Pages

Friday, January 08, 2010

I'm not worry...cuma kuatir saja kok!

Desember 2009 lalu, 2 teman lagi menyusul jadi PNS:

Darma (teman jalan ke Bangkok Maret’09) diterima di Depertemen Perhubungan. Dia akan bertugas di unit kesehatan bagi pilot, pramugari, dll
Ridho, oom2 pelit itu di Dept. Kesehatan dengan pangkat pertama langsung IIId.

Sebelumnya juga si Jerry ‘elegan’ di terima di Dept. PU Jateng, Yuda di BPPT, dan ada beberapa lagi.

Aku merasa berbagi kebanggaan mereka.
Semoga kelak salah satu ada yg jadi menteri trus ngasih konsesi bisnis besar. Hahaha…:D
(*kalau satu persatu teman aku jadi PNS bukankah itu pertanda yang jelas aku kelak bakal jadi pengusaha yang 'dekat' pejabat)

Tapi ditengah ungkapan rasa syukur, kebahagiaan, dan jaminan penghidupan; ternyata beberapa dari mereka juga berbagi kekuatiran.
Darma kuatir ga bisa lagi sering2 naik pesawat pribadi keliling Indonesia seperti selama ini. Dia juga kuatir dengan gaji PNS yang lebih kecil padahal dia sedang menyelesaikan program studinya.
Ridho kuatir dengan kerepotan pindah kost dan makin sering dipaksa menikah.

Tapi ngomongin soal kuatir, ga ada yang ngalahin sahabat saya: Nurni (*nama samaran)

Kenal Nurni di milis IndoBacpacker, nyambung di Multiply.com, lanjut di Facebook.
Nurni adalah sekertaris rektorat UGM; bossnya rektor + konco2nya.
Bisa ditebak kualitas otak Nurni seperti apa untuk bisa melayani orang2 pinter itu.
Nurni diminta bossnya mengikuti program sit-in di MM UGM, tapi trus malah lanjut jadi mahasiswa penuh bahkan kabarnya bakal lanjut ke University of New South Wales di Australia.

Kalau Nurni ga pintar, ga bakal dia memperoleh kesempatan seperti itu. Tapi Nurni seringkali mengutarakan kekuatirannya :

Pau, aku kuatir besok mau presentasi nih.

Pau, besok mau diner sama profesor dari UNSW dan istrinya, aku ga pede.

Pau, besok mau ujian…doain ya

Pau, besok diundang rafting oleh Garuda Airline…I’m nervous…

Pau, boss sedang di eropa trus pulangnya minta mampir Rusia…musti gimana ya…

Padahal cewe ini nilai GPA semester kemarin 3,82!

Padahal sementara mbak2 tetangga sebelah cuma pergi ke toserba depan gang pas punya waktu luang; Nurni ke Bangkok atau Singapore untuk ngabisin weekend nya. Huhuhu…

Tadi barusan Nurni sms: besok pagi kuliah dimulai dan she had start to worry.

Huhuhu… satu anak ini memang kudu dijitak!

Tapi, ….apakah aku sendiri ga pernah kuatir?

Kakaka…. sering juga ding!

Malah mungkin lebih parah dari Nurni.

Kayaknya salah satu sindrom anak sulung adalah mudah sekali kuatir.
Bahkan mungkin ga ada yang tahu aku jadi pengidap OCD yang rada parah kalau pas sedang stress. *Ridho seneng banget aku punya OCD!

Aku belajar bahwa semakin kita kuatir, semakin besar kemungkinan apa yang kita kuatirkan kita menjadi kenyataan.
Lebih sering seseorang hancur karena kekuatirannya; bukan karena pokok permasalahan yang dihadapi.
Kuatir is pisau bermata dua; bisa membunuh dengan sadis; tapi bila dikelola dengan baik bisa memancing adrenalin sebagai bahan bakar mengalahkan permasalahan hidup.

Rasa kuatir juga membuat seseorang untuk selalu ingat pada Tuhan. (*ini penting!!)

Para pecinta alam: pemanjat tebing dan penyelam laut dalam, dan juga backpacker adalah orang yang mustinya lebih terlatih dalam menghadapi rasa kuatir.

So, aku bilang sama Nurni: bahwa kuatir itu tidak dosa, tapi juga ga ada untungnya. Kemarin aku juga coba mengalihkan perhatiannya dengan rencana jalan2 dengan beberapa anak IBP ke Sempu. Aku sudah bilang ke Sigit anak IBP yang di Gresik agar mau jadi organizernya.
(* eh, eh, eh…hari ini di fb malah dia mau ke pulau Sabesi di Lampung)

Aku terus berusaha belajar menghadapi rasa kuatir dengan lebih baik.
“Ikhlas” adalah salah satu cara menaklukkan rasa kuatir. Di tahun 2009 ada beberapa kejadian yang tidak sesuai harapan.
Dan aku belajar ketika aku ikhlas, perasaan aku jadi jauh lebih baik.

did I mention 'bersyukur setiap hari' already?

Oh ya, sahabat yang baik juga merupakan salah satu penakluk rasa kuatir.

Suatu saat saya pernah berkata kepada Nurni, Aku sedang pengen menata hati Dia jawab: Time will heals. Trust me! been there and done that.
Nurni is right! Even the scar remain but I’m quite fine now. Thank’s.

Kemarin sempat search di google tentang rasa kuatir, nemu beberapa tulisan dan diagram menarik.

"The problem of life is to change worry into thinking and anxiety into creative action."
Harold B. Walker, from Think or Worry?

Diagram yang menunjukkan korelasi antara tantangan dan kemampuan seseorang.



















diagram di ambil dari sini


Ada juga tips mengendalikan rasa kuatir yang menarik di sini.

dan ini lagu yang saya suka...


2 comments:

Arema said...

Lihatlah rumput yang dipadang, yang tidak memintal, namun papahmu mendadaninya sedemikian hingga bahkan model cantikpun tidak berbaju seindah dia :)
Tapi carilah dahulu si papah dan kebenarannya, maka semua itu akan ditambahkan padamu.
Janganlah kuatir akan hari esok, karena hari esok uda punya kekuatirannya sendiri. Kekuatiran sehari cukuplah untuk sehari :)
Selamat Tahun Baru!

Nurni said...

Speechless...
thanks for the writing Pau, for keep reminding me not to worry, eventhough I keep worry about things!