore, ada Prim: org Thailand yang jadi liaison dari KBRI, lari-lari nyariin mb. Yessi dari Kementerian sambil cerita : ada 4 peserta dari Indonesia yang sedang ditahan bea cukai bandara Suvarnabhumi. Dor!
Kami yg tadinya sibuk display stand masing2 langsung geger dan ikut senewen, kembali ngobrol masalah bea cukai.

Dengar-dengar, akhirnya ada staf KBRI yang ke bandara menyelesaikan masalah itu, dan peserta disuruh bayar (kalau ga salah dengar) masing2 THB 4ribu. Dueng!.

Sesuai dugaanku pameran BIG+BIH ini besar dan kuerennnn banget!!
Banyak sekali peserta pameran perorangan muda usia yang menampilkan produk-produk yg bikin nganga. 
Banyak sekali produk yg inovatif. Packing dan konsep brandingnya kelas dunia.
Dsiplaynya juga bikin minder.
Sementara Indonesian Pavillion biasa saja. 
Rasanya  bikin makin ga pede.




Pameran berlangsung 5 hari; dari tanggal 18-23 Oktober.
3 hari pertama khusus utk buyer. Jadi pengunjungnya adalah orang2 dari perusahaan yang akan memesan utk dijual lagi.
Buyer dari seluruh dunia.
Yang mampir ke booth MicaWork banyak juga. Ada yg dari Amerika, Mesir, Singapur, Jepang, Karibia, dll.
Mereka bilang produk MicaWork unik dan minta di berikan penawaran.
Senengnya: mereka bisa mengenali bahwa MicaWork adalah produk handmade.
Ada yg bolak-balik datang ke booth dan tanya-tanya, ada yg sekali datang trus langsung menugaskan agennnya untuk follow up, ada yg juga langsung email dari kantor pusat, menyatakan keseriusan mereka.
Bangga banget bisa bilang: "...this made in Indonesia"


Tinggal sekarang aku bisa atau tidak follow up.
Kirim barang alias ekspor itu khan ga se-sepele kirim  barang via JNE. 
Butuh kelengkapan legalitas, perhitungan harga, disiplin produksi, kreatifitas untuk pengembangan produk, dll.

Bp. Lutfi Rauf : Duta Besar RI untuk Thailand, mampir di booth MicaWork


Bp. Bebep Djundjunan Perutusan Tetap KBRI di Thailand. Promosi buku PLUSH. 
Jadi ingat hutang jalan-jalan ke Bangkok sama mas Fachmy :p


Menurut peserta lain yang sudah pengalaman pameran; respon buyer untuk booh MicaWork pertanda baik.
Karena biasanya buyer tidak akan menjalin kontak bisnis dengan peserta yg baru pameran pertama kali.
Mereka akan menilai keseriusan sebuah perusahaan setelah sebuah brand ikut pameran beberapa kali.


Selama trade show 3 hari ini, pameran hanya sampai jam 6 sore. Peserta juga dilarang jual produknya.
Jadi, suasana relatif sepi. Bagi peserta dan buyer akan lebih nyaman dengan situasi ini karena  gak terganggu keriuhan pengunjung.
Tapi bagi peserta pameran yg terbiasa pameran di Indonesia dan mengharapkan penjualan: bakal stress karena ga ada penjualan.

Ada peserta dari Korea yang kebingungan kenapa pengunjung sangat sedikit. Haha.

Kami hanya boleh menjual di public day, pameran utk umum: di 2 hari terakhir.
Dan memang  dua hari tersebut pengunjung sangat ramai. Bahkan sebelum event dibuka sudah antri di depan pintu masuk.
Pameran buka jam 1000 sampai jam 2100

Respon konsumen untuk produk MicaWork juga sangat baik.
Beda dengan buyer yg ngomong seperlunya, dan menunjukkan apresiasi/minat dengan permintaan follow up setelah pameran; konsumen umum lebih menunjukkan apresiasi melalui pujian, dan pembelian.
Mereka juga bisa mengenali MicaWork produk handmade.
Banyak yang bilang beda dengan produk yg ada di Thailand.

Aku menemukan ada satu booth yg menjual bantal leher, tapi model dan desainnya biasa saja. Ada lagi yg jual bantal leher yg isinya buckwheat, semacam kulit gandum gitu.

Hari kedua public day; sekitar jam 12 siang, bantal leher sudah terjual semua hanya sisa 1 buah.
Beberapa barang lain juga terjual habis.
Jam 4 sore, aku sudah beres-beres.  Dari 3 koper hanya sisa setengah koper


Selama pameran ini, ada beberapa tawaran ikut pameran skala lokal juga.

Rencana hari terakhir pameran ini pindah penginapan ke daerah Siam Square. Jadi paginya sudah check out dari hostel tempat menginap dan ransel aku bawa ke pameran.

Aku kuatir kalau terlalu malam, rebutan taksi dengan pengunjung dan peserta lain padahal kudu bawa 3 koper dan 2 ransel. Gak mungkin naik BTS atau MRT khan.
Jadi sekitar jam 5 sore aku cabut dari pameran dulu.

Rasanya masih percaya-gak percaya dengan kesempatan yang Tuhan berikan : bisa ikut pameran keren di Bangkok dan produk MicaWork diterima pasar. 
Memang kalau Tuhan sudah menyediakan rumahnya, Tuhan juga akan mnyediakan isinya.

Pas pamitan dengan mb. Yessy dan teman-teman kementerian; mereka tanya, “Pak, tahun depan ikut pameran Tokyo Gift, mau gak ?”
Duh! Aku khan jadi trus piyeeeeee.... gitu ! (*njaluk dikeplak)

Hahahahaha...