Pages

Friday, November 28, 2008

Tortie

Sejak kecil aku suka punya peliharaan. Binatang tapi, bukan manusia!
Mulai dari ikan air tawar, kura2, kelinci, ayam, anjing, hamster, ikan air laut, marmut, kucing, jangkrik, sampai siput juga pernah pelihara. Lumayan berbakat juga, karena semua peliharaan hidup lama dan beberapa sampai beranak pinak.
Eh, pernah pelihara kecebong juga, nangkep di sungai pas dulu masih kecil. Tapi cuma hidup sehari. Hehee…

Kalau sudah suka sesuatu, aku juga sangat serius mempelajarinya, ga hanya browse di internet dan aktif ikut milis, tapi juga beli bukunya dan pernah jabanin ke Jakarta naik pesawat untuk gathering dengan anggota milis penggemar ikan hias. Hasilnya jadi tahu ikan jenis chiclids metoda pemeliharaan ikan air laut, dll.

Meski demikian, sesuka-sukanya sama binatang, aku tetep lebih suka duit :p Total duit yang dikeluarin sebatas puluhan-ratusan ribu, tidak pernah sampai jutaan. Aku tertarik pada binatang bukan karena sedang trend, kayak Lohan, Arwana, dll yang harganya sampai ratusan jeti. Gila!

Hobi pelihara binatang terakhir yang aku seriusi adalah ikan di awal tahun 2004; bikin aquarium sendiri, tanya2 sama penjual ikan, beli pompa, filter, dll, di set sendiri pula. Ikan air tawarnya jenis chiclids yang berasal dari perairan Amerika Tengah. Jenis yang aku pelihara: perrot, electric blue, ninety nine, silverline, dan yellow tang. Pernah gara-gara 1 kantong udang makanan ikan yang aku beli langsung aku cemplungin sama airnya, akibatnya ikan satu aquarium jamuran semua, tiap malam pulang kerja kudu nguras aquarium, ngasih obat, dll sampai jam 2 pagi. Tapi liat ikan berenang-renang rasanya suuueeeeneng banget!

Suatu hari pas ke toko ikan mau beli makanan ikan, aku lihat ikan air laut. Lucu banget! Jenis nemo, butterfly, anemon, dll…kayak anak kecil liat gulali, langsung pengen! Besoknya langsung beli aquarium, beli alatnya, isi air laut dan malamnya langsung diisi ikan. Later, aku tahu itu cara bodoh memulai pelihara ikan air laut, karena sistem + siklus nitrifikasi belum terbentuk, tapi anehnya aquarium aku selamat! Ikan + koralnya hidup semua, bahkan anemon yang konon paling susah hidup juga berhasil melewati masa pembentukan ‘ekosistem’ aquarium.


Setahun yang sudah lalu pengen punya kucing. Awalnya untuk melawan teror tikus, so mikirnya mau nyari kucing kampung terlantar aja. Tapi trus find out ternyata Mika (*keponakan) suka liat kucing, jadi kepikir nyari kucing yang rada ‘ningrat’ dan terjamin kesehatannya.
Sampai kemarin pas baca blog Yuda yang cerita kucing persianya punya anak. Wah langsung ke trigger browse situs2 ‘kucing persia’, jadi mulai paham bahwa kucing persia ternyata muaaahal! Lebih mahal dari kucing anggora, teve LG 21 inch flat, bahkan lebih mahal dari tiket return KL-Solo yang aku beli untuk Januari besok! Mosok harga anak kucing bisa 1 juta! Udah gitu perawatannya juga susah, mosok tiap hari kudu di ‘grooming’, walah! Aku aja ga karuan seminggu sekali sisiran!

Tapi lihat gambar anak kucing persia bikin logika runtuh, 2 hari kemudian, aku ke dokter hewan dekat rumah liat iklan2 penjual kucing persia, trus pulangnya telpon2-an sama beberap breeder tanya2 harga. Tetep aja ga ada yg murah, diatas 1 juta semua! Berarti buruh bergaji UMR ga bisa beli kucing persia! Gendheng!
Ada satu breeder, mas Arif yang paling dekat dengan rumah yang langsung saja aku paranni. Mas Arif punya 2 kitten putih berhidung pesek harga @ 2,5 juta, 1 kitten warna tortie, betina, pet quality (peseknya medium) dihargain 1 juta. Aku suka sama yang tortie ini.

Aku bilang sama mas Arief, aku pikir2 dulu lah, ga tega beli kucing harga segitu! Tapi aku tawar kalau boleh 500 ribu aku bayar sambil merem. Hehe… Aku juga bilang punya temen di bandung (maksudnya si Yuda itu) yang mau jual kucingnya harga teman 600-700 rebu. Hihihi…. (*sorry Yud! faith a comply mode on)

Mas Arifnya jawab, 500 ribu??? Wah itu sih kucing kampung mas!
(*Asyem!)

Aku sempat sms Darma di Jkt soal kucing ini. Dia bilang, dipikir2 dulu pak! Apa punya waktu buat ngurusnya, kasihan nanti kalau ga keurus!

Aku jadi bertekad untuk mengurungkan niat beli kucing. Tapi tiap malem tetep browse situs dan milis kucing persia, jadi malah tambah mabok!
2 hari kemudian pacar mas Arif telpon. Ngajak nonton? GAKLAH! Dia nanyain apakah aku masih berminat sama si tortie.
Kamipun tawar menawar (*ish! Kalau gak tahu pasti aku dikira nawar apaan!) Dan akupun menyerah di harga 700 ribu. (*UMR solo sampai segitu ga ya?)

Pulangnya bayar+jemput si tortie, mampir ke petshop beli makanannya. Hayah! Ternyata cat food mahal juga, sekilo 55 ribu, itu untuk kira2 2 minggu, belum vitaminnya, shampo, pasir untuk tempat pipis, ARGGGGH!
Tapi si tortie kucing yang lucu dan bisa jadi peliharaan mama juga. Tiap pagi mama yang grooming : dilap pake handuk basah, di hair dryer, disisirin, dikasih makan, bahkan kalau malam tidur di kamar beliau. Hihi…

Tapi sampai sekarang belum dikasih nama. Sudah ada beberapa alternatif sih: Lulu, Betty, Gita, Mulan,……











NB, Musuh utama pelihara binatang adalah bosan. Aquarium cuma bertahan 3 tahun. Setelah aku pindah rumah, aquarium tidak terawat, ikan mati satu persatu. Ikan terakhir mati 4 bulan yang lalu. Maafkan saya ikan!. Tapi ga gampang cari orang yang mau meneruskan perawatan aquarium tersebut. Saya janji si tortie akan terawat baik.

2 comments:

ronaldsilitonga said...

Gw juga pernah punya akuarium kecil gitu, gw simpen di kamar. isnya 2 ikan koi, tapi perutnya gede banget. Gw namain mereka BUYAHYEH 1 dan BUYAHYEH 2, soalnya kayaknya repot bener mereka dengan perutnya itu,hehehe. Gimana kalo lo kasi kucing lo nama : si Mahal!! Secara high cost maintenance kan mas? hehehe..

Apisindica said...

jangan di kasih nama si mahal kayak saran si ronald. Masa kucing bagus namanya si mahal, nggak okeh. Hehehehehe.
Igh, bawa-bawa nama gue yah? bayar royalti donk. Nggak dink, sesama pecinta kucing harus saling mensuport.
Makanannya apa? Royal canin bukan? kalo persia mending dikasih itu biar bulunya tambah banyak. Tapi di bandung aja harganya 150K sekilo, moso di solo 55K. Kalo bener segitu, mending beli di solo aja deh. :)