Tadinya aku merasa sedikit aneh dan terganggu jika naik becak dari rumah ke kantor : para drivernya (pasti yang langganan) dengan cueknya ikut masuk kekantor hingga depan ruang kerja.
Aku cuma nggrundel dalam hati, “waduh! ngapain kok pada ngikut masuk !!”
Sementara itu, baidewei……..
awalnya aku lebih suka berjalan kaki ke kantor.
8 menit berjalan ke kantor cukup membuat darah mengalir lebih cepat, mengimbangi otak yang ngebut berpikir tentang pekerjaan2 yang harus di hadapi hari ini.
Tapi keramahan para becak driver yang tiap hari mangkal dekat rumah membuat aku ga enak hati. Bagi mereka mengantar aku ke kantor dan mendapat 4.000 rupiah bisa berarti makan siang.
Jadi aku pikir, yo wis lah! mungkin lebih baik kalau mikir soal kerjaan hari ini sambil naik becak, dari pada bahaya nyebrang jalan ga konsentrasi….
balik ke soal becak driver yang ngikut sampe depan ruang kerja…
Aku merenung-renung dan sadar ternyata mereka seperti itu karena, setiap kali, saking otak udah penuh soal kerjaan, begitu dekat kantor, aku langsung loncat dari becak dan lari masuk kantor, sementara mereka dengan lugunya menunggu di luar.
Dan aku langsung telp sana-sini, baca laporan, menemui tamu, buka email, (kadang chatting juga) dan 2 jam kemudian baru ingat : belum bayar becak!!
So!!! That’s why mereka selalu membuntuti aku masuk kantor.
Just another fool of me!
Tiba-tiba aku kangen ngobrol sama Lastri di perempatan Melawai sambil menghitung bis 605 Blok M – Lebak Bulus yang lewat…
Aku cuma nggrundel dalam hati, “waduh! ngapain kok pada ngikut masuk !!”
Sementara itu, baidewei……..
awalnya aku lebih suka berjalan kaki ke kantor.
8 menit berjalan ke kantor cukup membuat darah mengalir lebih cepat, mengimbangi otak yang ngebut berpikir tentang pekerjaan2 yang harus di hadapi hari ini.
Tapi keramahan para becak driver yang tiap hari mangkal dekat rumah membuat aku ga enak hati. Bagi mereka mengantar aku ke kantor dan mendapat 4.000 rupiah bisa berarti makan siang.
Jadi aku pikir, yo wis lah! mungkin lebih baik kalau mikir soal kerjaan hari ini sambil naik becak, dari pada bahaya nyebrang jalan ga konsentrasi….
balik ke soal becak driver yang ngikut sampe depan ruang kerja…
Aku merenung-renung dan sadar ternyata mereka seperti itu karena, setiap kali, saking otak udah penuh soal kerjaan, begitu dekat kantor, aku langsung loncat dari becak dan lari masuk kantor, sementara mereka dengan lugunya menunggu di luar.
Dan aku langsung telp sana-sini, baca laporan, menemui tamu, buka email, (kadang chatting juga) dan 2 jam kemudian baru ingat : belum bayar becak!!
So!!! That’s why mereka selalu membuntuti aku masuk kantor.
Just another fool of me!
Tiba-tiba aku kangen ngobrol sama Lastri di perempatan Melawai sambil menghitung bis 605 Blok M – Lebak Bulus yang lewat…
7 comments:
mas.... ongkosnya mas.......... :)
Mas Pras,..bis 605 bukannya jurusan Blok M - Kp. Rambutan???
Itu picture PATH-nya keren euy :)
Blok M- Lebak bulus itu M65
Jadi ingat guyonan yg dikirim teman: naik ojek tapi helm-nya lupa dilepas jadi si tukang ojeknya ikut masuk ke kafe hehehe...
Ada2 aja Pras, lain kali pakai sistem prabayar:D
doel
Ngawur!! bukannya Blok M-Lebak bulus tuh 610? ato itu ke pondok labu yaa?
bete, td lupa nulis nama..
--pattawari--
bersyukur lah,ga ada unjuk rasa didepan kantor,pras
....
....
hihihi.
Post a Comment