Pages

Wednesday, July 07, 2010

Agus, Cap Cay, dan Aku.

Dua fragmen pertama sudah ditulis beberapa minggu yang lalu namun gak sempat ter up-load. Tapi fragmen ketiga terjadi hari ini sebagai aplikasinya.

Seorang teman blogger: Agus, tertegun ketika naik taksi.
‘loh! Ini khan Mbelgombes : konco SD dulu’, batinnya.

Sebaliknya si supir taksi tidak mengenali penumpangnya yang ngganteng dan sukses itu adalah orang yang dulu sering diolok-oloknya.

Agus pun kikuk: haruskah memperkenalkan diri.
Namun akhirnya tidak dilakukannya.

Gak ngerti persis alasan dia, tapi menurut aku memang gak perlu. Gak ada manfaatnya.
Karena setelah pertemuan itu, toh Agus dan Mbelgombes akan sibuk dengan kehidupan masing-masing dan tidak akan ketemu-ketemu lagi.

Lagipula, emang kenapa kalau “hanya” jadi sopir taksi? Kebahagiaan dan humanisme seseorang tidak diukur dengan profesi, kekayaan, atau bentuk fisiknya.
Iya tho?! Iya tho ?!

Agus, tahu persis dia sudah bahagia, hebat dan ngguanteng tanpa kudu menginjak teman yang dulu sering mengoloknya.


------


Sebulan yang lalu ketemu Didid dan dikenalkan dengan 2 orang yang bersamanya : Cap Jay dan Buyung Hay

Malamnya aku baru tahu, Cap Jay adalah mantan pacar Didid, yang tinggal di Surabaya datang ke Solo untuk memperkenalkan Buyung Hay, pacar barunya ke Didid.

Aku ngakak tanya Didid : ‘ha???! Buat apa???”
Bukankah setelah Didid dan Cap Jay putus, hampir gak ada komunikasi.

Jawab Didid: “iya, sebenarnya di hati gak enak banget lihat Cap Jay sama orang lain”

Cap Jay jauh-jauh dari surabaya ke solo (*numpang nginep di rumah Didid pulak) untuk menunjukkan kepada Didid, ‘ini loh pacar gue yang baru....’


-----


Beberapa hari yang lalu mendapat friend invitation di FB. Sekilas aku baca namanya Risonto. Seperti biasa aku langsung confirm yes, trus aku tulis di wall: “thank’s sudah invite, tahu aku dari mana?”

Dia mengaku teman Titi, dan suka baca blog ini.

Barulah aku lihat di mutual friend, ternyata memang ada si Titi.
Intuisi aku: halah, Risonto ini pasti pacar terbaru Titi.

Saat ini bagi aku Titi adalah masa lalu. Aku juga menghargai Risonto yang mengapresiasi blog ini. Jadi aku merasa it’s okay okay saja dengan uluran pertemanan Risonto .

Tapi tadi siang, ketika aku mau mengelompokkan teman-teman baru di FB, aku lihat nama Risonto sdh hilang.

Aku kirim message ke Risonto tentang hal ini. Aku kuatir kalau namanya ter-remove tanpa sengaja atau karena sistem FB, trus dia mengira aku yang remove.

Sesuai dugaanku, si Risonto mengaku bahwa dia pacar Titi dan bilang Titi nggak nyaman kalau kami berteman, jadi langsung dia remove aku dari friendlist. (*geleng-geleng kepala)
Dia juga bilang sebenarnya gak ada masalah pribadi, dstnya.

Lah trus ngapain kemarin invite? Trus ngapain diem-diem remove. Hehe kasihan banget laki-laki gak punya prinsip.

Atau jangan-jangan dia kayak si Cap Cay yang pengen pamer, “look! Titi is mine”

So, aku bilang sama mereka berdua : STAY AWAY!! ……

Ditengah repotnya gawean hari ini, rasanya mangkel banget dengan gangguan sampah kayak gitu.

Tapi kemudian aku malah prihatin sama mereka berdua.

Ngapain coba Titi masih nyeret-nyeret aku di dalam hidupnya; cerita tentang masa lalu kami sama pacar terbarunya: Risonto.

Sebut saja aku over kepedean; tapi memang Titi TIDAK AKAN PERNAH nemu orang yang bisa menyerahkan hati seutuh yang pernah aku berikan.

Sudah saatnya Titi dan dunia tahu : ketika aku memilih bersama Titi dulu, bapak aku mencoret aku sebagai anaknya, dan berpesan agar tidak menulis nama aku di nisannya suatu saat beliau dipanggil Tuhan kelak.

Tidak ada orang lain yang akan bersedia menjalani pilihan itu dan diperlakukan sebagaimana Titi memperlakukan aku selama ini.

Setelah kebersamaan kami, Titi hanya akan menerima secuil - dua cuil hati no 2, 3 atau 17 dari orang-orang yang berteriak, “Titi I love you full”

Demikian juga utk Risonto, dan pacar-pacar Titi berikutnya.
Hehehe… Apapun yang akan mereka lakukan, tidak akan pernah cukup di mata dan hati Titi.
Dan kalau aku saja diperlakukan seperti itu; hehe…yaaahhh…semoga saja mereka masing-masing diberi kebesaran hati dan keikhlasan …ketika saatnya tiba nanti.

Kehidupan selalu punya cara untuk menagih ‘karma’

Just watch the payback time guys!

2 comments:

iphud said...

wekekeke ceritanya bagus mas, salam kenal yah ... visit me yah Paimen ngenet gratis

Apisindica said...

makin kesini tulisannya semakin dewasa. Sukaaaaa....