Pages

Monday, March 30, 2009

First Thai Part 3 – Train Trip Trick

klik di sini untuk membaca bagian sebelumnya

19 Maret 2009

Sesuai rencana awal, hari ini ke Ayuthaya: sebuah kota kecil berjarak 78 km dari Bangkok. Ayuthaya adalah pusat pemerintahan era kerajaan di masa lalu.
Saat ini di Ayuthaya banyak terdapat reruntuhan ‘keraton’ dan kuil2nya.
Kata Ayuthaya memiliki akar yang sama dengan kata ‘Ayodya’ kerajaan dalam cerita mahabharata dan ‘Yogyakarta’ si kota kenangan :p


Sesuai petunjuk backpacker2 yang sudah merintis jalan, pagi itu aku stasiun kereta api Hua Lamphong. Stasiun kereta api terbesar di Bangkok.
Nyampe sana aku langsung ke loket beli tiket.
Ditanya sama yang jual tiket, "mau tiket berdiri apa duduk?" (dalam bahasa enggres tentunya). Jelas aku jawab yg duduk. Dan itu kesalahan tragis!! Karena dia langsung nyetak tiketnya dan berkata, "245 baht sir"

Jedhenk!!

Padahal seingat aku, baca di milis tiketnya cuma 20-an bath!
Tapi karena sok gengsi dan penasaran, yo wis dibayar…meski dalam hati merutuk!
Ternyata yang dimaksud tiket duduk adalah kelas eksekutif, gerbong pake AC. Sementara tiket tanpa tempat duduk dapet kereta komuter kayak KRL gitu.

Sesampai di stasiun kereta Ayuthaya, langsung merasa kayak artis dirubung tukang tuktuk :) Tapi akhirnya deal dengan satu supir tuktuk 500 bath ( IDR 175rb) untuk muter2 kota selama 3 jam.


Percayalah! Borobudur, Prambanan, Ratu Boko di Indonesia lebih keren. Tapi di Ayuthaya terasa sekali peninggalan yang ada ini di preserved lebih baik, turis juga merasa lebih nyaman dan aman dari terror penjual sovenir.


Kalau di suruh ke Borobudur, rasanya sudah males, tapi rasanya masih pengen balik ke Ayuthaya yang kalau difoto cuma kayak tembok bata belum selesai diplester itu. Oleh sopir Tuktuk sempat diantar ke sebuah resto. Aku makan nasi goreng. Masih enak nasi goreng gerobak dekat rumah :)


Nyampe stasiun Ayuthaya lagi jam 1400 an, nungguin kereta ke BKK jam 1440.
Kali ini beli tiketnya ga salah: Cuma 20 bath (IDR 7 rebu)

Sambil nunggu, beli kopi nescafe seduh 20 bath (IDR 7.000). Masih haus beli minum lagi: es sirop segelas gede 20 bath lagi.
Perjalanan Ayuthaya-Hua Lamphong sekitar 1,5 jam.

Ga tahu kenapa rasanya lega banget sampai stasiun Hua Lamphong.
Di Stasiun ini terdapat tempat sholat yang bersih. Jadi nungguin teman sholat sebentar.

Bingung mau kemana lagi, dari stasiun meluncur ke Siam Discovery Mall pake BTS. Rencananya mau menjelajahi toko2 untuk melihat dan meresapi ide2 desain baru.

Acara malam itu dilanjut ke Suanlum lagi.
Kali ini menyusuri blok yang kemarin belum sempat diliat dan nemu food court yang ada di sisi selatan, dekat stasiun MRT Lumphini.
Ga ada life musicnya, tapi makanan lebih murah dan ada satu stand yang menjual makanan halal.
Makan nasi dan beberapa macam lauk 40 bath (IDR 14.000)

Di Suanlum sampai jam 2100 naik taksi balik Khaosan lagi, mondar-mandir lagi.

Ada group band ngamen.
Jadi terpikir bagaimana kalau lain kali ke Bangkok bawa tape trus nyanyi dangdut di sini :p

Beli khao niao mak muang alias ketan dengan mangga dan saus santan. 20 bath. Biasa2 ajah.

Jalan lagi… beli semangka iris 20 bath. Ga beda dengan semangka tukang buah depan rumah.

Sempat liat tukang duren, aku mikir beli nanti pas mau pulang saja, toh masih cukup kenyang.

Ada yang jual macam2 gorengan serangga. Yikes! Di gerobaknya ada tulisan: 10 bath for photo. Ga jadi motret deh!

Pulangnya nyari gerobak durian tadi sudah lenyap. Mungkin duriannya sudah di kirim ke Indonesia lagiiiiih!

Sebelum masuk kamar, sempat onlen, check pesbuk, multiplai, email dan tentu saja update AirAsia :D

Ini malam terakhir di Bangkok :(

Bersambung ke First Thai Part 4 (end) – Broken Strings

No comments: