Sejak awal pemesanan, aku sudah wanti2 ke tukang besi beberapa hal penting, misal : arah putar tangga, ukuran dan step anak tangga, posisi tangga, warna cat dan jadwal pemasangan.
aku menegaskan hal tersebut 3 kali dalam kesempatan yang berbeda.
Tukang tangga yang datang sama istrinya menjawab, “iya, pasti kami perhatikan!”
Tapi pas tadi siang nge-check pemasangan, aku langsung ngamuk.
MURKA tepatnya!
Karena tangga tidak dipasang sesuai keinginan si pemesan (which is me! yang sudah pesan2 dan sudah wanti2! Bayar pake duit beneran! Duitnya bukan hasil ngrampok! Udah sabar nunggu perakitan dan sabar melihat kejorokan tukang2! )
Bagi orang lain mungkin tangga kayak gitu sudah OK banget. Sugeng atau Mas Wanto pasti akan ngomong, “Tangga sudah dipasang bagus sekali pak!”
Integritas profesional seseorang bukan sesuatu yang ciblok dari kahyangan. Seorang dokter jantung kudu menempuh pendidikan S1, menjalani magang, praktek, kuliah spesialis, diuji, dsbnya untuk berhak disebut ‘dokter jantung’ Demikian pula seorang pengacara, akuntan, ahli penjinak bom, arsitek, even tukang sol sepatu.
Considering that, integritas profesional seseorang tidak akan mudah dinafikan, karena pasti sudah membentuk struktur utama cara berpikir dan standar penilaian.
Seorang penjinak bom yang sudah pensiun pun pasti tetap memiliki kepekaan identifikasi bom, diingini maupun tidak. Seorang dokter spesiali operasi, walau ganti profesi jadi tukang kebon pun pasti selalu memiliki standar sanitasi yang lebih tinggi.
So am I !!
Meski sekarang jadi ‘boss’ di bidang lain, aku bukan boss biasa.
I am not an architect, but I was the damn good & qualified one!!!
Should Simon Cowel say Suciati a good singer, just because Sugeng say so ?
DAMN!!!!
1 comment:
eh, jadi tangga nya kenapa..?
hehe..emang berurusan ttg konstruksi, bangunan dan interior dng arsitek pasti akan lebih sulit.. :D
Post a Comment