Pages

Monday, September 07, 2009

Tukar Nasib... Mau?

Tanggal 3 September kemarin; bersama Aming dan Purbo, aku naik KRL Ekspress dari Stasiun Kota Jakarta ke Bekasi

Mas, dari sini ada ga sih kereta ke Cikarang? Tanya aku ke penjual air kemasan untuk batalin puasa Aming dan Purbo.

Ada pak, bentar lagi datang trus langsung berangkat. Ga usah beli tiket… ga bakal diperiksa juga karena biasanya penuh. Ujarnya.

Gak ah! Ntar kalau ada pemeriksaan malah masuk Buser di tivi! sengir aku. Lagian tiket juga murah banget! Cuma 1500 rupiah!

Ga sampai 3 menit keretanya datang.

Ya Tuhan!!!!! Ini sih bukan ‘penuh’

Belum naik aja kereta sudah super luar biasa sangat amat penuh sekali!

Penumpang2 yang berangkat dari sta Bekasi hanya bisa menumpang kereta itu dengan bergelantungan di sepanjang lokomotif dan naik ke atas gerbong.

Aku bilang sama mas Purbo, gelap2 gini manjat atap kereta? Nggak ah! Saya masih pengen ke Vietnam tahun depan!

Aku ga takut mati, tapi kayaknya ga elegan kalau mati jatuh dari atap gerbong kereta.

Petugas sta yang ternyata di belakang saya juga ngomong, Nanti masih ada kereta satu lagi kok pak

Nunggu kira2 15 menit akhirnya kereta kedua datang juga. Puuuueeeenuuuh juga! Tapi masih bisa mendesak masuk ke dalam.

Kami bertiga berjejal-jejal dengan penumpang lain di depan WC di bagian sambungan kereta. (tiap kali berdiri dibagian ini selalu ingat momen berdiri di sambungan kereta dari Surabaya ke Solo sambil meremas hati)

Ga tahunya…oalaaaaaahhhh! Kereta ga berangkat2 ga ngerti nungguin apa!

Sementara sepasukan penjual wira-wiri bawa bakul segede tank!

Jualan minuman, korma, nangka, tomat, tahu, pisang, roti, jeruk, blewah, kacang, nasi, koran, korek api, ikat pinggang, buku anak2, permen, tissue, sendal, gunting kuku, henpon blackberry (*hehe yang terakhir ini aku ngapusi)

Semua serba seribu!

Yang seribu saja…seribu saja…

Silahkan dipilih…dipilih…seribu ajah!

Aku mikir….wew! trus labanya berapa ya? Sehari bisa dapet duit berapa ya?...

Katakanlah laba 200 rupiah, bisa jual 100 buah, baru dapat 20 rebu!!....

Sebulan kerja ga pake libur cuma dapet 600 rebu… di jakarta getooo!!!

Dibanding mereka, betapa kaya nya saya!

Mustinya dari Bekasi ke Cikarang hanya ada 2 stasiun kecil: Tambun dan Cibitung. Tapi kereta ini……. Ya Tuhan! Ya Dewa Yunani!!!….ga cuma berhenti di tiap sta,siun tapi tiap ada perkampungan, pengkolan dan gang seuprit, kereta berhenti!!!!

Astaga! Ini kereta apa angkot!!??

Aku menahan diri untuk tidak berteriak, “kiriii…bang!!” karena kuatir kereta pasti juga akan berhenti!

Hihihihi…..

Mustinya kalau naik angkot atau bis dari bekasi ke cikarang hanya 30 menit, ini satu jam lebih saja belum sampai.

Whe la dalah! Gusti!...paringana notebook! (*hehe..iya, lagi pengen punya nih! Sehari sebelumnya liat di Taman Anggrek ada notebook HP mini cuma 4 jutaan)

Ujug-ujug, saya terpaku melihat dari ujung gerbong satunya ada yang ngesot.

Bukan! Bukan suster ngesot! Tapi cowok abege gitulah. Rupanya dia adalah pemulung.

Kadang ngesot kadang jalan pakai lutut sambil menyapu sampah dari bawah kursi dan lorong: botol air, plastik, daun pembungkus lemper, kulit kacang….

Sampai di depan saya, di bagian sambungan gerbong, dia menyortir sampah itu; yang bisa dia jual dimasukin plastik besar, sisanya dia buang keluar pintu.

Duh!

Ngeliat para pengasong ‘seribuan’ aja saya sudah merasa luar biasa di limpahi; apalagi melihat si abg pemulung ini.

Segitu susahnya nyari duit: musti ngesot dan berjalan pakai lutut di sepanjang gerbong kereta. Mending kalau nyapu notebook HP…hihihi…

Sesampai di Cikarang kami makan di frait-ciken kolonel berkumis, bertiga habis 87 ribu.

Sambil makan aku mikir: para pengasong + pemulung tadi musti kerja berapa hari untuk bisa ngumpulin duit makan disini….

Duh Gusti sing paring urip… ingatkan saya untuk selalu bersyukur untuk KemurahanMu!!!

Jadi ingat :

Tukang asuransi yang nyanyi tiap kali lewat jalan kalianak, “aw,aw… ini bukan duniakuuuh..!”

Tukang gigi di yogya yang ribut melulu pengen pindah kerja, “aku mau pindah ke Lombok supaya punya banyak waktu backpacking”

Tukang apoteker di malang yang selalu sambat kalau lembur, “kalau aku lembur, kapan dong bisa ngabisin kelengkeng 2 kilo kiriman pak pulisi?.....”

Tukang operasi mata yang kalau sms, “bosen pak! Tiap bulan naik pesawat keliling Indonesia untuk operasi mata…”

Dan tukang-tukang lain yang pengen rasanya aku kumpulin trus aku suruh ngerasain jadi pengasong ‘seribuan’ atau pemulung ‘ngesot’…….

Mau??!



4 comments:

Apisindica said...

sebel..ke jakarta gak bilang-bilang aku. hehehehehehe

Anonymous said...

woe..woe... pak pulisine ga melu2 oeyy.. aku wes biasa liat kayak gt mas... kmu aja, baru naik kreta kambing sekali.. coba tiap kemana-mana naik kreta kambing...

dswrikandi said...

hmm begitulah potret Indonesia bung. yang kaya semakin kaya. dan yang miskin semakin miskin.

tinggal bagaimana kita menanggapinya. ada yang bisa kita lakukan? atau mungkin berjuang dalam cara lainnya.

ronaldsilitonga said...

Orang seringkali melihat ke atas, hingga tak pernah puas. Lupa melihat ke bawah yang bisa membuat kita selalu bersyukur..