Pages

Wednesday, April 02, 2008

Pak Oeut

Kejadian-kejadian dikehidupan beberapa hari ini membuat saya ingat Pak Darjono (*ex big boss), suatu hari ngomong demikian, “phoek, liat saja ya! meski Pak Oeut itu kayak gitu, tapi orang seperti dia adalah orang yang tetap berdiri di sisi kita, ketika orang lain sudah terbirit-birit meninggalkan kita”

Aku lupa dengan apa yang membuat pak Dar ngomong gitu. Yang aku ingat waktu itu Pak Oeut baru saja keluar ruangan dan aku sedang bete karena sesuatu (*lupa juga).

Pak Oeut, alias Ir. Ahmad Saefudin Mutaqi M.Arch. adalah atasan saya: direktur di PT Javaland Studio Corporation a.k.a Jawadwipa Selaras Cipta. Lahir di Kebumen, dosen, dan pernah jadi dekan Teknik Arsitektur di Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta.
Salah satu karya arsitektur Pak Oeut adalah Gedung Chika Computer yang terletak di depan Mirota Kampus Simanjutak Yogya (*masih ada gak ya?)
Diluar pekerjaan kantor, aku dan pak Oeut juga pernah ‘mroyek’ bareng. Salah satunya Asrama Haji yang terletak di Ring Road Utara Yogyakarta (terakhir kali lewat situ kok sudah alih fungsi menjadi Islamic Center).

Pak Oeut ini Tipikal Koleris: keras, saklek, to the point, tidak suka basa-basi. Hitam dan putih : ga pernah abu-abu.
Dari fisiknya saja sudah keliatan : tinggi, langsing, meski lumayan ganteng tapi item ndedet.

Masalahnya pak Oeut kalau ngomong suka seenaknya ga mikir perasaan orang lain, kesannya kalau bisa bikin orang minimal gegar otak mendengar umpatannya.

Di kantor, suatu hari ada serombongan mahasiswa yang asistensi tugas kuliah dengan Pak Oeut.
Seorang mahasiswa dengan naif bertanya, “pak, enaknya kolom bangunan ini pake apa ya”
Pak Oeut jawab, “pake lempeeerrr!” dengan mimik wajah yang bisa bikin mahasiswa itu nangis garuk2 tembok stadion Kridosono.

Suatu ketika, Office Boy kantor menampilan ekspresi bingung ketika di suruh pak Oeut mengambil sampel conblock. Dengan pelan, pak Oeut ngomong begini, ‘Wis! Metu kono! weruhono watu sing dinggo neng parkiran. Kuwi jenenge conblock! Nek isih durung mudeng, kono di dilat!’
(*udah, sana keluar, lihat batu yang dipakai di tempat parkiran. Itu namanya conblock! Kalau masih belum ngerti, sana dijilat!)
Yang ini aku dengar dari mbak Dyah orang akunting yang bilang, ‘denger aja ikut sakit hati’

Tapi dalam menghadapi masalah-masalah kantor, Pak Oeut selalu berada di depan. Bukan sok tampil, tapi siap menjadi pembela bagi siapapun. Tanpa sikap sok pahlawan.
Dan seperti yang dikatakan Pak Dar, dalam kondisi perusahaan yang cukup buruk saat ini, Pak Oeut masih mendampingi pak Dar.

Dalam kehidupan aku memang belajar bahwa biasanya orang yang suka muja-muji, cengengesan, ingah-ingih dan sok akrab biasanya hanya karena sedang membutuhkan sesuatu, namun ketika kita berada dalam kondisi memerlukan pertolongan orang lain, dapat dipastikan orang itu yang pertama lenyap.

Pak Oeut, bukan orang yang enak jadi teman curhat sehari2, ngobrol ga jelas, dll tapi pak Oeut adalah teman yang ada pada saat orang lain alergi berada disekitar kita.

Ketemu pak Dar dan pak Oeut terakhir 8 tahun yang lalu. Kangen juga :p

No comments: