Berikut ini kumpulan scene yang benar-benar (dan sering) terjadi :
PD = pembeli dudul
Me = aku
PD : Jual bohlam lampu?
Me : Gak pak. Yang jual lampu toko depan tuh pak…disana komplit.
PD : Kalau lampu neon ada?
Me : gak jual lampu dan konconya pak. Saya jualnya kulkas, tv, mesin cuci… silahkan ke toko depan saja pak…
PD : Kalau saklar lampu sini jual ?
Me : *nyari batu bata untuk nyambit pembeli pantang nyerah itu!
PD : Vacuum cleaner yang kapasitas besar ini, wattnya berapa?
Me : 800 watt bu. Dirumah listriknya berapa watt?
PD : oh di rumah saya listriknya cuma 450 watt tuh. Cukup gak mas?
Me : *jambak konde ibu-ibu gak lulus matematika.
PD : ada kipas angin dinding?
Me : Ada pak, saya punya 3 merk : GMC, Miyako dan Panasonic.
PD : Merk Maspion ada?
Me : Disini hanya ada 3 merk pak… GMC, Miyako dan Panasonic
PD : Kalau Cosmos ada? Atau merk Sekai ?
Me : Paaaaaakkkk!!! Saya hanya ada merk GMC, Miyako dan Panasonic... itu artinya merk Maspion, Cosmos, Kirrin, Sekai, Panalux, KDK, atau yang pake baling-baling bambu GAAAK ADAAAAAA! (*garuk-garuk tembok)
PD : Saya mau beli kulkas…
Me : Mau cari merk apa pak? Satu pintu atau dua pintu ?
PD : Tapi … kalau misalnya saya beli sekarang trus saya simpan, dan baru saya pakai 3 bulan lagi…kulkasnya rusak ga?
Me : sebenarnya bapak mau beli kulkas atau getuk?
PD : ada antene TV yang pakai remote?
Me : ada pak, ini contohnya
PD : oh… (*diem sejenak sambil lihat-lihat contoh antene tsb)…ini apa sih?
Me : lhah!…. Lha tadi bapak nanyain apa?
PD : oh iya…hehee…
PD : Ya sudah mas, saya ambil kipas angin Miyako ini saja, tapi saya minta yg dalam dos, nanti biar dirakit anak saya di rumah.
Me : saya cobain motornya saja ya.
PD : loh…kok gak ada anginnya?...
Me : piye tho bu… khan ini cuma nyobain motornya, baling-baling kipas gak saya pasang….mau keluar angin dari mana!....
PD : Saya mau beli DVD (player), tapi nyobainnya pake ‘kaset’ yang langgam jawa ya mas
Me : Wah adanya pop indonesia dan barat semua tuh mas… lha kenapa kok kudu langgam jawa?
PD : …anu mas… saya cuma mau ngetest DVD (player) yang saya beli bisa dipake utk lagu bahasa jawa apa gak…..
Me : *ngelus-elus cakar Miley
PD : (*marah-marah)…gimana sih kompor baru beli kok gak bisa nyala…kenopnya gak bisa di ceklek-in
Me : *check kenop kompor dan bisa ceklekin kenop kompor…lho ini bisa bu!
PD : OH!!! Jadi kalau mau di ceklek-in kenopnya kudu ditekan dulu ya?...…wahh saya baru tahu, belum pernah punya kompor seh!
Me : *pantesan kompor gas meledak dimana-mana…
PD : Saya mau beli blender. Dokter menyuruh saya rajin bikin juice buah agar tekanan darah saya turun. Blender mana ya mas yang bisa mengurangi tekanan darah ?
Me : *diam saja, menahan diri tertular darah tinggi akibat blender.
PD : ini lektop mas? (nunjuk tv LCD32 inch), saya mau beli untuk kuliah anak saya..
Me : maksudnya laptop? bukan bu, itu tv LCD, bukan komputer laptop...Gak jual komputer bu…
PD : ooo… tapi ini bisa jadi lektop ya?
Me : *nyari dukun, siap-siap ruwatan……
PD : mau cari roda kulkas….
Me : stok habis mbak
PD : ada roda kulkas ?
Me : gak punya mbak…. Massss..
PD : mau cari ini loh…apa tu namanya… oh iya: roda kulkas…
Me : *injak-injak bumi 3 kali, tangan dikepal didada siap2 soja sama siluman babi.
Saturday, October 30, 2010
Wednesday, October 20, 2010
Personality Plus
Menurut buku ini, konon terdapat 4 dasar personality dasar manusia: Sanguinis, Phlegmatis, Koleris, serta Melankolis.
Biasanya seseorang akan memiliki karakter utama, serta satu atau dua karakter sekunder. Dari bagaimana dia merespon suatu situasi, personality seseorang bisa terdeteksi
Misalnya saja:
Beberapa hari yang lalu Darma nge-tuit : udah jatuh ketimpa tangga pula.
Kameranya hilang pas ikut acara bak-sos di Batam, trus sampai di Jakarta leptopnya rusak; kemungkinan motherboard-nya rusak.
Seorang Sanguinis sambil tertawa ngakak akan merespon dengan cara ‘fun way’ demikian:
"Jatuh ketimpa tangga? Benjol gak hehe… Kalau motherboardnya rusak, ganti fatherboard ajah…"
Sanguinis tuh orangnya talkative, lively, irregular, random, jadi pusat perhatian…..
Beberapa orang/teman yang menurutku Sanguinis: Indy Barends, Gus Dur, Pak Petrus, Arbani, Christin, Wiji..
Seorang Phlegmatis akan menepuk-nepuk punggung dan merespon dengan cara ‘easy way’ demikian :
"Apapun yang terjadi, ya sudahlah….. yang sabar ya… coz everything is gonna be okay…
Biarin aja leptop rusak, khan sudah pake blekberi. Sekarang tidur dulu ajah…."
Phlegmatis itu seperti air: tenang, jalan tengah, kompromi, peace,
Beberapa orang yang menurutku Phlegmatis : presiden SBY, Darma, Mas Suyar, Moses, Anasurbaningrum…
Seorang Melankolis akan mengambil kertas dan bolpoin untuk mencatat, merespon dengan cara ‘right way’ demikian :
"Kamera ilang dimana? jam berapa? Ada saksinya?
Komputer merk-nya apa? Beli dimana? Kapan mulai rusak?"
Melankolis tuh metodis, komplikatif, kontekstual, logis, by process, dikendalikan perasaan,…
Beberapa teman yang menurut aku Melankolis: Yuda Apis, Sri Mulyani, Megawati…
Kebanyakan blogger adalah melankolis
Seorang Koleris tanpa 'ba-bi-bu' akan merespon dengan cara ‘MY way’ demikian:
"Besok pagi cuti kantor saja, bawa leptop ke Ratu Plaza ya, cari service station resminya, bilang saja ganti motherboard dua hari kudu jadi, trus minta diskon khusus karena belinya belum setahun!!!
Ke Ratu Plaza naik busway, daripada naik taksi nanti kena macet. Ati-ati dompet taruh di saku depan, siapkan uang pas untuk busway!!!!"
Koleris : leading, bossy, to the point, by product, revolusioner, kaku,,,
Beberapa orang/teman yg koleris : Bunda Theresa, Fidel Castro, Ciputra, Ichal Bakrie....
Misalnya saja:
Beberapa hari yang lalu Darma nge-tuit : udah jatuh ketimpa tangga pula.
Kameranya hilang pas ikut acara bak-sos di Batam, trus sampai di Jakarta leptopnya rusak; kemungkinan motherboard-nya rusak.
Seorang Sanguinis sambil tertawa ngakak akan merespon dengan cara ‘fun way’ demikian:
"Jatuh ketimpa tangga? Benjol gak hehe… Kalau motherboardnya rusak, ganti fatherboard ajah…"
Sanguinis tuh orangnya talkative, lively, irregular, random, jadi pusat perhatian…..
Beberapa orang/teman yang menurutku Sanguinis: Indy Barends, Gus Dur, Pak Petrus, Arbani, Christin, Wiji..
Seorang Phlegmatis akan menepuk-nepuk punggung dan merespon dengan cara ‘easy way’ demikian :
"Apapun yang terjadi, ya sudahlah….. yang sabar ya… coz everything is gonna be okay…
Biarin aja leptop rusak, khan sudah pake blekberi. Sekarang tidur dulu ajah…."
Phlegmatis itu seperti air: tenang, jalan tengah, kompromi, peace,
Beberapa orang yang menurutku Phlegmatis : presiden SBY, Darma, Mas Suyar, Moses, Anasurbaningrum…
Seorang Melankolis akan mengambil kertas dan bolpoin untuk mencatat, merespon dengan cara ‘right way’ demikian :
"Kamera ilang dimana? jam berapa? Ada saksinya?
Komputer merk-nya apa? Beli dimana? Kapan mulai rusak?"
Melankolis tuh metodis, komplikatif, kontekstual, logis, by process, dikendalikan perasaan,…
Beberapa teman yang menurut aku Melankolis: Yuda Apis, Sri Mulyani, Megawati…
Kebanyakan blogger adalah melankolis
Seorang Koleris tanpa 'ba-bi-bu' akan merespon dengan cara ‘MY way’ demikian:
"Besok pagi cuti kantor saja, bawa leptop ke Ratu Plaza ya, cari service station resminya, bilang saja ganti motherboard dua hari kudu jadi, trus minta diskon khusus karena belinya belum setahun!!!
Ke Ratu Plaza naik busway, daripada naik taksi nanti kena macet. Ati-ati dompet taruh di saku depan, siapkan uang pas untuk busway!!!!"
Koleris : leading, bossy, to the point, by product, revolusioner, kaku,,,
Beberapa orang/teman yg koleris : Bunda Theresa, Fidel Castro, Ciputra, Ichal Bakrie....
Aku nyadar kalau aku orang yang koleris banget.
Tiap menghadapi situasi seperti ini, aku punya insting ‘kudu menyelesaikan masalah ini’ trus langsung bikin perintah-perintah kerja ‘do this! do that!’ and ‘hurry!!’
Yang kadang bikin orang lain gak nyaman. Bisa saja seseorang curhat hanya butuh didengar; bukan minta ‘strategi perang’ menyelesaikan masalahnya.
Sadar akan hal itu, aku menahan diri menjawab segera sms Darma; mencari kalimat yang tepat.
Akhinya aku sms; “Trus piye?”
Kesannya netral, tapi penuh jebakan. Seandainya sms balik Darma menurutku gak oke; pasti aku gak akan bisa menahan diri jadi ‘tukang (sok) ngatur’ lagi…
Haduuuuuuuuuuuuuh!!............
Tiap menghadapi situasi seperti ini, aku punya insting ‘kudu menyelesaikan masalah ini’ trus langsung bikin perintah-perintah kerja ‘do this! do that!’ and ‘hurry!!’
Yang kadang bikin orang lain gak nyaman. Bisa saja seseorang curhat hanya butuh didengar; bukan minta ‘strategi perang’ menyelesaikan masalahnya.
Sadar akan hal itu, aku menahan diri menjawab segera sms Darma; mencari kalimat yang tepat.
Akhinya aku sms; “Trus piye?”
Kesannya netral, tapi penuh jebakan. Seandainya sms balik Darma menurutku gak oke; pasti aku gak akan bisa menahan diri jadi ‘tukang (sok) ngatur’ lagi…
Haduuuuuuuuuuuuuh!!............
Saturday, October 16, 2010
Dr. Tan Shot Yen
Entry ini sudah ditulis lama, tapi terlupakan. Kasus Indomie bikin aku ingat tulisan ini.
Ibu aku menjalani operasi bypass jantung di Kuala Lumpur akhir tahun 2006. Sebenarnya hasilnya baik. Tapi ibu gak bisa mengontrol dietnya.
Juli 2009, Dr Soo: dokter jantung ibu di KL, menyarankan ibu pasang ring tambahan lagi di pembuluh jantungnya.
Saat itu memang ibu mudah sekali merasa lelah, gak fit dan tekanan darahnya tidak stabil.
Ibu bilang gak mau.
Awal Oktober ibu menjalani terapi EECP di klinik Dr Raymond Suwita, seorang kardiolog di Jakarta. Hasil treatment ini secara ‘fisik’ berhasil memperbaiki kualitas pembuluh darah, terbukti dari hasil foto terlihat banyak pembuluh darah disekitar jantung yang berfungsi kembali.
Tapi tetap saja ibu mudah merasa lelah dan tekanan darahnya tidak stabil.
Hasil test darah juga buruk : kolestrol tinggi, indikator-indikator untuk fungsi hati juga buruk.
Awal Januari 2010 kemarin, aku ajak ibu menemui Dr. Tan Shot Yen di Jakarta. Ini adalah titik balik bagi ibu dan keluarga kami memahami kesehatan dan pola hidup yang benar.
Saat ini, setelah ditangani Dr. Tan; ibu sangat sehat, fit, trengginas, dan indikator-indikator test laboratoriumnya sangat baik.
Aku juga menemukan beberapa buku dan artikel yang memiliki paradigma yang sama dengan Dr Tan. Antara lain Dr. Hiromi Shinya yang berasal dari Jepang. Sempat bikin draft reviewnya. Kalau sempat kapan2 di upload.
Dr. Tan ini sekilas galak banget. Tapi sebenarnya dia bermaksud agar pasiennyaserius dan gak 'slengek-an' (istilah beliau) hehe....
Ibu aku menjalani operasi bypass jantung di Kuala Lumpur akhir tahun 2006. Sebenarnya hasilnya baik. Tapi ibu gak bisa mengontrol dietnya.
Juli 2009, Dr Soo: dokter jantung ibu di KL, menyarankan ibu pasang ring tambahan lagi di pembuluh jantungnya.
Saat itu memang ibu mudah sekali merasa lelah, gak fit dan tekanan darahnya tidak stabil.
Ibu bilang gak mau.
Awal Oktober ibu menjalani terapi EECP di klinik Dr Raymond Suwita, seorang kardiolog di Jakarta. Hasil treatment ini secara ‘fisik’ berhasil memperbaiki kualitas pembuluh darah, terbukti dari hasil foto terlihat banyak pembuluh darah disekitar jantung yang berfungsi kembali.
Tapi tetap saja ibu mudah merasa lelah dan tekanan darahnya tidak stabil.
Hasil test darah juga buruk : kolestrol tinggi, indikator-indikator untuk fungsi hati juga buruk.
Awal Januari 2010 kemarin, aku ajak ibu menemui Dr. Tan Shot Yen di Jakarta. Ini adalah titik balik bagi ibu dan keluarga kami memahami kesehatan dan pola hidup yang benar.
Saat ini, setelah ditangani Dr. Tan; ibu sangat sehat, fit, trengginas, dan indikator-indikator test laboratoriumnya sangat baik.
Tulisan tentang dr Tan Shot Yen pertama aku baca di kompas Oktober 2009. klik disini . Beliau menulis beberapa buku. Salah satunya : “Saya Pilih Sehat dan Sembuh” Transformasi Paradigma Mengobati Menjadi Menyembuhkan. Terbitan Dian rakyat.
Dr Tan meraih S1nya di Kedokteran Umum, kemudian melanjutkan S2 dan S3 di fakultas filsafat Driyakarya. Kepada pasien, dalam prakteknya Dr Tan lebih banyak memberikan pengetahuan tentang pola hidup yang sehat, pengetahuan tentang makanan, serta pengungkapan kembali hal-hal prinsip dalam menjaga keutuhan hidup. Mengajar kita berpikir kritis: tidak hanya sekedar "membereskan" gejala penyakit, tapi yang penting adalah mengetahui asal muasal penyakit dan mencegahnya.
Salah satu artikel tentang Dr. Tan klik disini.
Beberapa catatan yang aku dapat dari konsultasi dengan beliau : (setiap ketemu beliau aku selalu bawa catetan kayak kuliah, karena banyak sekali informasi yang didapat dan sumbernya: website, buku, dll)
Manusia bukan mobil.
Dr Tan mengkritik paradigma pengobatan medis modern yang tidak melihat manusia secara holistik, serta terlalu bersandar pada obat-obatan sebagai senjata utama meredakan gejala penyakit (belum tentu penyakitnya sembuh).
Ilmu kesehatan saat ini tidak luput dari cara pandang ilmu pasti. Segala sesuatu dipilah menjadi detail sekecil-kecilnya. Tubuh manusia pun dipandang sebagai pretelan suku cadang kendaraan yang terpisah dari alam pikir dan realita spiritualnya.
Pelayanan kesehatan (klinik, rumah sakit) saat ini lebih sebatas pada penanganan masalah gawat darurat.
Tubuh manusia memiliki kemampuan memperbaiki/menyembukan dirinya. Berbeda dengan mobil yang kudu didempul dan dicat ulang akibat dibaret, kulit manusia yang tergores bisa sembuh sendiri, tentunya dengan kondisi badan yang sehat.
DNA manusia modern dengan manusia purba 99,99 adalah sama. Namun oleh perjalanan hidup dengan perubahan kebudayaan, terjadilah penyimpangan yang terutama mengenai makanan manusia dengan segala akibat yang ditimbulkannya.
Makanan natural dan utama manusia seharusnya seperti manusia-manusia primitif; yakni sayur, buah (sebaiknya mentah), kacang-kacangan serta daging hewan yang tumbuh alami.
Setelah manusia mengenal api, manusia mulai terbiasa memasak makanan yang berakibat hancurnya enzim2 dalam makanan.
Sebaiknya hindari daging sapi, karena sapi yang seharusnya makan rumput, saat ini makan pelet yang berasal dari hancuran tulang2 sapi, dll. Tidak heran muncul penyakit sapi gila, dll.
Juga hindari kedelai dalam bentuk tahu, susu kedelai, dll. Kecuali dalam bentuk tempe (aku lupa detailnya, tapi kira2 demikian: kedelai saat ini sudah mengalami rekayasa sedemikian rupa yang mengandung unsur yang memicu peningkatan hormon estrogen yang mengakibatkan kanker payudara. Namun ketika kedelai sudah mengalami fermentasi: dijadikan tempe, kandungan zat ini ternetralisir)
Makanan vs Dagangan
Bedakan ‘makanan’ dengan ‘dagangan’.
Sayur, buah, daging, kacang-kacangan dan telur dalam kondisi segar dan diolah dengan benar; adalah makanan. Tidak ada batas dalam mengkonsumsinya.
Mi instant, kripik kentang, roti, biskuit, sirop, dll adalah dagangan yang sebenarnya tidak diperlukan tubuh manusia. Meskipun dinyatakan ‘aman’ karena bahan pengawetnya dibawah ambang batas, bukan berarti bisa direkomendasikan sebagai makanan yang baik.
Aman bukan berarti boleh.
Alasan kepraktisan dan ekonomis adalah slogan yang dikumandangkan para pedagang.
No Rice and Sugar. And Milk too!
Tolak nasi, gandum, serta bahan makanan berpati yang ber indek glecemic tinggi. Karbohidrat semacam ini akan memancing lonjakan insulin yang akan menekan kadar gula darah yang berujung mengubahnya menjadi lemak.
Kebutuhan karbohidrat bisa dipenuhi dari sayuran tertentu yang sebenarnya memiliki kandungan karbohidrat yang lebih baik.
Berbuka (puasa) dengan yang manis ? (*slogan iklan)....salah banget!!!
klik disini untuk penjelasannya.
Susu bukan konsumsi yang sehat untuk manusia paska usia balita. Hanya manusia lah satu-satunya mamalia yang masih minum susu setelah dewasa.
(Aku menemukan banyak website yang mengkonfirmasi bahwa susu memang bukan konsumsi untuk manusia. Setidaknya dapat dibuktikan bahwa tidak ada enzim di sistem pencernaan manusia dewasa yang berfungsi mencerna susu)
Secara umum, pengganti sepiring nasi (sumber karbohidrat) adalah :
Gorengan dan panggang sangat dilarang.
Selain perubahan paradigma ‘makanan’; untuk konsumsi ibu aku ditambah dengan tablet Salmon Omega 3, Q-10, vitamin E serta Vitamin C dosis tinggi.
Ditempat ruang tunggu dr Tan, kebanyakan pasien adalah penderita penyakit jantung (stroke, kolestrol,dll), diabetes, disfungsi hormon, autism,dll
Awalnya susah sekali bagi ibu untuk merubah pola makannya: tidak makan nasi, kecap, dll. Tapi setelah 3 bulan lebih, ibu bisa terbiasa.
Memang berat badannya turun drastis, tapi kondisi kesehatannya sangat baik.
Seorang kenalan, penderita diabetes dan obesitas parah. Beratnya 120 kg. kemana-mana kudu membawa alat injektor insulin yang secara otomatis menyuntikan insulin ke tubuhnya.
Ketika bertemu, Dr Tan meminta saat itu juga alat dilepas dan langsung menjalankan pola makan diatas.
2 bulan kemudian, beratnya bisa turun 20 kg dan sudah tidak memerlukan insulin lagi. Tubuhnya juga jauh lebih bugar.
Dr Tan Shot Yen berpraktek di kliniknya di sebelah Teraskota BSD City. Parktek dari jam 9 pagi sampai selesai. Penulis aktif di tabliod Nyata.
Dr Tan meraih S1nya di Kedokteran Umum, kemudian melanjutkan S2 dan S3 di fakultas filsafat Driyakarya. Kepada pasien, dalam prakteknya Dr Tan lebih banyak memberikan pengetahuan tentang pola hidup yang sehat, pengetahuan tentang makanan, serta pengungkapan kembali hal-hal prinsip dalam menjaga keutuhan hidup. Mengajar kita berpikir kritis: tidak hanya sekedar "membereskan" gejala penyakit, tapi yang penting adalah mengetahui asal muasal penyakit dan mencegahnya.
Salah satu artikel tentang Dr. Tan klik disini.
Beberapa catatan yang aku dapat dari konsultasi dengan beliau : (setiap ketemu beliau aku selalu bawa catetan kayak kuliah, karena banyak sekali informasi yang didapat dan sumbernya: website, buku, dll)
Manusia bukan mobil.
Dr Tan mengkritik paradigma pengobatan medis modern yang tidak melihat manusia secara holistik, serta terlalu bersandar pada obat-obatan sebagai senjata utama meredakan gejala penyakit (belum tentu penyakitnya sembuh).
Ilmu kesehatan saat ini tidak luput dari cara pandang ilmu pasti. Segala sesuatu dipilah menjadi detail sekecil-kecilnya. Tubuh manusia pun dipandang sebagai pretelan suku cadang kendaraan yang terpisah dari alam pikir dan realita spiritualnya.
Pelayanan kesehatan (klinik, rumah sakit) saat ini lebih sebatas pada penanganan masalah gawat darurat.
Tubuh manusia memiliki kemampuan memperbaiki/menyembukan dirinya. Berbeda dengan mobil yang kudu didempul dan dicat ulang akibat dibaret, kulit manusia yang tergores bisa sembuh sendiri, tentunya dengan kondisi badan yang sehat.
Treating illness: First, by diet regimen. Second, by medicine. Lastly : with surgery
Modern physician had reversed the order of treatment.
(Hippocrates)
Anatomi Manusia vs Modernitas.
DNA manusia modern dengan manusia purba 99,99 adalah sama. Namun oleh perjalanan hidup dengan perubahan kebudayaan, terjadilah penyimpangan yang terutama mengenai makanan manusia dengan segala akibat yang ditimbulkannya.
Makanan natural dan utama manusia seharusnya seperti manusia-manusia primitif; yakni sayur, buah (sebaiknya mentah), kacang-kacangan serta daging hewan yang tumbuh alami.
Setelah manusia mengenal api, manusia mulai terbiasa memasak makanan yang berakibat hancurnya enzim2 dalam makanan.
Sebaiknya hindari daging sapi, karena sapi yang seharusnya makan rumput, saat ini makan pelet yang berasal dari hancuran tulang2 sapi, dll. Tidak heran muncul penyakit sapi gila, dll.
Juga hindari kedelai dalam bentuk tahu, susu kedelai, dll. Kecuali dalam bentuk tempe (aku lupa detailnya, tapi kira2 demikian: kedelai saat ini sudah mengalami rekayasa sedemikian rupa yang mengandung unsur yang memicu peningkatan hormon estrogen yang mengakibatkan kanker payudara. Namun ketika kedelai sudah mengalami fermentasi: dijadikan tempe, kandungan zat ini ternetralisir)
Makanan vs Dagangan
Bedakan ‘makanan’ dengan ‘dagangan’.
Sayur, buah, daging, kacang-kacangan dan telur dalam kondisi segar dan diolah dengan benar; adalah makanan. Tidak ada batas dalam mengkonsumsinya.
Mi instant, kripik kentang, roti, biskuit, sirop, dll adalah dagangan yang sebenarnya tidak diperlukan tubuh manusia. Meskipun dinyatakan ‘aman’ karena bahan pengawetnya dibawah ambang batas, bukan berarti bisa direkomendasikan sebagai makanan yang baik.
Aman bukan berarti boleh.
Alasan kepraktisan dan ekonomis adalah slogan yang dikumandangkan para pedagang.
No Rice and Sugar. And Milk too!
Tolak nasi, gandum, serta bahan makanan berpati yang ber indek glecemic tinggi. Karbohidrat semacam ini akan memancing lonjakan insulin yang akan menekan kadar gula darah yang berujung mengubahnya menjadi lemak.
Kebutuhan karbohidrat bisa dipenuhi dari sayuran tertentu yang sebenarnya memiliki kandungan karbohidrat yang lebih baik.
Berbuka (puasa) dengan yang manis ? (*slogan iklan)....salah banget!!!
klik disini untuk penjelasannya.
Susu bukan konsumsi yang sehat untuk manusia paska usia balita. Hanya manusia lah satu-satunya mamalia yang masih minum susu setelah dewasa.
(Aku menemukan banyak website yang mengkonfirmasi bahwa susu memang bukan konsumsi untuk manusia. Setidaknya dapat dibuktikan bahwa tidak ada enzim di sistem pencernaan manusia dewasa yang berfungsi mencerna susu)
Secara umum, pengganti sepiring nasi (sumber karbohidrat) adalah :
1 ikat seladaSedangkan untuk lauknya (sumber protein dan lemak) bisa dengan ikan, ayam, jamur, dll yang dimasak dengan rebus, atau kukus.
1 buah timun
1 buahtomat
1 buah apel/pear
½ buah alpukat
2 butir putih telur rebus.
Gorengan dan panggang sangat dilarang.
Selain perubahan paradigma ‘makanan’; untuk konsumsi ibu aku ditambah dengan tablet Salmon Omega 3, Q-10, vitamin E serta Vitamin C dosis tinggi.
Ditempat ruang tunggu dr Tan, kebanyakan pasien adalah penderita penyakit jantung (stroke, kolestrol,dll), diabetes, disfungsi hormon, autism,dll
Awalnya susah sekali bagi ibu untuk merubah pola makannya: tidak makan nasi, kecap, dll. Tapi setelah 3 bulan lebih, ibu bisa terbiasa.
Memang berat badannya turun drastis, tapi kondisi kesehatannya sangat baik.
Seorang kenalan, penderita diabetes dan obesitas parah. Beratnya 120 kg. kemana-mana kudu membawa alat injektor insulin yang secara otomatis menyuntikan insulin ke tubuhnya.
Ketika bertemu, Dr Tan meminta saat itu juga alat dilepas dan langsung menjalankan pola makan diatas.
2 bulan kemudian, beratnya bisa turun 20 kg dan sudah tidak memerlukan insulin lagi. Tubuhnya juga jauh lebih bugar.
Dr Tan Shot Yen berpraktek di kliniknya di sebelah Teraskota BSD City. Parktek dari jam 9 pagi sampai selesai. Penulis aktif di tabliod Nyata.
Aku juga menemukan beberapa buku dan artikel yang memiliki paradigma yang sama dengan Dr Tan. Antara lain Dr. Hiromi Shinya yang berasal dari Jepang. Sempat bikin draft reviewnya. Kalau sempat kapan2 di upload.
Dr. Tan ini sekilas galak banget. Tapi sebenarnya dia bermaksud agar pasiennyaserius dan gak 'slengek-an' (istilah beliau) hehe....
Friday, October 15, 2010
Miley
Sudah 43 hari Miley di Solo.
Tambah cantik, anggun dan gendut.
Pertama datang bobotnya 1,1 kg. Sekarang sudah 2,1 kg. Hampir dua kalinya.
Seminggu yang lalu aku bawa ke dokter untuk check rutin. Dokternya bilang Miley sehat.
Miley suka banget digendong. Betah banget dipangku.
Tiap malem duduk disebelah ibu nemenin nonton teve :D
Tapi jahilnya bukan main, suka toel-toel trus lari. Maksudnya ngajak main kejar-kejaran.
Gak tahu kenapa, aku perhatikan kalau habis pup atau pipis, selalu lari-lari dan jejingkrakan kayak reog. Mungkin karena merasa lega. Aku baca somewhere, konon kucing betina suka menahan pipis. Could be!
Kecuali nanti ada kitten yang bagus banget (warna + peaknose), rasanya gak pengen adopt another feline. Tapi aku serius banget dengan urusan Miley ini. Sampe ikut kelompok cat lover Kaskus di Yogya.
Menjawab Christin yang obrolan kami kemarin terputus:
Kucing itu bersih. 3 minggu gak dimandiin aja gak bau, paling bulunya keliatan agak lepek.
Miley di mandiin (grooming) seminggu yang lalu, sekarang masih bersih banget dan wangi.
Tapi kalau doggy; sebersih-bersihnya doggy pasti bau.
Coba saja datang ke rumah yg ada anjingnya; pasti ada bau anjing, ditambah bau pesing urin anjing yang biasanya suka pipis sembarangan.
Kalau kucing gak usah diajarin, secara naluri pasti pipis dan pup di bak pasir yang sudah disediakan.
Tambah cantik, anggun dan gendut.
Pertama datang bobotnya 1,1 kg. Sekarang sudah 2,1 kg. Hampir dua kalinya.
Seminggu yang lalu aku bawa ke dokter untuk check rutin. Dokternya bilang Miley sehat.
Miley suka banget digendong. Betah banget dipangku.
Tiap malem duduk disebelah ibu nemenin nonton teve :D
Tapi jahilnya bukan main, suka toel-toel trus lari. Maksudnya ngajak main kejar-kejaran.
Gak tahu kenapa, aku perhatikan kalau habis pup atau pipis, selalu lari-lari dan jejingkrakan kayak reog. Mungkin karena merasa lega. Aku baca somewhere, konon kucing betina suka menahan pipis. Could be!
Kecuali nanti ada kitten yang bagus banget (warna + peaknose), rasanya gak pengen adopt another feline. Tapi aku serius banget dengan urusan Miley ini. Sampe ikut kelompok cat lover Kaskus di Yogya.
Menjawab Christin yang obrolan kami kemarin terputus:
Kucing itu bersih. 3 minggu gak dimandiin aja gak bau, paling bulunya keliatan agak lepek.
Miley di mandiin (grooming) seminggu yang lalu, sekarang masih bersih banget dan wangi.
Tapi kalau doggy; sebersih-bersihnya doggy pasti bau.
Coba saja datang ke rumah yg ada anjingnya; pasti ada bau anjing, ditambah bau pesing urin anjing yang biasanya suka pipis sembarangan.
Kalau kucing gak usah diajarin, secara naluri pasti pipis dan pup di bak pasir yang sudah disediakan.
Wednesday, October 06, 2010
pertanyaan
Subscribe to:
Posts (Atom)