Pages

Saturday, December 31, 2005

I Will Survive !

Kemarin pas antri di bank BCA, tiba2 muncul Pak Haryono yang ngajak salaman trus tanya, “Pras, nurut kamu bisnis di tahun 2006 dibanding tahun 2005, lebih baik atau buruk?”
Serentak semua antri-wan dan antri-wati langsung bubar barisan dan merubungi kami. hehe..gak ding! Maksa banget! :p

Tahun 2005 termasuk berat, belum masuk 2005 saja bangsa Indonesia sudah digrujug tsunami yang diikuti antek-anteknya : longsor, gempa, kebakaran, sejuta topan badai, dll. Ekonomi negara langsung saja kena vertigo.
Masih ditambah policy2 yang gak populer kayak : kepastian hukum, keberpihakan pada persh modal gede, peraturan tenaga kerja, juga kenaikan BBM membuat dunia bisnis kayak tahu tanpa formalin : benyek!
Jangankan nabung, bisa nutup biaya operasional + bayar gaji karyawan saja sudah oke. Omzet usaha jelas mlorot.

Di tahun 2005, aku juga kehilangan beberapa sahabat, kenalan, karyawan, dan tetangga. Ada yg pindah kelurahan, pindah kota, tapi juga ada yang pindah dunia.

Tapi!
Toh akhirnya tahun 2005 bisa terlewati dengan selamat!

Perjalanan usaha memang bikin kecut hati, tapi ada juga “proyek-2” yang terlaksana dan beberapa perolehan jangka panjang :
- establishment service center ‘SERVIS 24’
- relasi dengan institusi baru : Sanyo, Akira, Waltons, Adira, dll
- pembukaan toko buku [ài]
- ekspansi toko ‘IRAMA EMAS’
- pesta pernikahan Iwan; si bungsu
- kunjungan2 tamu hongkong yg menguras tenaga + kantong
- beberapa perolehan ga penting lainnya.

Di tahun 2005 juga membawa keluarga, sahabat, kenalan, karyawan dan tetangga baru yang mungkin mempengaruhi jalan hidup selanjutnya. Si Kip tentu saja.

JADI !!!…..
Aku gak tahu apakah tahun 2006 lebih baik atau lebih buruk di banding tahun 2005.
Yang aku tahu pasti: selama aku masih mau bersandar pada kehendak Tuhan dan menyerahkan hidup pada Nya, mau ada masalah + badai + rintangan kayak apapun; I WILL SURVIVE!!...... yeah!

Gitu Pak Haryono !! :p

Selamat Tahun Baru. Jangan kuatir, Tuhan sungguh setia!

Monday, December 12, 2005

mikiiiirrrrr.....

aku terus mikir,

kemana ini akan menuju....

apa yang kamu harapkan,
apa yang aku harapkan,
apa yang bisa aku berikan...


uuf!....

Monday, November 28, 2005

Catatan Praktis Bandung 7 Desember

Kip, ini link yang kita perlukan, juga list toko bukunya :p
Kamu bagian cari FO dan distro nya hehehe...

http://www.commonroom.info/tobucil/
http://omuniuum.blogspot.com/
http://www.rumahbuku.info/
http://www.vision.net.id/detail.php?id=4148
http://ultimus.addr.com/index.php
http://www.vision.net.id/detail.php?id=3780


KuBaCa Jl. Suria Sumantri 60AInti Laut FoodCourt Bandung +62-22-7011-2547

Kaseundeuhan Kios Buku Lt.2Pasar CihaurgeulisSuci - Bandung Jl. PHH. Mustafa+62-8132-128-3550

IF Venue Jl. Moh.Ramdan No.9 Bandung +62-22-521-0379

Das Mutterland Jl. Cihampelas 201Bandung - 40131+62-22-203-527

Beur - Read(Art Gallery, Library, and bookstore) Jl. dr. CurieBandung+62-22-426-6584

TB Bamboo Jl. Kayu AgungBuah batu Bandung+62-22-733-4699

Rumah Buku Amaldi Kios Palasari 76 Bandung+62-812-216-8852

Revdem Jl. Surapati No.65 Bandung+62-856-211-6441

Wednesday, November 09, 2005

Bajak Laut or Bajak Mall

Para perompak di laut disebut Bajak Laut (pirate); karena mereka beraksi di tengah lautan. Jelas ga mungkinlah seorang bajak laut bermata satu, berkumis lengkung + bertangan cantolan beraksi di dalam bajaj. hehehe

Para perompak hak cipta (piracy) musik, film dan buku sebenarnya juga kayak bajak laut. Baik produsen maupun konsumennya, karena jelas2 merampas hak royalti.
Tapi karena biasanya “tempat perkara” tidak di tengah laut, tapi di mall atau emperan maka para pelaku piracy (*termasuk aku yang kadang beli CD/DVD bajakan) pantas disebut Bajak Mall atau Bajak Emperan. Hihihi…


Seharian tadi aku jadi Bajak Mall.
Awalnya sih ga ada niatan (*alasan klise penjahat amatir), cuma pengen cari CDnya Carpenter dan Basia. Tapi di Disc Tarra dan beberapa toko ternyata ga jual. Trus coba-coba main mata dengan mbak2 di kios2 yang jual bajakan. Hasilnya :

- CD Michael Learn To Rock – Album Take Me To Your Heart
- CD Michael Learn To Rock - Album18 Love Ballads
- CD Lighthouse Family – Album Greatest Hits
- CD Matt Bianco – Album Another Time Another Place
- CD The Best of Incognito
- DVD Millions by Danny Boyle
Plus beberapa DVD film ga jelas lainnya.

Sebenarnya ada feeling guillty beli bajakan kayak gitu. Bahkan selama muter2 tadi ada rasa was-was dan sempet ngebayangin ditangkep Buser.
Tapi aku anggap saja pelampiasan untuk mengimbangi bad feeling sejak kemarin lusa.
Puncaknya adalah kemarin malam jadi ga bisa tidur, dan ketika jam 02.00-an bisa tertidur, setengah jam kemudian tiba-tiba terbangun dan melek sampai pagi.

Beberapa waktu yang lalu aku punya intuisi buruk terhadap beberapa orang. Aku sungguh berharap itu hanya prasangka. Tapi sedihnya semua mimpi buruk itu menjadi kenyataan.

Dan parahnya pelampiasan beli bajakan segitu juga tidak membuat aku seperti tokoh di komik HC Andersen : jadi hidup bahagia untuk selama-lamanya……..

Selesai jadi Bajak Mall, di kantor log in internet; ada Ika nulis di message FS, "Tetap Semangat ya!…bla…bla..bla….."
Entah Gimana rasanya semangat langsung terdongkrak melampaui IHSG. Hehehe…

Balik soal bajak mall atau bajak emperan, memang sulit dan kompleks banget ngomongin masalah piracy dalam bidang ini. Banyak sekali pihak terkait dan tergantung dalam bisnis ini. Mungkin para produsennya sangat diuntungkan tapi jalur distribusi dan pihak terkait lainnya juga banyak diuntungkan.
Lihat saja para pengecer di emperan, dan konsumennya yang terdiri dari masyarakat kelas bawah yang cukup terhibur dengan goyangan Inul atau CD bajakan Peterpan.
Tiket konser Michael Buble? Hyek! Mana kebeli ?

Seperti reply message aku tadi ke Ika, “Ya Ika, kudu tetap semangat!!, karena matahari akan tetap terbit esok pagi, dan ada Tuhan yang setia menjaga kita”

Besok pagi, sure I will be better: my feeling will be all rite as used to be.
Besok pagi, semoga ada kemajuan dalam hal piracy hak cipta musik, film dan buku.
Besok pagi masih tergoda jadi Bajak Mall lagi ?….wah! yang ini agak susah! Huhuhu…..

Wednesday, October 19, 2005

Pengalaman Kerasukan di Supermarket

Beberapa hari ini depresi banget kalau buka kulkas.
Banyak banget barang ga jelas: ada sayur atau bahan mentah yang mustinya dibuang karena mulai bermutasi, ada juga bahan makanan lain yang kayaknya ga bakal diolah atau dimakan sampai abad mendatang.
Ini gara-gara aku gak nurutin nasehat ortu, akibatnya jadi kerasukan.

Sebenarnya my mom always says, “makan dulu sebelum ke supermarket”
10 hari yang lalu sepulang kerja aku janjian sama mama ke Hypermart untuk beli sabun dan beberapa kebutuhan lain.
Cuma mandi+ganti baju, ga pake makan or minum langsung cabut ke mall.

Dan terwujudlah legenda jahanam itu!
Sesampai di Hypermart aku langsung kerasukan, masukin segala jenis makanan ke dalam kereta dorong.
Bayangin saja ;Macam2 muffin : muffin coklat, blueberry, keju,kismis + bahan adonan muffin
Macam2 jamur : jamur kancing, jamur kuping mentah, jamur ga jelas namanya
Mi instan : sebutin semua merk mi instan!
Macam2 tahu : tahu telur, tahu sumedang, tahu kuning, tahu aci tegal
Kolang kaling, manisan cherry, asinan, ikan kakap mentah, udang kupas, ayam cincang, sosis ayam, bandeng presto, kobis, wortel, apel malang, semangka, blewah, tepung agar-agar ...
eits! kereta dorong sudah penuh!.... (*mikir...)
AMBIL KERETA DORONG LAGI !!!

Lanjut!.......cumi kering, roti tawar, kripik kentang, sirop guava, silverqueen, abon sapi, sambal botol, minyak goreng, susu kotak, kopi starbuck, jahe instan, coca-cola kaleng,
crackers...(*apa lagi ya waktu itu?....)

Untung ketemu teman yang langsung tanya, “Pras, kok borong banyak banget ?”
Mama yang tiba2 muncul dari area elektronik juga bengong liatnya.

Sesampai di rumah, aku langsung makan trus tidur. Barang belanjaan heboh itu diurus sama mama.

Sabun? Malah lupa beli!!

Secara kami serumah cuma berdua, bisa dibayangkan kalau sampai hari ini belanjaan itu ga berkurang banyak.

Pelajaran utk saya : kalau lapar jangan sekali-kali ke supermarket!

Tuesday, October 11, 2005

Semoga Aku Bukan Dukun

Jadi dukun peramal nasib? hyek emoh!!
Gambaran yg timbul adalah simbah jelek brengosan, pake baju hitam nyedot rokok menyan, komat-kamit padahal lupa 2 hari ga sikat gigi.
Trus ngramal nasib sambil megangin jempol kakinya yang jorok banget.
Hyek!!

2 hari ini rasanya bad feeling banget. Rasanya jadi mudah jengkel menghadapi suatu masalah.
Dan yang paling berat dan menyedihkan: timbul prejudice buruk pada seorang teman. Kayaknya dia sudah melakukan kebohongan publik, mosok dia bilang Rhoma Irama joged ngebor. Ga mungkin banget!

Mungkin aku sedang sensitif gara-gara panen pekerjaan. Tapi selama ini intuisi dan feeling aku jarang meleset.
Serangkaian hal-hal sepele yang sepintas tidak berkaitan, oleh sel-sel kelabu di otak aku dan Hercule Poirot bisa jadi fakta sejernih kristal. Huehehe..

Malam ini rasanya sedih banget.
Semoga saja aku bukan dukun. Semoga saja intuisi kali ini cuma gara-gara kebanyakan makan permen.

Capek nih.

Saturday, October 01, 2005

1 Oktober 2005

Hari ini, 1 Oktober 2005 :

Hari Kesaktian Pancasila
Harga BBM mencolot!
Pak Handoyo nawarin space 800 m2 untuk pameran. Weks!
Bali di bom lagi!
Angkutan umum mogok, toko jadi sepi
Ada penundaan delivery ke Boyolali
Lupa menghadiri acara Sekolah Minggu
Pak Eddy ngomel karena sejak siang aku gak balas smsnya
Rencana re-lay out toko tertunda
Oh ya, semalam mimpi buruk : berantem sama penjual HP

Just another ordinary day ?

GAK!!

Kenapa ?

Karena seorang teman ulang tahun dan ke Solo, padahal dia ada acara lain di Yogya.
Pasti dia gak nyadar, aku seneng banget.
Semoga saja 365 hari lagi kami masih berteman dan bisa ngobrol seperti hari ini. Tapi semoga juga dia sdh lulus, masalah keluarga sudah beres, kerjaan safe dan makin menikmati hidupnya.

Hari ini memang OKEH!

Saturday, September 24, 2005

Ketika Pesta Usai

Selesai sudah segala kesibukan dan kerepotan.

Tadi pagi, adik2 sudah kembali ke kota masing-masing. Papa “bawel” juga sudah balik ke tempat kerjanya di Semarang. Rumah kembali sepi : tinggal aku dan mama, aku bisa konsentrasi kerja lagi. Kecuali kamar aku yang layak menjadi 'model' kota New Orleans yang habis kena badai, semua bagian rumah juga sudah rapi dan nyaman.
Persiapan pernikahan Iwan, si bungsu, sudah dimulai sejak akhir tahun 2004, memang menyita sebagian besar pemikiran keluarga. Rasanya, apa yang kami kerjakan sepanjang tahun ini pasti berkaitan dengan pernikahan Iwan dan Paolien.
Tapi semua itu gak sia-sia. Rangkaian acara pernikahan berjalan dengan sangat baik dan lancar.

Semua Pesta pasti ada akhirnya.
Tapi masih terngiang celoteh adik-adik, teriakan senang para keponakan, ceramah2 papa, juga kerepotan mama di dapur dan meja makan.
Di kulkas juga masih banyak leftover yang pasti beberapa hari gak habis dimakan kami berdua, dibagiin orang lain dan juga kucing2. huehehe

Ini juga suatu bukti betapa Tuhan sungguh baik pada keluarga kami.
Satu hal lagi yang menghangatkan hati : pertengkaran2 yang terjadi justru menunjukkan kedekatan kami sebagai keluarga.

Ah, Tuhan memang sungguh baik.

Monday, September 05, 2005

aku yang bukan aku

Belum lama ini jagad per-blogging-an dihentak Misteri sHa. Seorang blogger (ada di link aku) yang dikabarkan meninggal mendadak, namun banyak yang menduga blogger ini sebenarnya adalah tokoh rekayasa.
Mirip juga Kasus Miguel yang menurutku satu contoh kasus tokoh maya yang cukup freaky.
Kemarin malam RCTI muter film 'Fight Club' yang dibintangi Brad Pitt. Film ini bercerita tentang seseorang yang gusar dengan tingkah laku sahabatnya, namun akhirnya menyadari si "sahabat" sebenarnya adalah another his personality.

Lelakon kayak gini sudah banyak ditampilkan: Dr Jeckyl and Mr Hyde, juga tokoh fenomenal : Sybil yang konon punya puluhan personality.
Padahal punya multi personality itu merepotkan: pasti bingung kalau pas chatting ditanya, 'asl'
Kayak aku yang kemarin chatting ngakunya brondong 13 tahun. huahahaha

Tadi sore Tio tanya, kenapa gaya chatting aku berubah. (berubah??? kayak kartun Sailor Moon saja hehehe)
Tio, aku gak tahu kenapa. Tapi yang jelas bukan karena another personality aku sedang on the show. temperamen aku memang lagi drop.

Balik soal personality,
Mungkin tiap manusia memiliki lebih dari satu personality; contohnya ketika terjadi pertentangan batin. Orang menyebut dengan hati nurani; bisa saja itu adalah manifestasi terhalus dari split personality.
Orang ber-personality kuat tidak akan mudah bimbang, plin plan, dan cengengesan gak jelas. Tapi orang dengan personality lemah pasti akan mirip bunglon yang berubah tiap kali kurs US Dollar berubah. (#a%x!damn!Q!!!ekonominegarainimaukemana?????damn!!!!)

Dalam tingkat tertentu, itu masih bisa diterima dan bahkan diperlukan. Karena manusia hidup bersosialisasi, sehingga kadang dibutuhkan "topeng" dalam berperilaku, supaya ga terjadi benturan.
Bayangkan seseorang berperangai keras dan kasar berhadapan dengan anak balita...gak bakal matching kan! Itu berarti orang itu kudu menjadi orang lain agar dia bisa diterima.
Tapi sekali lagi, sampai tingkat tertentu!
pertanyaannya : sampai di tingkat mana ?
(37 ngaku brondong 13 tahun rada2 kelewatan ya?)

Tuesday, August 02, 2005

Tuju Angin

Didekat kantor aku, ada sebuah toko yang rasanya sdh berdiri lama sekali dan interiornya tidak berubah dari dulu.
Toko ini menjual jamu tradisional jawa. Namanya Toko Jamu “Akar Sari”
Sejak kecil aku senang ke toko yang memancing rasa curious ini. Kesannya penuh misteri. Ada berbagai macam bagian tumbuhan yang dikeringkan, bahkan juga hewan yang diawetkan.
Frankly, aku menduga Harry Potter dkk membeli bahan ramuan sihirnya di sini. (tapi aku takut ngomong ke siapa2; kuatir dituduh skizoprenia)



Di tempat ini, kita bisa memesan jamu seduhan untuk diminum ditempat, komplit segelas kecil air madu dan sebutir permen untuk menetralisir rasa pahit jamu.

Menurut aku, jamu itu enak; dan meskipun pahit, jamu seduhan lebih nendang dari pada jamu yg berbentuk tablet/kapsul.
Lagipula jamu tidak menimbulkan efek samping: biasanya kalau malam sebelum tidur minum obat flu, bangun pagi rasanya depressed banget.
Namun sayang, kayaknya jamu tradisional Indonesia kurang di handel secara ilmiah dan profesional kayak jamu tradisional China / shinse (another interesting places to cruise :p)

Kalau badan lagi meriang, aku suka pesan jamu ‘Tuju Angin’ yang bisa diminum di sana.
Selama ini sih, hanya jamu itu yg pernah aku pesan. (*sumpah!! yang kemarin itu bukan minum jamu kuat!!)
Tapi aku bertekad, kalau suatu saat aku bisa membuktikan dugaanku bahwa Harry Potter juga belanja di sini, aku pengen pesan ramuan polly juice, supaya bisa jadi Keanu Reaves

Hehe, aku juga penasaran jamu “Ramuan Madura”
Pengen tahu manfaatnya, tapi mau di jajal sama siapa coba!
Lebih malu lagi, kalau sampai ketangkep terus disuruh test urine dan hasilnya : positif galian rapet!
Kyaaaaa!


Today’s tought :
“Bagaimana anda melibatkan orang dalam proses perubahan? Mulailah dengan realitas… Jika semua orang telah mendapatkan fakta yang sama, mereka umumnya tiba pada kesimpulan yang sama.”
(The Welch Way – Jeffrey A. Krames)

Thursday, July 28, 2005

Cukur Rambut : it’s a matter of trust

Setuju banget dengan batfirman : ke dokter gigi itu mengerikan.
Tapi ada satu tempat lagi yang juga membuat was-was : barber shop alias tukang cukur rambut.
Bukan karena kursi dokter gigi dan tukang cukur yang sama-sama kayak kursi mesin pembunuh, tapi efek dari cukur rambut bisa membuatmu jadi lebih muda, segar dan rapi, atau sebaliknya menuai badai olok-olok karena disangka habis ditangkep BUSER….
Kebanyakan orang pasti punya preferensi tukang cukur rambut yang dipercayai sudah paham bentuk batok kepala dan lokasi pitak pelanggannya. Jarang ada orang yang mau membiarkan rambutnya dicukur oleh tukang cukur yg gak jelas.

Sewaktu masih tinggal di Jakarta, selama hampir 8 tahun aku cuma mempercayai Pak Udin di Wijaya Grand Center Jak Sel yg boleh megang clipper dan gunting dekat2 kepala aku. Aku tinggal datang, duduk, ditutupi pake kain, dicukur; hasilnya pasti okay.
Di Solo aku juga memilih tukang cukur ala barber shop yang biasanya di sebut tukang cukur Madura (mungkin karena dikelola oleh orang yang berasal dari Madura).
Sebenarnya ada 3 orang tukang cukur, tapi selama beberapa tahun ini aku hanya mau dicukur oleh Pak Ahmad yang kayaknya paling senior.

Kemarin waktu aku datang, ndilalah Pak Ahmad sedang mudik ke Madura.
Cuma tinggal 2 tukang cukur : yang satu sibuk dan sudah ditungguin 2 pelanggan lain, sementara tukang cukur yang satu cuma nganggur.
Ada satu anak yang sedang dibujuk ibunya supaya mau dicukur sama tukang cukur yang nganggur, tetapi sia anak ngeyel minta tukang cukur lainnya.

Aku yang tadinya pengen pulang saja menunggu Pak Ahmad balik, jadi iba dengan tukang cukur itu, jadi aku memutuskan untuk jajal ilmu cukurnya.
Agak deg-degan juga sih: sebab kayaknya dia juga masih kagok-kagok megang clipper; gak lucu kalau sampai kena kuping khan.

Syukur, hasilnya okay! Gak kalah sama cukuran Pak Ahmad.

Seperti juga ke tukang cukur; seseorang merasa lebih nyaman dan aman bersandar pada kebiasaan dan kesamaan dalam menilai/melakukan sesuatu. Misalnya dalam berteman, bekerja, dll.
Padahal di luar kebiasaan dan kesamaan yang dipertahankan, ada peluang-peluang baru yang patut dijajal dan memperkaya kehidupan.

Tentu saja itu tidak berlaku untuk “kebiasaan” baru kayak : nge-drug, berhenti nge-blog, ngembat dompet teman, ke kantor tanpa sikat gigi, dll

Kata kuncinya adalah : berani membuka diri dan percaya kepada orang lain serta kesempatan yang ada.
it’s a matter of trust.


So, mau coba tampil beda ?
(Tetep setuju dengan batfirman: ke dokter gigi itu mengerikan!!)

Friday, July 15, 2005

Blog Tanpa Huruf "R"

Banyak o..ang bilang aku mi..ip A..i Wibowo. Kayaknya emang bene.. kok! Hehehe…

Bukan!!! bukan postu.. tubuh, atau wajahnya (*kata mama, aku lebih ganteng)….tapi lidahnya sama-sama pendek alias cadel. (profesi sih sama : artis :p)

Bukan cadelnya orang china totok, tapi cadel o..ang yang tidak bisa melafalkan hu..uf “R “

Seka..ang sih cuek saja. Tapi dulu waktu masih SD, paling st..ess kalau pas pelaja..an ‘menga..ang’, ka..ena biasanya kudu maju ke depan kelas dan membaca ka..angannya.
Aku jadi setengah mati be..usaha mencari kata-kata yang tidak mengandung hu..uf “R”

Namanya juga bocah: teman2 sekelas suka menggoda dengan pu..a-pu..a gak mendenga.. ucapan aku, dan minta untuk diulang, ‘apa?? gak denger! ora krungu, baleni! baleni!!’
Paling gedeg kalau aku minta tolong sesuatu, t..us me..eka bilang, ‘okay, tapi bilang dulu : “laler menclok rel sepurrr trus muni mak lerrr…’

Biasanya aku cuma diem, tapi wajahnya jadi hijau… (*pengen jadi hulkman tapi kurang bahan)
Kalau sudah gitu, me..eka suka ngomong,’makanya banyak makan cabe, supaya ga cadel’
Apa hubungannya coba : cabe sama cadel ??

Bebe..apa teman (*dan paca..2) bilang: sua..a cadel itu seksi (*ah, itu pasti bohong. coba aku te..iak2 di mall: alih2 dibilang seksi,pasti malah dianggap china gila!)
Sebaliknya aku paling sebel kalau denge.. orang cadel ngomong. ..asanya pengen nabok! Soale bikin mi..is kuping.

But, even gitu, aku be..pendapat Tuhan membe..i kekhasan pada tiap manusia melalui ‘kecacatan-2’ kecil kayak gini : cadel, kidal, (ganteng termasuk ga ya?), dll

Hehe….

Tuesday, July 12, 2005

Untuk Kokok

Kok,
Aku masih ingat waktu pertama kali kamu memperkenalkan diri di depan kelas sekolah minggu.
Itu tahun berapa ya? 1998 khan ?
Dengan cuek kamu menulis di papan tulis, dan anak2 nyengir membaca namamu : “KOKOK” malah ada yang langsung teriak ‘kokok petok’. Hehehe
Gak jelas gimana bisa ortu ngasih nama kayak gitu sih?!!

Seneng loh bisa nambah ‘pejantan’ baru di gerombolan guru sekolah minggu yang mayoritas cewek semua. Aku jadi bisa mendapatkan pembanding. maksudnya: dibandingkan kamu, aku jadi kelihatan lebih ganteng (*huek…cuih!) hehehe… gak ding!
Sekolah Minggu GKI Kebayoran Baru beruntung banget kamu mau bergabung, karena ga banyak orang yg punya kapasitas dan waktu, bersedia dan sabar melayani di bidang ini.

Kita sempet bareng ngerjain banyak program ya?
Salah satunya Pokja pembinaan GSM: selama beberapa hari berdua muter2 jakarta pake mobil kamu yg bikin stress, gara2 pintu mobil ga bisa dibuka!!
Rasanya sih, kita memang banyak mengerjakan sesuatu bersama-sama. Terutama biasanya kita satu kubu kalau debat sama si Steve hehehe…
<--- ini Kokok :p

Tapi aku kudu bilang : aku kadang mangkel kalau “angot syndrom” atau “sak penak-e dewe syndrom” kamu kumat.
Paling kesel kalau kita bubar persiapan mengajar, trus ke blok M untuk naik bis pulang.
Meskipun teman2 kita itu ngakunya preman blok M…… tapi Kok! mereka tuh cewek semua!
Mbok ya elu tuh nemenin gue nungguin cewe2 itu sampai dapet bis masing2…. Gak malah begitu liat bis arah grogol, langsung da-da da-da + loncat masuk bis!
Huh! gak jentel banget!
Bener2 ga punya perasaan!

Eh, waktu aku pindah ke Solo, kayaknya kamu lagi training dimana gitu ya ?
Seneng juga akhirnya kamu dimutasi ke Semarang; kalau aku butuh khan deket hihihihi…

Oh ya Kok,
Terakhir kali kita ketemu di Solo, rasanya baru 3 bulanan kemaren ya ?!
Bagaimana kabar ibu? Jadi gak tinggal sama kamu?
Bener rumah kamu di Candi Baru udaranya sejuk dan suasanyanya enak, tapi musti dipikirin apa beliau betah kalau gak ada kegiatan, padahal biasanya sibuk momong cucu kakak kamu?

Soal ajakan jalan ke Jepang akhir 2005, aku masih mikir-mikir. Pengen sih!
Kamu bilang : yang penting beli tiketnya…..tapi emang bisa beli tiket pake duit gambar bagong ?!!! :p
(ehm…kira-kira si Ria mau gak ya jadi sponsor hehehehe…)
lagian aku kuatir dibilang gak kreatip ngikut2 Krisdayanti show di Jepang hihihihi….

Thank’s ya untuk email dan sms berisi quotes pemacu semangat yang selama ini kamu kirimkan.

Kok,
Rasanya cukup lama kita berteman, tapi mungkin aku yang belum bisa menyadari keberadaan kamu sebagai sahabat. Take our friendship as granted.
Bukan bermaksud membandingkan, tapi pertemanan kita gitu-gitu saja. ada ya syukur, ga ada ya “emang gue pikirin” :p

Sampai ketika kemarin siang Rinda telpon dan dengan gugup bilang, “Kokok sudah berpulang….”



…….





Aku memang tahu dokter memvonismu leukimia 4 tahun yang lalu, tapi tidak pernah menduga secepat ini.
Aku jadi bingung-bingung gak mudeng; mendengar kabar itu.

Barulah beberapa saat kemudian, tiba-tiba kelenjar air mataku jebol.

Aku benar2 gak bisa nahan, bahkan aku harus menggigit lidah untuk membekap supaya tangisku tidak bersuara. Malu Kok diliatin customer dan staff kantor!!
Aku memang mangkel kalau bersama teman2 ke blok M kamu seenaknya pulang duluan.
Tapi sekarang aku marah dan sedih, karena sekali lagi kamu “pergi” duluan dan gak tahu kapan kita akan bertemu lagi!!!
Gak pamit lagi!!! SEDIH tahu gak!!!

Malam kemarin aku ketiduran bukan karena ngantuk, tapi capek nangis. Aku baru menyadari pertemanan yang sangat berharga, ketika kamu sudah pergi.

Kok,
Tadi pagi aku ke Semarang, untuk melihat kamu yang terakhir kalinya. Banyak guru sekolah minggu teman kita di Jakarta yang juga datang. 15 orang!
Seneng sih ketemu mereka, tapi sori kami kudu nangis lagi di samping peti kamu.
Meski demikian, kami bersyukur karena pernah mengenalmu, melayani Tuhan bersama, dan berbagi hal-hal yang baik.
Kami sempat bertemu ibumu. Beliau mendekap kami satu persatu, Ah! dia pasti bangga punya anak sepertimu.

Malam ini, mata dan hidungku masih berair ketika aku ngetik blog ini. Tapi aku pengen punya kenangan dari seorang teman seperti mu.
Ibarat tapak kehidupan, pada satu bagian hidupku, kita pernah berjalan bersama.

So…

Kok, selamat jalan.
Teman, sampai bertemu lagi!













Dedicated to :
Kokok Wijanarko
Januari 1965 - 11 Juli 2005

Saturday, July 02, 2005

Pa, Ayo Buat Gantungan Kunci Lagi !

Tanggal 25 Juni kemarin, kami sekeluarga berkumpul, merayakan ultah papa ke 60 tahun. Acaranya sih cuma makan diluar, trus ngobrol dan ngakak-ngakak di rumah. Tapi, momen kayak gini sangat menyenangkan dan berharga, karena kami semua tidak tinggal satu kota.

15 tahun yang lalu papa membuat gantungan2 kunci bertuliskan nama kami; Pras, Ay, Wik, Nyo dan Iwan. Masing-masing 3 buah yang akan dibagikan pada saat ultahnya yang ke 50, 55, dan 60.

Kemarin, Papa membagikan gantungan kunci ke 3 kepada kami anak2nya, dan ngomong,
“Papa sangat bersyukur bisa membagi gantungan kunci ke 3 secara langsung, karena itu berarti papa diberi kesempatan melihat kalian sampai sejauh ini.
Ada pepatah : ‘sulit menjadi ayah yang ideal, tapi lebih sulit lagi menemukan anak yang berbakti’ Semoga Papa masih diberi kesempatan 5 tahun lagi…”

Hubungan papa dan kami, anak-anaknya memang seperti keluarga yang lain: tidak selalu ideal.
Pasti ada saja kelakuan kami yang membuat papa sakit hati. Sebaliknya kami juga sering merasa kesal dengan omelan dan kelakuan Papa yang menurut kami terlalu ruwet.
Tapi meski demikian, kami selalu bersyukur pada Tuhan untuk Papa. Dan kami juga bersyukur didampingi Papa sampai hari ini. Kalau diberi kesempatan memilih, tetap Papa yang ini yang kami inginkan.

So, sepert kata Ay adik aku kemarin bilang, “Pa, ayo buat gantungan kunci lagi yang banyak! Masih banyak 5 tahun-an ke depan yang bisa kita rayakan bersama…..”

Selamat ulang tahun Pa!
(kalau bisa untuk selanjutnya jangan cuma gantungan kunci, tapi ada kuncinya : penthouse atau kapal pesiar gitu!)

Monday, June 13, 2005

Aku kuatir ada bom di rumahku.

Aku selalu merasa bersyukur mendapatkan teladan perilaku yang baik dari orangtua.
Mereka tidak pernah memarahi apalagi memukul kalau aku mengucapkan atau melakukan yang ga sopan ketika masih kecil, tapi sampai sekarang aku selalu tidak nyaman mengucapkan sesuatu yang “kasar” seperti : memaki orang dengan kata2: "Goblok Lu! Pake otak dong, bangsat!!", dll; atau melakukan sesuatu yang sembrono; misal : (maaf!) membuang ingus didepan orang lain, kentut sembarangan, atau jalan-jalan di pasar cuma pake celana renang, kaca mata hitam dan sendal jepit….

Hehehe….

Masalahnya: akhir-akhir ini, rumah kami kedatangan seorang saudara yang sebenarnya masih sebaya, tapi suka brat-bret buang angin sembarangan.
Beberapa kali lewat depan kamarnya yang pintunya dibuka, aku mendengar dengan cueknya dia buang angin dengan suara keras.
Selain menurutku gak sopan dan disgusting, aku juga kuatir kalau gas yang dia keluarkan terakumulasi di kamarnya, padahal gas kayak gitu mudah terbakar (kalau ga percaya coba deh!); trus ga sengaja ada yang nyalain api, bisa bisa “DUUARRRRR!!!” rumahku meledak!

Gara-gara (maaf) buang angin sembarangan! Gak mutu banget khan ?!!




today's quote :
Keadaan dirimu merupakan pemberian Tuhan kepadamu.
Apa yang kamu lakukan dengan dirimu merupakan pemberianmu kepada Tuhan
(peribahasa Denmark)

Sunday, May 29, 2005

To All The Girls I've Loved Before - Part 2 # "here is my story"

Ami – the one in my life

Namanya sebut Ami. Kami bertemu dalam sebuah workshop mahasiswa arsitektur yang diselenggarakan UNS di Solo. Dia berasal dari FT Arsitektur UNTAR Jakarta.
Aku memanggilnya: Ami

Kesan awalnya: cewek ini sadis plus kejam!! Karena aku diomelin ketika ngisi buku kesan-pesan.
Bayangkan!! katanya, “Pras, jangan main2 gitu!! Pylox itu untuk nge-cat bukan utk nulis di buku tamu!!, kamu bandel juga ya ternyata!!”

Pada malam terakhir, kami para peserta pergi makan lesehan dan nyanyi-nyanyi gak jelas. Pas dia nyanyi lagunya Beatless “When I Saw Her Standing There” dengan syair yang kemana-mana: tiba-tiba, ujug-ujug, suddenly mata aku gak bisa lepas dari dia. Dan aku berpikir, “weits!, aku kok suka cewek sadis plus kejam ini!! kalau tersenyum, wajahnya persis Julia Roberts!”
Tapi aku gak yakin kami punya chemistri yang sama, lagi pula juga beda kota; aku kuliah di yogya dan belum kerja; duit siapa yg mau dipake utk ngapel ke jakarta??
Sejak berpisah, justru Ami yang duluan kontak; kirim foto-foto workshop, kartu natal, surat “apa kabar” dan peringatan tidak main2 Pylox lagi. huehehehe

Tidak lama, aku diterima bekerja di sebuah konsultan, dan 2 tahun sejak pertemuan dengan Ami, aku dimutasi ke Jakarta.
Suasana kerja dan kesibukan baru, membuat aku menjadikan pekerjaan sebagai agama dan boss aku jadi Dewa mabok no 16; dosa besar kalau hari sabtu dan minggu gak ngantor.

Ami banyak memberi warna dan pengaruh dalam kehidupan baru aku.
ketika pindah ke Jakarta, Ami-lah yang cariin aku kost,
membuat aku jadi suka : croissant tuna nya Café Olala, kulit kentang goreng di Sizzler, konsumen fanatik Body Shop, dll
bahkan nekad nyicil apartemen di dekat rumah dia, juga segudang kenangan lain.
Orang tua Ami dan adiknya selalu menyambut baik kalau kami bertemu
Aku juga pernah memperkenalkan Ami kepada papa-mama waktu resepsi pernikahan adik di yogya

Meskipun dalam hati aku mengakui, Ami adalah cewek ideal, tapi belum pernah sekalipun aku menyiratkan perasaan dan menunjukkan arti Car bagi aku. Apalagi pake kata-kata, “ai lap yu” kyaaa!!!

Sehingga kalau Ami telp, “Pras, ada pameran realty di JHCC” atau “apa acara hari minggu”, aku sering jawab,
“Ami, aku kudu nyelesaiin gambar nih”
“aku kudu nemenin boss ketemu klien nih!”

atau “Sori Ami, cucian numpuk”
(padahal kadang karena ga ada duit utk naik taksi radio dalam-citra garden 2)

Suatu hari, ketika liburan Natal ke Solo, mama menanyakan status hubungan kami dan meminta aku supaya tegas menentukan sikap, “kasihan Ami kalau kamu gantung terus gitu…”

Setelah mikir2 beberapa hari, aku memutuskan untuk serius dengan Ami. Bikin komitmen atau apalah gitu…

Berhubung masih di Solo, aku telp Ami, untuksekedar ‘prolog’, sebelum masuk acara “Katakan Cinta”.
Tapi astaga!!! Sebelum sempat ngomong apa-apa, Ami malah bercerita, 3 hari yang lalu dia jadian dengan cowok teman kuliahnya dulu!!

3 HARI YANG LALU…MAN!!!!!

………….

(sok) nekad, sesampai di Jakarta, aku menemui Ami dan bercerita bahwa sebenarnya aku berencana serius dengan seseorang cewek (tanpa menyebutkan namanya) tapi aku terlambat.
Ami kayaknya paham dan cuma tersenyum,
Diam
Dan akhirnya bilang, “aku pikir kamu tidak pernah berminat sama aku. Aku khan gak mungkin menunggu kamu selamanya”
Lanjutnya lagi, “papa aku sangat berharap aku bisa segera berkeluarga”

Si cowok saingan aku itu rupanya tidak memberi kesempatan untuk bersaing. Beberapa bulan kemudian Ami dan dia menikah.

………………

tahun 2003, 4 tahun setelah Ami menikah, tiba-tiba aku kangen mendengar suaranya. Rasanya pengen telepon dan berkata, “apa kabar…”
Sejak Ami menikah, kami tidak pernah berkomunikasi. Dan ternyata 4 tahun bisa membuat aku lupa no telp rumahnya. Aku kudu beberapa kali salah sambung sampai di satu nomer;

“Halo…” ….suara Ami!!!

Kami gak ngobrol banyak, cuma basa-basi dan akhirnya tukeran alamat email.
Dalam emailnya, Ami benyak bercerita tentang ortu, pekerjaan dan adiknya yang bekerja sebagai stewardess di Singapore Airlines.

Di email ke 4, Ami bercerita; dia berpisah dengan suaminya.

…………

Aku sungguh tidak tahu harus bagaimana.
Disatu sisi, aku merasa kasihan dan prihatin melihatnya berpisah
Di sisi lain, bisa jadi ini “kesempatan kedua”…….

Tapi rasanya tidak bisa senaif itu memandang kondisi ini sebagai “kesempatan kedua
Manusia berubah, demikian pula dengan aku dan Ami.
At least saat ini kami tinggal di kota yang berbeda, dengan karier dan pergumulan hidup masing-masing.
Ini menjadi setumpuk kegundahan yang bisa menimbulkan rasa frustrasi.

Dan yang paling utama, sebagai true believers of Christianity, kami tahu suatu pernikahan hanya dipisahkan oleh maut.
Itu artinya Gereja “main stream” tidak akan pernah menikahkan seseorang yang berstatus janda/duda yang bukan karena ditinggal mati pasangannya.

Saat ini, jadi seperti sebuah DeJavue.
Dan persis seperti 10 tahun yang lalu, aku bimbang dan bodoh….
Ah, aku memang hanya seorang kelana yang tak pantas mengenal cinta.

Persis sebuah lagu,

To all the girls I've loved before,
who travelled in and out my door,
I'm glad they came along I dedicate this song,
to all the girls I've loved before.

To all the girls I once caressed,
and may I say I've held the best,
for helping me to grow, I owe a lot I know,
to all the girls I've loved before.

To all the girls who shared my life,
who now are someone else's wives,
I'm glad they came along, I dedicate this song,
to all the girls I've loved before.

To all the girls who cared for me,
who filled my life with ecstasy,
they live within my heart, and always be a part
of all the girls I've loved before.

The winds of change are always blowing,
and every time I try to stay,
the winds of change continue blowing,
and they just carry me away.

Sunday, May 22, 2005

To All The Girls I’ve Loved Before – Part 1

Banyak orang berpikir: aku lajang karena ga punya kenalan cewek.

Well, they’re wrong!!

Here are some of the girls

1. Mike – sang cinta pertama

Belum 3 bulan aku duduk dikelas I SMP di Solo, seorang anak baru masuk kelas, namanya Mike, seorang cewek yang membuat aku tiba-tiba sadar : KYAAA! Aku sudah remaja dan punya hormon !!….(*tuink2)
Dia lebih tua 2 tahun, tapi menurutku cuwantiiiiq biyangettt !! dan membuatku jadi sasaran lemparan kapur dari guru, karena sering banget menoleh kebelakang.
Seluruh teman di kelas tahu bagaimana kegigihan aku mendekati cewek satu ini. Dan berhasil.
Hampir setiap minggu kami dan beberapa teman jalan ke Tawangmangu atau sekedar ngumpul di rumah salah satu teman. Rasanya dunia milik kami berdua.
Namanya juga cinta monyet, walaupun sekelas, tiap hari surat-suratan lewat teman.
Suatu hari, seorang teman bercerita; Mike ternyata pindahan dari sekolah lain karena dikeluarkan setelah ketahuan hamil dan abort it.
Whaaacks! Gimana ga shock, di kelas 6 SD saja aku masih berpikir: seorang wanita hamil karena obat dari dokter, baru puguh sex waktu lulus SD dan berpikir how disgusting those stuff!!
Bukan itu yang membuat kami akhirnya berpisah; mungkin bagi Mike yang sdh lebih “matang”, aku masih terlalu plonco; hingga lama-lama kami menjauh dan bubar.
Lulus SMP, aku ke Yogya, Mike menikah.
15 tahun kemudian, aku bertemu Mike; ibu dari 3 anak, bersama suami kedua.
Still, she is my first lop.


2. Wati – Roman SMA

aku memanggilnya Wati. (Tapi ini bukan Watti di Supernova “Petir”)
Teman satu kelas SMA di Yogyakarta.
Awalnya kami ngerjain mading sekolah dan ikut lomba Mading. Trus ternyata kami berdua suka baca dan dilanjut barter buku bacaan, dari novel sampai komiki2 kayak Tintin, Nina, dll
Di kelas 2, kami selalu satu kelompok belajar, ngobrol di kelas, godain guru, juga teman satu geng kluyuran ga jelas. (bayangin saja, kadang sebelum sekolah naik motor rame2 ke Kaliurang!!)
Tapi, kalau sudah soal pelajaran kami bersaing sengit.
Diantara kami tidak pernah terucap apa-apa, sementara banyak teman menerima kami as an item.
Meski demikian, ada beberapa faktor X yang gak mungkin diabaikan. Walau kami berdua dan masing-masing keluarga tidak mempermasalahkan perbedaan suku, tapi kalau sudah beda agama, kayaknya semua kudu sadar.

Kedekatan kami tidak berhenti sampai lulus SMA, mungkin karena sama-sama di UGM, aku di Arsitektur, Wati di Teknologi Pertanian. Ada beberapa kegiatan kampus yang kami ikuti bersama (nonton pameran lukisan termasuk ga ya ?)
Ketika Bapaknya Wati pensiun dan harus keluar dari rumah dinas, ibu Wati minta aku merenovasi rumah pribadi mereka di daerah Godean; “untuk praktek nak Pras”, katanya.
(dikasih proyek, aku sih cihuy aja!)
Hidup berjalan terus, aku sudah kerja full-time dan mulai sering ke Jakarta, kami mulai menjauh (tahun ’93 belum punya HP utk SMS).

Suatu subuh, kira-kira jam 9 gitu (jelas aku belum bangun); Wati datang ke kost membawa bungkusan. Aku (linglung bangun tidur) dan Wati tidak ngobrol banyak.
Sesudah dia pergi, aku buka bungkusannya, ternyata berisi sebuah tas kerja kulit dan sebuah surat.
Wati nulis di surat itu: how greatfull our relationship, berterima kasih utk apa yg sudah kami lalui, renovasi rumah keluarganya, juga harapan agar kami berhasil dalam hidup masing2.
7 bulan kemudian, aku sudah menetap di Jakarta ketika mendengar Wati menikah.

3. Citra – kenangan di perempatan Melawai

Hingga tahun 1997, kalau hari minggu, alih-alih ke gereja, aku malah seharian di Pondok Indah Mall, sarapan di Wendy’s, nonkrong di Gramedia, makan di Wendy’s lagi, muter2 ga jelas di Metro, pindah ke Gunung Agung, masuk Toy”s City, liat orang berenang, antri makan di Bakmi GM atau Yoshinoya, dan mampir Hero sebelum pulang.
Suatu hari aku menghadiri sebuah acara gereja dan tertarik dengan pembawa acaranya: Citra, cewek batak. Ini membuat aku jadi rajin ke gereja dan mencoba ikut-ikut kegiatan yang ada; siapa tahu bisa kenal dekat dengan Citra. Selain cantik, kesannya cewek ini aktif banget.
Setelah kenal, aku malah kecewa, bukan karena ternyata Citra sudah punya cowok atau menikah, tapi ternyata Citra adalah cewek paling ngeselin yang aku kenal, sok pinter, sok ngatur, sok akrab, keras kepala, sok sistematis, kasar, galak, juga gampang nangis bombay.
Kami sangat sering berbeda pendapat sampai berantem, bahkan untuk masalah-masalah sepele.
Bukan sekali-dua kami saling memutus pembicaraan di telpon, di”sidang” pendeta kami dan didoakan agar bertobat! Hehehe…
Kalau ke gereja, amit-amit jangan sampai ketemu jejadian satu itu, ibadah bisa jadi gak khusuk!

Suatu sore, bubar dari gereja, pura-pura saja aku ga liat ada Citra, tapi terlambat, Citra menghampiri dan menyapa,
“Pras, bisakah kita berbicara sebentar di Dunkin Donuts ?”
“GAK!!, aku mau pulang nyuci pakaian!!!”
tukasku getas (lupa baru saja dikotbahin pendeta)
Citra terdiam sejenak, kemudian berkata, “tentu saja aku tidak bisa memaksa, tapi aku senang kalau kamu bisa meluangkan waktu sebentar”
Daripada dia nangis, yo wis aku diem saja, gak meng-iyakan, tapi langsung ngluyur ke Dunkin Donuts di Melawai.

Ternyata, itu jadi “Awalnya ngobrol asyik”
Sejak itu, kami justru jadi dekat, bisa saling lebih memahami dan tolerant. Setiap ada kesempatan kami selalu bersama, pelayanan gereja bareng,
Ada satu kebiasaan kami yg akhir2 ini kebayang-bayang, yakni kebiasaan ngobrol berdua sampai larut malam di depan HAGA Bank (masih ada gak ya) - perempatan Melawai, sambil ngitung bis Blok M – Lebak Bulus yang lewat. Terkadang sampai jam 1 pagi, baru aku antar dia naik taksi pulang ke Lebak Bulus.
Tadinya aku paling anti naik bis kota di Jakarta, tapi Citra sengaja ngajak aku muter-muter Jakarta naik bis, dan angkot yang rutenya ga jelas. Mungkin karena dia batak, jadi ngerasa pede kalau di Blok M. huahahaha…
Banyak teman yang takjub melihat keakuran kami, dan menganggap kami sudah resmi pacaran.
Beberapa kali, Citra gak cuma memancing, tapi sudah ngomong terbuka tentang kami, misalnya tentang doa dia, bahwa suatu saat kami akan bersama didepan altar….

As always, aku menghindari pembicaraan kayak gitu.
Kalau ada cewek yang memancing ke arah itu, biasanya tiba-tiba aku berubah jadi lemot, sok ga mudeng dan sok lugu…sok jadi Joko Sembung, alias asal jawab yang gak nyambung.
Aku mikir…ah, gak pengen mikir sekarang!

1 tahun dekat dengan Citra, aku dihadapkan pada keharusan untuk balik ke Solo untuk membantu mengelola usaha ortu. Ibarat simalakama: di satu sisi, aku sudah memiliki pekerjaan dan karier yang “gue banget”, sahabat, kehidupan, rencana masa depan di Jakarta serta fans+penggemar di Jakarta . Tapi disisi lain, aku tahu: kudu kembali ke Solo.
Dan, Citra ada dalam kebimbangan aku memutuskan untuk kembali ke Solo, Dia memahami mengapa aku kudu meninggalkan jakarta, tapi dia juga ngomong :
“Pras, aku sungguh berharap, keberadaanku turut menentukan keputusanmu kembali ke Solo”
aku diam saja; 2 malam berikutnya ga bisa tidur…..

Akhirnya aku balik ke Solo, merintis sebuah kehidupan baru.
Meskipun komunikasi dengan Citra (juga para selir lainnya) tetap ada, kudu diakui long distance relationship gak mudah. Almost impossible.
1,5 tahun sesudah aku balik ke Solo, di telpon Citra bercerita mengenal seorang cowok dan mengajaknya menikah. Aku bilang, “Go a Head..”
6 bulan kemudian mereka menikah.
Ah, sepotong hati lagi sudah terbang.


Aku seorang kelana
Tak pantas mengenal cinta
Hatimu kubawa pergi
Khan ku sayang sampai mati

To be continued….

Thursday, May 19, 2005

Profesor Calculus ? NO WAY!!

Tadinya aku merasa sedikit aneh dan terganggu jika naik becak dari rumah ke kantor : para drivernya (pasti yang langganan) dengan cueknya ikut masuk kekantor hingga depan ruang kerja.
Aku cuma nggrundel dalam hati, “waduh! ngapain kok pada ngikut masuk !!”

Sementara itu, baidewei……..

awalnya aku lebih suka berjalan kaki ke kantor.
8 menit berjalan ke kantor cukup membuat darah mengalir lebih cepat, mengimbangi otak yang ngebut berpikir tentang pekerjaan2 yang harus di hadapi hari ini.
Tapi keramahan para becak driver yang tiap hari mangkal dekat rumah membuat aku ga enak hati. Bagi mereka mengantar aku ke kantor dan mendapat 4.000 rupiah bisa berarti makan siang.
Jadi aku pikir, yo wis lah! mungkin lebih baik kalau mikir soal kerjaan hari ini sambil naik becak, dari pada bahaya nyebrang jalan ga konsentrasi….

balik ke soal becak driver yang ngikut sampe depan ruang kerja…

Aku merenung-renung dan sadar ternyata mereka seperti itu karena, setiap kali, saking otak udah penuh soal kerjaan, begitu dekat kantor, aku langsung loncat dari becak dan lari masuk kantor, sementara mereka dengan lugunya menunggu di luar.

Dan aku langsung telp sana-sini, baca laporan, menemui tamu, buka email, (kadang chatting juga) dan 2 jam kemudian baru ingat : belum bayar becak!!

So!!! That’s why mereka selalu membuntuti aku masuk kantor.
Just another fool of me!

Tiba-tiba aku kangen ngobrol sama Lastri di perempatan Melawai sambil menghitung bis 605 Blok M – Lebak Bulus yang lewat…

Monday, May 09, 2005

Aku Sedang Kasmaran :)

Seperti flu yang kadang begitu saja menyengat, tiba-tiba aku merasa sedang kasmaran

Gejalanya persis kayak flu: meriang dan pengen roti coklat + teh panas.
Bedanya : hati rasanya bahagia dan pengen menyenangkan orang lain.

Masalahnya aku gak ngerti sedang kasmaran kepada siapa……
Mungkin sejenis Kasmaran With Un-identified Object

Ehm, bisa jadi ini menunjukkan aku masih manusia biasa, yang selain bisa lapar, usil, ngantuk, sok licik, juga punya kebutuhan afeksi.

Cari pacar? NO!!!

‘cause aku tetap mempertahankan prinsip yang satu itu :
Young, Free and Single !

Sunday, May 08, 2005

Memalukan!!

2 minggu yang lalu :

saya telpon pak Bambang dan teriak :
“PAK!! GIMANA SIH KOK BISA BUAT SURAT PAKE KOP + STEMPEL KANTOR, TAPI GAK MINTA IJIN SAMA KETUA ??!!”

“iya, trus ?”

“LOH! KOK TRUS GIMANA ??? SAYA DITEGUR KETUA NIH!! ………...DALAM PERTEMUAN KOMISI, SAYA KHAN SUDAH MENGINGATKAN, SEMUA SURAT KELUAR HARUS SEPENGETAHUAN KETUA!!! “

“surat yang mana ?”

“KOK SURAT YANG MANA!!!!…….. BAPAK BIKIN SURAT KE DEPARTEMEN AGAMA KHAN ?”

“…kayaknya gak tuh ?”

“LOH GIMANA SIH !?? ….. INI PAK BAMBANG BUKAN ?”

“…bukan!!, saya Herman suami ibu Ninik, pak Pras..”

“…(gubrak!!!!!) OMG!!! “

pesan cerita : kalau mau telpon, pencet angka yg bener!! Dan jangan asal nyolot!!


tadi pagi :

saya sedang berjalan menuju kantor, tiba2 sebuah mobil berjalan pelan dan pengemudinya menyapa saya,

“Pak Pras, kayaknya kita searah, ikut saya saja…..”

“Sip!! Thank’s. (masuk mobil dan mikir, ‘wah, Pak Herman baik bener, sudah aku marahin, masih mau nyamperin. Yo wis, ini kesempatan nebus malu’…) Pak, gimana kabar bu Ninik ?”

“wah gak tahu, sepertinya di Mojosongo…”

“Gitu ya…apa tadi gak bareng ?”

“Ya gak dong pak, bu Ninik khan bareng sama suaminya: pak Herman……”

“…….(gubrak!!!) OMG!!!”

pesan cerita : kalau ditawarin nebeng, kenali orangnya dgn bener: jangan asal sok akrab!


lhadallah!! Trus yang ngajak aku nebeng tadi pagi itu siapa ya ?

Astaga!!! Aku kok punya hobi baru : mempermalukan diri sendiri....

Sunday, April 24, 2005

SKS - The Last Minute Things

Beberapa hari ini aku sedang sibuk (panik ding!) menyiapkan bahan, agenda serta materi lain bagi sebuah persidangan klasis di Solo. Sebenarnya jadwal persidangan ini sudah ditentukan beberapa bulan yang lalu, tapi sepertinya aku memang hobi berpanik ria seperti ini.

SKS mustinya kependekan dari Satuan Kredit Semester.
Tapi SKS aku plesetkan jadi Sistem Kebut Semalam, kebiasaan jelek dalam mengerjakan sesuatu at the last minute.

Selama sekolah, aku selalu belajar hanya pada malam menjelang ulangan umum atau ujian akhir.
Tentu saja ini konyol, apalagi untuk pelajaran yang bersifat hafalan; kalau malam ini aku bisa menghafal valensi dan golongan unsur-unsur O, S, Se, T dan Po, belum tentu minggu depan aku masih ingat.
Persis kayak temporary tatto, ditoreh cepat, ilangnya juga cepat.
Tapi waktu itu, juara umum hampir pasti kepegang, dan ini membuat aku ga pernah bertobat.

Satu pengalaman buruk akibat Sistem Kebut Semalam adalah ketika menjalani test masuk universitas.
Masih ingat banget: ngantuk karena semalam ga tidur sama sekali, aku berangkat test. Di perempatan jalan dekat Gedung Pusat UGM, aku tabrakan dengan sepeda motor, yang berakibat roda depan sepeda balap aku jadi angka 8!
Setelah dimaki sama yang nabrak (begonya aku! Udah ditabrak, masih mau dimaki!), musti memanggul sepeda tersebut sampai ke parkiran Gedung Pusat UGM sambil ditonton ribuan calon mahasiswa lain. God!……. malunya !!!
Saking kagetnya waktu tabrakan, sampai waktu ngerjain test-nya, aku masih pucat+ngewel!

Tapi toh aku berhasil lolos masuk UGM juga :-p

Hobi Sistem Kebut Semalam, alias doing something at the last minute kebawa sampai waktu gawe. Karena ngerjain sesuatu at the last minute memang lebih menantang dan sepertinya membuat ketagihan. (well, sebenarnya sih, kalau bukan “malas” apa lagi coba?)
Salah satu hasil dari SKS ini adalah struktur kanopi dan tangga podium Gedung Sarinah di Jl MH Thamrin Jakarta.
Boss pernah minta aku ngerjain hal ini, tapi aku lupa; sampai suatu malam si Boss nagih desainnya utk di presentasi besoknya kepengelola Sarinah dan tenants-nya
Yo wis! Malam itu dengan dopping 1 teko kopi aku buat 3 desain yang salah satunya disetujui Hard Rock Café (waktu masih di Podium Sarinah) utk langsung dilaksanakan.

Sebenarnya sih aku sudah mudeng: hidup mustinya gak dijalankan dengan cara SKS. Hidup kudu dijalani hari demi hari: dihadapi detik demi detik. Apa yang menjadi kewajiban kita hari ini kudu kita selesaikan hari ini.
Kita tidak bisa terlena malas dan ceroboh, menumpuk kewajiban kita pada masa akhir hidup yang tidak kita ketahui masih akan berjalan berapa lama.

Terakhir ketika aku YM dengan Tio, aku tanya, “Tio, kalau besok kiamat sudah siap belum?”
“belum! masih ada beberapa hal yang belum diselesaikan…”, jawab Tio.
(hehehe…sama deh! Bukan takut mati sih, tapi kalau ditanya Tuhan, ‘Pras, apa yang sudah kau kerjakan dalam hidupmu ?’..mosok aku jawab. ‘chatting, Tuhan’……wah bisa2 aku langsung dijadiin bahan bakar di neraka.)
Mikir juga sih, kalau aku mau disiplin, mungkin banyak hal dalam hidup bisa lebih baik dan berhasil.

Kalau gawean aku sekarang, susah untuk menerapkan sistem kebut semalam; cash-flow, inventory, penjualan, strategi operasional tentunya gak mungkin dilaksanakan dalam waktu semalam.

Ngomong2, SKS juga bisa dipanjangkan jadi Sistem Kelon Semalam. Satu jenis kehebohan lain lagi. Hehehe…
Tapi eits!! Mosok aku kudu cerita yang ini juga! Kesannya kok centil banget.
Bisa-bisa seperti kata Tio : Bobor Nasional!!

Thursday, April 14, 2005

Kemana berlari?

ketika air laut datang menerjang, kita lari ke gunung

tapi sekarang gunung juga memuntahkan api…..

dan langit juga memuntahkan banjir….

kemana kita akan berlari….

ke angkasa ?
ke gua yang paling dalam ?

Atau berlari kepada Tuhan ?.........

Sunday, April 10, 2005

Ande Ande Lumut

Seorang concierge berjas biru tua segera membuka pintu mobil dan dengan sigap menyilahkan aku memasuki lobby The Diamond International Resto dan menaiki grand stair menuju lantai atas.

Di ujung tangga, aku langsung disambut Ibu Bob yang tersenyum dengan ramah dan mengucapkan selamat datang.
Selesai berjabat tangan dan berbasa-basi sejenak dengan Bapak dan Ibu Bob, aku melangkah ke arah 10 cewe-cewe cantik bergaun malam elegan. Mereka berdiri dengan anggun dan masing-masing membawa seikat mawar berwarna salem.
Cewe-cewe tersebut serempak tersenyum manis, dan salah satunya langsung menghampiri aku dan mengulurkan tangannya………..

Eittsss!!
Bukan, Bukan!! aku bukan mimpi, atau sedang mengikuti acara “the Bachelore” apalagi menggantikan si Joe dalam acara “Joe The Millionaire” yang akan menyortir cewe-cewe itu untuk dijadikan isteri….

Aku cuma menghadiri pernikahan Debi dan Daniel.
Dan aku bukan mau nulis soal nama cewe paling cantik diantara 10 cewe tadi…atau malah soal menu makanan pestanya…

Ceritanya gini;
Aku paling sebal kalau diundang pesta atau acara keluarga…karena biasanya akan muncul pertanyaan ;

"Datang sama siapa ? "
"Kok sendiri…temannya mana ? "
"Kapan nih nyusul…? Sudah ada calon khan? Jangan pilih2 dong! "

Aku biasanya cuma merespon dengan senyum. Jangan coba-coba menjawab :
“iya, belum laku nih, cariin dong!…”
“wah….belum kepikiran nih!”

Efeknya pasti seperti menebar angin menuai tsunami :
“ah! Kamu tuh ya!! Jangan suka pilih-pilih!!….”
“Gimana sih! Musti dipikirin dong! Mosok mau bujangan terusssss….”
Diikuti kuliah tentang falsafah keluarga, agama dan masyarakat dengan nilai kredit 3 SKS!
Seorang ibu sempat ngomel, “ Kamu dong! Cepetan nyusul! Mumpung aku masih kuat berdiri, masih kuat jadi panitya…”

Kebanyakan orang (terutama ibu-ibu) paling peduli dengan status marital. mungkin karena mereka gregetan lihat cowo ganteng, pinter, kayak aku belum punya isteri… (*huek! Cuih!)
Seorang ibu duduk disebelah aku dengan semangat bilang, “Maaf loh sebelumnya, tapi tante punya kenalan, suami isteri yang baik. Mereka punya adik yang pengen Tante kenalin sama kamu. Tinggal di Blora, tapi dia mau kok ke Solo. Bla…bla…bla…”
Selanjutnya, selama hampir 1 jam dengan seriusnya, si ibu tadi becerita tentang silsilah, pendidikan, pekerjaan,watak, serta fisik si Cewek Blora….
Tidak mau kalah, suami yang duduk disebelahnya menceritakan cewek yang lain lagi….

Sampai aku curiga; jangan2 mereka akan mendapatkan komisi+pahala kalau berhasil ngenalin cewek unggulannya. (jadi ingat tokoh Emak di Bajaj Bajuri…)

Aku cuma senyum-senyum dan menyerahkan pada mereka untuk mengatur pertemuannya…. (dasar laki-laki ga punya pendirian !)

“…nanti tante ajak ke rumah kamu ya…..”
“ kamu biasanya ke gereja jam berapa? Supaya bisa aku temuin?”

Ketika aku pamit ke toilet, di depan toilet ketemu ibu lain lagi yang juga punya “kenalan” yang lain lagi.

Besok malamnya, aku bertemu ibu lain lagi yg semalam duduk tidak jauh dari kami.
Langsung menghampiri dan bilang, “Sebenarnya aku juga punya saudara jauh yg pengen aku kenalin. Namanya…. Tinggal di…..”
Dalam setengah jam berikutnya aku dibuat merasa berdosa for being single, dan sebagai pertobatan kudu dikenalkan dengan saudara jauhnya….…..

Dalam waktu kurang dari 24 jam, aku mendapat 4 “kandidat” utk dikenali (istilah mereka!)

Terus terang urusan kayak gini bikin bete, karena mustinya seseorang tidak cuma dinilai hanya dari aspek; marital, tapi juga aspek-aspek lain; karakter, kesuksesan, pekerjaan, kesehatan …..

Dan lagi aku bukan Ande Ande Lumut yang sedang mencari belahan jiwanya…….
(keterlaluan banget kalau ga tahu siapa itu Ande Ande Lumut!!)
Siapa bilang menikah itu keharusan?
Siapa bilang being married lebih bahagia?
Siapa bilang kalau single itu pasti kesepian?

Kenapa ya semua ibu-ibu itu cuma nawarin ngenalin cewek…bukannya nawarin duit, rumah atau mobil gitu…….
Pasti akan segera aku jawab, “ YES!! I Do! “

Monday, March 07, 2005

Coffee, as a way of my life


I’m a coffee addict.

Ga kudu seperti mantan boss aku yang nenggak bercangkir-cangkir kopi sepanjang hari; aku cuma butuh 1 mug kopi kental.
Tapi tetap saja kalau ada Panti Rehabilitasi Pecandu Kopi, pasti aku sudah dimasukin situ (nyusul Merin yg sdh duluan didaftarkan jadi pasiennya…)

Bangun pagi atau siang, harus diikuti dengan kopi. Tanpa kopi, hidup melayang ga jelas dan semua urusan berjalan ga beres.

Masih jelas kenangan masa kecil, setiap kali ke rumah nenek di semarang, selalu tercium wangi kopi ketika bangun pagi.
Nenek biasa membuat secangkir besar kopi, sebagai pelengkap minuman susu.
Aku selalu menolak susu, namun aroma seduhan kopi yang memberikan nuansa: something new, semangat, harapan, liburan…. menggoda aku mengecap kopi.
Rasanya pahit tapi bisa membuat seluruh indera bergetar.

Masa2 SMA lah yang menjerumuskan aku jadi pecandu kopi. Ini gara2 kebiasaan belajar hanya semalam menjelang ujian semesteran. Biasanya aku bikin satu teko besar yang menahan otak dan mata melek sampai pagi.
Berlanjut ketika kuliah, masuk jurusan arsitektur yang identik dengan begadang, kopi jadi kebutuhan pokok setelah nasi dan tinta rapido. (oh, oh! Betapa aku kangen masa2 itu…)
Ketika mulai kerja sebagai tukang gambar, kebiasaan ngopi sudah menjadi agama kedua.

Rasa kantuk, capek, bosan, jenuh dan suntuk tiba-tiba hilang begitu meneguk kopi. BYAR!! tiba2 hidup jadi lebih cerah dan menyenangkan. Tiba2 ada semangat, gagasan dan kekuatan baru utk menghadapi masalah yang ada.

Kalau lagi niat dan pengen, menyeduh kopi bisa menjadi ritual:
Pertama aku akan merebus air dulu sampai bener2 mendidih
bilas mug dengan air panas dan biarkan sisa air menguap kering.
Masukkan 2 sendok makan kopi, seduh dengan air mendidih, aduk sebentar.
(ehm… baunya enak dan segar)
Setelah lima menit, aduk 3 sendok the gula pasir.
Yang paling enak kopi tubruk yang sudah lewat beberapa jam. Sudah dingin memang, tapi rasanya lebih legit dan menggigit.

Di Jakarta, banyak kedai kopi nyaman : kopi enak, cool music, dan cozy ambiance yg enak dipakai duduk bengong sendirian… ( untuk janjian ketemuan, apalagi!!)

Sayang, sepertinya di Solo ga ada kedai kopi yg nyaman. Malah ga ada!
Kalaupun ada, lebih mirip cafetaria dengan musik gubrak2 ga jelas, dan kopi yg rasanya kayak sirop moka.
Paling2 sama teman nongkrong di tempat wedangan/angkringan yg suasananya kayak gardu ronda: berisik!
Di Solo, ada wedangan yg punya menu spesial : Kopi Joss
Sebenarnya kopi biasa yg disuguhkan digelas biasa, istimewanya : selesai diseduh, si penjual akan mencelupkan sebongkah arang membara hingga berbunyi JOOOZZZ….!
Rasanya ? ya tetep rasa kopi ditambah aroma gosong ga jelas…..
Tapi lucu, bisa dijadiin atraksi kalau ada teman dari luar kota.

Akhir2 ini minum kopi sering ga pake ‘perasaan’, sekedar untuk memenuhi kebutuhan cafein. Jadi aku ganti minum nescafe: parktis dan cepat, gak usah nungguin ampas mengendap.
Padahal pertama kali minum kopi instan rasanya ga doyan banget! Apalagi pernah nyobain yg decaf…rasanya persis seduhan tinta rapido.

1,5 sendok teh munjung kopi + 2,5 sendok teh gula + air panas. Biasanya aku tengak gitu saja, tanpa pake perasaan. Tapi itu cukup bisa membuat aku tabah menghadapi kehidupan. Hehehehe….

Pernah sekali waktu SMA, waktu mau minum kopi sisa begadang semalam, di dalam gelas kopi aku lihat ada seekor cecak, hidup tapi mabok!

Sejak saat itu, setiap mau minum kopi yang sudah dingin, aku selalu memastikan tidak ada cecak di dalam kopi. (even kalau pas di starbucks. Paranoid banget ga sih?)

I’ll fly to Jakarta early April, first thing to do: Starbak!

Monday, February 28, 2005

Festivals on February - part 3

Walau tidak tertera dikalender, tapi setiap tanggal 14 Februari kita merayakan :

Valentine Day

Semua juga tahu, ini bukan budaya asli Indonesia.
Konon, hari Valentine adalah hari kematian Santo Valentino yang mati karena cintanya.
(atau mati tenggelam ya? Eh…itu sih cerita kapal titanic ding!…argh!! lupa!!!)

Yang jelas, valentine day pernah dinista sebagai suatu yg tidak berguna, sekular, dan tidak senonoh; bahkan oleh agama kristen sendiri. Namun demikian, momen Valentine selalu dimanfaatkan banyak orang utk mengungkapkan kasih mereka pada sahabat, keluarga, kolega, dan tentu saja pacar.
Sebut saja Merin, yang tiap Valentine, bersama ibunya, mendapat kiriman bunga dari bokapnya (maaf, aku lupa konfirmasi : bunga beneran atau bunga bank…)

Meski semua tahu: mengungkapkan perasaan kasih, tidak terbatas pada saat Valentine day, tetap saja di hari Valentine, malaikat di surga kerepotan mengarsip surat2 dan memo2 berkata-kata indah.

Seperti natal dan lebaran; valentine sdh diubah dunia industri menjadi sebuah festival. Pada momen ini, orang memberikan bunga, coklat, boneka dan cute thing lain utk menunjukkan kasih atau affection mereka.
(tagihan kartu kredit jelas bukan ‘cute thing’ dari seorang isteri utk suaminya..)

Well, saya ga begitu peduli teorinya, tapi Valentine day menjadi sebuah Festival karena:

fancy store saya panen!!.
Pengunjung sampe berjubel dan antri, pegawai kudu ditambah, dan tukang parkir tua jadi makin kehabisan nafas meniup peluit
Saat seperti ini, seharian saya nongkrong di toko ini bantuin bungkus kado, problem2 toko lainnya akan saya lupakan untuk sementara. Perhatian tidak jatuh pada tingkat sales atau keuntungan, tapi ini adalah kesempatan saya menyalurkan hobi saya: gift wrapping.
(kalau ditanya, saya selalu jawab, ‘dulu pernah jadi pegawai matahari dept store, bagian bungkus kado’…..)



rasanya ‘lucu’ melihat orang-orang (kebanyakan cowok abg, biasanya berdua atau rombongan) kebingungan memilih barang utk diberikan pada teman, pacar, calon pacar, inceran, dll.
Pilihan paling populer adalah jenis boneka : teddy bear, babi, monyet, sponge bob, garfield, dll, diikuti fancy things seperti pigura foto, music box, bantal berbentuk hati, dll.
Saya perhatikan, mereka selalu berusaha membeli yg terbaik, berusaha memenuhi preference org yg akan mereka beri, harga jadi nomer sekian.
Selanjutnya, antri di bagian pembungkusan sambil cekikikan membicarakan gift yg sdh dibeli, dan bagaimana respon orang yg akan diberi (I used to think: cuma cewe2 ABG yg suka cekikikan).
Semua mengharapkan gift yang akan mereka berikan dapat mengungkapkan perasaan mereka.

That’s why, aku selalu berusaha bungkus gift sebaik dan serapi mungkin. Rasanya senang meyaksikan mereka puas dengan gift wrapping yg kami kerjakan.

Wah! Bagus sekali…terima kasih mas!

Duh! lucu sekali kadonya…aku jadi seneng bawanya…

Hehehe…sampeyan ternyata pinter bungkus kado ya….

Aku senang,
Karena bisa menyalurkan hobi

Aku senang,
Melihat mata mereka berbinar

Aku senang,
Mereka bisa mengungkapkan kasih, perhatian dan cinta
Dan ketika mengungkapkannya, ada cinta saya yg terbawa.

Happy Valentine Day !!


Merin, ngaku deh! another entry yg gak jelas,
Keburu bulan februari habis!

Friday, February 18, 2005

Festivals on February - part 2

Di kebanyakan kalender, pada tanggal 10 Februari hanya tertera Tahun Baru Islam 1 Muharram 1426 Hijriah. Tidak banyak yang tahu, sebenarnya kita merayakan :

Tahun Baru Islam 1426 Hijriah & Tahun Baru Jawa 1Suro 1938

Entah bagaimana tahun baru Hijriah dan tahun baru Jawa selalu jatuh pada tanggal yang sama. Padahal ga mungkin banget sekian ribu tahun yang lalu ada konven antara penguasa Timur Tengah dan raja2 di jawa untuk menyepakati tanggal tahun baru bersama.
Yang jelas, di Solo dan sekitarnya, akulturasi Islam dalam budaya Jawa sangat besar. Dalam ritual Kejawen, dilantunkan ayat-ayat suci Al Quran. Sebaliknya ada sebagian orang muslim yang juga melaksanakan ritual-ritual Kejawen; misalnya: bertapa, mandi kembang, menyediakan kembang setaman (7macam bunga) dan membakar kemenyan setiap malam Jumat, dll

Okelah, aku ora mudeng banget soal hal ini!, so let’s see just the “festival side” of these 2 new years

SEKATEN

Satu budaya Kejawen adalah, pada bulan pertama, yakni Syura/Suro, manusia hanya diijinkan melaksanakan aktifitas rutin: bekerja, sekolah, dll, sementara kegiatan khusus : membangun/memperbaiki rumah, menikah, sunatan, mendirikan usaha, dll adalah suatu pantangan.
Semua orang di Solo sudah paham; bisnis pada bulan Suro akan berjalan lambat, bakul-bakul (pedagang) batik di pasar Klewer akan mengeluh sepi, dll. Ini adalah masa paceklik bagi pengusaha penyewa peralatan pesta & katering, pekerja bangunan, serta event organizer.
Seorang anak kenalan yang hamil pra nikah, bahkan menunda pernikahannya bukan karena tidak mendapat ijin ortu, si cowok ga bertanggung jawab atau lainnya, tapi semata menunggu bulan Suro lewat.

Tapi kelesuan bulan Suro di tutup dengan festival “SEKATEN” yakni pasar malam tradisional yang diselengarakan di Alun-Alun Keraton Solo. Di sekaten ini, dijual aneka kerajinan tradisional (gerabah, dll) juga ditampilkan kesenian tradisonal.
Ritual Sekaten diawali dipindahkannya Gamelan pusaka Keraton, dari Keraton ke Masjid Agung yang terletak tidak jauh dari Keraton Solo.
Festival sekaten sudah berjalan puluhan bahkan ratusan tahun. Konon ditabuhnya gamelan di masjid adalah salah satu upaya syiar Islam, yakni dengan menarik penduduk jaman dahulu kala datang Mesjid dan mengenal ajaran Islam.
Sekaten berlangsung kira-kira selama 10 hari. Cinderamata khas sekaten solo adalah cambuk (pecut) dan kinang sekaten, yakni sebungkus kecil perlengkapan mengunyah sirih, berupa tembakau, sirih, dll yang konon khasiatnya awet muda.
Waktu aku masih kecil, aku selalu diajak papa-mama mengunjungi sekaten, dan masih ingat selalu dibeliin gasing bambu, kapal-kapalan seng bertenaga minyak dan brondong (jangan ngawur! Ini brondong beras! Bukan brondong yang bisa makan beras hehehe)


PURA MANGKUNEGARAN

Istana pecahan Keraton Kasunanan Solo ini tidak terlalu besar, luasnya kira-kira 1 km2; terletak di tengah kota. Bayangin saja kayak kompleks Istana Negara di Jakarta gitu.
Ada festival menarik di Pura (Istana) Mangkunegaran pada malam tahun baru jawa ini, yakni Kirab Pusaka dan ritual penduduk mengelilingi Pura Mangkunegaran (PM)

Beberapa waktu sebelumnya, pusaka-pusaka sudah dikeluarkan dari tempat penyimpanan, dibersihkan dan didoa-doakan. Ada berbagai macam pusaka, tapi kebanyakan berupa senjata, misalnya tombak, keris, dll.

Selepas mahgrib, penduduk sekitar solo sudah berdatangan dan berkumpul di seputar Pura.
Kira-kira jam 7 malam, mereka serentak berjalan mengelilingi tembok Pura sebanyak 3 kali. Selama mereka berjalan itu, mereka hanya melantunkan doa; tidak diijinkan berbicara dan tidak boleh merespon godaan orang lain (dengerin discman? Ya jelas ga boleh!!). Biasanya ada saja orang yang usil menjahili orang yg sedang khusyuk menjalankan ritual ini.
Selesai itu, mereka tidak langsung pulang, tapi bercampur dengan orang-orang yang datang menonton, untuk menyaksikan kirab Pusaka.
Ada banyak penjual makanan dan minuman yang membuat suasana makin meriah.

Kira-kira pukul 8 malam, di dalam Pura, para bangsawan, keluarga, serta prajurit istana mulai berbaris dan mengusung pusaka-pusaka untuk dikirab mengelilingi Pura Mangkunegaran, dengan dipimpin oleh Raja PM dan benda Pusaka Utama PM.
Busana yang dikenakan adalah busana Jawa; para pria menggunakan beskap beludru hitam, berkain serta berblangkon, sementara para wanita mengenakan kain dan kebaya sesuai derajad kebangsawanannya. Iringan berjalan pelan dengan tanpa alas kaki. Bau melati dan kemenyan mengubah malam menjadi sangat mistis. Suasana sangat khidmat.
Suasana yang tadinya riuh tiba-tiba menjadi hening……

……….
tidak ada yang bersuara………….

Sampai akhirnya iringan masuk kembali ke dalam pendopo istana.
Penonton yang tadinya menunduk membisu pun bubar jalan.
Pulang ? tidak! Mereka menunggu menyaksikan Festival Keraton Kasunanan Surakarta.


KERATON KASUNANAN SURAKARTA.

Keraton Kasunana Surakarta (KKS) juga memilik ‘festival’ pada malam tahun baru jawa berupa kirab pusaka. Bedanya lebih kolosal dan megah di banding Kirab Pusaka Pura Mangkunegaran. Ini karena KKS juga lebih besar daripada PM.
Ada satu lagi kekhasan Kirab Pusaka KKS, yakni pusaka berupa beberapa ekor kerbau albino. Kerbau-kerbau ini dipercayai memiliki kesaktian khusus. Kerbau2 yang sering nyasar masuk pasar dan perkampungan dikenali dan tidak dihindari orang2 di solo. Penjual sayur dipasar misalnya, akan merasa mendapat berkah apabila kerbau2 itu memakan sayuran dagangan mereka.
Setiap menjelang bulan Suro, tanpa ada yang mengundang, kerbau2 yang dibiarkan lepas berkelana hingga puluhan km dari solo ini, selalu pulang kembali ke kandang yang ada di keraton. Mereka tahu harus mengikuti kirab pusaka. Percaya ga percaya!


Suasana kota solo pada hari itu sangat ramai, banyak sekali penduduk pedesaan sekitar solo yang berdatangan.
Aku gak ngerti, Kirab di mulai jam berapa; jarak keraton dengan rumah kami tidak sampai 1 km, tapi biasanya baru jam 2.30 pagi mulai ada polisi yang menertibkan lautan manusia.
Padahal sudah sejak jam sepuluh malam, jalan di depan rumah penuh dengan manusia yang berjalan-jalan ga jelas. Diawali dengan polisi berkuda yang membelah lautan manusia, sesudah itu diikuti dengan polisi pake moge (motor gede) mendesak lautan manusia ke pinggir jalan, untuk memberi jalan bagi iringan.

Kami sekeluarga beruntung, karena kirab melewati depan rumah kami yang berloteng, sehingga tidak harus berdesakan untuk menonton.
Dari loteng, aku melihat suasana yang tadinya riuh menjadi hening, dan diujung jalan tiba-tiba nampak kerbau2 albino yang berjalan pelan memimpin iringan kirab pusaka Keraton Surakarta.
Suasana sangat hening, msterius dan mistis…….
Irringan berjalan pelan dan panjang. Rasanya tidak ada habisnya.
Barisan abdi dalem keraton membawa lampu-lampu minyak, sementara bangsawan keraton membawa aneka pusaka keraton yang tentunya sakti mandraguna. Wew!

Dalam kegelapan dini hari yang hening, mistis sekaligus setengah ngantuk, suasana sangat fantastis…there’s magic in the air…..
Rasanya bernafas saja kudu hati-hati…..
Sekarang ini, kalau membayangkan suasanyanya, saking mistisnya, sampai2 aku gak kaget kalau Harry Potter juga muncul dengan sapu terbangnya…..

HAH!!! Harry Potter? Muncul di kirab pusaka Keraton Jawa? Oops!! kayaknya otak aku sdh mulai ga beres. Emang sudah jam 3.12 pagi! ngantuk sih.
Sudah ah! Daripada makin ga karuan, aku publish saja entry ini, trus tidur!!

(next : another festive : Valentine)

Tuesday, February 15, 2005

Festivals on February - part 1

Bulan Februari ini rasanya ramai dengan “festival”, ada 4 hari raya yang dirayakan dalam 3 hari yang hampir berurutan: tahun baru Imlek, tahun baru Hijriah, tahun baru Jawa, serta valentine.
Aku mulai dari Imlek dulu.

Tahun Baru Imlek 2556

Tahun baru Imlek dirayakan oleh bangsa-bangsa Asia : China, Korea, Vietnam, dll yang menggunakan penanggalan berdasarkan rotasi bulan. Itu kenapa Imlek juga disebut Lunar Year/Festive. Imlek juga ritual awal musim semi sekaligus masa tanam bagi para petani di daerah2 tersebut. Biasanya mereka pergi ke kelenteng/kuil untuk bersembahyang kepada para dewa.
Namun dalam perkembangannya, Imlek diapresiasi lebih sebagai festival, khususnya bagi generasi muda yang tinggal diperkotaan. Sama seperti Natal yang dirayakan di Jepang, just a festival yang sangat sekular dan konsumtif.
Beberapa tahun terakhir, Imlek diresmikan sebagai hari libur nasional dan dirayakan secara terbuka di Indonesia.

Keluarga kami sebenarnya masih tergolong generasi ‘muda’ di Indonesia. Kakek-nenek dari kedua ortu lahir di China, dan papa mama masih sempat merasakan bersekolah di “Chinesse School” di Indonesia.
Tapi keluarga kami sangat moderat; kakek-kakek dan nenek-nenek beragama kristen, dan meskipun generasi papa-mama masih bisa bercakap dan menulis huruf china, budaya dan kultur china hampir tidak nampak dalam kehidupan kami sehari-hari.

Generasi saya (generasi ketiga) yang paling ‘parah’ dan ‘lupa adat’;
Ketika adik aku menikah, karena kebanyakan tamu adalah non-chinnese (bahkan Sri Sultan Yogyakarta berkenan hadir) resepsi pernikahan dilakukan dalam busana tradisional yogya.
Beberapa sepupu menikah dengan suku jawa, ambon dan sunda, serta menjadi mualaf.
Mungkin ini akibat generasi ketiga kami yg cenderung memilih jalur ‘kantoran’ (kuliah dan jadi profesional) dibanding bekerja di bidang “tipologis orang china” yakni berdagang; sehingga kami lebih membaur dalam lingkungan non-chinnese.
Mungkin juga akibat kebijakan Orde Baru yang menekan ‘chinnese culture’ di Indonesia

Balik soal Imlek :
Imlek tahun ini adalah yg ke 2556, jatuh pada tanggal 9 Februari. Dirayakan meriah sekali di Solo; ditempat2 umum, orang memasang lampion merah dan tulisan2 ‘gong xi fat chai’, dan atribut lain. Di kelenteng2 ada liong dan barongsai loncat-loncat ga jelas.

Dan keluarga kami memanfaatkan masa liburan ini untuk ‘kumpul keluarga’ sekalian merembug rencana pernikahan adik bulan September nanti. Selama 3 hari, rumah tiba2 jadi sesak dan berisik, tapi rasanya seneng, karena jarang bisa ngumpul kayak gini.
Makanan juga banyak sekali, baik beli sendiri maupun hantaran/parsel kiriman kolega. (heran!! Sejak bikin blog, kok makin tambah banyak pengagum huehehe :p)
Ada berdus-dus jeruk, apel atau buah pir yang kalau gak tahu, bisa dikirain aku bikin penampungan buah.
Mama sibuk di dapur masak tim ayam, sea food serta sup tahu dan sayur yang enak dan seger buanget!

Oh ya, ada kue keranjang beli di toko Jaya Abadi, yang manis dan kenyalnya pas!; ice cream kacang merah alias ogura yg legit banget, serta kue coklat yang leleh di lidah.

Malam Imlek, kami sekeluarga makan di resto, menunya : sup jagung, ikan bakar, kangkung hot plate, cumi saus manis, sate ayam, burung dara goreng, dan minum teh poci (kombinasi menu yg sangat ga matching!)
Besok paginya kami rame2 sarapan Soto Gading.
Last but not least (just for the sake of a festive) papa bagiin angpaw…hehehe ga tahu isinya berapa, yg penting bikin meriah saja.

Hari Jumat, semua bubar jalan, masing2 balik ke kota masing-masing. Rumah kembali lengang. Tapi masih ada sukacita dan kenangan indah yg tertinggal. (Dan setumpul leftover di kulkas yg paling2 dikasih ke kucing)

Ehm… momen yang sangat menyenangkan dan patut di syukuri.
(sebuah doa : Tuhan, terima kasih! Indeed! Ajarlah kami mensyukuri apa yg kami miliki, juga mengingat mereka yg sedang kekurangan. Terima kasih Tuhan. Amin)

aku bingung tadi sebenarnya mau nulis apa ya!!…… kok tiba2 malah jadi cerita keluarga kumpul dan makan2…
aduh! Makin ga beres saja!

(next : Tahun Baru 1426 Hijriah & Suro 1938)

Saturday, February 05, 2005

Pengen Hidup 1000 Tahun ?

Hampir tiga bulan sekali, saya mendapat tugas mendampingi pendeta kami melayani Sakramen Perjamuan Kudus dirumah-rumah anggota jemaat kami yg sdh tidak mampu datang ke gereja.
Kebanyakan memang sudah tua, bahkan ada yg lebih muda dari saya; tapi hampir semua tidak bisa meninggalkan tempat tidur, bahkan untuk buang air atau mandi.
Ada seorang ibu yang sudah bertahun-tahun hanya dapat melek dan merem. Baginya, menelan makanan adalah perjuangan, menggerakkan anggota tubuh jadi semustahil saya jadi pemenang Indonesian Idol 2005.

Setiap kali selesai menjalankan tugas, selalu ada rasa campur aduk:
Bersyukur, karena saat ini berbadan sehat, bisa makan apa saja, lari2, loncat2, chatting, janjian ketemuan di mall, ngopi2, pulang bareng, masuk kamar,…(oops! sensor!!!)
tapi juga ngeri, kuatir, dan was-was kalau suatu saat sampai kayak mereka, tergolek tanpa daya, tergantung pada pertolongan orang lain bahkan mesin life-support, masuk infotainment di tv, dikunjungi teman2 public figure & artis, jadi headline ditabloid2 …hiii!!
Amit-amit!! Jangan sampai!!!!

Pernah terpikir, gimana ya kalau jadi Lestat, tokoh vampire di buku & film “An Interview with Vampire” atau Duncan McLeod dan saudaranya Conner McLeod, tokoh immortal di serial Highlander. Kayaknya asyik bisa hidup abadi, stay young, gak takut penyakit, bisa internet semaleman trus tidur sepanjang siang tanpa kuatir dicariin orang telkom gara2 belum bayar tagihan telpon.

Tapi, seperti kata2 Conner McLeod di Highlander III yang barusan diputar di Trans tv, hidup immortal bisa jadi kesepian panjang plus kepahitan, karena kudu menyaksikan satu persatu orang yg kita kasihi jadi tua dan meninggalkan kita.
Mungkin hidup juga akan sangat membosankan (jadi ingat Charles yang kenal lewat FS, usia 20-an tahun tapi bilang bosen sama hidupnya yg gitu-gitu saja, kayak apa coba kalau kudu hidup 1000 tahun?)
Belum lagi in the next century, gak kebayang kualitas lingkungan dan alam di bumi ini, polusi makin buruk, sampe nafas aja kudu beli udara botolan, kayak beli aqua.

Selain itu, aku ga bisa main pedang dan jijik sama darah; ngeliat ayam dipotong aja, ga bisa tidur semalam.

So, meski jadi vampire atau higlander cuma khayalan, aku tetap gak pengen tergolek kayak vegetable; aku pengen seperti kakek, nenek, juga beberapa paman/tante yang sehat dan segar bugar, sampai tiba saatnya dipanggil pulang. Tanpa suatu penyakit, meninggal dalam tidur. Begitu damai dan tidak merepotkan.

Aku juga gak pengen mati muda. Aku pengen hidup as long as I’m healthy, strong and independent.
Bisa jadi sampai minggu depan, tapi juga bisa jadi 1000 tahun lagi. Itu terserah Tuhan, tugas saya cuma : stop worrying, jaga kesehatan dan mengisi hidup ini jadi lebih menyenangkan.

(thanks to Andy di Makasar yg ga bosen-bosennya ngomong: jaga kesehatan)

Thursday, February 03, 2005

komen utk posting Merin

Seneng banget baca entry Merin tanggal 23 january 2005 berjudul Ambigu Kompromi
Cewek pecandu kopi ini menggugat: apakah perlu seorang yg prefer sesama jenis untuk melakukan kompromi…(you’d better read the entry)

Well… aku setuju dengan pendapat Merin , tapi rasanya ada sesuatu yg masih ngganjel; dan repotnya, aku nggak bisa mengelaborasikannya (wew! sebenarnya arti elaborasi aku juga ga tahu. sok keren aja!)

Yang jelas, menurut aku sih gini:
Kompromi adalah titik tengah dari dua kondisi yang berlawanan.
Untuk mencapai titik tengah tersebut memang perlu “pengorbanan” dan kesepakatan kedua pihak; juga dengan kerelaan. (dan komitmen)

Dalam kaitan kasus teman Merin (catat!: teman Merin, bukan Merin herself):
Iya sih! preferensi seksual memang bukan sesuatu yg kudu dikompromikan! Setuju itu!

Jelas ga mungkin kalau (misalnya loh!) preferensi saya ke Ben. dikompromikan supaya pindah ke Merin. Sulit man! (Ben, aku padamu!)
Lha wong yang biasanya suka sama cowok berkulit coklat saja, susah kalau disuruh naksir yang berkulit putih, meskipun sama2 cowok. Susah man!

tapi bagaimana manifestasi dalam hidup… itu yang bisa dan kudu dikompromikan.
Karena, seperti Merin bilang, kita hidup di masyarakat yg punya sistem nilai tertentu.
Artinya :
meskipun
(menurutku sih!) ‘lucu’ dan sexy untuk melihat 2 cowok jalan di mall sambil ngasuh anak, tapi apa ya orang lain bisa nerima kalau mereka adalah a couple with their child.
Kalau mau hidup bareng, ya jalani dengan cara yg bisa diterima masyarakat dan keluarganya.
(wah jangan tanya, aku juga bingung!… Kalau sudah tahu, aku sdh hidup bareng sejak dulu hehehe…)

As I said before, kompromi adalah titik tengah.
Dimana ‘titik’ ini berada harus disepakati dua pihak. Sehingga tidak ada yg merasa di ‘kalah’kan.
Jadi, ketika teman Merin
(sebut saja X) atau ibu X masih merasakan kepahitan, itu tandanya belum ada kompromi yang ‘benar’ antara dia dan ibunya.

So, saran aku, the point is : cari lagi mana titik tengah yang bisa membuat semua pihak puas dan ikhlas. Win-win solution deh!
Ngerti khan maksud aku? ( I’ve told you, it’s really hard to elaborate my tought)

Wah! gara2 diracuni kopi satu tengki oleh Merin, aku sampe bahas same sex preferences gini….. ntar dikirain aku memang suka…..(kopi! maksudnya!)

Merin, sorry kalau kesannya ‘asal’ pengen ngasih komen, dan tambah ga jelas!
Hey, it’s a virtue to know a “vampire” like you!

Sunday, January 23, 2005

Duh! slamet aku!!

Kalau kita melakukan kesalahan waktu menjalankan program di komputer, misal MS Word, Excel, dll; kita tinggal klik 'undo' .... beres!!!....kita bisa mulai lagi dari awal!
Tapi hidup tidak seperti itu; kalau kita melakukan suatu kesalahan, tidak ada tombol 'undo' utk di pencet.
Apa yg sudah kita lakukan/putuskan akan ter-manifestasi dan kudu dihadapi.

Gak tahu gimana, dengan sembrononya, aku menyetujui penawaran pembelian khusus yg kudu dilunasi tgl 24 Januari 2005. Padahal paling cepat, duit pada masuk tanggak 25 Januari!
Aku baru nyadar kamis siang kemarin, kalau ini bisa jadi bencana; gimana coba kalau giro sampai ditolak bank, karena saldo di bank tidak cukup.....

Gak cuma mendapat kondite buruk dari bank, tapi juga dari supplier.
Dan kalau sampai ketahuan supplier lain, bisa ancur!!
Wah stresssssssss banget!
bingung cari duit buat menutup giro yg jatuh tempo tgl 24 Januari.

Satu-satunya harapan adalah penjualan hari jumat s/d minggu bisa mencukupi, gak mungkin collect tagihan yg sdh jatuh tempo dalam waktu cepat, karena bank pada tutup hari Jumat.
Pusingnya, kondisi ekonomi/daya beli masyarakat juga sedang sangat buruk.
Tukang beca langganan dan penjual gudeg yang biasanya rame aja, pada ngeluh........


gak ada tombol undo yang bisa dipencet...........
jadi ingat masa lalu, waktu kerja di sebuah konsultan, gak pusing sama tagihan, tiap tanggal 1 terima gaji. beres.

duh, kenapa ga ada tombol undo yg bisa diklik sekarang.........


Rasanya setiap jam berdoa, "Pleaaseee Tuhan, tolong saya, do something!..."


Hari Jumat : SEPI!!!!! rupanya semua orang sibuk ber Iedul Adha

Hari Sabtu : penjualan lumayan sih...tapi masih kurang banyak... :(

Hari Minggu Malam : aku hitung2...Puji Tuhan!! Pas! CUKUP!!!!!

Duh, leganya!!! Tuhan memang Maha Kuasa!

malam ini, aku bisa tidur tenang dan lega, bisa ngakak2 nonton Petir-2, karena sdh tersedia cukup dana utk besok pagi.

Duh Tuhan, thank's berat!!


Tapi aku mikir juga, mungkin Tuhan ngomel, "Pras, kamu enak aja buat keputusan tanpa konsultasi Aku, trus giliran kudu bayar, kamu suruh Aku yang tanggung jawab....."


(bukan berarti karena giro ketutup, trus aku bilang Tuhan Maha Kuasa. Tuhan SELALU Maha Kuasa. Tapi kali ini, aku sungguh yakin Tuhan yg tolong saya)

Monday, January 17, 2005

Isenglah! kau ku tangkap!!

Jakarta gempar, kedutaan Thailand dan Inggris diancam bom! ini pasti juga jadi berita di seluruh dunia.
Tapi ternyata, ini cuma keisengan Zulfah, seorang cewek yang mangkel sama pacarnya, polisi yang bertugas di kedutaan Thailand, gara2 si cowok punya rencana pulang kampung tanpa ajak2.
Padahal Zulfah pengen ikut.
Zulfah mikir, kalau dia bikin ancaman ini, pasti cowoknya ga jadi pulang.
Konyol banget memang! ngancamnya pake sms lagi! yang pasti bisa dilacak.
tapi dia pasti gak mikir seriusnya keisengan dia ini. sampai ketika tiba2 dia ditangkap polisi.
sekarang Zulfah stress, bahkan sampai muntah darah dan linglung~

Aku bisa memahami perasaan Zulfah saat ini, karena aku pernah mengalami di tangkap!
memang sih, yang nangkep cuma satpam, bukan polisiitupun kejadiannya di Purwokerto, waktu aku KKN di Banyumas.
(KKN = Kuliah Kerja Nyata)


Let me tell the tragedy



Dasarnya hari itu, hari ke 8 aku KKN, memang penuh dengan mimpi buruk!
Pagi2 ga pake sarapan, lari ke kantor kecamatan ikut upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila.
Upacaranya lama dan hot banget dipanggang matahari.
Selesai upacara, beberapa teman mengajak ke Purwokerto, 40 km dari lokasi kami KKN.
Sambil nunggu bis lewat, aku beli Sprite untuk ngguyur kerongkongan yang garing dan perut yg keroncongan.
Kami mendapat bis yang penuuuhhh dengan segala penumpang, beberapa ikat ayam, beberapa karung bawang merah, sepikul tempe khas banyumas; yang bisa dibayangkan baunya kayak apa.
Udah gitu, bisnya ga begitu tinggi, jadi aku musti berdiri sambil setengah jongkok, berusaha setengah mati untuk tidak jatuh nubruk seorang simbok yang membawa satu bakul pecel.
Bis baru jalan 10 menit, perut sdh mulai berontak, kepala rasanya pening, keringat bertetesan dan sprite yg barusan diminum rasanya pengen keluar.

Ditahan-tahan...gak tahan juga!
kebetulan bis berhenti karena ada penumpang mau naik, aku loncat keluar dan langsung muntah di pinggir sawah, ditinggal bis yg ngabur gitu aja.

Sementara aku masih huak-huek...bis berhenti lagi, dan teman2 berloncatan keluar dengan wajah panik
Teguh : ...ngopo koe ?
aku : (huek...huek....)
Mia : Pras, kamu pasti tadi gak sarapan ya!
Teguh : cepet-cepet kasih minum!
Andi : lungguh shik Pras, lungguh dhisik! ( duduk dulu Pras, duduk dulu)
aku :....wis, wis gak apa-apa, aku cuma mabok aja kok....(muka pucet dan pengen pingsan)
Mia : pasti kamu gak sarapan, jadi sekarang masuk angin.
Dewi : wis, bali wae, mesakake Pras....(udah, kembali saja, kasihan Pras)
aku : udah kok Dew, aku sdh mendingan, nanti kalau ada bis, kita terus ke Purwokerto saja.

Singkatnya, kami menunggu bis berikut dan pergi ke Purwokerto, dengan tujuan utama ke toko Sri Ratu, toko terbesar di Purwokerto.
Di toko serba ada tsb, sementara yang lain muter2 ga jelas, aku cuma duduk lemes di bagian counter sepatu, nungguin tas teman2 dan kamera milik Dwi.Melihat cewek2 nyobain sepatu, entah keisengan dari mana, aku ngomong :

aku : hei, aku potret kalian ya ! Dew, gaya Dew! tak potret ki!...
Dewi : wah iya! mumpung nyoba sepatu anyar hehehe....
cewek2 lain : nhg eh! bener aku dipotret ya!
jepret!
aku : ganti gaya! ganti gaya! (sok jadi photographer!!)
cewek2 : hehehe...
Mia : aku pose gini ya...apik to!
aku : sip!
jepret!
jepret!
jepret!
cewek2 : lagi! lagi!
jepret!
jepret!

tiba2 bahuku ditepuk,
aku nengok, ternyata seorang satpam berwajah (sok) galak, "mas! ikut saya ke kantor"
aku : "HAH!! ada apa ?"
satpam : (diam aja) tapi nunjuk tulisan2 yang entah bagaimana, tadi tidak aku perhatikan. tulisan2 itu bunyinya :

Dilarang Memotret di Dalam Toko !!

eddhiannn thenan!!
dengan pasrah aku dan 7 teman lain digiring kayak bebek ke kantor toko serba ada itu.
Yang paling parah, kami semua pake jaket mahasiswa, karena habis upacara belum sempat balik pondokan.
wah sudah kebayang bakal dimuat di koran, "8 mahasiswa UGM yg sedang KKN ditangkap!"
duh Gusti !!
wah ! bisa2 dimaki-maki dosen pembimbing! bisa2 didrop nih! bikin malu aja!
mau ngasih alasan apa coba ? entah bagaimana, kami tidak baca tulisan2 segede gajah tentang larangan motret!
kebangetan juga sih! malu diliatin pengunjung lain, seolah2 kami pengutil!

kami ditanyain nama dan alamat oleh supervisor toko itu.
Tahu bahwa kami mahasiswa UGM yg sedang KKN, mereka jadi lebih santai, tapi tetap kudu ninggal fotokopi KTP.
Untung saja jaman itu belum ada acara "Buser" di teve! duh malunya!
Kami sih cengengesan aja, tapi musti ngaku kalau sebenarnya keder dan malu!
begitu di lepas, kami langsung ngabur ke terminal cari bis, pulang ke lokasi KKN!!!
stress!!



Jadi aku bisa bayangin rasa shock, depresi dan stress nya Zulfah!
emang sih keisengan dia kebangetan banget, bikin heboh sedunia!dia pasti mikir, 'ini cuma iseng, doesn't mean any harm'sampai tiba2 gubrak!! ditangkep polisi.!!!ada perasaan kasihan, tapi juga ada perasaan : "rasain!"

ohya, tragedi di hari kami ditangkap satpam, gak berhenti sampai situ.
malam harinya aku demam tinggi sekali, sampai2 teman aku satu kasur bilang, "badan kamu kok panas sekali..."(note : jangan ngeres! waktu KKN, kami tidur satu kasur berdua, malah ada yg bertiga...maklum aja!)Saking tingginya demam, besoknya aku balik ke yogya, dan divonis dokter kena demam berdarah + kudu nginep di rumah sakit seminggu!