Efek paling nyata pesbuk adalah bisa terhubung kembali dengan teman, kenalan, inceran, selingkuhan, mantan, termasuk musuh yang selama ini kehilangan kontak.
Salah satunya seorang teman yang dulu aku anggap sebagai sahabat a.k.a. teman dekat. Seseorang yg pernah aku sangat pedulikan.
Salah satunya seorang teman yang dulu aku anggap sebagai sahabat a.k.a. teman dekat. Seseorang yg pernah aku sangat pedulikan.
Dia saat ini tinggal di luar Jawa.
Dimana ?
Pokok-e luar Jawa, pokok-e jauhlah! Tapi AirAsia punya rute kesana (*grinned)
Setelah bberapa hari, setelah beberapa message di wall, setelah beberapa sms basa-basi….
suatu pagi yang kelabu, dia sms kira2 gini,
“Mas bisa transfer hari ini x juta ke rekening aku? Aku butuh untuk 1 tahun, mau aku puterin. Nanti kalau ada hasilnya aku bagi deh”.
Jedhenk!
Plis deh!
Setelah 12 tahun ga ketemu, sms basa-basi la-la-la trus langsung mau pinjem duit??
Emang gue celengan ?
Emang duit tinggal metik?
Ohya, what you just text? ‘nanti kalau ada hasilnya..’ ?
Jadi, kemungkinannya ga ada hasilnya?
Ada kemungkinan duit aku juga ilang? Seperti dulu-dulu itu?
Masih ingat khan, kamu minjem2 duit trus ga balik dengan alasan tekor?
Elo yang celeng!!!!
Secara aku sedang krisis emosi, aku ga balas sms itu.
Besoknya dia sms lagi
Kok sms aku ga dibalas, bisa transfer hari ini khan?
Ga aku balas, tambah mangkel. Besoknya dia sms lagi ;
Sedang sibuk ya, rencanaku sih setahun, tapi diusahakan ga sampai setahun. Bisa hari ini?
Ga aku balas! Besoknya dia sms lagi, tambah miskol.
Kenapa ga mau balas sms atau transfer? Dimana persahabatan kita?
WHAT??? WHAT???? PERSAHABATAN WHAT!!!...
Makin murka, makin bete…makin males respon…besoknya dia sms lagi:
Tak ku duga persahabatan kita rusak gara2 kamu tidak mau meminjami aku duit.
plus di tambah 2 kali miskol.
Teman satu ini terus sms selama hampir 2 minggu. Mulai dari memohon, sampai mencerca.
Ga aku balas sekalipun. Percuma. Yang ada adalah dia makin nekad mengajukan ‘kredit usaha’
Akhirnya aku ‘screened’ nomor dia, sehingga sms dan miscall dia terblock.
Account pesbuknya juga aku hide agar profil dan update statusnya ga sliwar-sliwer di ‘home’ pesbuk.
Aku merasa apa yang terjadi 12 tahun yang lalu sudah cukup.
Yang membuat aku sedih: Mustinya sampai kapanpun yang namanya relationship: persahabatan, kekeluargaan, atau percintaan…tidak bisa dinilai atau dibeli dengan materi.
Namun, hidup memang kadang ridak menawarkan pilihan.
Ketika sebuah relationship sudah diwarnai materi….mending aku larung saja di got kampung sebelah.
Dimana ?
Pokok-e luar Jawa, pokok-e jauhlah! Tapi AirAsia punya rute kesana (*grinned)
Setelah bberapa hari, setelah beberapa message di wall, setelah beberapa sms basa-basi….
suatu pagi yang kelabu, dia sms kira2 gini,
“Mas bisa transfer hari ini x juta ke rekening aku? Aku butuh untuk 1 tahun, mau aku puterin. Nanti kalau ada hasilnya aku bagi deh”.
Jedhenk!
Plis deh!
Setelah 12 tahun ga ketemu, sms basa-basi la-la-la trus langsung mau pinjem duit??
Emang gue celengan ?
Emang duit tinggal metik?
Ohya, what you just text? ‘nanti kalau ada hasilnya..’ ?
Jadi, kemungkinannya ga ada hasilnya?
Ada kemungkinan duit aku juga ilang? Seperti dulu-dulu itu?
Masih ingat khan, kamu minjem2 duit trus ga balik dengan alasan tekor?
Elo yang celeng!!!!
Secara aku sedang krisis emosi, aku ga balas sms itu.
Besoknya dia sms lagi
Kok sms aku ga dibalas, bisa transfer hari ini khan?
Ga aku balas, tambah mangkel. Besoknya dia sms lagi ;
Sedang sibuk ya, rencanaku sih setahun, tapi diusahakan ga sampai setahun. Bisa hari ini?
Ga aku balas! Besoknya dia sms lagi, tambah miskol.
Kenapa ga mau balas sms atau transfer? Dimana persahabatan kita?
WHAT??? WHAT???? PERSAHABATAN WHAT!!!...
Makin murka, makin bete…makin males respon…besoknya dia sms lagi:
Tak ku duga persahabatan kita rusak gara2 kamu tidak mau meminjami aku duit.
plus di tambah 2 kali miskol.
Teman satu ini terus sms selama hampir 2 minggu. Mulai dari memohon, sampai mencerca.
Ga aku balas sekalipun. Percuma. Yang ada adalah dia makin nekad mengajukan ‘kredit usaha’
Akhirnya aku ‘screened’ nomor dia, sehingga sms dan miscall dia terblock.
Account pesbuknya juga aku hide agar profil dan update statusnya ga sliwar-sliwer di ‘home’ pesbuk.
Aku merasa apa yang terjadi 12 tahun yang lalu sudah cukup.
Yang membuat aku sedih: Mustinya sampai kapanpun yang namanya relationship: persahabatan, kekeluargaan, atau percintaan…tidak bisa dinilai atau dibeli dengan materi.
Namun, hidup memang kadang ridak menawarkan pilihan.
Ketika sebuah relationship sudah diwarnai materi….mending aku larung saja di got kampung sebelah.