Pages

Sunday, July 10, 2011

Rempah Rumah Karya

Hari sabtu kemarin, aku menghadiri open house Rempah Rumah Karya bersama Iko. Rempah Rumah Karya adalah adalah wadah komunitas pelaku seni dan budaya yang berada di Solo. Diharapkan bisa menjadi perekat, wadah pengembangan, workshop, dll. Lebih jauh lagi juga menjembatani pelaku seni, budaya, desainer, dstnya dengan pihak luar : buyer internasional, dll

Facebook Rumah Rempah klik disini

Terasa sekali ruh 'seni' dan 'budaya' di acara kemarin yang dibuka dengan atraksi ibu-ibu warga sekitar yang menyanyikan lagu-lagu rakyat dengan diiringi ketukan penumbuk padi. Juga aneka hidangan dari jajan pasar, cabuk rambak, bakmi geyol, wedang ronde, dll.Acara inti adalah diskusi panel yang diisi oleh beberapa pembicara keren: budayawan, arsitek, dll.
Sayang walikota Solo: Djokowi yang mustinya hadir sebagai salah satu pembicara, batal karena (nampaknya) ada konggres PSSI.

Seneng banget bisa bertemu dan kenalan dengan banyak orang.
Ada arsitek, perupa, juga beberapa tokoh media.
Kenalan dan ngobrol dengan editor Tabloid Rumah dari Kompas Group, sempat membahas soal liputan.
YAY! bungah banget! Seneng banget!
Ketemu juga beberapa penulis komunitas Sabdaspace.org. Sempat diskusi dengan Hai Hai Bengcu yang kontroversif itu. hahaha...

Materi yang disampaikan pada diskusi panel juga sangat 'mberkahi'. Memberi inspirasi bagi proyek yang sedang aku garap saat ini.
Salah satu pembicara diskusi panel; Basuki, seorang 'empu' keris dari Karanganyar berkata (kira-kira) demikian:
Selama 350 tahun bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda, hutan dan tambang kita tetap utuh. Budaya kita terjaga.
Tapi ketika kita merdeka, tidak sampai 50 tahun kita sudah kehilangan banyak sekali sumber daya alam dan budaya bangsa.
waw!

Beliau juga menunjukkan bagaimana sebuah tradisi dan kreasi seharusnya memberi makna dan menyatu dalam kehidupan banyak orang.

Bangunan Rempah Rumah Karya sendiri sangat luar biasa Di-arsiteki Paulus Mintarga yang sangat 'go green'.
Konsep bangunan Rumah Rempah mencerminkan konsep beliau: bahan bangunan memanfaatkan limbah, tata ruang dan udara sangat tropis, pencahayaan menggunakan lampu LED yang hemat energi. Luar biasa!

Beberapa hari sebelumnya, ngobrol dengan mas Fahmi editor Tiga Serangkai yang mendorong aku bikin workshop craft di Solo.
Dan kemarin aku dan Iko kenal Rempah Rumah Karya. Serasa 'tumbu ketemu tutup'.

Ah, hidup saya keren!!

2 comments:

hai hai said...

baru tahu kalau hai hai kontroversial. Ha ha ha ha ha ...

Tulisan yang bagus dan foto-fotonya luar biasa berbicara.

hai hai

nita said...

wow bs dibayangkan sptnya seru acrnya. apalagi ada hidangan jajanan psr kaya cabuk rambak, wedang ronde gitu. tp sayangnya aku gak tau bakmi geyol spt apa he..he..