Pages

Monday, March 07, 2005

Coffee, as a way of my life


I’m a coffee addict.

Ga kudu seperti mantan boss aku yang nenggak bercangkir-cangkir kopi sepanjang hari; aku cuma butuh 1 mug kopi kental.
Tapi tetap saja kalau ada Panti Rehabilitasi Pecandu Kopi, pasti aku sudah dimasukin situ (nyusul Merin yg sdh duluan didaftarkan jadi pasiennya…)

Bangun pagi atau siang, harus diikuti dengan kopi. Tanpa kopi, hidup melayang ga jelas dan semua urusan berjalan ga beres.

Masih jelas kenangan masa kecil, setiap kali ke rumah nenek di semarang, selalu tercium wangi kopi ketika bangun pagi.
Nenek biasa membuat secangkir besar kopi, sebagai pelengkap minuman susu.
Aku selalu menolak susu, namun aroma seduhan kopi yang memberikan nuansa: something new, semangat, harapan, liburan…. menggoda aku mengecap kopi.
Rasanya pahit tapi bisa membuat seluruh indera bergetar.

Masa2 SMA lah yang menjerumuskan aku jadi pecandu kopi. Ini gara2 kebiasaan belajar hanya semalam menjelang ujian semesteran. Biasanya aku bikin satu teko besar yang menahan otak dan mata melek sampai pagi.
Berlanjut ketika kuliah, masuk jurusan arsitektur yang identik dengan begadang, kopi jadi kebutuhan pokok setelah nasi dan tinta rapido. (oh, oh! Betapa aku kangen masa2 itu…)
Ketika mulai kerja sebagai tukang gambar, kebiasaan ngopi sudah menjadi agama kedua.

Rasa kantuk, capek, bosan, jenuh dan suntuk tiba-tiba hilang begitu meneguk kopi. BYAR!! tiba2 hidup jadi lebih cerah dan menyenangkan. Tiba2 ada semangat, gagasan dan kekuatan baru utk menghadapi masalah yang ada.

Kalau lagi niat dan pengen, menyeduh kopi bisa menjadi ritual:
Pertama aku akan merebus air dulu sampai bener2 mendidih
bilas mug dengan air panas dan biarkan sisa air menguap kering.
Masukkan 2 sendok makan kopi, seduh dengan air mendidih, aduk sebentar.
(ehm… baunya enak dan segar)
Setelah lima menit, aduk 3 sendok the gula pasir.
Yang paling enak kopi tubruk yang sudah lewat beberapa jam. Sudah dingin memang, tapi rasanya lebih legit dan menggigit.

Di Jakarta, banyak kedai kopi nyaman : kopi enak, cool music, dan cozy ambiance yg enak dipakai duduk bengong sendirian… ( untuk janjian ketemuan, apalagi!!)

Sayang, sepertinya di Solo ga ada kedai kopi yg nyaman. Malah ga ada!
Kalaupun ada, lebih mirip cafetaria dengan musik gubrak2 ga jelas, dan kopi yg rasanya kayak sirop moka.
Paling2 sama teman nongkrong di tempat wedangan/angkringan yg suasananya kayak gardu ronda: berisik!
Di Solo, ada wedangan yg punya menu spesial : Kopi Joss
Sebenarnya kopi biasa yg disuguhkan digelas biasa, istimewanya : selesai diseduh, si penjual akan mencelupkan sebongkah arang membara hingga berbunyi JOOOZZZ….!
Rasanya ? ya tetep rasa kopi ditambah aroma gosong ga jelas…..
Tapi lucu, bisa dijadiin atraksi kalau ada teman dari luar kota.

Akhir2 ini minum kopi sering ga pake ‘perasaan’, sekedar untuk memenuhi kebutuhan cafein. Jadi aku ganti minum nescafe: parktis dan cepat, gak usah nungguin ampas mengendap.
Padahal pertama kali minum kopi instan rasanya ga doyan banget! Apalagi pernah nyobain yg decaf…rasanya persis seduhan tinta rapido.

1,5 sendok teh munjung kopi + 2,5 sendok teh gula + air panas. Biasanya aku tengak gitu saja, tanpa pake perasaan. Tapi itu cukup bisa membuat aku tabah menghadapi kehidupan. Hehehehe….

Pernah sekali waktu SMA, waktu mau minum kopi sisa begadang semalam, di dalam gelas kopi aku lihat ada seekor cecak, hidup tapi mabok!

Sejak saat itu, setiap mau minum kopi yang sudah dingin, aku selalu memastikan tidak ada cecak di dalam kopi. (even kalau pas di starbucks. Paranoid banget ga sih?)

I’ll fly to Jakarta early April, first thing to do: Starbak!

4 comments:

ben said...

Kafein tuh musuh no wahid !
Kalo dah kena kafein dikit aja menjelang sore, bisa-bisa besok paginya teler, sebab gak bisa tidur ! hiks... nasib !

dodY said...

duh.... ngga tau penderitaan saya yah? ngga pernah minum kopi.. bgt ada sampling nescafe di kantor langsung kalap! hasilnya: jantung deg2an selama 2 jam and gw ngga bisa kerja! kesimpulannya: wong susu kok dibilang teh! hauhaua.... gak penting!

Anonymous said...

rio

join the club pras. aku minum kopi jam 12 malem trus abis itu ngebaringin badan, ya tidur aja. kopi gak punya banyak efek untuk ngalangin tidur, tapi bikin seger iya banget. dan rasanya tiu lhooooooooo top abis! cuman aku nggak kelewat suka kopi tubruk bukan karena rasa tapi karena ampasnya itu lhoooooo...

jadi mo ke starbaks nih;)? yuuuukk.. di thamrin buka 24 jam lho;).

Anonymous said...

Saya ndak suka ngopi heheh, tapi bolu kopi suka, permen kopi juga suka, warna cat kopi juga suka, tapi kalau minum kopi waah bisa susah tidur..:)
doel