Pages

Wednesday, May 23, 2007

Sanctuary



7 tahun yang lalu ketika balik rumah, cuma ada Ma di Solo .
Waktu itu Pa di Semarang, adik2 nyebar di Yogya, Jakarta dan Australia.

Aku dan Ma tinggal di sebuah rumah ber kamar 3.
Rumah selalu dalam keadaan rapi, bersih dan tenang, secara kami cuma berdua ga sembarangan juga ada mbak Yati yang bantuin Ma benah2.
Tiap malam pulang dari kebisingan hidup, di rumah rasanya seperti menemukan nirwana. Cuma aku dan Ma yang biasanya sudah di kamar nonton teve.
Kadang2 Ma keluar kamar hanya untuk bilang, “Sudah pulang ya! Tadi mama potongin buah di kulkas. Dimakan loh”

Bener2 my sanctuary.


Kemudian…..

Kira2 setahun yang lalu, Paolien : isteri Iwan sesudah menikah tinggal bersama kami. Karena di Yogya mereka cuma berdua, sementara Paolien mulai mengandung dan Iwan kerja dari pagi sampai malam. So, lebih save kalau Paolien tinggal bersama kami.
Enam bulan kemudian Iwan menyusul pindah ke Solo.

Ga lama kemudian, tante Ie-ie yang selama ini di Bandung juga pindah Solo dan tinggal bersama kami.

3 bulan yang lalu Paolien melahirkan : Mika si Putri Cantik (menurut aku :oom nya yang juga ganteng)

Satu kamar untuk Ma
Satu kamar untuk Iwan, Paolien dan Mika si Putri Cantik
Satu kamar untuk tante Ie-ie

No room left untuk si oom ganteng :(
I’m start loosing my home, my sanctuary.

Semua barang pribadi aku dimasukin dos. Cuma ada satu keranjang dekat teve isinya sprei, bantal dan selimut untuk tidur malam depan teve.

2 bulan yang lalu Pa mulai pensiun. 2 minggu yang lalu balik Solo.

Hilang sudah rumah yang selalu bersih, rapi dan tenang.
Sekarang rumah selalu agak berantakan, penuh barang dan berisik.

Ga mungkin aku tidur depan teve terus.

I’m the one who should move out. Meski mama ga setuju.
Sudah 2 minggu ini aku tidur di gudang di toko. Ditengah dos2 teve kulkas dan kipas angin. Ga ada kamar mandi, ga ada air,
Yang paling bikin ga tahan : digigitin nyamuk sampai bentol2 ga karuan.
Kebalikan dari rumah yang aku huni beberapa tahun yang lalu.
Tadi bangun pagi malah nemuin tikus mati…satu langkah dari tempat tidur!!!

So depressing !!

Recently, aku berusaha beresin gudang supaya makin layak dipakai: to be my next sanctuary.
Selain itu aku yakin Iwan pasti akan melakukan hal yang sama, seandainya kondisinya dibalik.

Anyhow, kehidupan selalu berubah dan kondisi yang ada masih jauh-jauh lebih baik daripada pengungsi Lapindo Brantas atau bencana lain.

Trus ga ada yang tahu kalau pacarku dari yogya nginep… hehe…OOPS!!

2 comments:

Anonymous said...

turut berduka cita ya om...

imgar said...

lha..katanya arsitek,
gudang nya disulap jadi kamar yang nyaman aja..
:D