Aku memanggilnya mas Sujar; teman kerja ketika masih jadi arsitek di kantor pertama di Yogyakarta belasan tahun yang lalu.
Setahun kemudian, kami dan beberapa teman membentuk tim kerja baru di Jakarta. Waktu itu mas Sujar sudah menikah.
Mas Sujar sempat bekerja di Jakarta selama hampir 10 tahun (*kalau ga salah), selama itu pula istri dan anaknya tetap di Wates - Yogya.
Setiap hari Jumat jam 3 sore, mas Sujar pasti sudah kabur ke Gambir pulang ke Wates dengan kereta api.
Kami teman-temannya suka menggoda mas Sujar yang setia dan sangat mencintai keluarganya, meski sebenarnya kami salut dengan ketekunannya hidup hemat di jakarta agar bisa naik kereta api pulang menemui istri dan anaknya tercinta tiap Jumat.
Beberapa tahun yang lalu akhirnya mas Sujar pindah kerja ke Yogya, sempat ketemu sekali di kantornya yang baru.
Sekitar setengah tahun yang lalu mbak Dyah sms memberi tahu istri mas Sujar terkena Leukimia : kanker darah dan dirawat di rumah sakit.
Mbak Dyah juga cerita, mas Sujar tidak pernah tidur di rumah, setiap malam menemani istrinya di rumah sakit. Padahal perawatannya sudah berjalan beberapa bulan dan masih belum tahu sampai kapan.
Sebenarnya sudah pengen banget ke Yogya menengok mereka, tapi selalu saja tertunda.
Tapi hari Sabtu yang lalu dapat sms dari mbak Dyah, yang isinya mengabarkan istri mas Sujar dipanggil Tuhan.
Rasanya menyesal banget ga kesampaian menengok istri mas Sujar.
Beberapa hari ini gawean juga padat sekali dan gak mungkin melayat ke Wates. Jadi aku cuma nulis salam dan doa di wall fesbuk mas Sujar. Ga sampai hati ngomong langsung.
Tapi tadi sore sempat chat sebentar sama mas Sujar, aku ga sampai hati ngobrol banyak. Aku tahu pasti mas Sujar merasa sangat kehilangan.
Tapi yang paling sedih baca status mas Sujar di fesbuk :
Setahun kemudian, kami dan beberapa teman membentuk tim kerja baru di Jakarta. Waktu itu mas Sujar sudah menikah.
Mas Sujar sempat bekerja di Jakarta selama hampir 10 tahun (*kalau ga salah), selama itu pula istri dan anaknya tetap di Wates - Yogya.
Setiap hari Jumat jam 3 sore, mas Sujar pasti sudah kabur ke Gambir pulang ke Wates dengan kereta api.
Kami teman-temannya suka menggoda mas Sujar yang setia dan sangat mencintai keluarganya, meski sebenarnya kami salut dengan ketekunannya hidup hemat di jakarta agar bisa naik kereta api pulang menemui istri dan anaknya tercinta tiap Jumat.
Beberapa tahun yang lalu akhirnya mas Sujar pindah kerja ke Yogya, sempat ketemu sekali di kantornya yang baru.
Sekitar setengah tahun yang lalu mbak Dyah sms memberi tahu istri mas Sujar terkena Leukimia : kanker darah dan dirawat di rumah sakit.
Mbak Dyah juga cerita, mas Sujar tidak pernah tidur di rumah, setiap malam menemani istrinya di rumah sakit. Padahal perawatannya sudah berjalan beberapa bulan dan masih belum tahu sampai kapan.
Sebenarnya sudah pengen banget ke Yogya menengok mereka, tapi selalu saja tertunda.
Tapi hari Sabtu yang lalu dapat sms dari mbak Dyah, yang isinya mengabarkan istri mas Sujar dipanggil Tuhan.
Rasanya menyesal banget ga kesampaian menengok istri mas Sujar.
Beberapa hari ini gawean juga padat sekali dan gak mungkin melayat ke Wates. Jadi aku cuma nulis salam dan doa di wall fesbuk mas Sujar. Ga sampai hati ngomong langsung.
Tapi tadi sore sempat chat sebentar sama mas Sujar, aku ga sampai hati ngobrol banyak. Aku tahu pasti mas Sujar merasa sangat kehilangan.
Tapi yang paling sedih baca status mas Sujar di fesbuk :
Ya Allah, trimakasih telah Engkau pilihkan istri yang baik, apa yang di lakukan keseharian ke saya dan anak-anak hanya karena kewajiban IBADAH, meski dengan tertatih menahan sakit..... Maaf belum bisa membahagiakan mu... mengusahakanmu maksimal untuk sembuh,,, Allah berkehendak lain "INNALILLAHI WA INAILLAHI ROJIUN" semoga Allah membahagyakan mu di alam yang lebih baik.
pengen nangis!
aku pengen nangis!!!
dan jadi berpikir, apakah aku selama ini sudah membahagiakan mereka yang selalu aku sebut "yang kukasihi" : keluarga dan beberapa orang lagi....
Semoga Tuhan menguatkan mas Sujar dan anak-anaknya, membahagyakan istri mas Sujar di sisi-NYA.