Pages

Friday, September 26, 2008

Akhirnya…..saya (terpaksa) menikah!

Rasanya seperti mimpi ketika akhirnya menyetujui pernikahan yang diatur keluarga.
Pernikahan politis? Pernikahan profesional? ….whatever you call it!
But the fact is I had agree to marrying a girl.

Yang aku tahu aku tinggal menjalaninya, semua sudah diatur beres.
Pernikahan ini persis seperti beli Kid’s Meal di resto cepat saji: makanannya menyebalkan! Yang penting hadiah mainannya lucu.
Semua persiapan dilakukan dalam waktu singkat dan hanya diketahui 2 pihak keluarga. Tidak seorangpun teman atau rekan kerja yang tahu. Aku sendiri ga ngerti kenapa pernikahan ini kudu kayak intrik rahasia kudeta sebuah kerajaan. Aku juga ga terlalu mudeng dengan transaksinya. Pasti mirip klausul2 kontrak asuransi yang licin berminyak bikin orang mudah tergelincir.

Yang aku ngerti adalah aku sama sekali ga mencintai Wini; si bakal istri.
Cantik, pendidikan + karier bagus, pinter itu jelas, kaya itu pasti. She has everyting but not my soul.
And Wini exactly just like other clever-but-not-that-smart girl yang percaya apa yang dimilikinya menjamin semua laki2 bersedia ngesot mempersembahkan nyawanya.

Malu rasanya mengakui pernikahan ini, secara aku ini Laskar Anti Nikah dengan ideologi Young, Free and Single!!
Yups! Aku sungguh malu karena batin berkata: aku pengkhianat. Setidaknya berkhianat pada kata hati.

Stres ? banget!!
Tertekan? Uh! Kayak diduduki kuda nil overweight, hamil kembar 7, sakit beri-beri!
It’s a ugly night-mare!
Tapi nasib kerajaan tergantung pada pernikahan ini dan aku sudah berkata BERSEDIA!, tanggal sudah ditentukan, semua persiapan sudah beres, bahkan gereja sudah siap.

And the D Day is yesterday.
Cuma acara pemberkatan di gereja trus disambung makan malam 2 keluarga. Just keluarga. Ga ada teman atau kenalan yang tahu. Bahkan para rekan kerja sampai terkaget-kaget karena paginya aku masih kerja seperti biasa. Rencana resepsi di selenggarakan akhir tahun ini.

Tentu aku sadar setelah acara gereja ga ada lagi kata mundur. Tidak ada istilah perceraian bagi pernikahan gerejawi.
MY LIFE IS DOOMED!!

Acara makan selesai jam 9-an malam. Disambung acara foto2 di kamar pengantin yang bikin stress luar biasa. Wini trus cekikikan digoda tukang fotonya: Mas Tikno: teman adik aku.
Mas Tikno terus2an menyebut kata malam pertama. Pasti Wini membayangkan nanti malam kami akan berolah sukma, sementara aku membayangkan memeluk Wini mirip rasanya memeluk host acara ‘4 mata’….sama-sama bukan selera saya! Membayangkannya saja membuat maag perih.
Rasanya sungguh pengen mati! Di dalam hati saya menangis.
Mas Tikno juga terus-terusan berkata, mas Pau senyum dong! Senyumnya kurang lebar! ...... Astagaaaaa!!!! Apa ga tahu batin saya pahit banget!

Nah, sekarang coba mas Pau dan mbak Wini duduk di tempat tidur, mas Pau peluk mbak Wini…
Ayo dong mas Pau, senyumnya mana….. arah mas Tikno

Pas ketika mas Tikno ngomong gitu, hape aku berbunyi, refleks aku raih hape yg tergeletak di samping tempat tidur sambil ngomong sama mas Tikno dan Wini, ‘ bentar!...’
Detik itu aku tersadar,

Dan tersentak bangun………..Ya Tuhan! Astaga!! Ternyata aku sedang bermimpi!!!!!!

Hape berbunyi karena aku set alarm berbunyi pada pukul 8 tiap pagi! Dan kali ini menyelamatkan saya dari mimpi horror! Hah! Ternyata!!!!

Leganya….!!!

Astagaaaaaa untung ini hanya hanya pernikahan CUMI alias Cuma Mimpi!!! Ya Tuhan terima kasihhhhhh!!!….. Astaga! Aduh leganya!!!! Aku hanya bermimpi.

4 comments:

Anonymous said...

my blood ran cold when i read this hahaha

can

Anonymous said...

hahahaha... berolah sukma... pilihan kata2nya itu loo

ronaldsilitonga said...

That could be my worst nightmare too, hehehe..

kacrut said...

waw.. rere komeng disini.. qiqiqiiqiqi


jadi sampe skr?? *pura2nya gak tau iki*


eh kenapa mimpinya gak dilanjutin ke hal-hal yg berbau olah sukma dulu yah, baru bangun.. kan lumayan.. wekekkekeke