Pages

Tuesday, February 14, 2012

Inacraft dan Syariah

Di Jakarta, setiap tahun diadakan Inacraft: sebuah event pameran craft terbesar di Indonesia. Bahkan mungkin se Asean.
Event ini sangat populer dan selalu sukses bikin macet kawasan Balai Sidang Senayan.

Saking populernya; tidak mudah untuk ikut pameran di event ini; selain kudu menjadi anggota ASEPHI (Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia); juga karena stand-nya sangat terbatas.
Sebagai gambaran: anggota Asephi di Solo ada 100 lebih padahal konon cuma dapat jatah 8 stand. Jadi, meski punya duit segudang belum tentu bisa dapat stand di Inacraft.

Bagi aku untuk bisa ikut Inacraft nyaris impossible.



Tapi bagi Tuhan, gak ada yang mustahil.
Oktober tahun 2011, nyaris tanpa sengaja berkenalan seseorang ibu yang ternyata penanggung jawab event Inacraft. Setelah ngobrol banyak dan melihat karya MicaWork, ibu ini berkata, "saya tertarik dengan MicaWork, saya ingin menyediakan satu stand untuk MicaWork, kalau mas Paulus mau"

Saat mendengar itu, rasanya aku pengen langsung lari mengelilingi Senayan 10 kali sambil teriak-teriak :D
Kata "Senayan" sudah menjadi sebuah predikat bagi seorang politisi, atlit, dll.
Tampil di Senayan adalah sebuah pengakuan, achievment. Tidak hanya nasional namun internasional.


Ibu ini tidak hanya memberi 'satu stand' tapi juga stand dengan lokasi prima: free standing, sehingga bakal punya 4 sisi, bisa nge-display produk maksimal. Ibu ini juga meyakinkan aku ikut dalam kompetisi Inacraft Award. WAW!!!

ARRRRGGGHHHHHH!!!!!!!!

Aku sangat bersyukur pada Tuhan, dan mewujudkannya dengan cara berbagi kesempatan hebat ini. Sasaran pertama yang terpikir adalah teman-teman crafter yang juga menulis buku. Jadi selain MicaWork, bulan Maret ini Tiga Serangkai juga akan menerbitkan 3 buku lain tentang crafty-preneur yang masing-masing ditulis oleh HelloBleu, BJBJ, dan Ammi&Abi.

Tujuan aku mengajak mereka bergabung benar-benar hanya karena rasa syukur dan berbagi kesempatan. Bukan nyari duit dari keikutsertaan mereka. Jadi aku berkata kepada teman-teman ini: "gak usah mikir biaya stand-nya. Nanti selesai pameran; terserah kalau kalian mau ngasih aku sebagian dari keuntungan penjualan kalian. Tapi gak ngasih pun juga gak apa-apa.
Bagi aku kebersamaan dan network itu jauh lebih penting"

Dari 3 brand ini, yang paling akrab adalah Hellobleu. Kami pernah pameran bareng di Plaza Ambarrukmo tahun lalu dan sukses. Hubungan personal aku dengan Kiky dan I'id (pemilik brand Hellobleu) juga dekat. Jadi ketika aku menyampaikan keinginan mengajak mereka tampil di Senayan; pembicaraan kami langsung sifatnya teknis: penyiapan stok dagangan, pengiriman, strategi jualan, juga mimpi-mimpi kami tentang kesuksesan di Inacraft.

Tapi Sabtu kemarin ketika bertemu dengan salah satu brand lain yang aku ajak; malah jadi perdebatan panjang. Mereka ngotot minta kesepakatan diawal berapa besar uang yang harus mereka bayar.
Ketika dijelaskan lagi-dan-lagi prinsip aku bahwa tujuannya hanya berbagi kesempatan dan terserah mau ngasih berapa; mereka bilang, "tapi ini nggak syariah, bertentangan dengan iman kami"

gubrakZZZZZZZZZZZZ!

hahaha... ternyata punya niat baik (menurutku), itu tidak mudah dan bisa rempong.

Setelah debat panjang dan aku sempat bilang: "yo wis!! kalau gitu mending kalian gak usah ikut saja", akhirnya mereka nyerah.

Setelah pertemuan tersebut, aku jadi mikir.
Sepanjang perjalanan balik ke Solo geli tapi juga mangkel.


Aku memahami kemudaan dan idealisme (mentah) mereka sehingga berpikir dan bersikap seperti itu. Di sisi lain prihatin juga ketika hal-hal sederhana dalam kehidupan yang mustinya juga bisa dibiarkan sederhana; kenapa kudu dimuati dengan 'syariah'.
Toh aku bukan mengajak melakukan sesuatu yang tidak sesuai prinsip-prinsip agama manapun.
Kalaupun tidak dimuati dengan simbol dan istilah syariah; bukan berarti kebersamaan yang aku tawarkan di Inacraft adalah sesuatu yang penuh dosa.
Bukan berarti kalau aku bukan penganut 'syariah', prinsip kehidupan dan pekerjaanku sesuatu yang kotor.

hahaha.... manusia, manusia!!




4 comments:

Farrel Fortunatus said...

maksudnya dari bisnis bersifat syariah, biar ga berujung salah satu pihak ada yang merasa dirugikan/dikecewakan.
jadi harus ada kesepakatan di awal dengan nilai nominal yang jelas (kesepakatan bersama). biar semuanya clear, dan hubungannya menjadi saling menguntungkan

keseringan nonton Mamah Dedeh, jadi sedikit tau he he he...

Paulus said...

From the first place, aku sudah bilang ke mereka, dan sudah aku tulis juga di atas: aku tidak mencari keuntungan dari mereka.

Lagipula ibarat berkunjung ke "rumah" saya, seorang tamu mustinya mengikuti aturan yg punya rumah, bukan bawa aturan sendiri trus memaksakan kehendak.

Ajeng Sitoresmi said...

you are so lucky :)

Farah Ikha said...

kereen ms Paulus atas karya2 nya...kenal produk micawork dr buku craft yg sy beli di gramed. Thx sharing nya, buku nya sangat bermanfaat. terutama cara menentukan harga produk :)