Pages

Friday, February 25, 2011

Serumah Berdua....

Terinspirasi dari chatingan dengan Farrel Fortunatus semalam.

Selain sama-sama blogger, orang baik-baik dan (ngakunya) tidak nakal, ada satu kemiripan kami: tinggal serumah berdua hanya dengan ibu.

Pada beberapa kelompok masyarakat dan budaya, seorang cowok bujang dan mandiri secara finansial namun masih tinggal dengan ibunya dinilai suatu keanehan. Minimal di cap anak mami.
Malah di beberapa novel fiksi atau film, seorang psikopat sering digambarkan sebagai seorang pria yang masih tinggal dengan ibunya.

Dijaman ini, atas nama kebebasan, prifasi, kepraktisan, sudah jamak anak yang sudah dewasa tinggal terpisah dari orang tuanya.

Sejak SMA aku sudah tinggal di luar kota, trus kuliah, sampai kerja juga di luar kota.
Namun selama periode tinggal diluar kota itu, meski aku sangat menikmati privasi dan kebebasan, ada satu keinginan: suatu saat kelak bisa tinggal serumah dengan ibu.
Agar bisa menemani dan taking care of her.
Keinginan ini yang menjadi satu faktor bagi aku ketika memutuskan meninggalkan pekerjaan di Jakarta dan pulang ke Solo 10 tahun yang lalu.

Kalau mau mempertahankan kenyamanan hidup sendiri; bisa saja aku tinggal sendiri dan membiarkan ibu juga hidup sendiri atau bersama salah satu adik aku. Kayaknya ibu juga gak masalah.
Tapi aku memilih tinggal bersama ibu. Dengan segala enak-gak enaknya.

Mungkin Farrel juga seperti itu.

Selama 10 tahun ini aku tinggal berdua hanya dengan ibu. Adik-adik semua juga di luar kota. Papa yang dua tahun yang lalu pensiun dan juga kembali ke Solo memilih tinggal sendiri di rumah yang lain.

Enaknya masih tinggal bersama ibu : punya tempat bersandar kalau pas ada masalah. Berbicara dengan ibu selalu bisa membuat aku merasa lebih kuat menjalani permasalahan hidup.

Gak enaknya: Ibu seorang yang suka mengurus keluarga.
Kalau urusan ‘kelayapan sampai malam’, memang ibu gak pernah ngurusin. Ibu juga gak pernah tanya-tanya ‘sok mau tahu’ kalau aku pamit gak pulang. (*ihik-ihik)

Tapi bagi aku yang terbiasa mandiri: ngurusin kamar, pakaian, makanan sendirian. Jadi merasa gak nyaman kalau ibu ikut campur.
Aku paling sebel kalau ibu sudah mulai bersih-bersih kamar aku, beresin laundry atau semacamnya.
Aku berpikir, aku sudah biasa mengurus diri sendiri. Jadi aku maunya ibu cukup mengurus dirinya sendiri: makanan yang pengen dia makan, dll.

Makanan aku dan mama beda. Aku jatah katering, sementara karena ibu harus diet, ibu masak sendiri.
Aku sengaja gak mau makan masakan ibu, karena kalau aku makan masakan ibu, biasanya ibu tergoda bikin masakan yang mustinya gak boleh dia makan.

Kalau sudah gitu, ibu mengeluarkan kalimat saktinya: “ sampai usia berapapun, Pau anak mama! Jadi mama berhak ngurusin pau!

*end of the war!!

Ada 2 hal lagi yang sering membuat kami ribut:

Tentang pekerjaan.
Ibu bantuin aku ngurus pembukuan warung dan urusan produksi BantaLia
Namanya juga beda kepala, jadi biasanya ada saja yang kami jadikan ‘kasus’ hehe.

Tentang kesehatan ibu
Sama dengan mama Farrel, ibu aku juga suka masak. Dan makan. Dan ngemil.
Aku selalu ngomel kalau liat menu makanan ibu yang menurutku kurang sehat atau tidak sesuai rekomendasi dr Tan,
aku langsung nyap-nyap, ‘Ma!! Kok makan kayak gitu!’
‘Jangan makan banyak-banyak!’
Mama biasanya ngeyel 'gak apa-apa..cuma sedikit kok'

Aku juga cerewet soal obat dan vitamin yang kudu diminum.
‘Ma, kok obat belum diminum sih! Kan dr Tan suruh mama minum Q-10….. bla…blaa…blaaa.’

Atau :

‘Loh! Kok mama gak tidur siang! ‘
‘bentar, filmnya hampir selesai. Mama gak ngantuk kok’ jawabnya tetap mantengin indovision
‘Maaaaaa! Disiplin dikit napa! Gak ngantuk ya tiduran napaaaa?!.....’ tukasku (*udah kayak bebek bawelnya)

Kadang itu bisa jadi pertengkaran kami.

Aku juga membatasi diri keluar malam. Jarang sekali aku meninggalkan ibu di rumah sendiri sesudah warung tutup.

Jadi gak bisa gaul. hehe

Tapi bagaimanapun, aku bersyukur banget mendapat kesempatan tinggal serumah dan taking care of my mother. It’s a previlege indeed.
Setelah apa yang ibu berikan sejak aku lahir. Apa lagi yang bisa aku lakukan?

Gak ada yang bisa memastikan usia seseorang. Belum tentu orang tua akan berpulang lebih dahulu.
Bisa saja justru sang anak yang dipanggil Al-Khalik terlebih dahulu.
Dan gak ada yang tahu kapan itu terjadi.
Mangkanya aku selalu berusaha melakukan yang terbaik. Dan kompromis kalau kami berantem.

Dulu pas ibu operasi by-pass jantung di Kuala Lumpur. Setelah operasi dokter meyakinkan aku dan adik-adik bahwa kondisi ibu cukup baik. Dokter meminta kami pulang, karena mereka menyediakan 2 orang perawat yang akan menjaga tepat di samping pasien dan memantau setiap perkembangan situasinya.
Rumah sakit juga melarang keluarga pasien menginap di area rumah sakit.

Waktu liat ibu di dorong keluar dari kamar operasi ke ruang ICCU, meski ibu masih belum sadar, aku bisikin, “Mama jangan takut ya, kuat ya ma! Pau tunggu mama diluar”

Aku suruh adik-adik pulang, tapi aku bertahan duduk di lobi rumah sakit.

Sepanjang malam itu, aku terus berdoa dan tiap 2 jam aku hubungi perawat khusus yang menjaga di sisi ibu untuk menanyakan kondisinya.
Sampai gak enak hati sama security yang menjaga di depan ruang ICCU.

-----

Hari-hari ini mama sehat, keliatan menikmati dan sibuk dengan pekerjaannya, 3 hapenya yang terus tat-tit-tut, kegiatan masaknya, drama-dramanya di Indovision……

Semoga mama dan aku diberi Tuhan waktu yang lama seperti sekarang ini.

Ohya, semoga Farrel dan mamanya juga.

2 comments:

Farrel Fortunatus said...

kita emang sama" orang yang sangat mengagumi, menghormati dan menyayangi ibu. semoga Tuhan mendengar pintanita, agar kita diberi waktu lebih panjang lagi, untuk berbakti pada ibu.
ada beberapa ralat bro:
1. aku ga cuma tinggal berdua sama ibu, ada beberapa orang lain lagi (kemarin pas chat kayanya kepotong gara" DC).
2. soal nakal, kayanya aku termasuk nakal dech he he he...

risa_hardanto said...

salut bgt mas. Msh beruntung mas msh ditemani ibu. Rawat beliau dgn sbaik mgkn. Krn cinta yg paling tulus dan ga pmrih itu cinta ibu ke anaknya. Skrg ini aq juga tinggal berdua aja ama papaku. MMpg beliau msh ada aq sll berusaha memberikan yang terbaik buatnya. Msekipun kdg ia ngeselin, tp buat aq ga masalah. Krn tanpanya aq ga akan ada di dunia ini. :)