Bagian 2 dari 4 tulisan.
Baca bagian 1, klik : Day 1 : Get Around
March 7th, 2014
Good morning Singapore!
Our first morning in this singapore trip.
Terbangun jam 0617 WIS (waktu Indonesia bagian Singapur)
Mandi, dll, jam 0800 kurang; aku dan mas Fachmy turun ke bawah (dormitory kami di lantai 3)
Sudah ada Icha dan Adah sedang sarapan.
Ada roti tawar dan selai; sereal, teh, kopi dan susu.
Jam 10 lebih baru meninggalkan hostel.
Tujuan pertama ke Merlion.
Belum sah ke Singapur kalau belum narsis di depan Merlion. Haha
Kami naik MRT dari Farrer Park, turun di Raffles Place
Menyusuri Battery Road yang satu sisinya hotel mahal One Fullerton dan satu sisinya Singapore River.
Keren banget!
Banyak street furniture yang keren untuk foto-foto :D
Pas sampai jalan Esplanade Bridge, kami menunggu lama sekali lampu tanda penyebrangan untuk pejalan kaki jadi hijau.
Meski ngomel: “iki kok suwe banget tho!...panas banget ki!.... patung-e khan tinggal nyebrang!”
Tapi gak terlalu peduli sebenarnya, karena asyik motret.
Sampai akhirnya kami sadar: kalau mau nyebrang musti mencet tombol yang ada di tiang lampu bangjo. Haha kami ngakak panjang mentertawakan ke’kampungan’ kami.
Puas narsis (aku ga termasuk lho yo. Hehe)
Kami menyusuri jalan, naik tangga, dan muncul persis di tempat kami tadi lama menunggu untuk menyebrang. Rupanya dengan melalui bawah tanah, tanpa perlu nyebrang jalan; kita bisa menuju ke patung singa berbadan ikan itu.
Sekali lagi kami ngakak menyadari kekonyolan kami. Haha.
Sesuai itinerary, selanjutnya kami naik MRT ke stasiun Bugis, jalan kaki ke Bali Lane dan Haji Lane.
Dua jalan kecil; lebih cocok disebut gang sih.
Rumah-rumah sepanjang dua lane ini diubah menjadi toko craft, distro, pernik, café, yang sangat unik.
Kami berempat kayak anak kecil masuk toko permen.
Keren banget pokoknya! Bisa bikin kesurupan liat barang-barang yang di jual disana.
Selama di Singapur; hanya di tempat ini; tiap dari kami beli sesuatu.
Aku beli kaus kaki lucu untuk Rio, adik Micha yang baru saja lahir.
Aku : kayaknya keren kalau kita berempat bikin toko kayak gini, jual clothing mas Facfmy, sepatu Icha, karya MicaWork, dan cooking Adah
Fachmy : iya! Ayo mas kita bikin! Yang ada tempat untuk kita nongkrong, rapat, dll
Adah : iya, ada café kecilnya.
Icha: Bisa untuk workshop juga... Di mana ya….Bandung wae! Aku mau!! Bisa sering naik kereta api. Hehehe…
Aku: yang penting juga bisa ngasih kita duit untuk jalan ke Turki… hehehe
Gak pernah terbayangkan ketika kami berempat kenalan pertama kali dulu; bahwa kami bisa jadi sebuah kelompok; gak hanya teman wedangan; tapi juga pameran bareng di Solo, Yogya, Bandung dan sekarang jalan bareng ke Singapur.
Impian bikin toko bareng, kok rasanya jadi gak terlalu jauh untuk digapai.
Secara sudah waktunya mas Fachmi Jumatan; kami bergegas ke Sultan Mosque yang ada di area itu.
Ini masjid terbesar di Singapur dan dimasukkan kedalam salah satu tujuan wisata.
Kalau menurutku yg hanya duduk diluar, banyak masjid di Indonesia yang lebih keren dan unik.
Selesai Fachmy ibadah; kami berempat sudah kelaparan dan kehausan. Itu sekitar jam 1430.
Di kawasan Sultan Mosque ada Kampong Glam yang terdiri dari toko-toko unik, resto dan café khas timur tengah.
Kami makan di resto Kampung Glam.
Saking hausnya, mas Fachmy pesan es Lychee 3 gelas. Adah juga pesan 2 gelas.
Hanya diminum airnya. Buah lychee nya dicuekin.
Selesai makan langsung bergegas balik ke hostel; untuk siap-siap pameran.
Di Singapura ada sebuah museum desain kontemporer bernama Red Dot Design Museum.
Setiap Jumat, minggu pertama, mereka mengadakan Market of Artist And Designers (MAAD).
Semacam bazar gitulah. Secara ini musium desain; produk yang dijual harus melewati kurasi dulu.
Selain bazar juga ada pameran hasil karya lomba desain grafis; komunitas ilustrator, dll.
Biasanya juga ada pertunjukan musik.
Aku gak bawa banyak barang; tapi nominal hasil penjualan bisa menutup tiket dan penginapan.
Respon pengunjung dan sesama peserta melihat karya MicaWork juga bagus.
Display MicaWork |
Sebagian karya MicaWork |
Crowd di stand MicaWork |
Detail pameran karya MicaWork, bisa dibaca disini.
Karya Icha: sepatu handmade juga mendapat respon yang bagus dari pengunjung.
Hanya saja Icha tidak bawa banyak produk; akibatnya beberapa pengunjung harus kecewa karena ukuran kaki dan sepatu ga pas.
Pendeknya: kami sangat bersyukur dan bangga bisa mengikuti event MAAD.
Bagi MicaWork (dan Icha juga tentunya) ini adalah A Step Forward : suatu langkah maju yang memberi semangat baru berkarya.
Pendingin udara di musium bikin menggigil. Lapar pula.
Tapi aku ga tahu lingkungan disekitar musium: bisa beli makanan dimana. Lagipula aku fokus jagain stand memperhatikan respon dan apresiasi pengunjung.
Aku perhatikan mas Fachmy juga mulai teler dan keliatan ngedrop.
Coba keliling lokasi pameran, liat ada stand yang jual sandwich ayam.
Aku tawarkan ke mas Fachmy. Rada kuatir juga : enak atau gak. Halal or tidak.
Tapi Mas Fachmy mau.
Ditambah kopi panas, jadilah itu makan malam kami.
Pameran selesai jam 1200 malam. Kami pulang naik taksi.
Cape banget, ngantuk banget, kaki gempor.
Tapi seneng banget.
Setiap desainer, pelukis, penulis hebat; pastilah melihat hasil karya orang lain dulu, menangkap impian yang ada dibaliknya, usaha yang dilakukan; sebagai inspirasi untuk mencapai impiannya sendiri.
Icha, Adah, mas Fachmy dan aku; hari ini sudah melihat banyak sekali hal-hal yang manjadi inspirasi dan semangat baru bagi masing-masing impian kami.
Tunggu saja saat kami beraksi! Hahaha…
next : Day 3 : Get Up!
Catatan:
Foto-foto di atas adalah mas Fachmy, Icha dan Adah. Sebagian foto milik Fachmy, Icha, dan Adah.