Tiap kali, aku ditanya, “Kerja apa nih?”
Aku jawab dengan bangga : AKU ARSITEK!!
Well, as a matter of fact; I was an architect.
Ya, impian dan cita-citaku sejak kecil adalah menjadi arsitek.
Ya, sejak kecil ketika teman2 mengkoleksi gambar robot, aku koleksi gambar rumah
Ya, aku lulusan Fak. Teknik Jur. Arsitektur Universitas Gadjah Mada
Ya, aku bekerja dari tukang gambar, sampai akhirnya jadi kepala divisi perancangan.
Ya, aku punya beberapa karya “public project” yang salah satunya berdiri gagah di Jl. MH Thamrin Jakarta.
Ya, aku jadi anggota Ikatan Arsitek Indonesia.
It was 14 May 1998, when my parents told me that 1 by 1 of their store in Solo rioted and burned down.
Syukur pada Tuhan, keluarga selamat.
Tapi semua habis.
Tidak tersisa satu helai pakaianpun.
Tidak satu piringpun tersisa.
Asuransi ? well…siapa yang menduga kami akan mengalami hal ini ?
Bangkit lagi ?
Mustinya gitu, tapi papa-mama sudah trauma dan kecewa.
Padahal butuh semangat dan tekad baja untuk mulai lagi dari awal.
Dan cuma itu, karena sdh tidak ada tabungan apalagi deposito.
Aku tahu, aku harus pulang.
Dan sebagai the eldest child, aku kudu berdiri di depan, meski mungkin I’m not the best.
Tapi gak segampang itu meninggalkan dunia meja gambar.
I went to Jakarta to avoid my parents bussines. I always hate to be a shop keeper.
Tapi ada pilihan yang harus di jawab….
Akhirnya, awal tahun 2000,
ada acara perpisahan di sebuah kantor di Jakarta.
Perpisahan untuk aku.
Beberapa rekan menangis. Boss bilang, he’d accept me, kapanpun mau balik.
Tapi aku ihklas dan percaya, Tuhan menghendaki ini.
Now, it’s oktober 2004.
Hampir 4 tahun sejak aku balik Solo.
Ada setumpuk catatan rasa putus asa, kecewa, marah, menyesal, dan nangisss…
Tapi, juga sudah ada 3 toko berdiri : elektronik, furniture, dan sebuah toko fancy+stationery.
Bulan depan kami resmikan sebuah usaha lagi.
Thank’s God for your hands
Thank’s for the good name of my family,
Thank’s for the togetherness of my folks…
Now, I am not an architect.
Bukan, sekarang aku bukan seorang arsitek.
Tapi dalam setiap detik hidup aku, selalu saja masih ada sekian nano detik…sebuah mimpi
Suatu saat aku akan duduk di depan meja gambar lagi.
Suatu saat aku akan berbicara dengan seseorang tentang indahnya rumah yg aku gambar
Suatu saat aku akan berdiri di sebuah proyek yang merealisasikan gambar rumah ku
Jadi,
Tiap kali kamu tanya, “Kerja apa nih?”
Aku akan jawab dengan bangga : AKU ARSITEK!!
3 comments:
Mataku berkaca-kaca abis baca bagian ini. Sepertinya aku bisa merasakan apa yang kamu rasakan.
what a touching post! Tuhan emang bekerja dengan cara yang mengagumkan bahwa terkadang melewati banyak jalan berkerikil berbatu, tugas kita adalah menjalaninya dan meyakini bahwa apapun itu rancanganNYA buat kita pasti akan indah pada waktunya GBU
what a touching post! Tuhan emang bekerja dengan cara yang mengagumkan bahwa terkadang melewati banyak jalan berkerikil berbatu, tugas kita adalah menjalaninya dan meyakini bahwa apapun itu rancanganNYA buat kita pasti akan indah pada waktunya GBU
Post a Comment