Pages

Wednesday, November 12, 2008

Pertempuran Tebing Merah

Sebenarnya sudah lama nonton film the Battle of Red Cliff, tapi sampai sekarang masih keterusan mempelajari hal2 yang berkaitan dengan cerita ini.
Film dibuat dengan biaya Rp. 800.000.000.000 disebut sebagai film paling mahal yang pernah dibuat di Asia hingga saat ini. Di sutradarai oleh John Woo dan dibintangi oleh Tony Leung Chiu Wai, Takeshi Kaneshiro, Zhang Fengyi, Chang Chen, Hu Jun, Lin Chi-ling and Zhao Wei.
Film ini menggambarkan sekitar pertempuran Tebing Merah : salah satu pertempuran di sejarah China yang dikisahkan dalam novel sejarah Sam Kok.
Sam Kok alias Tiga Negara adalah kisah sejarah yang banyak dipakai sebagai referensi managemen selain Sun Tzu. Apabila Sun Tzu terkenal sebagai penulis buku seni perang, maka kisah Sam Kok memberikan banyak cerminan kehidupan sehari-hari, kepahlawanan, kesetiaan serta budi pekerti. Sam Kok berkisah tentang pertempuran antara negara Wu yang bersekutu dengan negara Shu melawan negara Wei pada akhir masa dinasti Han (200 M)

Dikisahkan Cao Cao, penguasa negara Wei yang terletak di China bagian utara adalah seorang prajurit profesional, berpendidikan dan kejam, ingin menginvasi negara2 di bagian China selatan untuk memperluas wilayahnya. Cao Cao kebetulan juga adalah perdana menteri kerajaan Han, dengan kelicikannya berhasil meyakinkan Kaisar Han untuk memerangi negara Shu dan negara Wu. Padahal sebenarnya pemimpin negara Shu, yakni Liu Bei adalah paman si Kaisar.

Liu Bei adalah seorang pemimpin yang sederhana dan hanya memiliki sedikit prajurit. Menyadari keterbatasan jumlah prajurit, Zhuge Liang -penasehat Liu Bei- menemui Sun Quan penguasa negara Wu untuk bersama-sama menghadapi invasi si Cao Cao ini.

Sun Quan, penguasa negara Wu adalah adik Sun Tzu. Berbeda dengan Sun Tzu (pendiri negara Wu) yang terkenal dengan strategi perangnya, Sun Quan bukan seorang pemberani dan belum memiliki banyak pengalaman. Namun dengan kepintarannya Zhuge Liang dapat meyakinkan Sun Quan mau bersama Liu Bei menghadapi Cao Cao. Sun Quan mengutus Zhou Yu panglima perangnya yang dikenal sangat menguasai pertempuran di air.

Cao Cao memimpin 200.000 orang prajurit sementara Liu Bei hanya memiliki 20.000 orang dan Zhou Yu membawa 30.000 orang. Dalam konteks perperangan kuno dimana satu manusia melawan satu manusia, jelas ini bukan pertempuran yang seimbang. Namun kecerdikan Zhuge Liang bersama dengan Zhou Yu dapat memenangkan pertempuran ini seolah sebagai mujizat. Konon dari 200.000 prajurit, akhirnya prajurit Cao Cao tinggal 28 orang.

Tokoh menonjol dalam cerita ini adalah Zhuge Liang, orang dengan bakat unik, memiliki pengetahuan tentang politik, strategi militer, ilmu fisika, dan psikologi manusia yang tak tertandingi pada zamannya.
Cao Cao, sebagai tokoh antagonis juga dikenal memiliki kemampuan manipulasi dan bakat bertempur yang hebat. Mottonya yang terkenal adalah, “lebih baik saya mengkhianati seluruh dunia daripada membiarkan seluruh dunia mengkhianati saya”

Film Red Clif terdiri dari 2 bagian. Bagian 1 sudah beredar, namun bagian dua konon baru beredar awal Januari 2009.

Ada satu film lagi yang berkaitan dengan novel Sam Kok, yakni Three Kingdoms : Ressurection of Dragon yang dibintangi Andy Lau
Dalam film ini yang jadi fokus adalah Zhao Zi Long, salah satu panglima perang Liu Bei yang dikenal gagah berani dan sangat setia. Dibanding film Red Cliff, fillm ini kalah ‘wibawa’, tapi lumayanlah untuk nambah wawasan tentang tokoh2 Sam Kok.
Di film ini ditampilkan Cao Ying : cucu Cao Cao yang sudah dididik oleh Cao Cao menjadi panglima perang sejak masih kecil.

Seandainya saya Cao cao, saya sudah tahu dari 4 keponakan saya saat ini, mana yang bisa jadi pengganti saya.

Ooops!

No comments: