Suatu hari aku dan teman sekelas berdarmawisata ke Yogya. Waktu itu kami kelas 6 SD. Sebelum berangkat, kami masing-masing dibagi 1 dos snack yang berisi antara lain, kue soes, arem-arem, kacang goreng dan permen.
Ketika hampir sampai Yogya, kami melewati daerah Bogem yang terkenal dengan Juru Khitannya. Sambil membuka arem2, iseng aku tanya, “potongan kulit khitan itu dikemanain ya?”
Dengan santai teman aku menjawab, “Oh itu, dijadiin krecek untuk sambal goreng. Termasuk untuk arem-arem yg kita makan ini”
Sontak aku lepeh arem-arem yg sedang aku kunyah, dan sisa arem-arem yang masih ditangan aku buang.
Ketika hampir sampai Yogya, kami melewati daerah Bogem yang terkenal dengan Juru Khitannya. Sambil membuka arem2, iseng aku tanya, “potongan kulit khitan itu dikemanain ya?”
Dengan santai teman aku menjawab, “Oh itu, dijadiin krecek untuk sambal goreng. Termasuk untuk arem-arem yg kita makan ini”
Sontak aku lepeh arem-arem yg sedang aku kunyah, dan sisa arem-arem yang masih ditangan aku buang.
Sampai lulus SMA aku ga doyan arem-arem.
Arem-arem : kayak lemper gitulah, tapi dibuat dari beras nasi dengan isi sambal goreng ati, dibungkus daun pisang dan dikukus.