Pages

Wednesday, October 20, 2004

Murah Hati or Gak Berpendirian ?

Jarak dari rumah ke tempat kerja aku kira-kira 600 meter. Melewati pertokoan dan Jl. Keprabon: "pusat" lesehan makanan khas solo, seperti nasi liwet, wedang ronde, dll.

Aku suka sekali jalan kaki kalau pergi atau pulang kerja.
Para tukang beca dekat rumah, juga sopir kami tahu kebiasaan aku : prefer on foot.

Sampai kira-kira setahun yang lalu; karena gak enak badan, aku naik beca atau diantar mobil.
Rupanya itu dijadiin kebiasaan; setiap kali keluar dari pintu rumah, langsung salah satu sopir yg ada langsung bilang, "saya antar pak!"
Trus kalau pas gak ada mobil, langsung saja para tukang beca berebut menghampiri.

Jadi ingat waktu masih di Jakarta.
Aku tinggal di Jl. Haji Nawi - Radio Dalam, trus kantor di Wijaya Grand Center.
Pulang dari kantor, aku biasa naik bajaj (..kok gak pernah ketemu Bajuri ya ???)
Begitu mendekat ke antrian bajaj, biasanya mereka saling mendahului nawarin bajajnya,
padahal, rasanya aku bayarnya normal aja. cuma Rp. 3.000,00
Biasanya kami bisa berkomunikasi. Meskipun aku bukan org yg cerewet, tapi aku suka ngajak ngobrol dikit. Mungkin itu yg membuat mereka bersikap ramah.

Cuma gak tahu kenapa, yg jelas aku kadang-kadang jadi merasa gak nyaman....
seolah-olah sdh ga punya pilihan....
gimana gak, kalau tiap kali mereka sdh nyosor duluan...I don't have any heart to reject them.
Aku mikirnya sih, "ah, cuma tiga rebu kok....mereka butuh, aku juga gak capek..."

Terkadang, kalau pengen naik bis ke Blok M (dulu pas di jkt) atau pengen jalan kaki (di Solo) musti muter cari jalan lain yg gak ketemu mereka.

beberapa hari ini aku jadi mikir, sebenarnya aku ini bersikap "murah hati" atau "gak berpendirian" ya ?

No comments: