Pages

Monday, July 16, 2012

Udah China, Kristen Lagi!!

Perolehan suara Jokowi-Ahok diatas perolehan suara pentahana dalam pilkada DKI 11 Juli kemarin sangat fenomenal, mempertimbangkan pencalonan mereka yang jadi sasaran primordialisme : Jokowi orang daerah, dan terutama Ahok yang adalah China dan Kristen.

Beberapa waktu yang lalu, seorang teman yang jadi PNS tiba-tiba sms; dia heran karena di tempatnya berdinas ada PNS yang keturunan China.
Ketika aku jawab. “bukankah sudah ada orang China yang jadi anggota DPR, jenderal, menteri atau kepala daerah”
Jawabnya, “Bodoh, menyamakan PNS dengan menteri atau kepala daerah” 

Terus terang aku kaget. 
Bukan karena dia berkata “bodoh” tapi karena selama ini aku mengenalnya sebagai orang yang sangat “majemuk”.
Teman ini memiliki cukup banyak teman China, bergaul dengan teman-teman beragama lain, serta dalam beberapa kesempatan ngobrol; bisa melepaskan diri dari atribut agama dan suku bangsanya. 

Seorang blogger menuliskan di blognya; “…….. meskipun nenek saya keturunan China; tapi saya bukan lagi orang China, karena saya tidak pelit” 

Banyak juga sebaliknya orang China atau ras lain, serta pemeluk agama yang memandang negatif orang yang berbeda suku dan agama.
Yang berpikir (misalnya) orang Jawa itu pemalas. orang Yahudi itu licik, orang Arab itu kikir, orang pakai jubah itu teroris, orang china itu pasti budha/kristen, dst-nya.

Dari situ aku belajar bahwa ternyata memang sulit untuk melepaskan stereotype SARA dari struktur berpikir seseorang. Pendidikan, pergaulan, bahkan intelektual tidak menjamin seseorang untuk berpikir luas.

Papa dan mama adalah generasi pertama yang lahir di Indonesia. Kakek dan nenek dari kedua orang tua adalah pendatang. Beberapa paman dan tante tinggal di China sana dan masih berhubungan sampai saat ini. 

Agama aku: Kristen. Nama saja sudah Kristen banget : Paulus

Jadi aku cukup banget mengalami dan merasakan diskriminasi sebagai China, Kristen, dll. 

Dulu ketika masih mahasiswa, aku pernah ditolak pindah ke suatu kost. Karena aku Kristen.

Namun aku bersyukur diberi kesempatan tumbuh dan besar di lingkungan yang majemuk. Ibarat ikan; merasakan hidup di kolam habitat yang isinya ikan yang berbeda. Aku bersekolah dan kuliah di lingkungan yang orang China-nya sangat minoritas. Ketika SD, hanya ada 3 orang murid yang China. 

Aku pernah bekerja sebagai arsitek di sebuah perusahaan developer yang karyawan-nya ratusan, tapi hanya ada 2 orang China. 

Sehingga aku justru bisa melihat bahwa selain warna kulit, sebenarnya kami sama-sama manusianya. 

Mungkin kami memanggil ibu dengan panggilan yang berbeda; tapi bagi kami sama memandang betapa berharganya seorang ibu. 
Mungkin kami merayakan hari raya yang berbeda, tapi kami sama-sama merasakan kedekatan hati kami masing-masing pada Tuhan ketika merayakan hari raya kami. 

Mangkanya setiap mendengar teman, kenalan, bahkan saudara mengucapkan hal-hal yang stereotyping, aku selalu protes. 

Aku ingat dulu pernah tanya sama Titi, ‘Si Bondan itu agamanya apa sih?’ 
Ketika Titi menjawab ‘non-lalala’…. Aku langsung protes keras: ‘iya, trus apa? Agama itu khan gak hanya lalala. Ada juga lilili, lololo, lelele, lululu, atau apa? Jangan asal di jawab non-lalala! Seolah yang lain itu bukan agama!!’ 

Selama masa kampanye pilkada DKI kemarin, gregeten banget kalau baca berita-berita yang mengangkat masalah SARA sebagai kampanye hitam Jokowi orang jawa yang selalu di cap pemalas, tidak tegas, tidak bisa memimpin, tidak menguasai permasalahan jakarta. Ahok orang China Bangka yang selalu dicap matere, pelit, hanya bisa dagang, egois. Kristen lagi! 
Terutama yang bawa-bawa ayat kitab suci tentang pemimpin kafir. Hahaha, sedemikian dangkalnya cara bersaing. 

Syukurlah, sementara ini Tuhan masih memberi nurani pada sebagian penduduk DKI Jakarta: Jokowi-Ahok unggul. 
Semoga ini dapat dipertahankan, dan menjadi titik awal kembalinya Indonesia yang dulu : majemuk dan kaya dengan suku bangsa, agama, budaya, humanisme, dll 

Seandainya nanti dalam putaran kedua Pilkada DKI, Jokowi-Ahok menang; ini adalah kemenangan Pancasila. Kemenangan bangsa dan rakyat Indonesia.

1 comment:

Papoyz said...

salam kenal