Waktu kecil, aku selalu dingatkan untuk tidak menyia2kan makanan. Dengan cara mengambil makanan secukupnya, membeli makanan sesuai kebutuhan dan tidak mudah membuang2 makanan. Alasan yang selalu diberikan adalah, 'masih banyak orang lain yang saat ini kelaparan'
Beberapa tahun yang lalu dalam sebuah acara pemuda, ada seorang rekan yang marah2 karena beberapa hari sebelumnya kami merayakan ulang tahun seorang teman dengan melumuri teman yang ultah itu dengan telur, kecap, coca cola, tepung,...you name it!
Terus terang saat itu ketika dimarahin, aku merasa mangkel. dalam hati aku mikir, "doh! segitunya! sok banget! toh belinya juga ga pake duit elo!"
Tapi di tengah trend bencana di negara ini (juga di negara2 tetangga) ajaran untuk selalu menghargai sesuatu anything yang bisa dimakan, menjadi sangat berarti. Sebulir tepung, seulas minyak, dan sebutir telur bisa menjadi makan malam bagi seorang anak yang malam itu harus tidur di tenda dan bapak ibunya baru saja mati.
Hari ini Mama ulang tahun. Tadi malam kami sekeluarga dine-out. Kami sangat bersyukur pada Tuhan yang telah memberikan usia, damai sejahtera, serta kesehatan kepada mama.
Selesai makan, kami meminta waiter untuk membungkus lauk dan sayur yang tersisa untuk di bawa pulang. Bukan untuk kucing!
Tapi sebagai bagian ungkapan syukur kepada Tuhan atas kecukupan makanan, juga karena kami mengingat, 'banyak orang lain yang saat ini sedang lapar'
foto diambil dari sini
2 comments:
kalo alasan yang selalu diberikan padaku : mengko mundak pitik-e mati! Hehehehe,... koq beda ya' ?
dikira posting ini isinya resep bikin martabak.. :D
tapi setuju juga koq, kenapa ulang taun identik dg dibanjur, di tepungi dan di-telur-i ya ?
beteeeee tau...!!! hiks..pernah ngalami soalnya..
Post a Comment